It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
masih saja terabaikan. Wanita yang merupakan istri dari Andun Suherman, 45 tahun, harus membesarkan tujuh orang putrinya dalam kondisi
serba kekurangan. Bahkan, Iyah sampai memasak batu untuk mengelabui anaknya. Sebab, di rumahnya sudah tidak ada lagi persediaan makanan. Kisah ini terjadi ketika anak Iyah yang masih kecil merengek lapar. Iyah bingung dan memutuskan memasak batu, berharap anaknya tertidur dan melupakan rasa laparnya.
Kabar tersebut lantas terdengar oleh Kapolres
Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu. Hatinya
terenyuh dan segera menemui keluarga Andun dan
Iyah. Guntur lalu memberikan sejumlah bantuan. Tidak hanya makanan, pejabat kepolisian itu juga
mengusahakan agar Andun, Iyah dan ketujuh
putrinya tinggal di rumah yang layak. Selama ini, mereka tinggal di gubuk reyot yang berdiri di atas lahan milik orang. Guntur mencoba mendekati pemilik tanah hingga akhirnya sang pemilik tanah merelakan sebagian tanahnya untuk keluarga miskin tersebut. Guntur membalas kebaikan pemilik tanah dengan menanggung seluruh biaya sertifikasi tanah tersebut. Dalam pengurusan sertifikat dan pemberian bantuan, Guntur dibantu oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Cianjur beserta sejumlah donatur.
dengan jasad temannya, untuk melawan kesepian
yang menyiksa yang dialaminya. Pada Januari 2014, Jose Salvador Alvarenga, seorang nelayan dari El Salvador, terdampar di sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik. Dia terseret ombak setidaknya 5.500 mil setelah badai menghantam perahu yang dinaikinya. Ditemukan dalam keadaan basah kuyup, sangat kurus, penuh luka dan berjenggot lebat, Alvarenga selamat setelah bertahan hidup selama 14 bulan. Namun, temannya Ezequiel Cordoba meninggal
setelah dua bulan hidup hanya mengandalkan pada air hujan, burung dan kura-kura. Alvarenga kemudian menceritakan kembali pengalamannya terdampar dan bertahan hidup di laut tersebut kepada Jonathan Franklin yang menulis tentang dirinya berjudul 438 Days. Menurut Alvarenga, kesehatan Cordoba mulai menurun drastis setelah sakit akibat minum urine sendiri, makan daging mentah dan mulai menolak makanan. Menggambarkan kepanikan yang dialami ketika
menyadari temannya itu sedang sekarat, Alvarenga berteriak: "Jangan tinggalkan aku sendiri! Kamu harus berjuang untuk hidup! Apa yang akan aku lakukan di sini sendirian?"
Setelah kematian Cordoba, Alvarenga mulai
berbicara dengan jasad temannya itu untuk
membunuh kesepian yang melandanya. Alvarenga menuturkan bagaimana dia menanyakan
berbagai hal kepada jasad Cordoba dan
menjawabnya sendiri. Lama-lama apa yang dia lakukan itu meningkat menjadi halusinasi, sampai Alvarenga baru menyadarinya enam hari kemudian bahwa ia telah berbicara dengan mayat Cordoba. Perahu Alvarenga yang terdampar di pulau terpencil bernama Ebon Atol ditemukan oleh nelayan yang melintas. Kisahnya menarik perhatian internasional dan banyak yang takjub bagaimana dia bisa melarikan diri dari kematian setelah kekurangan makanan satu tahun lebih.
mengikutinya dibelakang, namun terkadang jarak
membuatku kelelahan, di satu sisi aku takut
meninggalkan dirinya pergi sendiri, untuk itu aku
membuat perubahan pada kursi rodanya," jelasnya. Kursi roda hasil modifikasi Xu, sebetulnya
sederhana. Dia hanya menambahkan sebuah
tempat duduk di belakang kursi roda elektrik milik
sang istri. Tetapi, kegigihan dan keromantisan yang ditunjukkan Xu membuat hati netizen di Tiongkok luluh. Mereka bahkan menyebut kursi roda itu dengan sebutan "Kursi Roda Cinta". Tak hanya itu, netizen di sana juga menyebut pasangan ini sebagai "Pasangan Paling Romantis".
seseorang yang kamu sayangi atau teman
terdekatmu didiagnosa kanker? Penyakit yang satu
ini jadi salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia. Dan meskipun bisa disembuhkan, namun ada banyak pula yang tak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia. Tak ingin tenggelam dalam kesedihan karena didiagnosa metastatic medulloblastoma (tumor otak) , gadis bernama Tessa Calder justru melakukan hal yang tak banyak dipikirkan orang lain, yaitu memakai berbagai kostum saat melakukan pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Gadis berumur 21 tahun yang juga jadi mahasiswa kedokteran dari Australia ini justru menghibur keluarga, teman-teman dan sesama pasien kanker dengan foto-foto lucunya mengenakan berbagai kostum. Ide ini pertama kali muncul saat ayahnya mencoba menghibur Tessa di kamar rumah sakit tempatnya menginap.
Tessa menjelaskan bahwa di samping tempat
tidurnya ada jendela cukup besar yang
memperlihatkan lantai dua di mana dipenuhi dinding kaca dan koridor. Dari situ terlihat ada orang-orang yang lewat, dan ketika ada seorang pasien yang lewat dengan membawa tiang infus, ayahnya mencoba bercanda dengan berkata "Coba lihat, itu ada Paus (pemimpin Vatikan) lewat. Itu ada lagi. Ada banyak Paus di sini." Tessa pun punya ide membuat topi yang mirip dengan yang dimiliki pemimpin agama di Vatikan itu, kemudian berjalan dengan tiang infusnya saat melewati koridor rumah sakit. Banyak pasien yang melihat ke arahnya dan tertawa melihat kostumnya yang aneh.
Ia pun mem-posting fotonya tersebut di Facebook
dan mendapat banyak like, komentar serta
dukungan dari banyak orang, memintanya
melanjutkan aksinya sebagai Francis. Sejak itu, ia
pun bertransformasi menjadi Gandalf, Harry Potter,
atau menjadi petinju dengan bantuan tiang infus yang dibawanya ke mana-mana. Seperti dikutip dari abc.net.au, Tessa bahkan berkata, "Jika hal ini bisa membawa senyum pada banyak orang, bahkan jika mereka tidak sedang sakit, aku pikir ini lebih positif dan bisa meringankan beban. Teman-teman dan keluarganya telah jadi obat terbaik. Mereka datang dan menemani dan membahas hal menyenangkan."
orang asing sekalipun. Seseorang bisa dengan
mudahnya membantu orang lain karena ketulusan
dan kemurahan hatinya. Baru-baru ini, sebuah potret pria tua bantu ajari seorang anak muda pakai dasi tersebar di dunia maya. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, potret tersebut diambil oleh seorang pria bernama Redd Desmond Thomas di Lindberg Center, Atlanta. Thomas mengatakan kalau awalnya pria muda itu sedang duduk dan berusaha memakai dasi. Lalu ada seorang nenek memakai mantel merah melihatnya. Kemudian dia bertanya pada anak muda tersebut, "Kamu bisa pakai dasi dengan benar?" Lalu anak muda tersebut menjawab, "Tidak, Ma'am."
"Nenek itu lalu menepuk suaminya dan berkata 'Sini dan ajari anak muda ini pakai dasi.' Kakek itu
kemudian lalu menghampiri anak muda itu dan
mengajarinya pakai dasi langkah demi langkah.
Lalu, kakek baik hati itu melihat anak muda tersebut mengulangi langkah-langkah yang sudah ia ajarkan dan berhasil," cerita Thomas. Melihat potret sang kakek mengajari anak muda itu
pakai dasi sungguh mengetuk hati nurani. Kebaikan tak cukup hanya dengan dikatakan. Butuh tindakan langsung untuk mewujudkan sebuah kebaikan. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan pasti akan berdampak langsung pada kehidupan seseorang yang kita bantu, sekalipun ia orang asing.
dan menghadapi penyakit di dalam tubuhnya sendiri saja pasti sudah sangat berat, apalagi ketika harus menerima kenyataan harus kehilangan helai per helai rambut di kepala karena efek kemoterapi. Meski mungkin tidak terasa sakit karena kehilangan rambut di kepala, namun hal ini bisa sangat mempengaruhi emosional penderita kanker, apalagi anak-anak. Saat sesungguhnya anak-anak berlarian dan bermain bersama anak-anak lain, mereka justru harus berperang melawan penyakit kanker di dalam tubuhnya. Hal inilah yang menggugah hati seorang ibu beranak tiga bernama Holly Christensen. Dikutip dari mashable.com, ketika anak temannya, Lily, didiagnosa terserang lymphoma tahun ini, Christensen tiba-tiba punya rencana membuat wig rambut Rapunzel dari gulungan benang, berharap wig ini akan melindungi kulit kepala Lily dan membuatnya tersenyum bahagia.
Wig untuk Liliy benar-benar berhasil menyenangkan hati, dan hal ini menggugah mantan perawat onkologi (penyakit tumor) ini membuat lebih banyak wig dan memperluas proyeknya tersebut yang kini disebut dengan the Magic Yarn Project. Bersama-sama dengan temannya, Bree Hitchock, dan tim sukarelawan yang juga peduli terhadap anak-anak penderita kanker, banyak wig akhirnya dibuat untuk disumbangkan ke berbagai rumah sakit dan
orangtua yang membutuhkan. Dalam laman yang sama, ia mengungkapkan, "It lit a little fire inside me and I thought that perhaps I could start making these princess wigs and sending them to cancer centers around the country." Hal ini menyentil hati kecilnya untuk berbuat sesuatu saat melihat anak-anak penderita kanker, dan agar mereka tetap bahagia, ia berencana mengirimkan wig-wig buatannya ke berbagai pusat perawatan
kanker di negaranya.
Ia sengaja menggunakan benang karena seringkali
kulit kepala anak-anak sensitif terhadap bahan wig
biasa, dan ia juga melengkapi bahan yang lembut
agar ramah di kulit kepala anak-anak. Dan semenjak berjalannya proyek yang ia jalankan, sangat banyak respon dukungan yang datang, baik dalam hal membantu membuat wig maupun sumbangan untuk membeli bahan. Hal ini membuatnya tersentuh, mengetahui anak-anak sangat senang dengan hadiah yang ia dan timnya berikan dan membuat anak-anak tersenyum lagi. Meski bukan hal yang besar, namun hal ini sangat berarti.
siap untuk menerima semua risiko yang ada.
Termasuk risiko terluka atau kehilangan nyawa.
Para tentara yang dikirim negara untuk bertugas
jelas mengemban beban yang berat. Saat para tentara itu selesai bertugas dan kembali
pulang, biasanya akan ada keluarga yang
menyambut dan memberi pelukan. Tapi ada
seseorang yang istimewa yang siap memberi
sambutan hangat seperti keluarga sendiri. Namanya Elizabeth Laird. Dilansir dari laman diply.com, ia dikenal sebagai "hug lady" atau wanita yang selalu memberi pelukan. Selama 12 tahun, nenek yang kini berusia 83 tahun selalu menyambut para tentara yang selesai bertugas di negaranya dengan pelukan hangat.
Setiap tentara yang pulang disambut hangat dengan pelukan Nenek Elizabeth. Dia juga selalu tersenyum pada para tentara. Ah, hati siapa yang tak bahagia jika disambut oleh seorang wanita berhati mulia sepertinya, ya Ladies. Sudah lebih dari sejuta tentara yang ia peluk. Cinta dan energi positifnya ditularkan kepada para tentara tersebut. Namun, suatu hari Nenek Elizabeth tak muncul menyambut kedatangan para tentara. Banyak orang yang bertanya-tanya ke mana perginya nenek yang baik hati tersebut. Pastinya ada rasa hilang ketika orang yang selama ini selalu
memberikan sambutan hangat mendadak tak hadir.
Rupanya selama 11 tahun ini, Nenek Elizabeth
berjuang melawan penyakit kanker payudara. Dan
alasannya tak hadir sambut kedatangan para tentara itu adalah karena ia dirawat di ruang UGD. Para tentara yang pernah dipeluk Nenek Elizabeth
ikut cemas. Akhirnya mereka berinisiatif membuat
akun GoFindMe untuk menggalang dana demi biaya pengobatan Nenek Elizabeth. Saat ini donasi yang terkumpul sudah mencapai 80 ribu dolar.
Sersan Jarvez Wilkes mengatakan, "Sebuah
kehorhamatan bisa memeluknya di saat ia
membutuhkan. Aku sengaja datang dan
memberinya sedikit cinta karena ia sudah
memberikan banyak sekali cinta."
ketika ada orang lain yang memperdulikannya.
Seseorang juga akan sangat terharu ketika di saat
ia kesusahan, ada orang lain yang menolong dan
menaruh perhatian padanya. Berbicara mengenai
seseorang yang berhati baik dan berjiwa penolong, tak hanya orang dewasa yang berhati baik dan
berjiwa penolong. Ada beberapa anak yang justru
memiliki hati lebih baik dan suka menolong tanpa
pamrih saat melihat orang lain kesusahan. Seperti
halnya seorang anak gadis yang masih berusia 4
tahun berikut ini. Dikutip dari laman metro.co.uk, gadis yang masih berusia 4 tahun bernama Lola dari Aldershot, baru saja menjadi malaikat kecil untuk seorang tunawisma di sana. Menurut sang ibu, Rhoda Kirkpatrick (29), beberapa waktu yang lalu Lola baru saja memberikan makanan untuk seorang tunawisma yang sedang meringkuk kedinginan di depan sebuah toko di mana ia berbelanja dengan sang ibu. Bahkan, gadis kecil tersebut membelikan semua uang saku yang diberikan orang tuanya untuk membelikan makanan tunawisma.
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan dengan wartawan metro, Kirkpatrcik mengatakan, "Saat itu kami baru saja pulang berbelanja. Di depan toko, ia melihat seorang pria paruh baya tunawisma yang meringkuk kedinginan. Ia pun bertanya kepada saya kenapa pria tersebut duduk di tanah yang dingin. Saya pun menjelaskan siapa pria tersebut dan kenapa ia di sana. Mendengar penjelasan saya, ia akhirnya berniat untuk membantu sang tunawisma. Ia ingin membelikan makanan si tunawisma."
"Awalnya, saya menjelaskan pada putri saya
mungkin saja pria ini memiliki uang untuk membeli makanan. Tapi, kemungkinan lain, uang tersebut ia
gunakan untuk membeli hal-hal lain yang tidak
penting (nakal). Tapi, rupanya tekad putri saya
untuk menolongnya sudah bulat. Saya pun
mengajaknya ke toko roti terdekat. Di toko tersebut,
ia membeli sosis roll untuk si pria. Katanya, sosis rasanya enak dan bisa menghangatkan badan pria
tersebut." Tambah Kirkpatrcik. Setelah membeli
sosis, Lola pun menyerahkan sosis yang baru ia beli kepada sang pria.
Setelah sosis telah diberikan pada pria, sang bunda menceritakan kepada si pria kenapa putrinya memberinya sosis. Mendengar penjelasan ibu muda tersebut, pria tunawisma itu pun terlihat meneteskan air mata dan sangat berterima kasih kepada Lola. Kirkpatrick mengatakan, "Saya melihat ia meneteskan air mata. Ia tak henti- hentinya mengucapkan terima kasih pada putri saya. Saya ikut tersentuh melihat itu semua. Baginya dan bagi kami, moment tersebut tak akan pernah kami lupakan dengan mudah begitu saja."
ketika ada orang lain yang memperdulikannya.
Seseorang juga akan sangat terharu ketika di saat
ia kesusahan, ada orang lain yang menolong dan
menaruh perhatian padanya. Berbicara mengenai
seseorang yang berhati baik dan berjiwa penolong, tak hanya orang dewasa yang berhati baik dan
berjiwa penolong. Ada beberapa anak yang justru
memiliki hati lebih baik dan suka menolong tanpa
pamrih saat melihat orang lain kesusahan. Seperti
halnya seorang anak gadis yang masih berusia 4
tahun berikut ini. Dikutip dari laman metro.co.uk, gadis yang masih berusia 4 tahun bernama Lola dari Aldershot, baru saja menjadi malaikat kecil untuk seorang tunawisma di sana. Menurut sang ibu, Rhoda Kirkpatrick (29), beberapa waktu yang lalu Lola baru saja memberikan makanan untuk seorang tunawisma yang sedang meringkuk kedinginan di depan sebuah toko di mana ia berbelanja dengan sang ibu. Bahkan, gadis kecil tersebut membelikan semua uang saku yang diberikan orang tuanya untuk membelikan makanan tunawisma.
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan dengan wartawan metro, Kirkpatrcik mengatakan, "Saat itu kami baru saja pulang berbelanja. Di depan toko, ia melihat seorang pria paruh baya tunawisma yang meringkuk kedinginan. Ia pun bertanya kepada saya kenapa pria tersebut duduk di tanah yang dingin. Saya pun menjelaskan siapa pria tersebut dan kenapa ia di sana. Mendengar penjelasan saya, ia akhirnya berniat untuk membantu sang tunawisma. Ia ingin membelikan makanan si tunawisma."
"Awalnya, saya menjelaskan pada putri saya
mungkin saja pria ini memiliki uang untuk membeli makanan. Tapi, kemungkinan lain, uang tersebut ia
gunakan untuk membeli hal-hal lain yang tidak
penting (nakal). Tapi, rupanya tekad putri saya
untuk menolongnya sudah bulat. Saya pun
mengajaknya ke toko roti terdekat. Di toko tersebut,
ia membeli sosis roll untuk si pria. Katanya, sosis rasanya enak dan bisa menghangatkan badan pria
tersebut." Tambah Kirkpatrcik. Setelah membeli
sosis, Lola pun menyerahkan sosis yang baru ia beli kepada sang pria.
Setelah sosis telah diberikan pada pria, sang bunda menceritakan kepada si pria kenapa putrinya memberinya sosis. Mendengar penjelasan ibu muda tersebut, pria tunawisma itu pun terlihat meneteskan air mata dan sangat berterima kasih kepada Lola. Kirkpatrick mengatakan, "Saya melihat ia meneteskan air mata. Ia tak henti- hentinya mengucapkan terima kasih pada putri saya. Saya ikut tersentuh melihat itu semua. Baginya dan bagi kami, moment tersebut tak akan pernah kami lupakan dengan mudah begitu saja."
ketika ada orang lain yang memperdulikannya.
Seseorang juga akan sangat terharu ketika di saat
ia kesusahan, ada orang lain yang menolong dan
menaruh perhatian padanya. Berbicara mengenai
seseorang yang berhati baik dan berjiwa penolong, tak hanya orang dewasa yang berhati baik dan
berjiwa penolong. Ada beberapa anak yang justru
memiliki hati lebih baik dan suka menolong tanpa
pamrih saat melihat orang lain kesusahan. Seperti
halnya seorang anak gadis yang masih berusia 4
tahun berikut ini. Dikutip dari laman metro.co.uk, gadis yang masih berusia 4 tahun bernama Lola dari Aldershot, baru saja menjadi malaikat kecil untuk seorang tunawisma di sana. Menurut sang ibu, Rhoda Kirkpatrick (29), beberapa waktu yang lalu Lola baru saja memberikan makanan untuk seorang tunawisma yang sedang meringkuk kedinginan di depan sebuah toko di mana ia berbelanja dengan sang ibu. Bahkan, gadis kecil tersebut membelikan semua uang saku yang diberikan orang tuanya untuk membelikan makanan tunawisma.
Dalam wawancara eksklusif yang dilakukan dengan wartawan metro, Kirkpatrcik mengatakan, "Saat itu kami baru saja pulang berbelanja. Di depan toko, ia melihat seorang pria paruh baya tunawisma yang meringkuk kedinginan. Ia pun bertanya kepada saya kenapa pria tersebut duduk di tanah yang dingin. Saya pun menjelaskan siapa pria tersebut dan kenapa ia di sana. Mendengar penjelasan saya, ia akhirnya berniat untuk membantu sang tunawisma. Ia ingin membelikan makanan si tunawisma."
"Awalnya, saya menjelaskan pada putri saya
mungkin saja pria ini memiliki uang untuk membeli makanan. Tapi, kemungkinan lain, uang tersebut ia
gunakan untuk membeli hal-hal lain yang tidak
penting (nakal). Tapi, rupanya tekad putri saya
untuk menolongnya sudah bulat. Saya pun
mengajaknya ke toko roti terdekat. Di toko tersebut,
ia membeli sosis roll untuk si pria. Katanya, sosis rasanya enak dan bisa menghangatkan badan pria
tersebut." Tambah Kirkpatrcik. Setelah membeli
sosis, Lola pun menyerahkan sosis yang baru ia beli kepada sang pria.
Setelah sosis telah diberikan pada pria, sang bunda menceritakan kepada si pria kenapa putrinya memberinya sosis. Mendengar penjelasan ibu muda tersebut, pria tunawisma itu pun terlihat meneteskan air mata dan sangat berterima kasih kepada Lola. Kirkpatrick mengatakan, "Saya melihat ia meneteskan air mata. Ia tak henti- hentinya mengucapkan terima kasih pada putri saya. Saya ikut tersentuh melihat itu semua. Baginya dan bagi kami, moment tersebut tak akan pernah kami lupakan dengan mudah begitu saja."
diam dan terlalu banyak disentuh. Karena itu banyak sekali tempat yang mengkhususkan diri di bidang anak-anak, misalnya barber shop atau salon potong rambut, agar anak-anak dan orang tuanya lebih nyaman saat penampilan si kecil "dirombak". Namun sedikit berbeda dengan anak-anak lain, jangankan mau dipotong rambutnya, Mason bahkan tidak mengizinkan orang lain menyentuh area di dekat telinganya. Beberapa bulan yang lalu, Mason didiagnosis menderita ASD (autism spectrum disorder). Dan tak lama setelah itu, orang tuanya memperkenalkan Mason pada James Williams, seorang pemangkas rambut di Inggris dan mempercayainya untuk memangkas rambut Mason, seperti yang dikisahkan dalam Buzzfeed.com. Namun karena Mason tidak suka jika ada yang menyentuh area di sekitar
telinganya, James kesulitan melaksanakan
tugasnya. Selama berbulan-bulan ia sudah mencoba berbagai cara, namun tak kunjung membuahkan hasil.
Barulah pada 3 November yang lalu, akhirnya
James berhasil memangkas rambut Mason,
meskipun dengan posisi yang tidak sewajarnya.
Saking gembiranya, ia mengunggah foto-foto dirinya dan Mason di akun Facebooknya, tentu setelah mendapat izin dari orang tua Mason. Ia tampak sedang telungkup di lantai sambil memangkas rambut, sementara Mason tampak sibuk main ponsel. Ia juga bercerita betapa gembiranya ia telah diberi kepercayaan dan sudah bisa membuat orang tua Mason bahagia. Di akhir cerita, James juga mengatakan bahwa Mason juga mau memberinya pelukan di akhir perjumpaan. Manisnya ..
Bahkan terkadang kita tak pernah menyangka kalau sebuah kebaikan bisa kita terima dari orang asing. Berbuat baik memang tak ada batasnya.
Potret seorang wanita yang memayungi seorang
petugas polisi mencuri perhatian publik. Dilansir dari shanghaiist.com, suatu hari di tengah hujan deras, seorang petugas polisi sedang mengatur padatnya lalu lintas di pusat kota Shangqiu, Henan, Cina. Tak lama kemudian, seorang wanita menghampirinya dan memayunginya. Wanita tersebut sengaja membawa payung dan melindungi sang polisi dari derasnya guyuran hujan.
"Saya sudah bilang padanya supaya tak dekat-
dekat karena berbahaya," kata polisi yang bernama
Wang Zhiheng tersebut. Wang mengucapkan terima kasih pada wanita tersebut. Ia sebenarnya tak ingin merepotkan dan menyuruh wanita itu untuk menjauhinya. "Tapi dia tak mendengarkan kata-kata saya. Saya juga tak mengenalnya. Saya merasa tersentuh dengan kebaikan hatinya," ujar Zhiheng. Selama 30 menit, wanita tersebut memayungi Zhiheng. Saat hujan lebih reda, wanita itu meninggalkan Zhiheng. Setelah kejadian itu,
Zhiheng melacak identitas wanita baik hati tersebut. Rupanya wanita itu bernama Wang Yanyan, pemilik sebuah kedai di sekitar area tersebut.
"Saya membuka kedai di sini dan selalu melihat
polisi menjalankan tugasnya, tak peduli teriknya
matahari di musim panas atau dinginnya udara di
musim dingin, mereka selalu berdiri di jalan.
Tugasnya berat sekali," tutur Yanyan. "Hari itu hujan turun deras sekali dan polisi sedang bekerja dan bajunya basah kuyup, hati kecil ini pun berkata
untuk menghampiri dan memayunginya."
Memang tidak spesial di zaman sekarang, ketika
semua hal sudah jauh berkembang dan semua
orang bisa mengambil pendidikan lebih tinggi dan
keluar negeri. Tapi gelar ini justru sangat berarti bagi seorang nenek berumur 97 tahun bernama Margaret Thome Bekema. Di usianya yang sudah hampir satu abad tersebut, ia justru baru saja mendapatkan gelar diploma dari sekolah SMA-nya dahulu, Grand Rapids Catholic Central High, pada tanggal 29 Oktober lalu. Dengan kata lain, ia baru saja lulus sekolah menengah atasnya di usia yang ke-97 tahun, di mana seharusnya ia sudah lulus di tahun 1936, jauh 79 tahun lalu dari sekolah tersebut. Seperti dikutip dari mlive.com, nenek Bekema tak bisa menyelesaikan pendidikannya di SMA karena harus mengurus adik-adiknya yang masih kecil dan ibunya, Katherine, yang saat itu menderita penyakit kanker. Ia terpaksa harus keluar dari sekolah dan mengurus rumah saat ayahnya sendiri, Leo Thome, harus pergi bekerja sehingga tak bisa menjaga di rumah.
Nenek Bekema berkata bahwa dirinya keluar dari
sekolah saat usianya masih 17 tahun dan ini
membuatnya sangat sedih. Ia sangat menyukai
sekolah dan ia juga punya banyak teman, tapi ia
harus mengurus rumah dan ibunya. Ini sangat berat baginya. Oleh karena itu, ia teramat sangat berterima kasih dari hatinya yang paling dalam
dengan gelar yang ia dapatkan dari sekolah yang ia tinggalkan tersebut. Semua ini bisa terjadi karena anak keponakannya, Sister Maureen Geary, menelepon ke sekolah Grand Rapids Catholic Central High dan menceritakan tentang nenek Bekema, dan betapa berartinya jika ia bisa mendapatkan gelar diploma dari sekolah tersebut.
Kepala sekolah Grand Rapids Catholic Central High, Greg Deja mengatakan bahwa hidup nenek Bekema adalah sebuah bentuk pengorbanan dan pengabdian. Hal ini sangat menginspirasi dan mendorong semua orang untuk berbuat lebih baik karena pilihan hidup nenek Bekema adalah bentuk dari nilai-nilai penting kehidupan yang selama ini diajarkan di sekolah. Maka dari itu, sekolah tidak ragu menganugerahinya gelar diploma. Saat toga dan ijazah diberikan, nenek Bekema tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia setelah sekian lama meninggalkan sekolah. Meski mungkin ijazah SMA tidak begitu berarti di mata banyak orang, dan terkadang orang justru malas pergi sekolah, sepertinya kisah nenek Bekema bisa membuat kamu lebih menghargai sekolah.
kalau di luar sana ada banyak orang yang dengan
tulus mau berkorban untuk kita. Berbuat baik
memang tak perlu memandang siapa yang
menerima kebaikan kita. Atau bagaimana agar
kebaikan kita nantinya mendapat balasan setimpal. Greta Hokanson, saat usianya 16 tahun ia
didiagnosis menderita leukimia. Dilansir dari metro.co.uk, dia divonis tak bisa bertahan hidup kecuali dengan transplantasi sumsum tulang. Tak
bisa dibayangkan bagaimana perasan Greta saat
itu. Namun harapan dan jalan keluar
selalu ada. Seorang pria berusia 44 tahun bernama Danny Daniels dinyatakan bisa mendonorkan sumsum tulang untuk Greta. Operasi pun dilakukan dan syukurlah berjalan lancar. Greta akhirnya mendapat kesempatan hidup kedua.
Ketika akhirnya Greta menikah dengan Tony
Hokanson, tak lupa ia mengundang Danny sebagai
tamu kehormatan. Pernikahan yang dilangsungkan
tanggal 10 Oktober tersebut pun diwarnai momen
mengharukan. Greta berdansa dengan Danny dan
tak bisa menyembunyikan rasa haru sekaligus bahagianya. Greta sangat senang Danny bisa hadir di acara istimewanya. "Ketika kami membuat daftar tamu undangan, aku bilang pada ibu kalau aku ingin sekali mengundang Danny dan istrinya Angie," ungkap Greta. Saat Danny berkata akan datang ke acara pernikahannya saja, Greta sudah terharu.
"Aku berterima kasih banyak sekali lagi dan aku jadi sangat terharu. Sampai sekarang aku masih tak percaya ia rela jadi pendonor," kata Greta.
Sementara Danny merasa "sangat bangga" dengan Greta.