It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ada apa ma jala? awas aja kalau jala kenapa2 N dia dipisah ma daya
Hmmm dari ruang satpam, kalau kita fokuskan mata, terlihat sebuah perusahaan pertanian lumayan moderen. Aku ga nyangka ini perusahan menitik-beratkan proses hidroponik untuk menghasilkan produk pertanian.
Kalau aku cermati, kota Bangil ini bukan kota pertanian malah ! dibilang dataran rendah ga, dataran tinggi juga ga !
kotanya flat, langitnya abu-abu, banyak debu berterbangan, tidak hijau seperti Bogor, Malang, ataupun Lembang
jadi pintar sekali mereka jika menggunakan teknologi untuk berproduksi
Lalu, langkahku sampai pada sebuah ruangan,
Dalam sebuah ruang untuk perkumpulan pekerja bila waktunya pergantian shift.
Telah berkumpul sekitar 15 orang pekerja. Ada seorang bapak, sepertinya yang kular-kilir itu adalah istrinya. Mungkin bapak dan ibu ini adalah pimpinan perusahaan. Aku duduk pada bangku panjang di sudut ruangan.
Bangku ini dirancang seperti dipan muat 2 orang untuk tiduran.
Prinsipnya, aku menunggu kesempatan untuk melihat Jala,
mataku sangat awas, namun belum ada sosok Jala yang terlihat, mungkin Jala dibawa ke ruang khusus
Satu yang kucemaskan, untuk jenis usaha seperti ini resiko kecelakaan kerja sangat besar
Apakah perusahaan ini sudah siap untuk menangani kecelekaan, jangan hanya untung yang dicari, keselamatan orang juga hal yang utama,
terhadap pekerja seperti jala, dia aset yang berharga, tidak sepatutnya disepelekan begitu
Jika benar Jala kecelakaan, aku bersumpah akan mencelakakan juga pasangan suami istri ini
Saat ini, aku sudah bisa mengontrol emosi, aku sudah masuk dalam kondisi lebih dari siap untuk berperang !
Orang lain saja akan ku bela, apa lagi ini terjadi pada orang yang sangat ku sayang
Kewaspadaanku makin menjadi, kucermati semua percakapan ini, mereka membahas kejadian yang menimpa Jala saat ini
"Harusnya Jala sudah memasukkan titipan dari Malang ke pedagang pasar, tapi sudah jam 6 pagi, Jala masih di gudang beras !!, begitu laporan dari mas Wiji" kata ibu yang cerewet uuuugghh dan nampak kekecewaan pada wajahnya
"loh, kan semalam kita sepakat, untuk membersihkan stok di gudang beras itu. Ibu kira itu pekerjaan mudah simsalabin selesai ? wajar dong Jala lama disana" mas Kusno angkat bicara
"walaaahhh, kata bagian gudang sayur, mobil pickup yang dibawa Jala suduh keduluan diisi sayuran, untuk apa pula Jala harus mampir ke gudang beras" sekarang si Ibu itu bersuara lebih keras
"sudah.... sok ngerti !!!, kamu kan ga ikut meeting tadi malam" kata bapak pimpinan
"iya.... sok ngatur pula, diundang meeting ga datang !" mas Kusno merepet ga karuan
si ibu pimpinan itu merasa tersinggung dan menahan gemuruh di hati, aku yang melihat juga bergemuruh, terus Jala diapain di gudang beras
Masuklah seorang bapak pekerja yang pakaiannya penuh dengan tanah basah, lalu bapak itu berseru sambil menuju kerumunan orang itu :
"mobil itu ga ke pasar kok ! aku lihat mas Wiji yang membawa mobil itu ke belakang kebon tomat, berarti mas Jala dicelakai"
"Jangan asal nuduh, mas Wiji tidak ada shift pagi ini, kok mobil berisi sayuran itu ada sama dia ?" si ibu masih ada bahan untuk diomongkan
"ngapain dia laporan-laporan pagi hari sama kamu, kalau dia tidak ada shift pagi ?" si bapak pimpinan mulai curiga pada ibu itu
"huuuuu...... iya....... sok tahu" sorak pekerja
"saya yakin mas Jala sengaja dicelakai ! tidak seperti cerita gudang beras yang ibu tuduhkan" kesimpulan mas Kusno
Tiba-tiba terdengar permintaan mengiba dari seorang mbak pekerja di perusahaan ini, Ia berlarian menuju pimpinan
Tolong pak, tolooooong ........ Jala kritis ...... ke rumah sakit lebih baik, sebelum terlambat
Ya Allah ya tuhanku ................................., Jala kritis ?
Kekhawatiranku ternyata benar-benar terjadi
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .....................................
Jika cobaan seberat ini, aku ikhlas Jala pergi untuk selamanya, sehingga Jala tidak harus menderita untuk waktu yang lebih lama
Selanjutnya aku juga akan menyusul Jala ke alam kubur
Aku ikhlas ya Allah
Inilah caramu untuk menggerakkan langkahku hingga ke Bangil ini
Jala butuh pertolongan, Jala yang sendiri kalau dikeroyok rame-rame sungguh tidak adil !!!
Aku tidak pernah berlatih olah raga bela diri, tapi hari ini aku lebih dari siap untuk bertarung,
aku bersumpah ya Allah, kematian tidak akan menghalangi tekadku.
Semua yang berkumpul itu berlarian ke ruang sebelahnya, aku menyusul di belakang mereka.
Ruang inilah tempat Jala di rawat sejak subuh tadi
Tidak berperikemanusian, dari subuh Jala dibiarkan terkapar seperti itu !
"Anjing kalian semua ..................... darah Jala sudah mengering kalian biarkan saja !!!!!! masih saja rapat dan rapat, rapat akan menyelamatkan nyawa Jala ?????? Anjiiiiing kalian" seru mas Kusno histeris
"mas Kusno, tuh ambulannya datang ! tolong angkat Jala" perintah mbak pekerja itu
Sedetik kemudian, para pekerja dengan sangat sigap menggotong Jala masuk ambulan
"Ibu jangan main-main dengan nyawa orang ! sudah dari subuh saya mohon ibu mau menolong Jala untuk di bawa ke rumah sakit ! saya kawatir itu akan menimpa pekerja lain, jadi saya perlu berfikir ulang untuk bekerja disini" dengan tunjukan jari pada wajah ibu pimpinan itu, mbak pekerja itu berlalu. Itu adalah ancaman yang sangat serius dari seorang Jawa Timur, sangat serius !
Beberapa pekerja yang lain, berlarian menuju motor mereka, dan berbondong mengiringi laju ambulan turun ke kota untuk menuju rumas sakit daerah Bangil
Itu rumah sakit sederhana, levelnya sedikit di atas puskesmas
Aku, mas Kusno, dan 4 orang bapak pekerja ikut dalam ambulan
Darah merembes dari punggung Jala, sekujur bajunya sudah menyerap dan basah oleh darah,
wajah Jala tertidur dengan damai, membiru karena kehilangan banyak cairan darah, namun senyum ikhlas tetap terpelihara pada bibirnya
Jala dibacok dari belakang, bukan kecelakaan di gudang beras ! itu hanya sebuah pembelaan yang bodoh dari seorang yang sebentar lagi ingin kubunuh, ketimpuk karung beras tentunya jenis kecelakan utama di gudang beras bukan berdarah seperti ini, anak kecil juga tahu
Aku tidak akan bicara ataupun membela diri, kita lihat saja kekejaman setelah ini
"mas Kusno, coba lihat tadi aku ambil foto mobil pather agak reot, sangat ngebut turun dari perusahan itu ! apakah mas kenal orang ini ?" aku menyodorkan HP ku pada mas Kusno, bapak-bapak yang lain juga melongok
"benar...... ini si Wiji anjing !!!" mas Kusno sangat kaget
"benarkan ! dasar pimpinan goblok ! si bangsat ini kabur pakai mobil lain, karena mobil barang itu sekarang ada dikebon belakang yang saya bersihkan tadi" kata si bapak itu
"ya pak, sekarang kita selamatkan nyawa saudara saya ! darah nya O, saya juga O, apa diantara bapak-bapak ada juga yang darah O ?" permintaanku
"saya darahnya juga O " kata si bapak itu
"saya juga O " kata mas Kusno
"Alhamdulillah, sampai di RS kita ke ruang donor darah ya pak, kalau bapak bersedia menyelamatkan Jala" permintaanku yang tergolong sangat memelas
"sudah semestinya ! mas Jala masih sangat muda, tidak harus disiksa seperti ini" kata si bapak itu
Sampai di RS Jala langsung ditangani oleh dokter dan perawat, sementara kami memasuki ruangan untuk mendonorkan darah
Mereka senyum melihat kami sudah sangat siap dan sangat rapi kerjasamanya dalam menyelamatkan Jala
Sebelum kasus yang lainnya terlambat, aku minta pertolongan mas Kusno melapor ke kantor polisi.
Si Tamam supir keparat, akan ku hadang untuk tidak bisa ke luar dari Surabaya.
Dan dua orang bapak itu segera balik untuk mengamankan barang bukti mobil pickup di kebon itu setelah mereka bertelponan dengan pekerja yang tidak mengantar Jala ke RS
Bisa kukatakan dunia ini begitu sempit, apapun bentuk ketidak adilan menimpa orang yang benar, akan terbongkar oleh kuasa Allah
Ini bukan propaganda, aku akan bertindak nyata atas restu Yang Maha Kuasa tentunya
Bisa ku pastikan 100%, sekarang papa Daya si pak Imam itu sedang berada di Surabaya di rumah sahabat bisnisnya yaitu om santoso, boleh kita lihat, seperti apa balas dendamku
ini bukan bentuk sentimen sama Daya, aku lebih melihat sisi Jala !!!!!! tidak terfikir cinta-cintan sekarang di otakku, rasa kemanusianlah yang murni berbicara dalam hatiku saat ini !
Seandainya si supir keparat itu bisa meloloskan diri, aku juga sudah lebih dari siap menghadangnya, kita lihat nanti !!!! balas dendamku lebih pedih dari yang mereka perkirakan !
Aku mentransfer foto di HP ku pada polisi Bangil untuk mengembangkan penyelidikan
Mas Kusno juga telah menuliskan nama-nama saksi yang bergandengan tangan untuk meredam si Wiji agar melihat bentuk kesalahannya telah terlibat dalam tindakan yang mencelakakan orang lain.
Aku juga menghubungi pak polisi resor cempaka putih yang membantu menangani Natasya dulunya.
Cempaka putih adalah resor dimana si Tamam berdomisili, sudah sejak lama aku pendam segala bentuk sakit hati pada si supir
Selama ini aku bungkam ! bukan tidak mau ! aku berharapnya Daya yang bertindak ! tapi mungkin itu menyangkut papanya, makanya lebih bijaksana jika Daya pergi meninggalkan orang yang ga tahu diri ini !!!!!!!!!!!! sukurin
Jam 13.00 siang yang terik di Bangil, aku dan rombongan telah kembali berkumpul. Kami masih terpaku menunggu efek dari transfusi darah yang sudah dilakukan pada Jala sejak 3 jam lalu. Tak ada kebagian yang paling indah dalam hatiku selama ini, ketika 5 menit yang lalu, dokter berkata Jala sudah masuk dalam fase stabil.
Alahamdulilah ya Allah, kami tidak terlambat
Anak sebaik Jala akan selalu di tolong Allah
Air mataku menetes ...... Untuk peristiwa sesadis ini tentunya dimulai dengan peristiwa kecil sebagai peringatan, misal Jala jujur menginformasikan bentuk teror yang dilakukan papa Daya selama ini, maka kita dari Jakarta bisa menghentikan mereka ! anaknya yang kabur ke negara orang, mengapa Jala yang dikeroyok ?
dalam pertolongan, selalu...................... ada cobaan untuk Jala, mengapa demikian ya Allah ?
Mengapa cobaan itu tidak untuk Natasya, pak Imam, dan si Tamam keparat ?
suasana diam dan dingin, detik-detik belalu dan sedikit-sedikit mulai terusik oleh langkah dan suara judes si ibu pimpinan yang enatah mengapa lagi dia datang ! tunggu sajalah bu kita ketemu di penjara ! kalau suaminya (ga jelas juga dan aku ga mau tahu) si bapak pimpinan lebih logis menurutku, lebih mampu memainkan bagian hatinya yang bersih
"kamu diam sebentar bisa tidak ? ngomeeeelllll terus bawaannya!" begitu suara yang yang terdengar bergema di luar kamar perawatan Jala, kami bersiap untuk membungkam mulut busuk mereka !
"pekerja murahan, bisanya bikin repot saja" bacot si monyet betina itu
"Ibu punya anak ga ? Ibu punya rasa sakit di bacok atau diiris ? detik ini saudara saya tidak ada hubungan apa-apa dengan perusahan kriminal yang ibu pimpin" kesabaranku habis, suara dinginku berkumandang, aku tidak butuh apa-apa lagi saat ini, aku butuh darah
semua berfikir dan menarik nafas
"bu, darah dibalas dengan darah !!!!!!!!" aku meletakkan PISAU lipat di hadapan ibu itu, biarlah ! silahkan terjadi apa yang akan terjadi
"mas Dika, eling mas ! bukan begini penyelesaiannya" mas Kusno membungkam tubuhku yang gemetar..........
"iya mas, sabar, sabar" bapak yang lain juga kecemasan
Dua manusia keparat itu lari tunggang langgang, mati ketakutan !
Aku ronggoh pisau lipat itu, dan ku masukkan dengan sigap ke dalam ranselku. Ada rencana yang lebih besar untuk menyambut ketidak adilan ini
"mas Dika, yang sabar ! benda tajam tidak menyelesaikan masalah mas ! adanya mas menambah kesakitan ! sabar ya mas, sing sabar !" nasehat dari bapak itu
"mas Kusno, tolong jaga Jala ya, saya ada keperluan ke Surabaya sebentar" kataku datar dan dingin, bukan seperti diriku 5 jam lalu, semua berubah dingin ketika aku melihat darah melumuri tubuh orang yang paling ku sayang
"mas Dika, dengar saya ! nanti mas menyesal !" nasehat yang ini datang dari mas Kusno.
Aku tidak terpengaruh, laju avanza travel menuju Surabaya ini masih terasa lambat jika dibandingkan dengan rasa sakit yang teramat sakit
Orang yang pertama ku telpon adalah kokonya Felix, dialah yang bisa diandalkan untuk mencincang tubuh si Tamam
"Selamat siang koko" tangisku pecah tak terbendung
"kok menangis ? kata Felix kamu ke Surabaya ?" koko menjawab
"Ko, mereka keterlaluan sekali, hingga ke surabaya mengeroyok Jala ! sekarang Jala banyak kehilangan darah !" informasi hambar dariku
"Apa ???? itulah kamu tolol ! dari kapan disuruh pergilah ke surabaya, jika Jala meninggal ku bunuh kamu Dika" koko mencaci maki
"ko, apa yang salah pada Jala ko ? disuruh menyingkir dari anaknya, sudah jala lakukan, anaknya yang ke Jerman, mengapa Jala yang dibacok ko ?????????, kooookoooooo.............." aku meraung sejadinya
"Dika, jangan gila begini ! sadar ! jangan buat kesalahan ! aku segera ke surabaya" koko suaranya sangat gemetar
"ko..... ajaklah mamaku dan bibi astuti ! mohon sekali ya ko, aku minta maaf ko kalau ada salah selama ini, kalau hal buruk terjadi, sampaikan maafku juga untuk Felix" kalimatku datar
"Dika............. jangan gila gini dong dek" Koko menjerit, HP ku putus
Lalu ku telpon bi surti sebagai bentuk pemberitahuan kalau yang buruk terjadi, bi surti juga dapat diandalkan sebagai orang yang juga sayang sama Jala
"Bi aini aku Dika, apa kabar bi, aku ganggu ga ?" sapaku dingin
"baik nak Dika, ada apa ? kok nelpon ? kamu lapar ya ? jangan nelpon tapi kesini saja" jawab bi surti apa adanya
"ga bi, aku sudah ga lapar, aku ingin istirahat damai" kataku
"duh nak Dika lagi menangis ? kenapa ?" tanya bibi
"bi, ada kabar dari pak Imam ?' tanyanya dengan sangat hati-hati
"eh kemaren siang nak Dika, dia nelpon, bi aku mau ke Surabaya sama Tamam, kamu yang jaga rumah di cempaka putih ya ! Najisss.... dah tua ga tahu diri jalam dua-duan giliran pergi minta tolong orang" protes bi surti sejadi-jadinya
"iya, betul sekali bi, mereka berhasil membacok Jala" kataku sangat pelan
"dibacok ? Jala...................................... " tangisan bi surti juga pecah
"tolong sampaikan ke bi astutti ya untuk melihat bentuk kekejaman kakaknya" akhit kata untuk bi surti yang masih histeris
Selanjutnya dan yang terakhir, aku telpon Aryo
"Aryo, ini gue Dika" kataku
"Aduh elu ngapain coba ? elu sendiri, apa kuat melawan mereka ? tadi koko nelpon gue sambil emosi gitu" info dari Aryo
"Aryo, elu berjaga ya malam ini di depan rumah si supir keparat ! ringkus aje ! habis perkara, biar gue yang tanggung" keterangan dariku
"beres, koko juga menyuruh begitu" kesanggupan Aryo
"setuju yo' gue setuju sekarang darah dibayar darah" kataku tidak ada ekspresi apapun, semua terasa datar.....................
air hangat di mataku bercucuran, kakiku gemetar, telapak tanganku berkeringat
ada rasa yang indah ketika melihat tubuh pak imam juga bersimbah darah .......
tunggu ya bapak yang terhormat, aku datang menjemput ajalmu ! aku atau kalian yang mati
Tuhan Yang Maha kuasa akan merestui ini sebagai bentuk hukuman pada seorang bapak yang sangat mengerti mendidik anak, saking mengertinya si anak jadi menderita dan orang lainpun ikut menderita
Bersambung
Kawan, aku terkesan menyembunyikan Jala selama ini, dengan berbagai alasan, tapi inilah yang terjadi, inilah yang terakhir kali, esok aku tidak akan sanggup lagi merangkai kalimat yang membuatku terkenang pada Jala, doaku agar jala tetap tabah dalam sisa hidupnya
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1