It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kapan jatuh cinta dimulai?
Berapa lama waktu yang diperlukan dari mulai jatuh, sampai munculnya efek?
Seberapa besar energi yang diperlukan untuk jatuh?
Berapa besar pula energi yang diperlukan untuk bangun lagi kalau terluka?
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menerima kenyataan?
Jelaskan bagaimana prosesnya!
Argh!
Fisika cinta ini terlalu rumit!
Kenapa pula harus jadi mata kuliah wajib?!
Kalau kamu A, jatuh cintalah dengan B
Kalau kamu A, kamu tidak boleh menikah dengan A
Tidak boleh pula kamu jatuh cinta padanya
Bisa bisa kamu dipenjara
Kamu juga tidak boleh menikah kalau pasangan kamu beda agama
Juga kalau suku kalian tidak sama
Sadarlah kamu ini sudah umur berapa
Segeralah menikah, biar tidak tergoda napsu dan dosa
Biar tidak susah, pilih yang berpendidikan dan kaya raya
Jangan sama yang lebih tua
Juga jangan pilih yang terlalu muda
Kalau masih muda
Otak isinya seks melulu itu tidak apa apa
Asal jangan dilakukan sebelum menikah
Karna bisa masuk penjara
Kitab Undang Undang Hukum Percintaan sekarang makin aneh aneh saja isinya
Tedefinisi oleh meter dan detik
Terikat oleh fisik dan mental
Terhitung angka dan kata
Menyiksa fisik dan rasa
Memulai dari nol ke tak terhitung
Mengenang dari senyum ke tangis
Mempertemukan kangen, marah, benci, sayang, dan hampa
Menjadikan bahuku rapuh kosong, tapi otakku penuh
Mengangkat percaya bersama curiga
Membuat kulitku haus sentuhan, dan rinduku penuh makian jenuh
Kau memang begitu
Begitu angkuh menolak rembulan yang menyinari malammu
Tidak tak pantas aku
Memberimu segelas rindu
Rindu akan khilaf dan fana perasaanku yang membuatmu dahaga
Bukan jangan pernah
Dia yang kau tunggu
Memberi harapan hari esok kan lebih cerah dari mendung malammu
aku melihat laki-laki itu
laki-laki di meja seberang
matanya nanar
sedikit berair kalo boleh dikata
dia mendesah seakan mengeluh pada senja
tentang laki-lakinya yang memutuskan untuk menikah
itu yang kutahu dari telingaku yang lancang
dia menyesap kopinya dan pergi meninggalkan meja
tanpa pernah tau aku mengirim segelas coklat dengan sebuah pesan : "hai, boleh kenalan?"
Di teluk engkau tenggelam, aku pasang
Sejauh apa pun garis waktu engkau tempuh
Hadirku selalu di balik matamu
Seluas apa pun ruang yang engkau rengkuh
Cintaku selalu di luar sadarmu
Akulah awal dan engkaulah akhir
Meniadakan kita berdua
Adalah satu-satunya cara kita bisa bersama
- Dewi Lestari
dari desah ke sesap
dari jeda ke jeda
ucapmu selalu sama
"aku belum siap"
sementara kau menunggu
anak kita menendang dari perut
menuntut
"dideru pilu", bisikku
Sudah tahu bertanya pula
Huuvt people nowadays~
Selurus horizon
Menghantamku dalam fakta fakta masalalu
Mempertanyakan masa kini
Mencengkeram rasa takutmu yang di bakar oleh pertanyaan sederhana
Cerita cerita yang kudengar menjadi semu
Tapi kau terlanjur mendewakan
Memuja sesuatu yang belum pernah kau rasakan
Andai aku bisa...
Andai aku bisa...
Membunuh perasaan ini
Melupakan semua tentangmu
Membuka hati ini untuk mereka
Andai aku bisa...
Ya, andai aku bisa...
sementara kita bertukar liur
kau melenguh
lalu pandanganku berkabut
satu persatu figurmu runtuh
di bayanganku
tergantikan oleh figur dr masa lalu
knp kau memandangku dengan nistah
pemilikmu emg manusia biasa
homo sange'an dgn ukuran titit yg tak seberapa
.
.
.
keknya ini bkn puisi, serah
Puisi puisi ini bercerita tentang kebahagiaan manusia
Tentang tercapainya cita cita
Tentang kisah kisah asmara
Begitu pula hujan
Dulu, kedatangan hujan adalah kedatangan kebahagiaan
Kita akan keluar rumah dan berlari larian
Senja juga sama
Dulu, kita sering duduk di pinggir pantai
Melihat matahari senja dengan hati yang damai
Sekarang,
Puisi, hujan, dan senja masih berbagi kesamaan
Sama sama menggambarkan manusia yang lemah
Ketiganya tak lagi menggambarkan kebahagiaan, melainkan hati yang resah
Sekarang,
Ketika sedih, rindu, memiliki beban yang berat,
Maka kita membuat puisi.
Ketika hujan datang, kita tidak bahagia dan berlari larian di luar.
Kita ke coffee shop,
Duduk di pingir kaca.
Melamun, sedih, gundah gulana.
Seperti di film, novel, dan serial tv.
Kala senja menjelang, alih alih memandang matahari terbenam di pantai dengan damai
Pikiran kita dikacaukan rasa rindu
Terhadap mereka yang jauh di sebrang laut itu
Sekarang,
Kita menggabung ketiganya
Kita membuat puisi tentang hujan dan senja
Menggambarkan betapa lemahnya kita sebagai manusia
Jadi, kemana sih perginya rasa bahagia?
Apa keberadaannya tidak berharga jadi tak terasa ada?
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada kenti yang panjang
Bolehlah kita mandi telenji