It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lima menit yang lalu bunda baru selesai bercerita. Seminggu yang lalu tepatnya hari ulang tahun Rizky, abi mengalami kecelakaan parah, abi tidak sadarkan diri sampai besok harinya abi menghembuskan nafasnya yang terakhir. Aku ingin menangis, masih ku ingat terakhir kali aku bertemu abi, abi bertanya tentang papa ku.
'Jangan katakan lagi kalau kamu sudah tidak punya ayah, karena mulai sekarang, abi adalah ayah kamu juga, jangan sungkan datang kepada abi, kalau kamu butuh sesuatu.' itulah kata-kata abi yang tidak akan pernah aku lupakan.
Sekarang sosok itu sudah tidak ada lagi, aura kepemimpinan dan kharisma yang di turunkannya kepada Rizky tidak akan aku lihat lagi, aku bahkan tidak dapat mengantar beliau ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Jadi alasan inilah mengapa Rizky melupakan janjinya, bukan melupakan tepatnya. Saat-saat sseperti itu Rizky pasti membutuhkan aku di sampingnya, tetapi aku yang tidak tahu apa-apa malah berfikiran buruk terhadap Rizky. Aku sudah gagal menjadi sahabatnya, apalagi untuk cintanya, aku benar-benar tidak pantas.
Rasa sakit kehilangan ayah, aku tahu benar seperti apa rasanya. Sekarang Rizky harus menjadi tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya, ada bunda dan Rara yang harus dia tanggung. 'Maafkan aku Ky.' kataku lirih dalam hati.'
....
Setelah berpamitan dengan bunda, aku mengantar Rika sampai depan gang. Baru beberapa langkah aku dari pagar rumah Rizky, air mata yang sudah ku tahan sedari tadi akhirnya jatuh juga, aku menangisi kepergian abi, aku menangisi karena sebagai anak aku tidak bisa mengantar kepergiannya, aku bahkan tidak bisa melihat beliau untuk yang terakhir kali, dan aku juga menangisi ketidak bergunaanku yang tidak bisa menemani Rizky di saat-saat sulitnya.
Rika mencoba menenangkan ku, dari tadi kami bertemu bunda, Rika tidak banyak bicara, dan sekarang Rika juga ikut terisak bersamaku, sepertinya tadi Rika juga berusaha untuk tidak menangis di hadapan bunda.
"Aku benar-benar tidak berguna ya ka." Aku tersenyum lirih
"Kamu juga kan lagi sakit Ta, bukan karena kamu gak berguna."
"Ya karena sakit ini aku gak berguna, aku lemah." aku menepuk-nepuk dadaku tempat jantungku berada.
"Kamu jangan nyalahin diri kamu terus, Ta! Sebaiknya kamu temuin Rizky sekarang." bunda tadi bilang Rizky pamit sebentar tempat temannya.
"Aku gak tau teman-teman Rizky kecuali Irna. Dan aku juga gak tau dimana Irna tinggal."
"Trus kamu mau kembali kerumah sakit sekarang?"
"Tolong bisa gak Ka, kamu kembali sendiri kerumah sakit, tolong bilangin sama mama dan nenek, malam ini aku mau tidur dirumah." pintaku kepada Rika, ya saat ini aku ingin sendirian, aku ingin mencari tempat dimana aku bisa menangis sepuasnya.
"Baiklah, aku ngerti koq, yudah kita pisah disni saja, aku bisa sendiri, malam ini sangat ramai jadi jangan khawatir terjadi sesuatu sama aku." Rika tersenyum meyakinkan.
"Makasih ya Ka.."
Rika hanya tersenyum dan mengacak-ngacak rambutku.
.....
Aku berjalan gontai menuju rumah nenek, ku dengar suara terompet di mana-mana, anak-anak ramai bermain di luar rumah, ku lihat jam di tangan ku, 'sudah pukul setengah 11 malam' batinku. Sebentar lagi tahun akan berganti, tetapi aku melewati malam ini dengan segala macam perasaan yang berkecamuk, seorang diri.
Ku tertegun saat melihat sosok tinggi, berdiri bersandar di pagar depan rumahku, wajahnya tertunduk dan kedua tangannya di masukan kedalam kantong celananya.
"Rizky..!" panggilku terkejut melihat dia orang yang terus berputar-putar di fikiranku, kini sedang berdiri di depan rumahku.
Rizky melihatku, di bawah sinar rembulan aku bisa melihat tatapannya yang sendu, dia tertegun.
Aku berjalan mendekatinya, perlahan karena aku masih antara percaya dan tidak, apakah ini nyata atau tidak aku masih ragu.
Rizky masih terdiam memperhatikanku yang sedang berjalan menghampirinya.
Aku berhenti dengan jarak sangat dekat, kami berhadapan, saling menatap, tidak ada yang bicara untuk beberapa saat. Sampai bisa kurasakan tangan Rizky bergerak di wajahku, kurasakan lembut saat jari-jarinya membelai pipiku, dahiku, hidungku, rambutku.
"Ini benaran kamu kan Ta? Ini bukan khayalan aku kan?"
###
@4ndh0 haha ngakak sumpah baca koment kamu..
@3II0 jangan di goncang akunya, nanti gempa.Loh?
@Wita @Tsunami @cute_inuyasha @d_cetya @lulu_75 @fian_gundah
ehm, btw buat @3ll0 tu double el ya bkan 1 ok ts
jlebbb
di tusuk tsnya )
Tp cukup kebayar dg pertemuan 2 sahabat d akhir chapter yg cukup touch my heart ;;) sukakkk ma persahabatan ini
Ubi eluu Ndo @4ndh0 ... :P