It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Irna temannya Rizky atau...?" Aku kaget Rika berani banget dia bertanya langsung seperti itu.
Ku Lirik Irna tersenyum, aku menunduk memainkan sendok di tanganku, dag dig dug menunggu jawaban Rizky.'Harus kuat Tirta!' hatiku meyakinkan.
"Hmm kita teman kok, pacar aku kan Tirta.Haha" deg, apa aku tidak salah dengar, ku lihat Rizky sedang tersenyum padaku memperlihatkan gigi kelincinya.
Ku naikan alisku, menatapnya bingung.
"Haha" Rika dan Irna tertawa serempak.
"Berarti aku udah gak punya kesempatan dong Ky?hehe" itu Rika, what the maksud! "Tapi gak apa-apa deh kalau Tirta orangnya, aku ngalah..haha" Rika melanjutkan kata-katanya, ku beri Rika tatapan mematikan.
"Haha kalian apa-apaan sih, geli tau,haha" Irna tertawa geli.
"Lah geli dimananya Na? Aku sih setuju-setuju aja.hehe" Rika nyengir ke Irna.
"Kamu mau Ka, kalau jatah kita berkurang karena jadinya cowok ma cowok." Oke aku sudah tahu mau di bawa kemana pembicaraan ini.
"Yaelah takut banget kamu Na gak kebagian jatah, selama kita bisa mendapatkan kebahagian tanpa merugikan orang lain, kenapa kita harus melepaskan kebahagiaan itu?"
"Qodrat Ka!"
Aku tertegun, kulihat senyum Irna penuh kemenangan. Ya perdebatan ini berakhir, Irna benar. Ku lihat Rizky hanya menunduk.
"Qodrat?"Ku lirik Rika bergumam memanggut-manggutkan kepalanya. Lalu Rika menatap Irna tersenyum sinis "Tuhan yang menumbuhkan rasa cinta di hati kita, kita gak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta, dan Tuhan pasti punya tujuan yang baik untuk itu, tinggal gimana cara kita mencari tujuan itu. Kamu coba bayangin, lelaki yang mencintai lelaki tetapi harus menikah dengan perempuan, kasian kan perempuannya. Jadi biarlah lelaki itu bahagia dengan lelaki yang di cintainya, dan kita pun sebagai perempuan mencari kebahagiaan yang memang untuk kita."
"Bagaimana dengan nasib umat nabi Luth yang di azab?"
"Bukan cuma umat nabi Luth yang di azab, di jaman para nabi, semua umat yang prilakunya sudah sangat terlewat batas juga terkena azab, jadi menurut aku yang jadi masalah adalah prilakunya."
"Kok jadi pada tegang gini sih." aku harus mengakhiri perdebatan ini. "Ka pulang yuk, dah mau sore!"
"Kamu pulang sama aku Ta!" Rizky langsung berdiri, "Biar aku yang traktir."
"Tapi Irna?" aku melirik ke arah Irna, Irna tersenyum, tapi terlihat sekali memaksakan senyumnya.
"Irna biar aku yang jagain, udah kamu kan rumahnya deketan sama Rizky, jadi ikut Rizky aja sekalian!" Rika nyengir melihat ku.
"Gak apa-apakan Na?" Rizky tersenyum kepada Irna.
"Iya gak apa-apa kok Ky."
"Ya udah kita duluan ya, kalian hati-hati pulangnya." aku pamit kepada Irna dan Rika.
"Oke!" Rika nyengir, Irna senyum.
....
"Rika tuh keren ya." Rizky bicara saat kami berjalan keparkiran.
"Ya, dia cewek yang mengagumkan."
"Kamu suka Rika?"
"Suka sih, tapi cintanya sama kamu.haha"
"Hehe seandainya dua lelaki itu gak di larang pacaran ya.haha"
Apa maksudnya? Dia pasti masih bercanda, tapi kalau aku kan sebenernya serius, kalau aku cinta dia.
Saat kita sudah sampai di parkiran motor Rizky, Rizky mengatakan sesuatu.
"Seandainya saja salah satu di antara kita adalah seorang gadis, aku pasti akan menjadikan kamu milikku.haha"
Aku hanya diam, walaupun Rizky tertawa setelah mengatakan itu. Aku ambil kesimpulan sepihak, Rizky juga mencintaiku, tapi norma menghalanginya.
@3II0 iya lebih beratnya dia dari keluarga Religius
@cute_inuyasha setuju sama kamu
@lulu_75 Iya nih aku galau banget akan buat part2 yang ngaduk-ngaduk perasaan huh #:-S
Wkkwkwkwk ... lom setuju ma kalian maa gw ...
Hari ini ulang tahun Rizky, aku kerumahnya setelah sholat subuh, karena aku gak mau mengganggu orang rumahnya yang sedang istirahat kalau aku datang tengah malam hanya untuk memberikannya kejutan. Aku juga sudah memberikannya hadiah yang sudah aku siapkan dari tiga hari yang lalu, Rika membantuku mencarikan hadiah yang cocok untuk Rizky. Rizky suka sama hadiah yang aku belikan, ya aku memberikan switter rajut halus garis-garis warna moka+marun+hitam. Tapi dia protes sama bandrol harga yang lupa aku lepas.haha(seriusan lupa).
Rizky bilang dia mau jemput aku, hari ini Rizky mau ngajakin aku jalan-jalan, hatiku dari pagi sudah berbunga-bunga.
....
"Aku duluan ya, Ka." pamitku pada Rika saat bel pulang sekolah.
"Rizky udah jemput?"
"Belum tahu nih, belum ada sms, mungkin Rizky sudah menunggu di depan."
"Hmm Ya udah, kalo terjadi sesuatu yang 'ehem' di ceritain ya besok.haha"
"Ehem apaa?" Aku benaran tidak tahu.
"Eeemmmmuuaach" Rika memajukan bibirnya dengan seksi mendekati wajahku.
"Plak" aku pukul kepalanya sedikit kuat.
"Aauuw sakit Tirta!" Rika menjerit sambil mengusap-ngusap kepalanya.
"Haha sukurin!"
....
30 menit sudah berlalu, aku menunggu di pinggir jalan depan sekolah yang biasa tempat Rizky menjemput aku.
Aku sudah sms beberapa kali ke no Rizky, tetapi tidak ada satu pun balasan. Aku telpon hpnya nyambung tapi tidak di angkat. Aku mulai khawatir.
30 menit kemudian, aku lihat jam sudah pukul 3.00, aku coba telpon lagi, hpnya mati.
Apa aku ke kampusnya aja ya?
Tiba-tiba ku rasakan nyeri menyerang dadaku, semakin nyeri dadaku, sakitnya menyerang kepalaku, ku tekan kuat tempat dimana jantungku berada. 'Tahan Tirta!'
Ku cari-cari obat di dalam tas ku, 'enggak ada' kok bisa gak ada. Rasa sakit semakin menyerangku, aku tidak punya tenaga lagi, 'tahan Tirta!' aku tidak kuasa menahan sakitnya, samar-samar aku lihat orang-orang mendekatiku.
"Tirta..Tirta.." itu suara Rika, dia mendekatiku dengan mata yang basah.
Rika memberikan sesuatu kedalam mulut ku, 'obat ku?' lalu Rika mengambil air meneral dari tasku dan meminumkannya perlahan padaku.
Perlahan rasa nyeri di dadaku berkurang dan menghilang, tetapi bisa kurasakan tubuhku lemas. Ku dengar orang-orang berbisik-bisik dan menatapku iba, dan Rika masih duduk di sampingku, dia menangis.
"Bawa ke rumah sakit aja, panggil taxi!" kata seorang bapak-bapak.
Aku menggeleng, "Ke UKS saja Ka." aku berbicara pelan kepada Rika.
"Ada apa ini" ku lihat wali kelasku mendekat. "Rika, Tirta kenapa?" Rika menggeleng sambil terisak.
"Jantung kamu kumat?" Pak Wagio menatapku, beliau sebagai wali kelasku sudah di beri tahu tentang penyakitku oleh mama ku.
"A,pa pak?" suara Rika bergetar, ya ampun kenapa jadi begini sih, aku tidak mau Rika khawatir apalagi sampai mengasihaniku.
"Jantung Tirta lemah, sekarang di bawa masuk ke UKS dulu!"
Rika terdiam dengan tatapan kosong, dia bahkan menghentikan isakannya.
....
Sudah 15 menit aku berada di UKS di temani Rika, sekarang sudah hampir jam 4, tetapi belum ada kabar dari Rizky.
Rika masih diam, dan aku pun tidak tahu harus mengatakan apa padanya.
"Ka, aku udah baik-baik saja, aku mau ke kampus Rizky, aku khawatir dia gak bisa di hubungi."
"Kamu sadar gak sih kondisi kamu! Lebih baik khawatirin diri kamu sendiri deh!" Rika sedikit mengeraskan suaranya, tetapi dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Aku gak mau kamu pandang aku sebagai orang lemah, cuma karena aku sakit ya Ka! Aku gak mau di kasihani!"
Rika menangis, dia menatapku "Aku nemuin obat yang kamu bilang vitamin itu, di bawah meja, aku udah curiga itu bukan vitamin. Aku sampai lama duduk di kelas sendirian cuma ngeliatin obat itu. Aku jalan pun masih mikirin tuh obat, terus aku dengar suara ke ramaian di luar, firasat ku gak enak, aku lari dan aku lihat kamu sekarat begitu."
"...."
"Gimana kalau tadi aku gak nemuin obat itu? Gimana kalau aku gak peka buat minumin obat itu ke kamu? Gimana kalau aku datang terlambat tadi? Aku gak akan pernah maafin diri aku sendiri kalau tadi terjadi apa-apa sama kamu. Aku pasti akan jadi sahabat yang gagal buat kamu."
"...."
"Dan sekarang kamu masih bisa gengsi, gak mau di kasihani!"
Aku tertegun mendengar kata-kata Rika.
"Maaf.." Aku peluk tubuh Rika yang bergetar "maafin aku Ka.."
Aku tidak tahu harus bilang apa untuk mewakili sosok seorang Rika. Rika sangat terang dan hangat seperti matahari, aku merasa terlindungi. Bukankah seharusnya lelaki yang melindungi perempuan? Tetapi Rika memang mempunyai sisi malaikat di balik sifat feminim dan manjanya.
....
Langit sudah senja, Rika mengantarku pulang, sampai gang rumah nenek. Rika meyakini aku untuk langsung pulang, dan aku tidak bisa keras kepala lagi, aku tidak ingin membuat rika tambah khawatir.
Ku lewati rumah Rizky, deg motornya ada. Aku masih berdiri di depan pagar rumahnya, antara ingin masuk dan tidak.
Samar aku dengar suara orang keluar dari pintu rumahnya. Entah mengapa tubuhku bergerak mencari tempat persembunyian. Tidak lama aku mendengar suara motor Rizky. Untuk kedua kalinya aku bersembunyi di tempat ini, di balik tembok rumah Rizky, untuk kedua kalinya aku melihat hal yang sama. Rizky membonceng Irna dengan motornya keluar dari Rumah Rizky.
Aku masih berdiri terdiam di tempat itu, dadaku sesak, hatiku hancur. Hujan tiba-tiba turun dengan deras, dan aku masih belum bergerak dari tempat itu, aku tidak mencoba untuk menghindari air hujan yang jatuh membasahiku.
Ku terduduk tidak kuasa menahan tubuhku, ku tekuk kedua kaki ku, ku peluk kakiku dengan tanganku kuat. Ku jatuhkan kepalaku di kedua lututku. Aku tumpahkan segala yang ada di dadaku, aku menangis hebat.
@Tsunami ayolah kasih semangat ke Tirtanya, huhu :-S
Mention ya @Rika1006