It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jadi siapakah tersangkut nya...
lanjut..
lanjut..
Maaf baru bisa update, maaf lagi karena aku updatenya baru 2 side yah, jadi kan biasanya 1 part bakalan ada 4 side.
aku jaga malamnya "papan catur" nih 2 minggu ini, semoga aja waktu jaga malamnya udah agak lowong aku bakalan lebih rutin update lagi
last, semoga kisah Alex dapat kalian nikmati sama seperti alex menikmati menjalani kisah hidupnya
@Aurora_69 @dodielycious @lulu_75 @anohito
@Tsunami @new92 @Agova @kurniaeric @Sho_Lee @safir @alfidimasm2 @yuliantoku @Adi_Suseno10 @handikautama
Side A
Tau gak apa hal yang paling menyenangkan ketika kamu kuliah di FK? Kamu punya banyak kesempatan untuk mengasah juga life skill kamu. Jadi ketika kamu kuliah di FK kamu bukan hanya dituntut untuk jadi smart or diligent doctor, tapi lebih itu kamu juga dituntut untuk jadi good doctor. Nah, untuk menjadi seorang good doctor ini, seorang mahasiswa FK dituntut untuk mempertajam life skillnya. Skill komunikasi adalah salah satunya, seorang mahasiswa FK dituntut untuk menjadi komunikator yang baik kepada teman-teman sejawat maupun pasien. Hal ini tentu saja untuk menghindari berbagai kesalahpahaman yang dapat terjadi antara pasien maupun dokter.
Hari ini hari sabtu, syukurlah kampusku masih memberikan HAM ( Hak Asasi Mahasiswa) yaitu liburan weekend.. hehe. Weekend ini aku gak bakalan nikmatin car free day pagi dengan "genk kura-kura ninja" Aku tadi ditelpon sama kak Bril untuk pergi ngambil beberapa sampel penelitian untuk lomba paper kami. Yah, sebagai junior yang baik dan bertanggung jawab tentu saja aku harus patuh kepada perintah senior apalagi ini berkaitan dengan tanggung jawabku sebagai anggota tim dari lomba paper ini. Tadi kak Bril bilang dia dan kak Ary bakalan jemput aku jam 7 pagi, hmm masih ada 30 menit untuk siap-siap dan sarapan.
Tepat jam 7 pagi kak Bril dan kak Ary menjemputku. Kak Bril membawa mobil, kak Ary disamping kak Bril dan aku duduk sendirian di jok bagian tengah mobil. Kata Kak Bril sampel yang bakalan kita ambil adalah sampel darah para petani di sebuah kabupaten di provinsi ini, sekitaran 1,5 jam lah dari kampusku.
" Kak, aku belum pernah skill lab vena pungsi (pengambilan darah dengan menggunakan jarum suntik di pembuluh darah pasien/penderita) loh kak, sebentar gimana yah kak?" Aku mencoba bertanya dan mengungkapkan ketakutanku ke kedua seniorku
" Wah, serius belum pernah yah Lex?" Kak Bril mengkonfirmasi pertanyaanku
" Iya kak, kan semester awal ini skill labnya semua masih yang dasar-dasar kak."
" Ya udah nanti kaka ajarin dek, tenang aja pasti kamu bakalan bisa" Kak Ary menyemangatiku
" Wah, makasih yah kak Ary. Kakak memang mentor yang paling baik.. heheh"
" woles aja little bro" Kak Ary tersenyum padaku.
Sekitaran jam 8.30 kami sudah sampai di daerah tempat pengambilan sampel. Ternyata pengambilan sampel akan dilakukan di Puskesmas di desa ini. Aku liat sudah ada sekitaran 20-an orang bapak-bapak sedang duduk-duduk mengantri di dalam Puskesmas, tampak juga ada seorang perawat berumur 30 atau 40-an yang sedang menyiapkan alat.
" Lex, yuk masuk, kita kenalan dulu sama sus Rina" Kak Bril menarik tanganku untuk masuk kedalam puskesmas
" Iya kak.. "
" Halo ses Rina, sorry nih kita agak telat sampenya.. biasa ni mata masih sulit aja diajak bangun subuh ses" Kak Ary tampak lebih dahulu menyapa ke ses Rina
" hahaha, gak masalah lah dek Ary, saya juga baru sampai 15 menitan lalu, ngomong-ngomong kayaknya ada wajah baru nih yang dibawa"
" Oh iya ses, ini Alexander dia baru semester 1 ses. Dia anak baru yang join nih sama aku dan Bril untuk lomba paper yang di UGM itu ses, yah skalian regenerasilah ses. Lex, kenalan gih sama ses Rina"
" Pagi Ses, aku Alexander Pradipta, baru semester 1 mohon bimbingan dan bantuannya ses" aku memperkenalkan diri
" Wah, hebat nih baru semester 1 tapi udah terlibat penelitian gini. Saya Ses Rina, saya sebenarnya Perawat di Poliklinik Kampus tapi sering juga dimintai bantuan sama mereka-mereka ini kalau mau ngambil sampel penelitian, semoga kamu juga kalau butuh bantuan gak sungkan-sungkan minta bantuan sama saya"
" Wah, terimakasih banyak ses."
" Yah udah, kenalannya udah kan. Gimana kalau kita mulai pengambilan sampelnya? Lex, lu bagiin dulu kuesionernya ke responden kita, aku sama Ary mau bantuin ses Rina ngatur alat-alat dan bahan yang kita bakalan pake. Kalau misalnya ada yang sudah selesai ngisi kuesionernya kamu bisa kan periksa tanda-tanda vitalnya dulu?" Kak Bril langsung membagi tugas
" Siap kak, bakalan aku kerjain kak" Aku langsung menyanggupi tugasku.
Side B
Gak terasa 50 kuesioner sudah terisi semua oleh responden. Lagipula aku juga telah menyelesaikan pemeriksaan tanda-tanda vital dari 50 responden itu. Aku liat masih ada sekitar 12-an orang responden yang mengantri untuk diambil darahnya. Kak Ary dan Kak Bril lah yang melakukan vena pungsi kepada para responden. Aku segera mendekat ke Kak Ary dan Kak Bril untuk melihat proses pungsi vena yang mereka lakukan.
" Lex, lu mau gak coba ngelakuin?" Kak Ary menawarkan ke aku
" Wah, mau sih kak tapi mohon bimbingannya yah kak"
" Iya, bakalan gue ajarin kok. Lu udah tau kan arah needlenya berapa derajat?"
" Kira-kira 30 derajat yah kak?"
" Yah boleh lah. Vena di daerah dekat fosa cubitii yah Lex yang lu ambil"
" Iya kak"
Kak Bril memanggil salah satu responden penelitian untuk masuk sementara aku menyiapkan alcohol swab, dispo, torniquet dan botol EDTA. Aku menggunakan sarung tangan dan mulai mencari vena mana yang akan aku ambil.
" Ingat Lex, sebelum tindakan lu musti ada informed consent, bahkan kalaupun sudah ada informed consent secara tertulis kamu tetap harus melakukan informed consent secara lisan sebelum melakukan tindakan." Kak Ary mengingatkanku
" Oh iya kak, maaf kak. Maaf Pak, perkenalkan saya Alex saya akan melakukan vena pungsi kepada Bapak, mungkin tadi waktu menandatangani persetujuan sudah dijelaskan prosedur mengenai tindakan ini, tapi kalau ada yang kurang jelas dan ingin bapak tanyakan saya persilahkan." Aku melakukan informed consent lisan kepada responden
"Tidak ada dok, saya sudah cukup jelas tadi"
" Oh iya pak, terima kasih pak. Kalau begitu saya akan memulai tindakan vena pungsinya yah pak"
" Silahkan dok"
Aku kembali mencari vena yang kurasa mudah untuk dipungsi, kemudian aku melakukan desinfeksi di daerah sekitar vena tersebut setelah sebelumnya aku memasang torniquet di tangan responden. Ketika akan menusukan dispo aku merasakan tanganku bergetar, dan rupanya kak Ary juga memperhatikan hal ini. Kak Ary langsung meletakkan tangannya diatas tanganku dan membantuku mengarahkan selama aku melakukan vena pungsi tadi. Jujur saja aku merasakan ada getaran-getaran aneh ketika tangan kami bersentuhan, aku merasa terlindungi dan dituntun. Ah, apa yang sedang aku pikirkan sih ini.
" Iya Bapak, pengambilan darahnya sudah selesai yah pak. Terima kasih atas kerjasamanya" Kak Ary mempersilahkan bapak tadi untuk keluar dari ruangan pengambilan sampel, sementara aku masih sedikit sibuk dengan pikiranku sendiri.
Vena pungsi pada responden selanjutnya sudah dapat aku kerjakan dengan baik. Kak Ary dan Kak Bril tampak senang atas kemajuan yang aku lakukan. Istilahnya Kak Bril aku sudah selangkah lebih cepat dibandingkan teman-teman se-angkatanku.. hehe
Sekitaran jam 1 siang, semua responden sudah terambil sampel darahnya. Kami juga sempat makan siang di rumah salah satu sepupu Ses Rina. Walaupun kami sempat menolak, Ses Rina tetap memaksa kami untuk makan siang lebih dahulu, lagipula beliau harus ikut pulang di mobil kami karena suami beliau hanya dapat mengantar saja tadi pagi dan tidak dapat menjemput beliau karena sedang ada kesibukan. Ses Rina duduk di depan disamping Kak Bril sementara Kak Ary pindah ke tengah bersamaku. Sepanjang perjalanan kak Bril, kak Ary dan Ses Rina bercerita tentang pengalaman-pengalaman masa lalu mereka, sedangkan aku hanya mendengarkan cerita mereka. Lama kelamaan cerita mereka membuat aku mengantuk dan aku tertidur.
Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku terbangun saat kak Ary mulai menggoyangkan bahuku dengan agak kuat. Aku mulai mengumpulkan kesadaranku, dan ketika aku tersadar sialnya hmm atau malah senangnya sepanjang perjalanan tadi aku tertidur di bahu kak Ary..
@Aurora_69 hmmmm
@kurniaeric wah, awas jangan sampe gagal move on
@Agova @alfidimasm2 udah dilanjutin yah bro
@yuliantoku apanya ni bang yang deg-deg serr.. wkwkwk
@handikautama halo TS, masih belajar aja nulis-nulis.. heheh