BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

ITU BAGIANKU

1424345474853

Comments

  • Semoga disana kau tidak merasa sendiri daya.





  • Entah mengapa seorang mantan ketua kelas dan pengurus angkatan 2013 fakultas ekonomi ternama univ swasta di Jakarta, jadi terjerembab begini. Apa yang salah dengan diriku ?
    Bergejolak hatiku ini melihat foto-foto Daya yang berpose di jembatan sederhana sekali, air di bawah jembatan begitu bening terlihat ada sedikit-sedikit bongkahan es, namun pepohonan itu bagus sekali. Daunnya hampir semua rontok, yang rontok itu bewarna merah, yang masih tertinggal dipohon bewarna tak kalah merahnya, inikah yang dikatakan musim dingin setelah musim gugur ? Rambut Daya makin keren, kalau tertiup angin gitu. Akhir musim gugur gitu masih banyak angin ? dingin dong.
    Daya tampak lebih tenang, sedikit kedinginan. Daya harus membawa jaket yang lebih tebal sebenanrnya.
    tapi mengapa mata kamu begitu Daya ????
    mata kehilangan sesuatu
    apakah itu harapan ?
    kamu masih berharap sama Jala ?
    Untuk kebaikan semua pihak Daya, mohon lupakanlah Jala

    Arrrgggggggggggggggggggggg .............

    Haram untukku mengomentari foto bagus ini, biarlah ............
    Aku juga akan menjalani hidup yang tak tentu arah ini






    Daya.............. aku ingin sekali lagi mengurusmu kalau kamu sakit,
    Pergi dengan rasa sakit hati, menghindari masalah adalah tidak baik Daya
    Siapa sekarang yang akan membackup Jala ? setelah kekejaman yang dilakukan papamu, kamu biarkan Jala pada kerasnya kehidupan tanpa masa depan yang baik !
    Daya .............. aku kangen kamu, aku juga sangat benci padamu





    Ku tinggalkan laptopku itu di meja





    Tergeletak





    Akupun menggeletakkan diri di ranjang yang hampa tanpa cinta





    Seandainya aku ga bertemu Jala dan Daya, sekarang aku sedang bahagia dengan cewek sexy pemuas nafsu sex di malam hari, seperti kebanyakan mahasiswa di jakarta ini.
    Aku terjerembab pada masalah hati yang tak terbalaskan
    antara rasa tertantang dan rasa menyerah
    aku tak tahu harus menjawab apa





    Namun yang terpenting, semoga Daya sehat ! tidak pernah sakit ! tidak berharap banyak orang lain mau tolong menolong di Jerman sana
    Jadi Daya, kamu harus tahu diri
    dan bisa menjaga diri
    Yang tabah disana ya Daya





    banyak bait do'a dan pengharapan yang ku panjatkan untuk Daya disana





    tok .... tok..... tok




    Pintu diketok






    ada suara mama





    aku ga hiraukan





    aku ingin seorang diri saja malam ini, beginilah ketika kita masuk dalam alam keputus asaan, semua terasa hambar dan serba abu-abu, ga jelas !




    mama berhenti mengetok pintu




    mungkin aku dikira sudah tidur





    Daya sedang berada di tengah musim yang indah ......
    musim yang mneyejukkan hati yang luka .......
    aku ?
    musim selalu GERAH di Jakarta ini, karena hanya ada satu musim di Jakarta yaitu gerahhhhh......
    meski hujan, masih juga terasa gerah
    gerah oleh kemacetan, gerah oleh suhu politik, dan gerah oleh sikap orang-orang seenak dhewek
    Apa disana orang-orang juga seenak dhewek Daya ? yang pasti di sana ga macet ya Daya
    Daya ......
    nama yang aneh, anak aneh, punya teman juga aneh seperti diriku





    Terbangun kala subuh di hari Minggu ini, aku segera menunaikan sholat
    dan seketika aku tersadar jadinya,
    Inilah saatnya untuk merebut Jala ..............................................
    Allah telah membukan jalan dengan menjauhkan Daya dari jala
    giliranku yanga akan membackup Jala dari kejamnya hidup yang seharusnya ga dirasakan Jala
    harusnya Jala kuliah santai-santai karena masih dalam usia belajar, bukan berjemur-jemur mencari sesuap nasi.
    Arrrgggggggg ya Allah ......................... Jala yang baik sudah sepantasnya menikmati kesenangan hidup seperti kebanyakan anak mami di jakarta ini .........................
    si supir yang kurang ajar itu saja diberikan kesenangan hidup ! mengapa hanya Jala yang tidak beruntung ??????? kenapa ga papa si daya saja yang apes....................... buat bangkrut kek usaha dagangnya, sukurin !!!!!!





    Panas kepalaku meskipun habis olah raga Minggu pagi, habis mandi, habis sarapan yang dibeli mama ! Hanya ada kata-kata Daya dan Jala di kepalaku ................. sekali lagi Argggggggggggggggggg
    Aku banting ke lantai botol plastik kosong bekas minuman bersoda !!!!!


    Kedubrhaaaaaaaakkkkkkk .........................


    ga ada yang menjerit


    masih adem


    artinya mama dan papa lagi shoping di hari Minggu, masih asik saja shoping, katanya mau menyelamatkan masa depan Jala




    Dalam kondisi mumet tingkat tinggi,
    aku selanjutnya meluncur ke depok, aku akan minta dimasakin makan siang yang lezat sama bibi surti, sekarang beliau akan jadi bibiku,
    aku akan kuasai ranjang Daya, sekarang itu juga akan jadi ranjangku !
    rasain kamu Daya ......
    huuuuuuhhhhh





    Assalamualaikum bibi ........... sapaku




    "waalaikumsalam nak Dika, silahkan masuk" sambutan bi surti





    "bi............ aku lapar" rasa keputus asaanku, terlihat mobil si kunyuk terparkir sepi di garasi, oh kunyuk, kamu pasti lagi tidur di Jerman sana, ayo bangun




    "wah kebetulan bibi lagi masak daging asem pedas" kata bibi





    "hmmmm daging asam pedas, sama nasi pulen ya bi ?" ketidak sabaranku




    "iya dong, beras cianjur asli ! sisa beras kesukaan Daya" kata bibi





    "kok sisa bi ?" aku balas bertanya





    "si astuti ga mau terkenang dengan Daya, jadi dia pengen makan nasi dari beras yang lain, beras karawang juga bagus kan" jawab bibi





    "hmmmm beras itu sama baik semua bi, yang pasti sumber energi untuk rakyat Indonesia" kataku





    "kamu tambah dewasa nak Dika, beda dengan Daya masih saja manja" komen bibi





    "ga kok bi, Daya sudah jauh berubah ! Bi kalau Daya sakit siapa yang akan membawanya ke RS disana ?" kali ini tidak bohong aku menitikkan air mata




    "nak Dika kalau menangis, bibi juga akan lebih menangis nak ! Daya itu lebih dari segalanya bagi bibi" kata beliau




    "mengapa bibi lepas ? katanya lebih dari segalanya" aku makin parau mengeluarkan kalimat teramat perih terasa di hati




    "itu lebih bijak sana nak Dika ! dia harus menapaki masa depannya, dari pada bermenung diri di jakarta ini" alasan bibi




    "bi.... sekarang kok aku kangen Daya bi, kalau berdekatan pasti berantam" kataku




    "nak Dika, kita merasa kangen kalau kita sudah kehilangan, itu sifat asli manusia" jawab bibi




    "hiks hiks ....... moga bibi bisa mewakili bahwa aku minta maaf sama Daya, dia memang sahat terbaikku bi" kataku terbata-bata




    "nak Dika juga teramat baik sama den Daya, nak Dikalah yang selalu ada aat Daya terpuruk" jawab bibi




    "makasih bi" kataku




    "sudah, jangan nangis lagi ya ! ayo kita makan, sepertinya dah masak nih asem pedasnya, katanya lapar" ajak bibi




    "iya bi, aku tolong menata piring ya bi" tawaranku sambil menyeka air mata




    "silahkan nak Dika, bibi angkat asam pedasnya ya" kata bibi sambil berbalik untuk mengangkat masakan istimewanya hari ini






    kresk kresek kresek .....
    langkah krsek sendal jepit




    woh bibi astuti




    "hmmmm katanya jagoan pemimpin kelas, kok nangis ?????" kata bibi




    "maaf bi, aku ga tahu harus berkata apa lagi dalam mengumngkapkan kekesalan, mungkin dengan cara ini aku bisa menghikhlaskan kepergian Daya bi" jawabku




    "lepas dengan senyum ikhlas Dika, semoga Daya juga bisa tersenyum di Jerman sana ! bibi juga akan menangis kalau lihat orang menangis" kata bibi




    "iya bi ......" ..................





    Selesai makan ala kadarnya, aku mohon pada ke dua bibi itu untuk diizinkan melihat kamar si kunyuk





    Sebuah kamar yang rapi ....................
    bersih dan wangi ........................
    Ada foto kami bertiga di atas meja belajarnya
    aaaaaaaaaaaaaa.............................................................................
    Ya Allah .................... Aku jadi limbung begini, mataku nanar

    Ke dua bibi itu terpaku di pintu ...............
    Aku menuju garasi tempat mobilku terparkir, aku tolehkan sekali lagi kepalaku ke samping kanan,
    dan terlihat mobil si kunyuk, sepi, tanpa ada yang mengendarainya lagi


    Akhirnya, air mataku lebih banyak mencurah .................
    Meski diseka, masih terus menetes
    Terakhir, aku melihat wajah ke dua bibi yang sedang menangis terpaku di pintu
    Selamat tinggal Daya ...........................................


    Aku juga minta maaf ya, atas sikapku selama ini,
    Yang bahagialah selalu disana, jika Jala tercipta untukmu, suatu hari nanti kamu akan bahagia hidup berdua dengan Jala.


    Do'a kan juga, semoga aku juga bisa kuat menjalani hidup yang tidak lagi seperti dulu, tanpa kamu dan Jala.




    Bersambung









  • Pertamax :)
  • Tsunami wrote: »
    Pertamax :)

    Maaf ya ko, aku harus menghapus air mata dulu. Moga hari koko menyenangkan di Jogja sana
  • Tsunami wrote: »
    Pertamax :)

    Maaf ya ko, aku harus menghapus air mata dulu. Moga hari koko menyenangkan di Jogja sana

    Hehehe...uda balik kalee bro..hehe^^
  • Kok sedih mulu?

    Kapan POv Jala?
  • (-̩̩̩-͡ ̗̊--̩̩̩͡ )Ɨƚʊ̈̇āªªª_Ɨƚʊ̈̇āªªª(-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡
  • dika suka daya apa jala sih? kayaknya plin plan gtu, atau dia suka dua2nya? au' ah bingung,,







  • Ingin rasanya pada bagian ini Jala yang bercerita, namun referensi dan informasi yang akan diceritakan sangat terbatas, karena keberadaan Jala hingga sekarang belum diketahui.
    Jika Jala yang bercerita, maka aku bisa diam dan menenangkan diri sejenak.
    Hingga saat ini, aku si Dika Primordian, sepertinya tidak akan bisa menenangkan diri, sebelum aku tahu dengan pasti apa pekerjaan Jala saat ini. Meskipun demikian, satu masalah telah teratasi, Daya telah menata hidupnya untuk masa depan yang lebih baik
    Entah kapan Daya balik ke tanah air
    sehingga, inilah saatnya aku mengemban rasa kemanusiaan untuk berbagi dengan Jala hingga Daya balik suatu hari nanti.





    Sering berdekatan dengan Daya, aku tidak pernah berfikir yang macam-macam, karena dari dulunya Daya hanya kawan akrab, ga lebih. Bahkan sebelum kedatangan Jala, aku tidak pernah tahu tentang rasa cinta sejenis, makanya ga pernah berfikir yang macam-macam jika berdekatan dengan Daya. Lain dengan Jala, chemistry nya sangat berbeda ! ada rasa dihargai dan dibutuhkan dengan tulus oleh Jala, serta pribadi Jala yang sederhana tidak habis kekaguman oleh sikap dan pertolongan Jala pada kami, membuat aku ikhlas mencintai Jala.
    Setelah kehilangan Jala, maka sekarang kehilangan kawan akrab seperti Daya sakitnya akan lebih terasa.
    Sekarang tidak ada lagi orang yang butuh pertolonganku, tidak ada lagi orang yang bisa ku ajak berantam, itu yang membuatku sedih.





    Rasa lelah, setelah mengikuti totorial audit keuangan dari jam 1 siang hingga jam 3 sore, aku berlarian ke food court di anjungan boga kampus kami. Aku memilih corner yang menyediakan menu kopi dan cake coklat,
    uuupsss
    ada Felix ! mengaduk-aduk kopinya tapi ga diminum
    Prass lagi duduk semeja dengan Pratiwi


    aku memundurkan langkah
    asem harus berhadapan dengan mereka,
    tapi pratiwi yang menghadap ke arahku keburu melambaikan tangan
    ga sopan kalau mengambil langkah mundur
    maka aku pura-pura terburu-buru memesan menu untuk dipack saja,
    di mobil ntar aku santap
    ada-ada saja kalian ini..........................




    "Yang satu menghilang, yang satu terbang jauh meninggalkan Jakarta" sindiran Felix serta merta




    "apa kamu ! marah ? kamu juga jadi pendiam ! susul tuh sang arjuna ke Jerman sono" aku balas menyindir sambil memaksakan tubuh keluar dari caffee itu



    Felix menahan tubuhku, dia berkata




    "banyak pertanyaan dan kecurigaanku pada kalian bertiga" katanya




    dhuuukksssss dunia serasa berhenti




    "ga bisa aku sendiri yang jawab donk ! kamu harus berhadapan dengan kami bertiga itu baru jawaban yang tepat, kalau kamu mau kebenaran" jawabku diplomatis




    "bodo ! kalau ga mau jawab aku teriakin kamu pengecut !!!!!!!" Felix naik darah ketika tahu aku masih mengambil sikap diplomatis




    "kamu yang pecundang ! enak ya cinta tak berbalas dari SMP hingga sekarang ? kan sudah ku bilang, susulah ke Jerman, ga akan kamu dapat juga apa itu cinta" aku mulai membuka tabir diri seorang Felix





    "itu urasan pribadiku ! ga masalah bagiku ! yang kutanya tadi hanya apa hubungan kalian bertiga ?" Felix menegaskan





    Tiba-tiba Pratiwi melerai adu mulut ini




    "kalian, kok jadi berantaman ???? kapan kalian pernah berantam ???? apa itu bertiga- bertiga Dika, please aku butuh penjelasan" Pratiwi sesak nafas




    "diaaaammmm !!!!! kamu sama saja dengan Natasya, pengeeeennn tauuuuuuu aja !!!!!" hardik Felix lepas kendali, ya Allah...... ada apa dengan Felix sedemikian murkanya mengetahui pujuaan hatinya terban jauh



    mungkin baru kali ini Felix membentak, Pratiwi jadi shock berurai air mata ! aku yang sangat kenal Pratiwi sejak SMP ya ngggggaaaakkk lah mana pula Pratiwi seperti Natasya, orang gila, Felix ikut-ukutan gila, kesimpulan dari mana itu Felix.




    "sudah-sudah, Fel jaga emosi ya ! nanti aku cerita sama kamu. Ayo Tiwi, jangan nangis gitu, ntra kata orang aku pembuat onar" aku mohon pengertian mereka




    Setelah reda, Prass datang menghampiri




    "ya sudah, malu dilihat orang ! Dika yang tiba-tiba jadi pendiam dan suka menghilang, harus mampu dong menjelaskan kegusaran kami. Itu saja kira-kira maksud Felix" kata Prass dengan nada sopan




    "iya, aku minta maaf ya, aku lagi kurang sehat" jawabku




    "kamu perlu bicara baik-baik dengan Felix, biar aku yang ngantar Pratiwi pulang" tawaran Prass padaku





    "ga ah Prass, aku mau sendiri dulu !" Felix nyelonong tanpa sedikitpun menoleh pada Pratiwi




    suasana hening ! lebih baik begini Tiwi ! menghindari Natasya jilid 2,
    sudah jelas di mataku,
    Tiwi, kamu akan menyakiti diri sendiri mencintai Felix yang hatinya telah terbang jauh ke Jerman




    "iyalah Tiwi, beri Felix waktu untuk sendiri ya ! jangan memasakan kehendak" saranku untuk seorang teman baik




    "iya Dika, makasih ya ! kamu gimana ? udah dapat kabar dari Jala ?" tanya Pratiwi




    Prass serius tatkala mendengar nama JALA, dia kembali berfikir




    "belum ada Tiwi, abu-abu ! kalau saja orang Surabaya ini mau membantu" sindirku untuk Prass




    "hahahah.... aku juga belum pernah ke Bangil ! meski anak surabaya, maaf ya aku ga bisa berbuat banyak" jawab Prass dengan ramah




    "ga bisa nolong, atau ga mau nolong ? au ah, aku mau balik" Protes Pratiwi




    "eehhh eeehhh Pratiwi, tunggu dong ! aku benaran tidak tahu" penyerahan Prass sambil berlari mengejar Pratiwi




    huuuufffssssss ............ semakin panas nih konflik




    Masalah Jala belum selesai, eehhh Daya pergi. Sekarang Felix uring-uringan, eeehh Pratiwi yang ga salah malah dibentak
    Aku langsung pulang saja, keramaian dunia malam anak-anak kampus ga menarik bagiku untuk saat ini,
    tumben-tumbenya aku pulang sore
    aku pengen tidur, saat terbangun malam, aku akan berfikir langkah terbaik, apa yang harus kulakukan





    macet ga kuhiraukan




    gerah ga ku hiraukan, emang hanya ada satu musim di Jakarta, yaitu MUSIM GERAH :)





    Sampai di kamarku, aku membaringkan diri di ranjang jomblo yang tidak pernah bergoyang dan digoyang
    zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz




    eeeiitttt jam 7 malam kudengar ada yang berbincang-bincang di ruang tamu





    ada suara mama





    ada suara siapa lagi itu ?





    hmmmmm





    kesadaranku belum pulih, huuuffsss suara siapa itu ya ?





    ya, suara Fanni ! ada apa Fanni tumben-tumben kesini, biasanya menghabiskan waktu hingga malam di kampus hura-hura dalam dunia gemerlapan





    "hahahh tante, biasanya Dika emang pendiam kan ? dia ngomong yang perlu-perlu saja tapi tegas" kata sebuah suara





    "aaahh kamu sok tau ! itu di sekolah kalee ! di rumah dia cerewet minta ampun, hingga papanya menjerit baru dia diam" kata mama





    "hahahah segitunya" kata sebuah suara lagi, hmmmm Fanni..... Fanni..... kangen juga sama kamu dah lama kita ga berbincang-bincang, dah lama kamu ga aku perintah-perintah




    "ya gitu" jawab mama





    "mungkin dia juga pengen kuliah ke Jerman" kata Fanni





    "ga tahu juga ya, dulu tante tawarin untuk kuliah di KL atau ke Jepang, dia tidak mau tu" jawab mama, ccciiiiah ke Jerman, ngapain aku kesana !




    "mhhh susah juga tante, tapi dia emang akrab dengan Daya sejak kelas 1 SMA dulu" kata Fanni






    "tapi tante ga mau ah kalau Dika pergi, siapa lagi yang meramaikan rumah ini ? mau kamu pindah rumah ?" mama kira-kira memancing tawa si Fanni




    "hahah, terus apa yang akan dirasa mama dan papa di rumah ? tante ada-ada aja" penolakan dari Fanni




    "makanya, jangan sodor-sodorkan ide untuk ke Jerman sama Dika, ayo ah Fann, kita berangkat, mamamu dah lama menunggu loh" ajak mama




    hmmmm pasti ini berurusan dengan urusan administrasi kantor
    mama yang super sibuk, dah semalam ini masih saja bepergian





    Aku bangkit dari ranjang, setelah itu aku mandi dan ngadem di kamar mandi untuk melakukan sesuatu yang harus dipompa, moga kepala ini ga mumet lagi karena bisa croooottt di kamar mandi.




    Sesudah aktivitas sakral itu, aku makan malam dan nonton TV yang sudah ku ceritakan memanas oleh suhu politik saat itu.
    uuuhhhhhhh
    ga menarik, mataku jadi mengantuk lagi
    zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
    aku tertidur di sofa ruang tamu





    Entah jam berapa, papa balik dan menyuruhku pindah ke kamar tidur




    Aku ambil wudhuk dan segera menunaikan sholat





    Kemudian, aku duduk terpaku di depan laptop
    ku buka FB kalau ada permintaan maaf dari Felix
    benar saja, statusnya agak butuh pemikiran hahahahah





    "Leader itu harusnya mengerti kalau ada anak buah sedang butuh nasehat" hanya itu kalimatnya





    hahaha, Felix..... Felix, masalah kamu buat sendiri, ya kamu dong yang harus tahu jawabnya, ga perlu nasehat orang lain




    aku ga menanggapi, aku lebih tertarik situs musik yang di LIKE oleh Daya, atas kiriman seorang yang bernama Fariz
    hmmmmmm nama yang sangat bagus Fariz !
    siapa ini Fariz ?
    terong-terongan baru si Daya ?





    Terdengar nada lembut, tapi mirip terompet kematian dengan nada tinggi
    ohhhh ????
    terus ada perkusi khas arab
    ohhhh ????
    Aku baca kalimat kecil di dalam link itu, oh......... pantesan ini penyanyi religi itu kan !
    meluncur alunan yang aku berharap Jala yang melantunkannya....... I Believe
    Ya Tuhan, segini amat melodinya naik turun khas terompet akhir dunia
    Iya Tuhan, pasti aku percaya pada kebesaranMu !
    KebesaranMu lah yang akan menyelamatkan Daya di benua biru sana. Amin ya rabbal alamin


    Dan sekarang aku yang mohon restumu ya Allah, berilah aku kesempatan untuk menolong Jala, seandainya Jala memang butuh pertolongan. Aku ikhlas jika harus menempuh perjalanan seorang diri menuju Bangil
    Namun jika sekarang Jala sudah bahagia, berilah Jala kesempatan untuk tetap menjadi anak yang berbakti pada mamanya, kabulkanlah ya Allah




    Butuh waktu lama untuk merenung seperti ini di malam yang senyap
    Berbagai memori dan harapan akan masa depan yang indah terbentang di otakku
    Ada beberapa kesempatan yang bisa kuraih
    Seperti yang telah kuuraikan berkali-kali, aku tidak akan pernah memakasakan hati
    Kalau boleh Jala sedikit saja melihat perjuanganku, maka Jala perlu memikirkan bahwa aku juga manusia yang punya perasaan, namun ini tidaklah yang utama. Yang terpenting aku laksanakan saja apapun itu semampuku, tidak hanya bicara, namun butuh tindakan kongkrit.
    Biarlah Jala yang menilai, di akhir ceritanya seperti apa.
    Tekadku sudah bulat



    Jam 8 pagi aku terbangun,
    Papa dan mama sudah berangkat kerja.
    Aku kumpulkan pakaian seadanya dan makanan kering sebagai persediaan. Lumayan ringan ga berat
    Air minum dan nasi makan siang dan malam tinggal beli di Surabaya dan Bangil
    Rencana pertama adalah bertemu mama jala dan dek Ratna, mama pasti melihat niat baikku karena aku bukanlah Daya dan kerabatnya. Kuharapkan juga mama mau memberi informasi yang kuperlukan karena aku sangat serius (telah datang jauh dari jakarta) bersilaturahmi dan ingin mengetahui kondisi jala tentunya.
    Mengingat persediaan uangku ga terlalu banyak, maka aku akan menggunakan pola sehemat mungkin dan seekonomis mungkin. Terbayang wajah Jala, mama jala dan adiknya dan bagaimana keadaan mereka saat ini ? serta seperti apa itu kota Bangil dan tipikal penduduknya ?



    Demikianlah kawan semua, aku masuk pada tindakan nyata berupa kepedulian pada Jala, tidak hanya bicara.
    Jika ada kawan yang tidak suka padaku, aku minta maaf ya.
    Sekali lagi, aku tidak akan pernah memaksakan hati.
    Aku bahagia jika Jala bersama Daya, tapi aku lebih dan sangat bahagia lagi jika aku yang mendampingi hidup Jala. Apakah aku salah kawan ?
    Biarlah Jala yang memutuskannya,
    Ini adalah kesempatan ke tiga dan kesempatan terakhir bagiku



    Bersambung






  • Dika klo ke Surabaya mampir dirumahku ya. :D
  • Baru baca nih, ceritanya semakin dilematis, he he.... ok kok bro, semangat ya nulisnya, aku kan selalu baca karya anda. Salam hormat dari Pasuruan.
Sign In or Register to comment.