It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
InsyaAllah ditemukan dan ada pembalasan yang setimpal
terus perasaannya jala ke daya gmana nih?
terus perasaannya jala ke daya gmana nih?
Bro 3II0, aku sebenarnya dah mau kabur dan terkesan mengulur-ulur dan menutupi kisah di Surabaya, hmmm karena suport dari koko @Tsunami sehingga aku ada keberanian untuk merangkai kalimat tentang berpulangnya sahabat kita Dika. Berani memulai cerita, maka berani juga mengakhiri cerita. Gitu ya bro
bro @d_cetya , sepertinya hati tidak bisa bohong. Namun hati itu tidak hanya untuk percintaan. Hati juga dibutuhkan untuk menata kehidupan supaya menjadi lebih baik. Mari kita lihat akhir cerita ini
Setelah berkeliling sekitar TPU tidak ditemukan lelaki berbaju hitam, hanya ibu-ibu berbaju hitam yang sibuk di makam yang lain. Ada satu bapak yang berbaju hitam tapi ini memakai kain dan sorban putih, jadi tidak masuk kriteria yang kulihat barusan
itulah laporan dari marinir tersebut
aku dan para orang tuaku terdiam
"Aman !" kata marinir itu
"syukurlah" tanggapan dari mama
Mama dan papa Dika masih diam, belum terlalu akrab dengan marinir ini karena baru saja kenalan
"Kalau bisa jangan sendiri ke makam ini, ngerti kamu Jala ?" nasehat dari marinir itu
Kembali mama dan papa Dika berpandangan ? siapa dia berani ngasih-ngasih nasehat ? mama Jala saja ga banyak bicara, begitulah pemikiran mereka yang tidak terucapkan
"bagaimana punggungmu Jala ? tentunya sudah tidak sakit dan bisa ikut tes calon marinir" candaan marinir
"eeeh ? Jala itu berbakat teknik mesin khusus untuk produksi pertanin" informasi dari mama
marinir ini terdiam, yang mendengar serasa bapak yang satu ini adalah sok tahu, dari mana pula bakat jala jadi marinir
"hmm om, aku jadi partner usaha petani sajalah, jelas dimata siapa yang kita tolong seperti saat ini" kataku
"bela negara itu juga ril nolong orang" kata marinir itu lagi
"iya, tapi koruptor juga bernaung dalam negara bapak, silahkan dibela pak" candaan papa
gerrrrrrr menghambur tawaku, mama, dan mama-papa Dika
Marinir itu kehabisan bahan bicara, dia berhasil untuk dibungkam
Jelang keberangkatan ke bandara Juanda, marinir itu berkata lagi
"setelah pulang nanti, Jala dan dek Ratna giliran nginap di rumah om ya, karena mama ga ada cuti lagi" kata dia
hehe dari tadi kok marinir ini memancing emosi mama-papa Dika, untung mereka sudah bisa sabar, dan mencoba menarik nafas,
acara kokonya Felix dan seperti apa suasana temu-kangen di Jakarta lebih menarik bagi kami dari pada mendengar ocehan marinir ini.
Aku merasakan naik pesawat kebanggan negara berlambang burung
Pesawat ini dengan tepat waktu dan dengan pelayanan yang ramah lepas landas jam 09.15
kata mama-papa Dika layanan seperti ini adalah yang paling baik dibandingkan yang lain, aku juga kurang paham karena baru kali ini naik pesawat jadi tidak ada pembanding.
Menyenangkan sekali di atas udara yang cerah pesawat melaju dengan tenang. Adekku lumayan terhibur dengan snack dan aneka jus yang disediakan sebagai bentuk servis kepada penumpang.
Jam 10 an di pagi jelang siang itu kami mendarat di Cengkareng dan di jemput oleh supir kerabat kerja papa Dika.
Rasanya kami di bawa ke daerah yang pernah aku kunjungi dulu,
lupa-lupa ingat
Sampai pada waktunya kami menapaki sebuah rumah di bilangan Sunter
pintu pagar dibuka
aku segera mendapatkan stimulus memori
oh rumah Fanni !
Ketika pintu ruang tamu dibuka, dan ketika aku ke luar dari dalam mobil
Teman-teman menghambur ke arahku
"Jala..................... apa yang terjadi ? apa kamu sudah sehat ?" hampir bersamaan mereka bertanya sehingga aku tidak ada kesempatan untuk menjawab. Hanya senyum kangen tercurah untuk teman-teman se SMA dulu di jakarta ini. Ada Riki, Rini CS geng cantik siapa lagi kalau bukan Fanni sebagai bos nya, ada Meta, Putri, dan Nana, ada Wandy juga haha ??? Wandy kan bukan anak IPA ! asal !, aku agak kurang suka sama orang ini, tapi dia akrab sama Fanni
"Oyyye......... ente umpetin dimana si Daya ?" tanya Wandy dengan sangat polos tanpa rasa bersalah, pengen merasakan bogem mentah dia nih
"Daya ? tidak tahu aku !" kataku karena memang tidak tahu sedikitpun
"Daya langsung dari Jerman tapi tidak singgah di Jakarta, dia lanjut ke Surabaya" info dari wandy
"ohooyyy dasar sotoy elu, Daya dari hongkong" sorak teman-teman yang ujung-ujungnya kesel sama kalimat wandy
"benaran, Daya ngambil libur selama Ramadhan di Indonesia, asik pasti kami akan hunting-hunting model sepatu basket terbaru" wajah wandy sembringah
"uuuuuuuuuu....... makan tuh sepatu !" sorak teman-teman
Aku melihat dengan wajah penuh tanda tanya, itu tadi pagi yang berbaju hitam Daya ??? Daya minta ampun di makam Dika ?
Para orang tuaku angkat bahu tanda ga mau tahu, wajah mereka dingin............... mamaku dan mama Dika langsung berbisik
Keluarlah mama Fanni siapa lagi kalau bukan sahabat rempong mama Dika yang satu ini
Ada tangis berkumandang disana
Teman-teman seketika jadi diam, cerita Daya berhenti,
dan mereka segera sadar cerita Dika lebih utama saat ini, karena ada orang tua Dika
hmmm inilah teman-temanku, mikir itu kalau ada yang sudah nangis, mengapa harus Daya yang utama, dasar wandy .....................
Tanteeeeee......................................... Mama Jala......................................
Seketika mereka juga berlarian memeluk para orang tuaku,
kecuali papa, hahahah
Setelah itu, kami bersama-sama masuk rumah yang sudah sangat terlihat rapi
Aku ga bisa lepas dari fanni
Tidak ada kesempatan bagi Rini dan Nana mendekatiku
"Nah anak-anak, acara pertama kita todong mama Jala buat pempek modifikasi, tante hanya dengar setiap saat dari Fanni keenakan kue itu" pancing mama Fanni
"aduhhhh setuju tanteee........ !!! mama Jala..... kami dah sangat kangen makan kue itu" sorak teman-teman
"Dek Ratna sama kak Rini ya, jangan mau sama kak Nana" Rini menggendong adekku ketika mama sudah berdiri untuk bersiap ke dapur
"mama butuh dua orang untuk membuat adonannya" permintaan mamaku
Meta dan Putri berdiri bersamaan dan langsung mengapit mama, mereka berjalan bareng menuju dapur yang sudah berada di sana mama Fanni dan mama Dika
Setelah itu pintu diketok, tok, tok
semua diam
bisu
"siapa ?" Riki panik
kami angkat bahu, ga tahu lah !
"Jaga adonan kita, aku ga mau Natasya membuang lagi kue-kue kita, dia ada radar untuk membenci kue mama" kata Riki asaaaalllllll
"hoi, kampret juga elu ! kami ga suka nama itu elu sebut-sebut dalam suasana sebahagia ini" Rini naik pitam
"uuuuuuu dasar si Riki gila ! merusak suasana saja ! Jala hanya sehari di Jakarta, tolong jaga perasaan lah" teman-teman masuk pada fase waspada
"tidak apa teman-teman, Riki bebas kok mau ngomong apa saja" aku tetap tersenyum dengan rasa bahagia karena masih dikasih kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman sebaik ini.
Pintu segera dibukakan Fanni
ngeoootttttt
"Selamat siang teman-teman semua" kata sebuah suara
"oh kak Felix, ada apa kak ?" sapa Fanni
"wadoh kak Felix, kami kira Natasya ! ini temu kangen kelas XI IPA tahun 2012 ! bukan acara reuni sekolah !" kata Riki dengan sangat polos
"kok Natasya sih ? mulutmu !" Felix menjadi ciut
"iyah dari tadi mulut aneh, selalu menyebut nama orang yang juga aneh" sorak teman-teman
"ya ok semua, aku hanya mau menjemput Jala ! persiapan resepsi pernikahan koko" informasi dari Felix
"hahh curang, jangan korupsi waktu ! itu sore bukan saat temu kangen begini" protes fanni
"mama................................" Fanni tiba-tiba menjerit
"maaf ya Jala, dari tadi suasana sungguh tidak enak" teman-teman merasa agak sungkan
"ga apa kok, aku teramat senang bisa lihat wajah kalian lagi, itu lebih dari cukup, koko juga perlu diperhatikan pada harinya yang spesial" kataku dengan tidak ada maksud apapun, hanya mencoba berfikir logis
munculah para mama-mama
"mau dibawa kemana Jala ? tidak boleh !" mama Fanni sungguh serius
"mau latihan dan ambil nada dulu tante pada pementasan acara koko! itu saja" kata Felix
"Kan sore, urusan itu bukan hal yang sulit bagi Jala ! mama ga izinin Jala pergi tanpa pengawasan, tubuhnya masih sakit, mama ga mau dia dicelakai lagi, tuh yang dari Jerman sudah datang" kata mama Dika yang mulai berurai air mata
Teman-teman menahan lirih nya hati, mereka ingin tahu banyak mengenai kepedihan apa yang berlaku pada peristiwa kelabu di surabaya yang menimpa Dika dan aku
aku ambil kendali suasana yang mulai bergulir bagai bola panas
"ya sudah, mama lagi masak kue dengan saos asem-pedes loh ! aku jam 3 saja ya kak Felix ambil nada dan latihan stage nya" kataku menghibur Felix dan pihak yang kurang senang dengan kedatangan Felix
Lima belas menit waktu sia-sia terbuang, Felix ngotot, teman-teman juga lebih kuat dalam bertahan
Aku lebih nyaman menolong papa Dika dalam menggoreng kue ini, sementara tugas para pembuat adonan sudah hampir selasai, mereka bekerja dengan semangat
Para mama juga sudah bersiap dengan bumbu rahasia saos asem pedes, hmmmmmm
tiba-tiba saja
"rasanya aku ga diterima disini" kata Felix
"Baru nyadar ya ?" balas Fanni
"kalau begitu, kalian juga ga boleh datang pada resepsi koko" jawab Felix asal
"ga apa ! kalau begitu kami juga ga mau melepas Jala kesana, koko kamu akan nangis !" ada saja jawaban dari Fanni
gerrrrrrrrrrrrrrrr ketawa teman-teman mengalun
Felix garuk-garuk kepala meninggalkan rumah Fanni
Jam setengah dua siang, semua hidangan sudah komplit, lengkap dengan aneka es buah, jus, dan makanan penunjang lainnya
"sebentar lagi ibu bahasa Indoenesia dan bahasa Inggris akan datang, ga apakan mereka gabung dengan kita ?" pancingan dari mama Fanni
"loh kok ibu itu sih ?" Riki protes
"masalah bagi elo ? lalu siapa yang harus diundang ? mama Natasya ? enak bagi elo ga enak bagi kami" Rini membalas protes Riki dengan sadis
gerrrrrrrr anak-anak malah mengompori hajar Rin......................
Tenyata agak terlambat ibu guru favoritku itu datang, tapi ga apa. Beberapa bulan yang lalu para ibu itu sengaja datang menjengukku yang terbujur di rumah sakit dan seperti yang kawan-kawan ketahui, kami mengunjungi makam Dika bersama-sama.
Akhirnya anak-anak menyerbu hidangan mana yang mereka suka........
sradak sruduk........
ludes semua .......
Aku hanya kangen sama Dika, hari terakhirnya di Surabaya, dia tidak sempat mencicipi kue buatan mama
namun tangan mamaku yang penuh kasih mengantar Dika menuju alam kubur dengan damain, itu menurutku tidak ada bandingannya dengan sepotong kue ini.
Dika saudaraku, kamu lihat teman-teman sekelas kita dulu ? mereka tidak melupakan kamu
Esok pagi akan kuceritakan padamu semua kejadian di Jakarta ini...............................