It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @SteveAnggara
@Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial
Part 3
#Author
Vinchen berjalan menuju toilet, memastikan Reino yang sedari tadi gak kelihatan keluar dari toilet.
"Lu kok masih di sini? bukan nungguin gw kan?hehe" Vinchen terkekeh.
Reino merengutkan dahinya sebal."Siapa yang nungguin kamu, gak usah ke-GR-an deh!"
"Hehe.. Gw mau ngomong sama lu, hmm pin lu berapa? Nanti gw invite. Di sini pesing banget, betah banget sih lu..ckckck"(gak inget apa si Vinchen juga pernah nangis di toilet -_-)
"Mau ngomong apa?" Tanya Reino penasaran.
"Nanti aja gw pm lu. Udah mau masuk bel nih.."
Reino pun segera menyebutkan no pin nya. Setelah selesai, Vinchen berbalik melangkahkan kakinya.
"Udah gini doang?" Reino bergumam melihat Vinchen keluar dari pintu toilet. "lama aku nunggu di sini nahan bau pesing.. Cuma begini doang?" Desis Reino lagi.(emang maunya kamu ngapain sih?ckckck)
Suara bel pun terdengar, Reino dengan malas-malasan berjalan menuju kelas.
"Woy dari mana lu? gw cariin juga dari tadi!" Andes bertanya kesal, saat Reino baru duduk di bangkunya.
"Toilet." Jawab Reino singkat, sambil mengambil buku dari dalam tasnya.
"Lama banget di toilet? Lu beneran putus sama Alissa? Kok bisa? lu gak nyesel? lu yakin?" Andes bertanya tanpa jeda.
"Bisa gak kalo nanya tuh pake titik, koma?" Reino mendengus kesal.
"Abisnya gw heran, gw penasara,! cewek seimut alissa kok bisa-bisanya lu putusin."
"Dia yang putusin aku. Okey?"
"Hah? kok bisa? se'tau gw Alissa tuh suka banget sama lu."
Reino hanya mengangkat bahunya, lalu suara bbm memecah obrolan mereka.
Vinchen: Lu putus sama Alissa, bukan karena gw kan?
Reino: Kenapa sih semua orang hari ini ngebahas nya soal itu?
Vinchen: Gw gak enak, karena semalam kita abis ketemuan, gw gak mau ngerusak hubungan orang lain. Harusnya semalam gw gak dateng.
Reino: Gak ngaruh juga kan kamu dateng atau gak, gak ada yang brubah kan?
Vinchen: Gak ada untuk saat ini.
Reino: Maksudnya?
Vinchen: Lu tahu kan gw pernah bilang, lu satu-satunya cowok yang gw suka.
Reino: Berarti ada cewek yang kamu suka?
Vinchen: Bukan gitu..
Reino: Kamu juga suka sisil kan? kamu lagi pdkt sama sisil kan? atau jangan-jangan kamu udah jadian, dan sekarang malah nyesel pernah suka sama aku, iya kan?
Lama Reino melihat HP nya, tetapi tidak ada balasan lagi dari Vinchen. Mata Reino sudah berkaca-kaca, sehingga dia sudah tidak lagi memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Tapi tiba-tiba..
"Tok tok tok" semua mata tertuju kepada si pengetuk pintu.
"Permisi pak.. Tadi kakaknya Reino ngehubungin saya, karena Reno gak bisa di hubungi." Lanjut si pusat perhatian seluruh kelas dan melirik ke bangku Reino.
"Apa ada hal yang mendesak, Vinchen?" tanya Pak Heru kepada Vinchen yang ternyata menjadi pusat perhatian itu.
"Iya pak, tadi kak Raya nangis-nangis di telpon nyuruh Reino segera pulang.." lanjut Vinchen dengan wajah memelas.
"Ada apa? Kak Raya kenapa?" Reino mulai gugup dan cemas.
"Reino sebaiknya kamu pulang sekarang, Vinchen bisa antar Reino?" Tanya pak Heru lagi.(gak tahu apa pak? bapak lagi di akalin sama murid bapak!ckckck)
"Makasih pak, tolong nanti di ijinin sama bu Ani ya pak.. kelas lagi kosong sekarang.." Vinchen masih memasang wajah penuh iba.
"Iya.. Iya.. tenang aja, semoga di rumah Reino baik-baik aja ya.." Pak Heru sudah mulai iba. Vinchen tertawa girang dalam hatinya..(pengen banget ngejitak Vinchen -.-)
Reino yang gak berfikir Vinchen sedang mengada-ada a.k.a ngibul, langsung membereskan peralatan sekolahnya dengan tergesa-gesa.
Sepanjang perjalanan Reino bertanya pada Vinchen, tentang apa yang terjadi, tetapi Vinchen cuma senyum-senyum gaje.(Reino HP kamu kan gak kenapa-kenapa, kamu gak curiga? Percaya sama Vinchen=musyrik!)
"Ini kan jalan mw ke taman..?" Reino bertanya saat motor yang di bawa Vinchen berjalan dengan arah yang berbeda dari rumahnya.
.................................
Sepulang dari kampus Ibin mengantar Raya ke salon langganan nya. Dua minggu sekali Raya rutin ke salon itu untuk perawatan rambutnya. Alasan utama Raya menjadikan salon tersebut menjadi tempat langganannya, bukan karena kualitasnya(kata Raya sih, kualitas no sekian), tetapi karena 1.harganya murah, 2.paling murah dari salon yang lain, 3.Udah murah terus dapet discon(emang ada?).
Ada satu salon yang ngasih ke tiganya khusus buat Raya, di tambah kualitas no one. Bukan karena yang punya salon tetangganya Raya, apa lagi sodaranya, jelas bukan! Tetapi karena si mas, eh ralat.. Si Mba yang punya salon naksir berat sama Ibin. Hanya dengan membawa Ibin, Raya bisa mendapatkan servis dengan biaya yang nyaris gratis!ckckck
Apakah Ibin tahu kalau si mas, eh si mba salon naksir dia? Jelas tahu! Apakah Ibin tahu Raya memanfaatkannya? Jelas jelas tahu! Apakah Ibin dengan senang hati setiap kali mengantar Raya, dia merelakan tubuhnya di telanjangi dengan tatapan si mba salon? Jelas nggak! Tapi setiap kali Raya bilang: "Please Ibin..." dengan wajah yang sedemikian rupa di buat menyedihkan, Ibin gak bisa bilang 'nggak' buat sahabatnya yang jago akting itu..!
"Cyiiinnn.. Temen kamu makin cucook yey.." Mba salon melirik ke tempat Ibin duduk lewat kaca lebar di depan nya.
"Hihi iya mba, tadi dia gak mau loh di ajakin ke sini, katanya lagi banyak tugas. Tapi aku paksain deh dia tetap temanin aku ke sini."Raya tersenyum penuh arti, memandang si mba salon yang lagi sibuk memberi cream di rambut Raya.
"Yang bener cyiin?" Mba salon memandang kagum ke Raya.
"Iya mba bener deh, demi mba apa sih yang enggk.. Aku sampe harus ngerjain tugas kuliahnya dia, cuma biar dia bisa nemeni aku ke sini." Raya memulai aktingnya dengan wajah yang meyakinkan.
"Ya ampyuun eke terharu.. Eke kasih kamu gratis hari ini cyiin.." mendengar itu, Raya langsung lompat-lompat(dalam hati). Ibin yang sedang fokus membaca majalah, tidak tahu kalau dia sedang di pandangi jahil oleh Raya, sekaligus di pandangi mesum oleh mba salon.ckckck
Tidak lama Raya melihat seekor kucing membawa sesuatu di mulutnya. "Mba..Mba.. Itu kucingnya bawa mainan dari dalam..!"
Melihat itu mba salon langsung menjerit heboh. "Ya ampyyuuunnn cyiinnn,,, kenti eke di bawa kabur kucing garong!" Mba salon langsung lompat dan berlari keluar mengejar si kucing yang membawa mainannya.
Raya dan Ibin masih bengong, saling menatap lewat kaca.
"Ngosh ngosh.." Mba salon kembali penuh keringat mengalir di sekujur tubuhnya. "Hampir aja kenti eke di makan kucing garong..Ngosh Ngosh!"
Mba salon langsung masuk ke dalam ruangan yang ada di dalam salon. Raya menoleh ke belakang, bertanya pada Ibin, hanya dengan gerakan bibirnya, terbaca "Itu apa?"
"Dildo.." Bisik Ibin pelan.
"Dildo apaan?" Raya mengerutkan dahinya tidak mengerti.
Ibin menjawab dengan menggerakan tangannya menunjuk yang ada di dalam balik seleting celananya. Untuk beberapa detik Raya terdiam, seakan ingin mengartikannya. Lalu kemudian Raya dan Ibin tertawa kencang sampai memegangi perut menahan sakit.
"Kenti eke selamet..!" Mba salon mendesah lega saat keluar dari ruangan yang di masukinya tadi. Dan sekarang Raya dan Ibin sudah berguling-guling tertawa di lantai..
.................................
Raya dan Ibin berpisah di jalan, Ibin bilang mau jemput Reino di sekolahnya. Tanpa banyak tanya, Raya 'iya'in' aja menanggapi Ibin, padahal Raya udah tahu alasan yang sebenarnya, 'Pasti mau ngecengin Rifan'. Raya sendiri pergi ke bawah Ramayana, untuk mencari dvd film-film korea dan Thailand.
Saat Raya sedang asik melihat-lihat kaset dvd, suara deheman seseorang membuatnya melirik ke sampingnya.
"Sendirian?" ternyata orang itu adalah Mario, yang gak sengaja melihat Raya, lalu menghampirinya.
"Siapa ya?" tanya Raya cuek kembali fokus kepada dvd-dvd itu.
"Kamu lah! siapa lagi?" jawab Mario ketus, sembari ikut melihat-lihat kaset dvd(pura-pura).
"Maksudnya kamu siapa?" Raya melirik sepintas ke Mario.
Mario langsung mendidih. "Aku kan ayah anak kamu, emang siapa lagi?" Kini Mario sudah menatap Raya tajam.
Raya pun langsung menghentikan kegiatannya, dan membalas tatapan Mario lebih tajam. "Dasar gila! kenal juga kagak!" Kata Raya jutek.
"Oh berarti selain aku ada yang lain menjadi ayah dari anak kamu juga?" Mario tersenyum simpul, menaikan sebelah alisnya untuk mengejek Raya.
Tanpa ba bi bu, Raya menyerang Mario dengan menginjak kuat kaki Mario.
"Aauuww" teriak Mario kesakitan memegangi kakinya.
Raya langsung mengambil setumpuk kaset dvd. "Mas dia yang bayar..!" Raya menunjukan dvd itu, dan langsung berlalu secepat kilat.
"DASAR CEWEK ANEH!!" Teriakan Mario masih nyaring terdengar oleh Raya.(Jangan tanya gimana reaksi pedagang kaset dan orang sekitar.. Shock udah pasti!)
.................................
#Reino
Pertanyaan ku dari tadi gak pernah ada jawaban dari Vinchen. Padalah aku sudah cemas setengah mati! Tetapi setelah lama kelamaan motor yang di bawa Vinchen berjalan bertolak belakang dengan rumah ku, dan semakin lama motor mendekati taman, aku sudah mulai bisa menjawab pertanyaan ku sendiri.. Vinchen berbohong!
"Kamu bohong soal kak Raya?" Aku bertanya kembali saat Vinchen sudah memarkirkan motor nya, dan sudah jelas ini di taman!
"hehe maap soal itu.." Vinchen nyengir sambil menggaruk-garukan kepalanya yang aku yakin banget gak gatal! "Gw harus punya alasan buat bisa bawa lu keluar sekolah sekarang.." Vinchen melanjutkan kata-katanya.
"Kenapa?" Tanpa menjawab pertanyaan ku, Vinchen berjalan mendahului ku. Ah, kalau melihat punggung itu, aku teringat di mana hari, saat Vinchen berkata akan menjauhi ku. Apakah saat ini juga dia akan mengatakan hal yang sama?
Aku mengikuti Vinchen sampai duduk di bangku taman, bangku ini tempat kami bertemu semalam.
Ku pandangi sekitar taman. Sepi.. Mungkin karena hari masih siang, dan juga ini hari senin, menjadi alasan siang ini taman terlihat sepi.
"Tunggu sini sebentar ya..!" Vinchen menyuruhku duduk. Belum sempat aku bertanya dia mau kemana? Vinchen sudah pergi begitu saja.
Aku menunggu dengan gelisah, hampir setengah jam Vinchen gak muncul-muncul. Aku bbmin dan telpon, tapi gak ada jawaban. Pm dan teror pink pun masih membentuk huruf D.. Siang ini lumayan panas, tenggorokan ku pun sudah kering. Berbagai macam fikirin sudah mulai bermunculan di kepalaku.
'Apa Vinchen lagi ngerjain aku..?'
Note: Crita tntang mba salon dan dildo, di ambil dari pengalaman kak @cute_inuyasha yang aku edit dan rubah menjadi bagian cerita di sini.
Untuk alur yang kecepatan, mungkin krena aku memang mengambil waktu flashback dari bagaimna Reino jadian sama Vinchen. tetap akan di ceritain kedepannya tntang gmn dri awal mreka ketem, tpi bertahap. antuk kedepannya aku usahain untuk lbih slow#aku usahain ya
Tulisanku jauh dari kata bagus, aku menulis hanya untuk berusha menghibur yang baca tulisanku, kalian sedikit trsenyum aj, aku udah bersyukur bnget..hehe dan untuk yg sudah merasa ke ganggu sama mention aku, bilang aj ya makasih
Aku sangat menikmati menulis part ini.. semoga gak mengecewakan
@cute_inuyasha gegara kakak nih..
@Adamx iya memang cerita intinya di flashback
nah iye bener juga ..kali bolongannya asin wkwkwk @cute_inuyasha
Tetep suka keunikan story ini, coz ada pemeran membernya, tp emank iya ko @3ll0 aka Reino tuh sepolos itu dan ko @Tsunami aka Vinchen usil ? )
@4ndh0 haha bisa jd mas
@lulu_75 hehe iya lugu bngt si reino
@Vanilla_IceCream oke
@Cylone vinchen dong yg nangis, nnti d Gambrin sdikit di depannya..
Mention ke aku kenapa gak masuk mulu ya /.-
Lanjuut^^/