It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Seru bangeet
Kayak lovesick yaah
Titip mentioon yaah
Seru bangeet
Kayak lovesick yaah
Titip mentioon yaah
Seru bangeet
Kayak lovesick yaah
Titip mentioon yaah
~ Jemmy pov ~
"Aku bingung bangeeeeett..." meja di depanku menjadi tumpuan kepalaku, "brengsek, aku tuh lagi bingung banget."
Lawan bicaraku hanya menghela nafas.
"Aku ingin jauhin Hanhan. Tapi aku juga nggak mau kalau cuma Mega yang memonopoli Hanhan."
"Ya mau gimana lagi? Pacarnya Hanhan kan si Mega. Bukan kamu."
Jleb...
"Tapi kan..."
"Ya kalau menurutku kamu jauhin aja si Hanhan itu. Dia toh udah punya cewek."
"Itu nggak gampang. Kalau aja gampang ya sudah aku lakuin sejak dulu."
"Cowok kan masih banyak Jem. Contohnya masih ada...aku."
Aku menatap Leo datar. Cowok itu tersenyum.
"Itu...nggak mungkin kan?!" desisku.
"Iya aku tahu kok. Jelas aku kalah sama dia kan?! Dia ganteng, keren, pintar hmm...apalagi ya..."
"..."
Leo tersenyum menatapku.
"Mau tambah pesanan?"
Aku menggeleng pelan.
Aku menghela nafas menatap Leo. Cowok itu kembali tersenyum.
"Apa?" tanyanya yang masih memamerkan sederet gigi putihnya.
"Nggak. Nggak pa-pa."
Goblok banget aku ini. Curhat masalah cinta sama mantan pacar. Tapi aku memang butuh temen curhat.
Salah Hanhan juga sih, jadi orang kok plin-plan banget. Aku kan jadi galau. Ya tapi bagus juga sih dia plin-plan. Kalau dia nggak plin-plan bisa-bisa aku nggak punya kesempatan.
Tapi kaaaaaannn....
Tck...
"Mega sialan!!!"
Leo terkekeh.
Cewek itu pasti tahu ulahku saat melihat leher Hanhan. Jelas dong. Si Tiar aja curiga, masa Mega nggak?! Mega tahu hubunganku sama Hanhan. Dia juga sadar kalau Hanhan nggak suka sama dia, mungkin. Dan tiba-tiba leher Hanhan penuh dengan kerokan. Dia pasti sudah menduganya. Si Mega itu. Pura-pura baik. Pura-pura mengalah, tapi jelas nggak mungkin. Mana ada cewek yang diam saja saat tahu cowoknya main belakang?! Sama cowok lagi. Parah banget.
"Ya kamu kan udah mutusin mau terus mertahanin perasaanmu. Ya sudah, nggak usah nyesel dong Jem!"
Aku menghela nafas.
"Hem...iya sih. Tapi suatu saat Mega bisa dapetin Hanhan sepenuhnya. Hanhan kan pacarnya, sedangkan aku cuma...selingkuhan?!"
...
"Aaaaaaaaahhh...." aku kembali membenamkan wajahku diatas meja, "kalau sadar aku cuma selingkuhan rasanya....sakit."
Dilihat dari sudut manapun yang selingkuhan itu aku, bukan Mega.
"Hahahahahahahahahaha...."
Wajahku memanas saat mendengar Leo ketawa ngakak.
Duuuaaakkk...
"Au...auu...aauu..." Leo langsung memundurkan kursinya dan mengelus kakinya yang baru aku tendang sekuat tenaga.
"Brengsek," dengusku.
Si Leo masih saja tertawa.
"Aduh...lucu banget sih kamu Jem. Nggak biasanya kamu galau gini."
"Biarin!!"
"Mas Leo..." pemilik cafe tempatku mangkal ini menghampiri meja kami.
"Ah ya. Sudah waktunya ya?"
Orang itu mengangguk.
"Tolong ya."
"Beres."
...
"Bentar ya Jem. Ada kerjaan."
Aku mengangguk.
Cafe ini tempat Leo bekerja. Dia kerja dicafe setelah keluar dari tempat kerjanya yang lama. Dia memainkan piano untuk mengisi kekosongan. Atau jika ada request. Seperti saat ini. Dia memainkan satu musik klasik.
Kalau dia sudah memegang piano, sosoknya seakan berubah. Menjadi lebih bersinar. Ini sosok yang pernah aku kagumi. Ah tidak...sampai sekarang aku masih kagum padanya.
Aku tersenyum samar.
"Kamu sengaja menarik perhatianku lagi huh?" sindirku saat Leo kembali ke tempatku.
"Kok tahu?!"
Leo tersenyum manis padaku.
Uuugghhh....dia ini nggak malu apa? Aku aja yang denger malu.
Aku kaget saat Leo tiba-tiba mengecup jariku saat aku sedang mengambil gelasku. Untung aku nggak ngelepasin gelasnya. Bisa-bisa airnya tumpah kemana-mana.
"Kebiasaan," dengusku.
Leo tersenyum.
~ Hanhan pov ~
...
....
.....
"Haaa...haahh....haaahhh..."
Seorang remaja tanggung nampak berlari sekuat yang ia bisa. Beberapa kali juga ia telah jatuh terjerembab. Seperti saat ini. Ia kembali terjatuh.
"Uuhh..." dengan sekuat tenaga ia berusaha berdiri.
Gagal...
Staminanya kini telah terkuras habis.
Sraaaakkk... tep..tep..
Wajah pemuda itu memucat saat seorang pria dan gadis kecil yang mengejarnya kini telah ada di depannya. Mereka begitu cepat. Dan...menakutkan.
"Apa...apa yang kalian mau dariku?? To...tolong...lepaskan aku!! Ampuni aku!!"
Pemuda itu nampak putus asa. Ketakutan dan ketidakberdayaan dia rasakan. Dia sudah penuh dengan luka. Mata kirinya memburam karena serangan mendadak saat berusaha kabur. Darah berceceran dari setiap lukanya.
Pria dengan tubuh tertutup jubah hitam terdiam dan hanya mengarahkan tangannya ke pemuda tanggung itu. Menghentikan langkah buruannya dengan kekuatan yang ia miliki. Dean. Nama pemuda yang baru saja kehilangan seluruh anggota keluarganya. Dibantai dengan kejam oleh dua orang yang tak ia kenal. Adiknya...baru dibunuh dengan sangat kejam. Begitu juga dengan kedua orang tuanya. Apakah kini ia selanjutnya.
"Maaf tapi kami tidak bisa meninggalkan saksi mata. Tenang saja. Adikmu sudah sangat berjasa. Tapi sayang dia hanya produk gagal. Jadi harus kami lenyapkan," gadis kecil dengan kucir dua itu siap memainkan boneka kecil yang ada ditangannya.
"Kkhuuuhh..." Dean membeku.
Dia masih ingat bagaimana adiknya mati dengan cara itu. Saat boneka itu diputar, adiknya ikut kesakitan. Tangannya tiba-tiba berputar, kakinya juga lalu...kepalanya.
Kedua mata Dean terbelalak saat ia mulai merasakan sakit di pahanya.
"Uuuhhh...huuu....ghuuuuhhkk..."
Tak ada harapan. Itulah yang dipikirkan Dean. Dia pasti mati.
Crraaaazzzzz....
Dean kembali membelalak saat sesuatu menggelinding ke arahnya. Kepala. Kepala gadis kecil itu terlepas dari tubuhnya dengan darah yang menyembur kesegala arah untuk beberapa detik setelahnya.
"HIIII....HIIIIIIIIIIIIII...."
Dean berjalan mundur melihat genangan darah yang akan mengenai tubuhnya. Kelapa itu juga menghadap ke arahnya. Dia bisa melihat mata gadis itu yang terlihat ketakutan.
"GWAAAAAAAAAAAHHHHH...."
Kini Dean melihat tubuh pria berjubah putih itu terputus menjadi dua.
"GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA......."
Teriakan Dean tak terelakkan.
"Berisik."
....
Dengan ketakutan yang luar biasa Dean menoleh ke belakangnya. Seorang pria berdiri tak jauh darinya. Menatap Dean dingin begitu tak peduli.
"Hii...hiiiiiii...."
Pria itu bisa membunuh kedua Zero kelas A yang termasuk 10 besar tanpa senjata apapun. Atau lebih tepatnya sejatanya tak kasat mata. Baginya musuh kuat hanya sebuah mainan tak bernilai. Benar...dia juga seorang...Zero.
...
....
.....
***
"Jadi...bagaimana mas???" Ita bertanya padaku saat aku selesai membaca karyanya itu.
Belum bisa disebut harsil karya sih, baru juga pembukanya yang selesai.
"Bagus sih. Ini cerita fantasi ya?!"
"Iya mas. Jadi aku mau bikin cerita tentang orang-orang yang punya kekuatan."
Dan akhirnya selama beberapa menit Ita menjelaskan alur ceritanya dengan penuh semangat.
"Ya kalau sudah selesai boleh deh kasih tahu aku. Aku mau baca," aku mengacak-acak rambut Ita.
"Siap mas bos," Ita memberi tanda hormat padaku.
"Memang ini mau dibuat apa? Mau dikirim ke penerbit?"
Ita terkekeh.
"Nggak juga sih mas. Aku cuma mau nyoba nulis aja. Nggak berani kalau harus ngirim. Nggak percaya diri."
Hooooo.....
"Semangat!!!"
"Yuuuupppp....!!!"
"Ngobrolin apa kalian itu? Seru banget," Ronni masuk ke dalam kamar setelah buang air besar selama hampir satu jam.
Ngapain aja coba? Yang dikeluarkan kotoran atau emas permata??
"Nih Ita bikin cerita."
"Oohh...iya. Kesukaannya sejak dulu. Tapi selalu berhenti di tengah-tengah."
Ronni memilih duduk di belakang Ita dan memeluk adiknya itu.
"Ya ampun berantakan banget kamarku," dengus Ronni saat menyadari kamarnya berantakan.
Ya....selama aku baca ceritanya, si Ita membawa semua barang-barangnya ke sini. Ada tumpukan komik dan novel. Mulai dari serial cantik sampai cerita misteri.
Hpku bergetar. Tiar nge PING!!!
Tiar : bs k rmh g?
Tiar : PING!!!
Me : ngapain?
Tiar : PING!!!
Tiar : bntuin aq
Me : bntuin ap?
Tiar : dandan
Tiar : buruan!!!
Me : kok aq???
Me : emngx aq ni bk salon??
Tiar : BRENGSEK!!! BURUAN KESINI GOBLOK!!!!
Aku menggaruk kepalaku.
Apaan sih nih anak?!
"Mau kemana Han?"
"Di suruh Tiar kerumahnya."
"Oohh..."
~ whoami pov ~
ty yg udah baca...n maaf aq g bsa mention..klo udah update aq slalu tulis tgl updatenya...jd cek aja hahaha...cz iklanx muncul2 mulu d opminq...jd susah..
Gpp lah hehehehe
Tetep update ya
Leo oh Leo ... kasihaaann... u.u
Aku masih penasaran sama Mega...
Lanjut kakak^^/