BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Buat Puisimu

15681011

Comments

  • CINTA yang AGUNG
    Adalah ketika kamu menitikkan air mata
    dan MASIH peduli terhadapnya..
    Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
    menunggunya dengan setia..
    Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
    dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
    turut berbahagia untukmu’

    Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
    Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
    dan terbang ke alam bebas LAGI ..
    Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
    kehilangannya..
    tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
    bersamanya…

    Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
    menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
    mereka jatuh

    -Khalil Gibran-
  • "Saya memilih untuk dilahirkan"

    Saya dulu pernah hidup sebagai orang lain
    di jaman yang lain, negara lain.
    Pernah beragama lain, bersuku lain.
    Pernah percaya Tuhan, pernah tidak.
    Pernah konservatif, pernah liberal, pernah asal jalan

    Pernah jadi laki-laki, pernah jadi perempuan, pernah keduanya, pernah bukan keduanya.
    Pernah jadi heteroseksual, pernah jadi homoseksual, pernah jadi biseksual, pernah jadi aseksual.
    Pernah monogami, pernah polygami, pernah polyamori.
    Pernah setia, pernah selingkuh, pernah tidak menjalin relasi sama sekali sampai mati

    Pernah jadi pedagang, buruh, pelacur, pejabat pemerintah.
    Pernah bersekolah sangat tinggi, pernah tak bersekolah sama sekali.
    Pernah jadi prajurit perang, pernah jadi istri yang menunggu cemas di rumah, pernah jadi anak yang bertanya tanya "kenapa ayah belum pulang?"

    Pernah jadi minoritas, pernah jadi mayoritas.
    Pernah jahat dan menekan, pernah baik dan pengertian.


    Saya juga pernah jadi hewan.
    Jadi anjing, jadi kucing.
    Liar, maupun dipelihara.
    Jadi gajah, jadi semut.
    Liar, maupun di sirkus.
    di rumah dan dipites tiap lewat,
    maupun di tanah tanah yang jarang tersentuh manusia.
    Jadi ulat, jadi kupu kupu.
    Jadi hama, atau tinggal di hutan yang banyak pohonnya.
    Mati waktu masih jadi ulat pernah, waktu lelah terbang juga pernah.
    Saya pernah jadi cacing.
    di dalam tanah maupun perut.
    Saya pernah jadi ayam, jadi babi, jadi sapi, jadi kambing.
    Mati untuk dijadikan sop, daging bakar, atau panggang


    Saya pernah lahir.
    Saya pernah mati.
    Saya pernah lahir lagi,
    Lalu mati lagi,
    Lalu lahir lagi.
    Saya tidak meminta.
    Saya memilih


    Saya akan terus memilih untuk lahir lagi,
    ketika saya mati.
    Sampai saya bisa bebas memilih berbeda,
    ketika saya tidak setuju dengan hadiah yang diberikan saat saya lahir.
    Sampai saya boleh mengisi CV saya sendiri,
    bukan diisikan oleh sesuatu yang lain di luar saya.
    Sampai saya bisa mengingat lagi dan sadar bagaimana jadi orang lain.
    Karna saya pernah jadi seperti mereka.
    Karna saya ADALAH mereka.
    Saya akan terus lahir lagi,
    dengan banyak nama,
    sampai dunia tak lagi jadi penjara,
    tapi jadi istana
  • Aku pernah belajar merelakanmu berkali-kali. Melepasmu pergi dengan cinta yang lain. Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku. Sebab kamu berhak bahagia meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu.

    Ketidak-beranianku mengikatmu memberi ruang bagi orang asing mendekatimu.
    Kupikir hidup akan baik-baik saja. Semua harus berjalan seperti sedia kala. Kamu dengan seseorang yang memilihmu. Aku dengan hati baru yang mencoba tumbuh dihidupku. Kuberikan hatiku pada seseorang yang lain.

    Kubiarkan dia menggantikanmu. Namun, aku keliru. Melupakanmu ternyata tidak pernah semudah itu.
  • Ku tak mampu menulis lagu
    Irama ini hati ini
    Mengoyak selangsa pongah
    Pada dirimu si pencari rindu
    Untuk aku dengan siksamu

    Kau tau tidurku tak lelap
    Pikir rintih menari
    Dalam lautan kesendirian
    Sajak merdu tingkahmu
    Membuatku jatuh tersundut sembilu

    Kacau meracau berseru parau
    Silau mengigau terhunus pisau
    Dingin menunggu dibalik kelambu
    Kau kucari tak kunjung kembali
    Menyayat hati mengukir perih

    Tolong jangan berkata
    Hingga ajal menjemput tiba
    Tidur bermimpi diseling asa
    Mengubur rasa hingga kau sirna
  • Jangan pernah bertanya 'kapan' kepada ia yang belum menikah, sekali pun hanya bercanda. Ini bukan soalan ia terlukai perasaanya atau tidak. Ini soalan ketidaktahuan-nya.
    .
    Ya. Sebab jodoh, rizqi dan kematian adalah rahasia Allah. Dan kita, sama sekali tak tahu menahu hal seperti itu, kan? Gaib sekali.
  • Jauh hati karena prasangka
    Rindu ini karena menyangka
    Jauh diri karena dilema
    Rindu kini karena disapa
  • Ada saat aku tidak ingin memikirkan siapa pun. Bahkan tidak ingin memikirkan diriku. Menikmati tidur seharian. Atau entah kemana seharian. Sendiri. Tidak bertemu dengan siapa pun. Kadang, aku merasa terlalu banyak yang palsu. Yang katanya peduli, tapi datang ketika ada maunya saja. Lalu hilang saat dia yang dibutuhkan sebagai penenang suasana.
  • Ingatan yang Betah Menjagamu

    Kamu mungkin sudah lupa hari-hari penting yang pernah kita lalui. Jalan-jalan yang pernah kita tempuh. Atau semua kenangan yang pernah membuat kita merasa benar-benar utuh. Namun, bagiku semua tetap saja sama. Semua kehilangan masih saja menjadi hal yang aku miliki. Hal-hal yang tak pernah bisa lepas, meski bagimu semuanya mungkin sudah kandas. Hari-hari itu masih saja berulang dikepalaku.

    Di tanggal-tanggal yang sama, di suasana pagi dan senja yang sama, disetiap hembusan udara yang tak mampu membuat rindu reda.
    Kamu barangkali merasa semuanya sudah biasa saja. Semua kisah yang pernah kita lalui seolah usai sudah segalanya. Namun bagiku, tak ada yang benar-benar selesai.

    Perasaan padamu tak pernah benar-benar usai. Kau membenam di dadaku. Menjadi hal-hal yang tetap hidup bersama langkah-langkahku. Terbawa ke mana saja kaki berjalan. Menetap dimana arah mataku menatap.

    Segala tentangmu masih menjadi hal-hal yang tak mampu ditukar dengan kisah lain hidupku.

    Berkali-kali aku menguatkan diri sendiri. Mencoba melakukan apa saja yang kau lakukan untuk membunuh perasaan kita. Menenangkan hati dengan mendatangi tempat-tempat baru. Namun, hari-hari yang pernah singgah, menyisakan ingatan-ingatan yang menjagamu dengan betah. Sekuat aku menghancurkan rindu, selalu lebih kuat ia menghantam pertahananku. Kian membenamkan hingga tenggelam tak terhindarkan.

    Katanya, hidup adalah pilihan. Tapi kenapa aku tidak bisa memilih untuk tetap membuatmu bersama denganku? Kenapa justru langkah-langkah membawamu pergi? Bahkan saat hari-hari yang pernah terjadi masih teringat jelas di kepalaku. Membekas dan tak pernah bersedia disebut masa lalu.

    Hari-hari yang berjalan mengiringi kemana saja aku berlari. Yang mengingatkan bahwa pada tanggal-tanggal tertentu kita selalu melakukan ritual untuk menenangkan rindu.
  • Tidak semua orang yang bilang bisa jaga rahasia, benar-benar bisa dipegang omongannya. Kadang yang berkata begitu hanya ingin tahu rahasiamu. Ingin tahu apa kelemahanmu. Setelah kamu utarakan, dia malah menyebarkan ke lebih banyak orang.

    Tidak usah dengan mudah membagikan rahasiamu pada orang lain. Tidak semua orang bisa dijadikan teman curhat. Apalagi kalau hanya kenal sekadarnya. Bahkan cuma tahu di media sosial. Cukup kamu sendiri yang menjaga rahasiamu. Karena saat kamu bagikan pada satu orang, selalu ada kemungkinan ada orang kedua, ketiga, dan seterusnya yang tahu rahasiamu juga.

    Ini bukan puisi sih, cm sedikit unek" yg pingin dikeluarin. Tpi bingung mau tulis dimana. Moga ts gak keberatan saya tulis disini^^
  • Bagaimana bisa kau melakukan nya?
    Datang lalu pergi..
    Datang dan pergi lagi, dengan mengambil

    Aku yang hanya bisa tersenyum ini
    Mana mampu bertahan memusuhi

    Seakan tak ada habis nya yang kau ambil
    Dan aku menunggu hingga yang kau ambil habis
    Hingga aku tak punya apapun untuk ku rasakan
    Hingga tak lagi aku memikirkan mu sebelum tidur
    Tak lagi membalas pesan pesan singkat mu secepat ku bisa
    Hingga tak ada siapapun yang bisa mengambil
    Kosong... Hampa... Tenang... Damai
  • seabird wrote: »
    Tidak semua orang yang bilang bisa jaga rahasia, benar-benar bisa dipegang omongannya. Kadang yang berkata begitu hanya ingin tahu rahasiamu. Ingin tahu apa kelemahanmu. Setelah kamu utarakan, dia malah menyebarkan ke lebih banyak orang.

    Tidak usah dengan mudah membagikan rahasiamu pada orang lain. Tidak semua orang bisa dijadikan teman curhat. Apalagi kalau hanya kenal sekadarnya. Bahkan cuma tahu di media sosial. Cukup kamu sendiri yang menjaga rahasiamu. Karena saat kamu bagikan pada satu orang, selalu ada kemungkinan ada orang kedua, ketiga, dan seterusnya yang tahu rahasiamu juga.

    Ini bukan puisi sih, cm sedikit unek" yg pingin dikeluarin. Tpi bingung mau tulis dimana. Moga ts gak keberatan saya tulis disini^^

    :( :( :( :( :(
  • Apa kau ingat saat kita berjanji saling membahagiakan?
    Katamu, setiap perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan. Alasan bahwa hati patut dipertahankan.

    Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda diantara kita. Dan, menepati janji ternyata tak semudah mengungkapkannya.

    Apa kau juga tahu bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tak ada satu pun perasaan yang mampu kusembunyikan ketika mengingatmu.

    Namun, aku sadar. Harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus kubangun lagi dan kumulai. Bukankah tak salah jika aku ingin mengulang rasa yang dulu pernah ada? Meski kutahu rasa itu tak akan benar-benar sama.

    Karena, cinta bukan tentang bagaimana rasa itu jatuh. Melainkan bagaimana ia tetap hidup di dada yang rapuh.
  • edited January 2017
    Kau tahu...
    kalau senyummu menenangkan?
    Kalau tingkahmu menggemaskan?
    Dan Kalau pribadimu menyenangkan?

    Kau tahu...
    Kalau diri ini ingin mendekat?
    Kalau hati ini ingin bermunajat?
    Dan kalau pikir ini ingin mengingat?

    Lepaslah rindu dari kosongnya kalbu
    Lepaslah rasa dari hilangnya asa
    Lepaslah perih dari nihilnya kasih
    Ku hanya ingin kau tahu,
    Kalau melepaskan bukan sekedar luapan.

    Lalu,
    Bagaimana kisah kita dimulai
    Kalau hatimu tak pernah sampai?
    Bagaimana cerita kita bergerak
    Kalau sikapmu tak kunjung semarak?

    Bukan aku bermaksud jahat
    Aku hanya ingin kau tak tersesat
    Bukan aku bermaksud khianat
    Aku hanya ingin kau tak tersayat.
  • Akhirnya kita memilih saling melepaskan juga. Bukan karena tidak lagi cinta. Namun, bersama hanya akan melahirkan luka-luka. Kata-kata tak lagi menyehatkan. Pertemuan-pertemuan tak lagi menenangkan. Lelah tak lagi diurai. Semua menjadi asing dan seperti medan perang. Saling kejar pembenaran. Tak lagi mampu saling menyeimbangkan.
  • Pernahkah kamu belajar memahami? Bahwa melupakanmu adalah jalan panjang berlubang yang harus kutempuh sendiri. Aku harus melangkah pelan-pelan, agar tak jatuh dan tetap bisa sampai ke tujuan. Itulah alasan sederhana aku tidak ingin lagi bertatapan dengan matamu dihari depan. Aku takut, aku jatuh lagi pada lubang yang sama, dengan luka yang sama. Rasa sedih ini butuh waktu yang panjang untuk pulih kembali. Tetaplah menjauh agar hidupku bisa kujalani dengan seharusnya.
Sign In or Register to comment.