BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Step by Step ( update 50 ) tamat +《 Spesial Tiar-kesibukan di suatu minggu pagi 》

1303133353641

Comments

  • kesel euy sama hanhan , kasian jemmy tau gini mending jemmy sama leo aja, baper euy, dari awal baca cerita ini emosi naik turun hehe keren authornya dan hanhan sama ronni aja :D
  • Poor Tiar
  • kasihan deh kamu Hanhan ... terima kasih ya @3ll0 ...
  • itu tiar jadi korban salah tangkap

    jem jem katanya mau jauh kok deket terus padahal udah d sakitin. hanhan pesona lu tu dah buat anak orang jadi kyk gitu
  • itu tiar jadi korban salah tangkap

    jem jem katanya mau jauh kok deket terus padahal udah d sakitin. hanhan pesona lu tu dah buat anak orang jadi kyk gitu
  • edited February 2016
    34

    ~ Hanhan Pov ~

    "Nggak. Nggak apa-apa."

    "..."

    "Iya. Udah beres kok."

    "..."

    "Oma tadi."

    "..."

    "Ya udah met belajar aja."

    "..."

    "Bye...muah."

    Aku menutup gerbang sebelum melangkah masuk. Oma sedang melepas sweater lalu menggantungkannya.

    "Han di kulkas ada cemilan. Tadi Oma bikin agar-agar."

    Aku menghela nafas. Dengan ragu aku mendekati Oma.

    "Oma...Hanhan minta maaf."

    Oma tersenyum padaku.

    "Udah nggak apa-apa. Yang penting kamu nggak di liburkan sama pihak sekolah."

    Untung aku nggak di skorsing. Cuma disuruh menulis surat pernyataan kalau aku tidak akan mengulanginya lagi. Ah...skorsing satu hari sih. Cuma hari ini. Harus datang sama orang tua atau wali.

    "Lagian Oma sedikit senang kok."

    Keningku berkerut.

    "Senang gimana Oma? Senang aku berkelahi?"

    Oma tertawa.

    "Iya. Oma senang kamu berkelahi."

    ????

    "Huh???"

    ???

    ???

    Oma kembali tersenyum. Kini Oma duduk disofa. Aku akhirnya ikut duduk.

    "Gini lo Han, dari dulu, dari sejak kamu masih kecil kamu itu selalu bersikap lebih dewasa dari teman-temanmu yang sebaya."

    "..."

    "Jika temanmu nangis, kamu pasti yang menenangkan mereka. Jika temanmu berkelahi, kamu pasti yang melerai mereka. Jika temanmu yang lain menghabiskan uang mereka untuk mainan atau beli makanan, kamu menabung semua uangmu. Kamu jarang minta uang sama Oma."

    ????

    Iya aku memang seperti itu sejak dulu tapi apa hubungannya dengan...

    "Oma...Oma pikir kamu terlalu memaksakan diri. Kamu pasti nggak mau nyusahin Oma. Jadi kamu memaksakan diri untuk mandiri dan bersikap dewasa."

    Memaksakan diri ya...

    "Tapi...aku memang nggak mau nyusahin Oma."

    "Han...kamu itu nggak nyusahin Oma. Oma senang kok punya cucu Hanhan. Hanhan baik. Hanhan bisa ngertiin Oma. Makanya Oma sedikit senang kamu berkelahi. Main tonjok-tonjokan gitu. Jadi kamu memang masih anak-anak sama seperti anak seusiamu."

    Aku terdiam. Wajahku memanas. Aku sama sekali nggak dewasa. Aku...

    Wajah Jemmy terbayang...

    Aku belum dewasa.

    ...

    ...

    "Tapi..!!!"

    Aku langsung menatap Oma.

    "Ini yang pertama dan terakhir Oma dipanggil kesekolah. Oma nggak mau ini keulang lagi dan lagi. Cukup sekali saja. Kalau mau nakal, nakalnya jangan yang berkelahi. Mungkin Oma akan bebasin kamu dari jam malam tapi...bukan untuk mabuk-mabukan."

    Aku kan memang nggak minum alkohol.

    ...

    ...

    ...

    Oke...aku minum...tapi nggak sampai mabuk.

    "Ngrokok."

    Aku juga nggak ngrokok.

    "Narkoba."

    Apalagi itu.

    ...

    Aku tersenyum.

    "Iya Omaaaaaaaa. Janji deh."

    Aku memeluk Oma kesayanganku itu.

    Tapi senyumku nggak bertahan lama saat aku ingat Jemmy dan... Niko.





    ~ Jemmy Pov ~

    Papi terlihat sangat marah. Dia duduk dikursi favoritnya. Memegang kemoceng / sulak di tangannya.

    Aku masih ingat saat aku masih kecil, benda yang sangat aku takuti adalah kemoceng yang sedang dipegang Papi. Berani nakal, siap-siap saja kemoceng melayang di paha dan pantat. Aku sampai menangis gara-gara pukulan Papi. Pantatku sukses menorehkan tanda merah panjang melintang.

    Niko berdiri di depan papi dengan wajah di tekuk. Jengkel, kesal dan marah semua tercampur disana.

    "Puas kamu?!"

    ...

    Aku ikut merinding saat mendengar suara Papi. Padahal aku hanya melihatnya dari ruang makan.

    "Puas kamu main preman-premanan??"

    Niko tidak menjawab. Dia hanya memalingkan mukanya.

    "Papi kecewa berat sama kamu Nik. Kamu itu Papi sekolahin mahal-mahal. Papi turutin semua maumu. Tapi ... .... terus apa???"

    "..."

    "Kamu itu...mau jadi preman? Main pukul. Main bogem. Mau jadi jagoan kamu huh?? Mukul-mukul gitu."

    ...

    ...

    Braaaakkk....

    Degdegdeg...

    Jantungku mau copot saat Papi memukul kaki meja dengan kayu rotan si kemoceng.

    Wajah Niko sudah memerah. Dia pasti menahan emosinya.

    "Udah keren kamu adu jotos gitu? KEREN???? UDAH MERASA PALING GANTENG HUH??? APA MAU JADI JAGOAN???"

    BRAAAAAKKKK...

    Kali ini kemocengnya sampai patah jadi dua.

    "PAPI NYEKOLAHIN KAMU BUKAN BUAT JADI PREMAN!!!"

    ...

    Gimana kalau Papi sampai tahu aku sering berkelahi di sekolah? Bisa mati kali aku.

    Aku menelan ludah.

    "KALAU MAU JADI PREMAN...SANA DI PASAR.. JADI GELANDANGAN AJA SANA!!!"

    Wajah Papi sudah merah padam. Nafasnya...

    Aku langsung berlari mendekati Papi.

    "Udah Pi. Udah...Pi. Kan Niko nggak sengaja. Namanya juga khilaf. Papi jangan terbawa emosi ya Pi."

    "Malu ... ... maluin aja ... ... kamu itu."

    Papi memegang dadanya. Ini yang aku takutkan. Nafasnya terlihat tersendat.

    Papi masih terdiam dan berusaha mengatur nafasnya. Tangan kirinya terurur ke arah Niko.

    "Kunci mobil, atm dan kartu kredit!" katanya pelan.

    Tanpa di minta dua kali, Niko memberikan tiga benda keramatnya. Niko masih berwajah masam. Ya biarpun tidak separah tadi, mungkin karena melihat Papi yang mulai kesakitan. Setelah itu Papi menyuruh Niko pergi dengan gerakan tangannya. Aku masih menemani Papi sampai Papi baikan. Memberi Papi obat dan menyuruh Papi untuk istirahat.

    "Nik..." panggilku di depan pintu kamarnya.

    ...

    ...

    Krieeekk...

    Aku membuka pelan pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci.

    Niko terlihat sedang tengkurap di kasurnya. Memainkan hpnya dengan gerakan jari jempolnya yang sangat cepat.

    Kirim bbm? Sms? Atau mungkin update status.

    Niko melirikku sekilas lalu salah satu tangannya terurur ke arahku.

    "Apa?" tanyaku.

    "Kunci motormu."

    "Huuuhh??"

    "Kunci motormu."

    "..."

    "..."

    "Ogah ah. Enak ajaaa."

    "Kunci mobilku di sita Papi kan karena kamu. Harusnya kamu tanggung jawab dong!!"

    "Yeeee...enak aja. Lagian siapa yang berkelahi di sekolah? Main tonjok gitu huh??"

    Tiba-tiba Niko berdiri di depanku. Pandangannya benar-benar bisa membuat orang terpancing emosinya.

    "Aku tuh bantuin kamu. Aku nolongin kamu. Aku...."

    "Kapan aku minta bantuanmu?"

    Kalau masalah aku yang suka sama Hanhan. Suka sesama jenis. Aku nggak butuh bantuan dari orang lain. Yang bisa nolong ya cuma aku sendiri.

    "Aku...aku...AKU NGGAK MAU PUNYA KOKO HOMO. ADIK MANA YANG BISA NERIMA KALAU KAKAKNYA PENYUKA SESAMA JENIS HUUUHH???" Niko mencengkeram erat kerahku.

    Deg...

    "Kamu bilang kalau kamu adikku. Tapi kenapa kamu bersikap seolah-olah kita orang lain?! Di sekolah...kamu nggak pernah ngakuin kalau aku kakakmu. Di depan temen baikmu aja, kamu nggak pernah bilang kalau aku ini kakakmu. Iya kan?! Apa karena aku homo sampai kamu malu buat ngakuin aku ini kakakmu?!"

    Niko langsung melepaskan kerahku.

    ...

    ...

    ...

    ...

    "Aku bener-bener kasian sama kamu," desis Niko dengan ekspresi yang sulit untuk di baca.

    Kalimat itu...benar-benar menyakitiku. Apa aku begitu mengenaskan sampai harus menerima rasa kasihan?

    "Apaan sih kalian berdua ini?! Ribut banget. Suaramu lo Nik, terdengar sampai lantai bawah."

    Tiba-tiba ce Sherly datang sambil ngomel-ngomel. Aku mematung sesaat. Tapi saat ce Sherly pergi begitu saja, aku yakin kalau masalah homo dan sesama jenis nggak terdengar jelas.

    Lain kali aku harus menjaga mulutku. Seharusnya Niko juga...

    Aku melirik Niko yang terdiam sambil memegang bibirnya.

    Bagus kalau dia juga sadar.

    Aku menghela nafas.

    Aku merogoh kantong celanaku dan meletakkan kunci motorku di atas meja belajarnya.

    "Kalau di tanya temenmu bilang aja aku jual motorku ke kamu," kataku sambil berjalan keluar dari kamar Niko.

    Teman-teman Niko sudah hafal motorku. Terutama Vio.

    Bagus....sekarang aku pulang ke kost jalan kaki.
  • yee di update biasa aku nunggu lama tp ini cepet update keren
  • Kesian Jemmy.


    duuh klo Han² nakalnya pacaran ama Jemmy bakap diterima ya ama Oma ?? :D
  • kasian niko, ronni mana nih kok gak muncul hehe thanks @3ll0
  • :(

    Makasih udah mention kak @3llo
  • Ehhmmmm... Jemmy kasian kmu nakk..

    Mendingan kmu nyerah ja deh sma han han....
  • kasihan banget kamu Jemmy ... hmmm apa Hanhan akan berubah ...? penasaran... terima kasih @3ll0 ..
  • Lanjut..jgn lama updatenya..soalnya pas baca kdg loadingnya lama mengingat kembal8 alur cerita dan tokoh dlm cerita..heee
Sign In or Register to comment.