BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LGBT bagaimana menyikapinya?

12346

Comments

  • Yup agree. Stereotype mindset bahwa LGBT adalah , tukang convert dan harass straights dan s*x crazy datangnya dari kelakuan segelintir orang tapi generalized buat semua. Dan itu sangat salah.
    Manusia LGBT adalah manusia biasa sama dengan semua lainnya, hanya sexual preferencenya saja yang berbeda. Jangan mau dibilang bahwa kita sakit atau gila. Nilai kita sebenarnya adalah bagaimana kita berlaku terhadap orang sekeliling. Orang yang preach bahwa dia paling taat beragama tapi menyakiti orang lain - dalam hal ini LGBT - tidak berhak menyatakan diri bahwa dia orang baik. Atau justru dia berlaku begitu untuk meyakinkan diri dan sekeliling bahwa dia baik, atau malah lebih baik dari semua orang lain? (baca: insecure dan inferiority complex).
    Saya dengan fiancee di sini, kami hidup seperti other couples saja. Dan kami beruntung hidup di society yang sudah lebih terbuka. Orang sekeliling respect kita dan kami tidak merasa beda dari mereka. Kami sama2 taat peraturan, kami sama2 bayar pajak, kami sama2 professional working for a living, kami sama seperti semua couple di mana2, bedanya kami sama2 cowok. Banyak straight couple sekeliling kita tapi hidupnya amburadul - apakah berarti mereka lebih baik dari kami karena mereka straight? Yang penting adalah manusianya dan behavior or kelakuannya, bukan orientasi seksualnya.

    Its true that there are some 'predator' gay men, but stereotyping and generalization is a sign of ignorance so only ignorant people said that LGBT's bad reputation is caused by our own behavior when in reality it is people's ignorance that cause that bad stereotype. @Adrian69 u are so lucky to have a significant one and also to live in an open minded society hope your relationship will last forever.
  • Rasputin wrote: »

    Saya tidak lihat secara spesifik LGBT dimasukkan dalam ODMK. Apa ada clause tambahan yang define apa saja yang dimasukkan kategori ODMK?
    Atau interpretasi sebagian orang yang (merasa diri) berwenang yang dijadikan sebagai reference?
  • ff_lover wrote: »
    Yup agree. Stereotype mindset bahwa LGBT adalah , tukang convert dan harass straights dan s*x crazy datangnya dari kelakuan segelintir orang tapi generalized buat semua. Dan itu sangat salah.
    Manusia LGBT adalah manusia biasa sama dengan semua lainnya, hanya sexual preferencenya saja yang berbeda. Jangan mau dibilang bahwa kita sakit atau gila. Nilai kita sebenarnya adalah bagaimana kita berlaku terhadap orang sekeliling. Orang yang preach bahwa dia paling taat beragama tapi menyakiti orang lain - dalam hal ini LGBT - tidak berhak menyatakan diri bahwa dia orang baik. Atau justru dia berlaku begitu untuk meyakinkan diri dan sekeliling bahwa dia baik, atau malah lebih baik dari semua orang lain? (baca: insecure dan inferiority complex).
    Saya dengan fiancee di sini, kami hidup seperti other couples saja. Dan kami beruntung hidup di society yang sudah lebih terbuka. Orang sekeliling respect kita dan kami tidak merasa beda dari mereka. Kami sama2 taat peraturan, kami sama2 bayar pajak, kami sama2 professional working for a living, kami sama seperti semua couple di mana2, bedanya kami sama2 cowok. Banyak straight couple sekeliling kita tapi hidupnya amburadul - apakah berarti mereka lebih baik dari kami karena mereka straight? Yang penting adalah manusianya dan behavior or kelakuannya, bukan orientasi seksualnya.

    Its true that there are some 'predator' gay men, but stereotyping and generalization is a sign of ignorance so only ignorant people said that LGBT's bad reputation is caused by our own behavior when in reality it is people's ignorance that cause that bad stereotype. @Adrian69 u are so lucky to have a significant one and also to live in an open minded society hope your relationship will last forever.

    Thank you. Amen to that.
  • semoga ada juga bijiti yang. membanggakan bijiti lainnya
  • ff_lover wrote: »

    That is exactly the definition of ODMK, as opposed to ODGK (the one with mental disorder).
    Unfortunately, there is a conscious effort from dr. Fidiansjah, who is government official from depkes, to blur out the difference. Which is not surprising given his background as supporter of conversion therapy.
  • Adrian69 wrote: »
    Rasputin wrote: »

    Saya tidak lihat secara spesifik LGBT dimasukkan dalam ODMK. Apa ada clause tambahan yang define apa saja yang dimasukkan kategori ODMK?
    Atau interpretasi sebagian orang yang (merasa diri) berwenang yang dijadikan sebagai reference?

    http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/12/o2fnvx394-lgbt-direkomendasikan-masuk-dalam-odmk
  • Definisi ODMK sendiri bukan orang yg sakit jiwa, tapi orang yg karena kondisi fisik atau sosialnya berbeda dengan masyarakat sekitar membuat mereka rentan terhadap gangguan kejiwaan.

    Orang cacat, orang yg sakit (fisik) parah, orang miskin, anak terlantar, psk, dll... semua masuk kategori ODMK.

    Karena stigma dan diskriminasi yg terjadi di masyarakat maka mereka rentan terkena depresi, schizophrenia, suicidal, dan lain2 yg merupakan mental disorder. Kalau mereka sampai terkena gangguan kejiwaan tadi, maka mereka pindah ke kategori ODGK.

    Tugas pemerintah menurut UU ini adalah menghilangkan stigma dan diskriminasi agar ODMK tidak pindah ke ODGK.
    Pernyataan para pejabat pemerintah belakangan yg menguatkan stigma dan diskriminasi (menhan yg ancam pecat anggota TNI yg LGBT), jelas2 merupakan pelanggaran UU ini.
  • edited February 2016
    Rasputin wrote: »
    Adrian69 wrote: »
    Rasputin wrote: »

    Saya tidak lihat secara spesifik LGBT dimasukkan dalam ODMK. Apa ada clause tambahan yang define apa saja yang dimasukkan kategori ODMK?
    Atau interpretasi sebagian orang yang (merasa diri) berwenang yang dijadikan sebagai reference?

    http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/12/o2fnvx394-lgbt-direkomendasikan-masuk-dalam-odmk

    Oh c**p. Di mana2 yang dibilang kedaluarsa adalah yang define LGBT as mind disorder dan trendnya sekarang adalah acceptance bahwa ini adalah bawaan lahir dan tak bisa diubah. Tragic kalau Indonesia memilih mundur, balik lagi ke jaman jahiliyah.
  • Rasputin wrote: »
    Definisi ODMK sendiri bukan orang yg sakit jiwa, tapi orang yg karena kondisi fisik atau sosialnya berbeda dengan masyarakat sekitar membuat mereka rentan terhadap gangguan kejiwaan.

    Orang cacat, orang yg sakit (fisik) parah, orang miskin, anak terlantar, psk, dll... semua masuk kategori ODMK.

    Karena stigma dan diskriminasi yg terjadi di masyarakat maka mereka rentan terkena depresi, schizophrenia, suicidal, dan lain2 yg merupakan mental disorder. Kalau mereka sampai terkena gangguan kejiwaan tadi, maka mereka pindah ke kategori ODGK.

    Tugas pemerintah menurut UU ini adalah menghilangkan stigma dan diskriminasi agar ODMK tidak pindah ke ODGK.
    Pernyataan para pejabat pemerintah belakangan yg menguatkan stigma dan diskriminasi (menhan yg ancam pecat anggota TNI yg LGBT), jelas2 merupakan pelanggaran UU ini.

    I'm so sorry for not reading things through @Rasputin and thank you for the explanation. I guess the government and media must be enlightened about the difference between ODMK and ODGK so they will know that instead of discriminating LGBT they should prevent ODMK turn into ODGK by being more tolerant towards ODMK (not limited to LGBT).
  • Rasputin wrote: »
    Adrian69 wrote: »

    Saya tidak lihat secara spesifik LGBT dimasukkan dalam ODMK. Apa ada clause tambahan yang define apa saja yang dimasukkan kategori ODMK?
    Atau interpretasi sebagian orang yang (merasa diri) berwenang yang dijadikan sebagai reference?

    http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/12/o2fnvx394-lgbt-direkomendasikan-masuk-dalam-odmk

    Masih rekomendasi kan? Jadi masih belum dimasukkan.
  • m.kompasiana.com/iskan-darilyas/menjadi-lgbt-di-indonesia-pilihan_56cd728abb9373991016ec81
  • Padahal kalau aja LGBT gak dihujat, kalau aja masyarakat bisa menerima LGBT, justru perilaku salah yang dilakukan oleh orang orang LGBT (genit sama straight lah, pelecehan seksual, dll) menurut gue pasti jadi bisa jauh menurun, karna makin banyak yang berani coming out.
    Jadi LGBT kan bagi sebagian orang juga sulit. Gimana mau bisa dapet kenalan atau pasangan kalau gak bisa bener bener coming out? Masa iya lewat medsos? Di medsos pun ada aja yg gak karuan profilnya. Seandainya masyarakat lebih menerima, mungkin bakalan ada lebih banyak lagi situasi di mana straight yang punya temen gay bakalan ngomong "eh lo mau gak gue kenalin ke temen gue? Dia tipe lo banget deh pokoknya", ke temennya yg lain lagi yg juga gay. Jadi LGBT gak cuma gampang dapet temporary sex doang, tp hal hal real macam dapet pasangan hidup.

    Soal nikah pun, gue bukan orang yang menjunjung tinggi pernikahan. Bukan cuma LGBT marriage, straight marriage pun sama aja. Buat gue, gak harus ada.


    Lalu terkait soal agama, koreksi kalau salah, tp kalau patokannya soal kota Sodom, seinget gue, di alkitab (gue katolik) Tuhan mengutuk pelecehan seksualnya (yang dilakukan laki lami terhadap laki laki). Orang orang di sana melakukan gay sex, tapi bukan atas dasar suka sama suka, tp karna yang satu memaksa yang lain.
    Trus Yesus juga mengajarkan untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Hukum kasih. Hukum tertinggi. Yesus bahkan memaparkan siapakah itu yang dimaksud sesama manusia di injil.
    Yesus juga mengajarkan soal menghakimi. Bahkan orang yang melempari pelacur dengan batu aja "dikecam". Dia bilang barangsiapa yang tidak berdosa, silakan melemparkan batu pada wanita ini. Akhirnya ga ada yg melempar batu. Kita kan sama sama dosa, janganlah saling menghakimi, jangan saling tuding. Ngata ngatain orang lain dosa, padahal diri sendiri juga punya dosa.

    Lagian, kalau gue sih, gue gak bisa sepenuhnya ngikutin apa kata agama. Semua agama jaman sekarang ini udah terlalu melembaga.

    Satu lagi, harusnya manusia sadar kalau Tuhan gak pernah berhenti mencipta. Bukan cuma memoles yg ada, atau menambahkan jumlah sudah ada, tp menghadirkan yg baru.
    LGBT adalah salah satunya.
  • Rasputin wrote: »
    Adrian69 wrote: »

    Saya tidak lihat secara spesifik LGBT dimasukkan dalam ODMK. Apa ada clause tambahan yang define apa saja yang dimasukkan kategori ODMK?
    Atau interpretasi sebagian orang yang (merasa diri) berwenang yang dijadikan sebagai reference?

    http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/12/o2fnvx394-lgbt-direkomendasikan-masuk-dalam-odmk

    Masih rekomendasi kan? Jadi masih belum dimasukkan.

    Kalo gak jadi masuk berarti dianggap normal 100%
Sign In or Register to comment.