BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

- Medical Romance -

145679

Comments

  • Ceritanya bagus banget...
    Ayo, lanjut lagi :-D
  • Q nitip mention dong..hehhehe
  • Part 7- Farmakologi
    Side A

    #Alexander POV


    Jujur aja kata-kata semalam dari kak Ary masih terngiang di pikiran aku. Aku bingung harus bersikap bagaimana, apa yang kak Ary katakan membuat aku senang tapi disisi lain juga membuat aku kaget dan takut. Mungkin menurut kalian aku terlalu bodoh, jelas-jelas orang yang aku sukai sudah menyatakan cinta kenapa aku justru harus bingung. Entahlah aku harus bersikap bagaimana dan jawaban apa yang aku harus berikan ke kak Ary nanti...
    " Woi, Lex... Jangan ngelamun dong" Vinc berbisik pelan sambil menyenggol lenganku.
    " kamu kenapa sih Vinc, gak bisa ngeliat aku tenang untuk mikir yah?" aku balas berbisik
    " Emang lu mikirin apa sih bat?"
    " Bat? kamu kira nama aku Sabat apa Vinc?"
    " hmmm, Bat itu Sahabat Lex, kan kepanjangan kalo tiap kali gue ngobrol sama lu musti bilang sahabat"
    “hahah...kamu buat singkatan seenak jidat kamu aja sih Vinc.. hahahaha”
    “ Nah gitu dong Bat, muka lu itu udah jelek jangan dibikin tambah jelek karena sering ngelamun gitu Bat. Kamu musti banyak-banyakin ketawa dan senyum biar derajat kegantengan kamu tambah tinggi.. wkwkwkw”
    “ Sialan lu Vinc. Udah ah, aku mau ke food court nih, kamu mau bareng gak?
    “ Ok Bat, gue juga udah laper nih”

    Sehabis makan di food court aku harus bertemu dengan kak Ary dan kak Bril di perpustakaan untuk mengerjakan proyek lomba . Data penelitian yang kami lakukan sudah selesai diolah dan sekarang kami tinggal menyusun pembahasan dari hasil penelitian kami ini. Sejujurnya karena masih di semester awal masih banyak yang belum aku mengerti tentang proyek penelitian ini. Tetapi untung saja kak Bril dan kak Ary selalu sabar membimbing aku.
    “ Kak Bril, maaf aku baru datang. Udah lama kak nunggunya?” Aku langsung menyapa kak Bril
    “ Santai aja lah Lex, lu gak telat kok. Lagian Ary juga belum datang kok”
    “ hehehe, Aku kan gak enak kak biarin senior nunggu”
    “ Biasa aja kali Lex, hargai senior sepantasnya. Jangan dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan. Kalo lu terlalu berlebihan lu bakalan dianggap lemah, tapi kalo lu kurang menghargai lu bakalan dianggap kurang ajar.”
    “ Iya kak, aku ngerti kok.”
  • Part 7- Farmakologi
    Side B

    10 menit kemudian kak Ary datang. Kami bertiga langsung disibukan dengan kumpulan jurnal maupun text book di depan kami. Kami sudah harus mengirimkan hasil penelitian ini dalam 2 minggu ke depan untuk kemudian di seleksi oleh panitia pelaksana. Jika karya kami dianggap layak untuk masuk final baru kemudian kami akan diundang untuk mempresentasikan secara langsung hasil penelitian kami.
    3 jam kemudian semua bahan yang kami perlukan sudah terkumpul dan kami sudah dapat mulai menyusun pembahasan untuk penelitian ini. Karena perpustakaan kampus hanya buka sampai jam 7 malam, kak Bril mengusulkan untuk kami pulang beristirahat dan akan melanjutkan menyusun pembahasan di rumah kak Bril besok.
    “ Lex, aku anterin pulang yah?” Kak Ary menawariku tumpangan
    “ Kalau gak merepotkan senior” aku menjawab
    “ Iya lah, gak bakelan ngerepotin. Dia yang nawerin kok” Kak Brill menimpali percakapan kami
    “ Ya udah ayo” Kak Ary mengajak ku untuk segera pulang.
    Kak Ary ternyata tidak langsung mengantarku pulang melainkan singgah di cafe terlebih dahulu untuk makan malam. Lapar.. itu alasan yang dipakainya. Sepanjang makan malam kami membincangkan banyak hal, tetapi kak Ary tidak pernah membahas soal jawaban dari perasaan yang telah ia nyatakan kemarin malam. Jujur saja aku semakin bingung untuk menanggapi. Berbagai pertanyaan timbul di kepalaku, apa kak Ary hanya menyatakan sayang sebagai adik dan kakak, sayang sebagai sahabat atau kak Ary benar-benar sayang padaku seperti dua orang yang mencinta.
    Setelah kak Ary mengantar aku sampai di kos pun, Dia hanya mengucapkan selamat tidur dan mengatakan akan menjemputku besok pagi untuk ke rumah kak Brill. Aku langsung masuk ke kamar kosku ketika ku lihat motor kak Ary telah menjauh. Badanku terasa capek, tapi aku sadar bukan karena kesibukan mengerjakan proyek penelitian kami yang membuatku lelah melainkan pikiranku sendiri yang menghabiskan energi tubuhku.
    Aku berbaring di tempat tidurku, menatap langit-langit kamarku. Aku menarik nafas lebih dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Aku berusaha merileksasi pikiranku. Aku harus bisa mengendalikan pikiranku sendiri. Secara berulang aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan sampai lama-kelamaan akupun tertidur.
    Keesokan paginya, jam 9 lewat 30 menit kak Ary sudah ada didepan kos-kosanku. Aku segera keluar ke depan kos ketika kulihat panggilan masuk di handphoneku. Sepanjang perjalanan ke rumah kak Brill aku dan kak Ary sama-sama sibuk dengan pikiran kami sendiri. Tidak ada suara obrolan dari kami berdua. Ketika tiba di rumah kak Bril pun kami langsung tenggelam dengan pembahasan hasil penelitian kami.
    “ Wah, udah hampir jam 1 siang nih. Waktunya makan siang nih” Kak Ary tiba-tiba memecah kesunyian kami
    “ Iya nih, aku juga udah mulai lapar nih” Aku membenarkan kata-kata kak Ary
    “Hahaha,, kalian selalu kompakan yah? By the way nyokap sama bokap gue lagi di luar kota nih, jadi gue gak ada yang masakin deh. Beli di luar aja yah?” Kak Bril bertanya kepada kami
    “ aku sih terserah aja kak. Yang penting bisa makanlah, seriusan aku udah lapar banget” aku menjawab Kak Brill
    “ Ya udah beli di luar aja yah, Ry lu aja yah yang beli. Nanti duitnya dari gue” Kak Brill meminta tolong kepada kak Ary
    “ Siap bro, gue aja yang beli” Kak Ary mengiyakan
  • Part 7-Farmakologi
    Side C

    Setelah kak Ary pergi, aku dan kak Brill pun berhenti sejenak dari proyek kami. Kak Brill mengambil handphonenya dan memutar sebuah lagu untuk menemani istirahat kami.

    Loving can hurt
    Loving can hurt sometimes
    But it's the only thing that I know
    When it gets hard
    You know it can get hard sometimes
    It is the only thing that makes us feel alive

    We keep this love in a photograph
    We made these memories for ourselves
    Where our eyes are never closing
    Hearts are never broken
    Times forever frozen still
    So you can keep me
    Inside the pocket
    Of your ripped jeans
    Holdin' me closer
    'Til our eyes meet
    You won't ever be alone
    Wait for me to come home

    Loving can heal
    Loving can mend your soul
    And it's the only thing that I know (know)
    I swear it will get easier
    Remember that with every piece of ya
    And it's the only thing we take with us when we die

    We keep this love in this photograph
    We made these memories for ourselves
    Where our eyes are never closing
    Our hearts were never broken
    Times forever frozen still



    “ Kak Bril menurut kakak Cinta itu apa sih?” Aku bertanya ke kak Brill
    “ Cinta? Cinta itu gak bisa terdefinisi menurut gue, tapi kalo lu mau gue analogikan cinta kayak apa, menurut gue cinta itu kayak obat Lex”
    “ Kayak obat? Maksud kakak?”
  • Part 7- Farmakologi
    Side D

    “ Iya, kayak lagu tadi, Loving can heal tapi disisi lain Loving can hurt too. Kayak obat kan? Bisa menyembuhkan tapi bisa juga malah memperparah keadaan seseorang”

    “ Iya juga sih kak,”

    “ Nah, gue mau tanya sama lu Lex, apa yang harus tepat biar obat itu bisa punya efek teraupetik buat tubuh?”

    “ jenis obat, cara pemberian, sama dosis obatnya kak”

    “ Nah, gitu juga cinta, jenis cinta: lu musti milih Lex, cinta lu ke seseorang itu jenisnya kayak apa. Cinta sebagai teman doang, cinta sebagai sahabat, atau cinta sebagai pasangan hidup lu. Cara lu mengekspresikan cinta lu juga harus tepat dan yang terpenting adalah dosis.”

    “ Maksudnya dosis apa kak?”

    “ Lu ingat kata-kata gue waktu di perpustakaan soal gimana ngehargain senior?”

    “ Iya kak aku masih ingat, Intinya gak boleh kurang, gak boleh juga berlebihan”

    “ Gitu juga cinta Lex, Lu musti kasih dosis cinta yang tepat ke tiap-tiap orang. Kalo lu kasih dosisnya berlebihan Lex, gue jamin pasti lu yang bakalan terluka. Tapi kalau lu kasih cintanya kurang orang yang lu cintai tadi gak akan nganggep cinta lu ada, sama kayak obat Lex. Kalo dosisnya lu kasih kelebihan mungkin sekali dua kali gak masalah tapi kalo terus menerus, toksik bro hasilnya. Nah giliran lu kasih dosisnya kurang gak bakalan terjadi itu efek teraupetik”

    “ Kak, kalau aku tetap ngasih sesuai dengan prediksi aku sendiri gimana?”

    “ Yah Lu harus siap dengan konsekuensinya...walaupun...”

    “ Hmmm, walaupun apa kak?”

    “ Lex, Lu percaya miracle?”

    “ Entahlah kak..”

    “ Miracle itu ada Lex, dan gue percaya keajaiban cintapun itu ada. Ada saat dimana semua jenis, dosis, dan cara pemberian mungkin salah tapi efek teraupetik itu tetap terjadi dan gue sebut itu dengan miracle, dengan keajaiban. Karena sekali lagi pengetahuan manusia gak pernah ada yang sempurna selalu ada aja kurangnya. Kesalahan dalam penelitian sekecil apapun kemungkinannya tetap ada. Ukuran dosis, cara pemberian maupun jenis bisa saja berubah di waktu yang mendatang. Makanya untuk sekarang, sekalipun ketiga hal itu udah diterobos dengan yang lu bilang tadi prediksi lu sendiri tetap ada kemungkinan lu bakalin dapetin efek teraupetik tadi karena masih ada miracle, masih ada keajaiban didunia ini.”

    “ Iya kak..”

    “ So, Lex gue gak tahu apa yang lagi lu pikirin, keputusan berat apa yang lu harus ambil, atau sebanyak apa pertimbangan di otak lu sekarang. Gue cuma mau bilang, setiap keputusan ada konsekuensi, tapi kalau lu gak pernah mencoba untuk ngambil keputusan gue jamin itu bakalan jadi penyesalan terbesar lu seumur hidup lu. Jauh lebih buruk dari konsekuensi terberat yang bakalan lu terima dan jauh lebih sakit dari kemungkinan diri lu yang bisa aja bakalan terluka lebih dalam. Jadi berani Lex untuk ngambil keputusan, pilihan di tangan lu. Lu bakalan ikutin dosis, cara dan jenis obat yang sesuai atau lu bakalan mendobrak semua itu dan berharap keajaiban itu bakalan datang buat lu”

    “Iya kak, Thanks yah kak. Kak Bril udah banyak banget buka pikiran aku”

    “ Sama-sama Lex, gue udah nganggep lu kayak adek gue sendiri kok”
  • edited February 2016
    @Aurora_69 @dodielycious @lulu_75 @anohito
    @Tsunami @new92 @Agova @kurniaeric @Sho_Lee @safir @alfidimasm2 @yuliantoku @Adi_Suseno10 @handikautama @akina_kenji @MErlankga @rioz @dian_des @freeband @omega_z @Lovelyozan @gravitation @Reynaldi_Mada @Hajji_Muhiddin @ocep21mei1996_ @AndikaRiskiSya2 @liezfujoshi

    Selamat Malam,
    masih ada yang kangen dengan "baper"nya Alex?
    hehe

    So, setelah sekian lama gue disibukin dengan kegiatan di RS akhirnya punya waktu buat nulis lagi,,
    semoga part ini bisa menebus waktu saya menghilang,, hehehe

    so, Enjoy it guys

    :)
  • Oh iya, rencananya cerita ini bakalan ditamatin dalam 10 part..

    jadi kalo sekarang udah part ke 7 berarti sisa 3 part lagi..

    tapi bakalan ngeliat respon dari teman-teman juga, kalau masih suka ngeliat alex baper mungkin akan dipanjangin dikit,, hehhe

  • waduh bingung juga ya definisi cinta ka Brill ...^^
  • @lulu_75 Kak Brill kan orangnya suka pake filosofi-filosofi gitu.. hahahha
  • Si ary, udah nyatain perasaan malah bersikap biasa aja setelahnya...alex jadi galau tuh...
  • @akina_kenji : iya nih Ary nya kayak main layangan..-__-
  • asek bnget si punya senior baek kaya ka brill.
    hhahaaa... lanjut ya ts
  • @yuliantoku : iya nih, semoga aja gak sampe bikin alex jatuh cinta.. hahah
  • ah ary, kan kasian alex jadinya...
    di tunggu lanjutannya thor..
Sign In or Register to comment.