It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@firman9988_makassar : hehehe
@lulu_75 : iya. Xixix
@balaka : hehehe
***
Gw gak sabar nunggu hari kamis seksi itu tiba.
Yup. Kamis seksi. Kenapa gw bilang gitu? Karena hari itu gw bakal ngeliat keseksian ragawi orang yang gw cintai. Xixixix
Gw udah kayak orang gila tiap detik, tiap menit ngeliatin kalender berharap waktu melompat langsung ke hari kamis. Waktu rasanya berjalan pelan banget. Bahkan Kak Edo mungkin udah bosen dengar gw ngomong "Kamis kita jadikan renangnya???". Gak sengaja sih sebenarnya, tapi gak tahu pertanyaan itu secara otomatis terus menerus keluar dari mulut gw, sadar atau nggak.
"Ya, Sayaaaanggg. Emang kenapa sih ngebet banget pengen renang???" tanya Kak Edo.
"Nggak. Pengen renang aja."
"Pengen renang aja apa pengen renang banget??"
"Banget! Hehehe..."
"Nah, itu. Kenapa pake banget?"
"Ada deh..."
"Hmmm... Kasih tahu dulu. Kalo nggak, aku nggak mau."
"Pengen renang bareng aja kok..."
"Oohhh. Cuma itu?"
"Ya."
"Beneran?"
"Iya. Kita kan belum pernah renang bareng. Aku pengen ngelakuin semuanya bareng sama Kakak."
"Hehehe..."
"Emang cuma pasangan straight aja yang boleh ngelakuin aktivitas bareng-bareng? Aku kan juga mau..."
"Iya, iya. Kamis ya sayang..."
"Kamis itu besok lho."
"Tau. Besok kita perginya pagi-pagi biar kamu bisa puas bareng sama aku..."
"Awww..." gw menelan ludah. Bayangan Kak Edo cuma mengenakan sepotong underwear di pinggangnya kembali menari-nari di benak gw.
"Ssttt.... Jangan jerit-jerit. Bikin bergejolak tau..." kata Kak Edo setengah berbisik.
"Bergejolak?"
"Iya. Habis jeritannya sekseh banget..."
"Ha?"
"Jerit lagi dong..."
"Apaan deh..."
"Hehehe."
"Makin berani ya..."
"Hahaha. Kan sama pacar sendiri."
"Yakin cuma sama pacar???"
"Kamu maunya sama orang lain juga?"
"Boleh kalo kamu udah bosen hidup."
Kak Edo terkekeh.
"Udah ah. Besok ya. Jam berapa?"
"Pagi-pagi."
"Harus ya pagi-pagi?"
"Kalo pagi masih sepi. Jadi bisa mesra-mesraan."
"Ish, mesum!" canda gw. Padahal hati gw girang banget dengar kata "mesra-mesraan" barusan.
"Biarin!"
"Oke. Kita lihat aja besok bakal semesra apa..."
"Oke. Dijamin kamu bakal klepek-klepek..."
"Hhhh... Awas aja nggak..." jawab gw pura-pura gak antusias.
***
Pagi-pagi perhatian gw tersita sama kebisingan yang dibuat Bang Albert. Di kamarnya gw bisa dengar suara Mama dan Mbak Aline juga. Ada apa sih?
Gw pun pergi ke kamar dia. Gw lihat Bang Albert lagi masukin baju-bajunya ke koper. Emang dia mau pergi ke mana?
"Mau kabur ya?" tanya gw asal.
Mereka bertiga langsung noleh ke gw.
"Liburan... Liburan....!!!" jawab Bang Albert dengan girang.
"Lu mau liburan? Kemana?"
"Jakarta, Bandung, Jogya kemana aja...."
"Sekalian aja cari kerja di sana, Bet," kata Mbak Aline.
"Ya. Biar jarang pulang ke rumah," sambung gw.
"Biar lu bisa berbuat sesuka lu kan, gitu?!"
"Yup," jawab gw. Kan enak kalo dia gak ada. Gw bisa bebas sama Kak Edo.
"Buruan beberesnya. Kakak mau berangkat nih..." Mbak Aline memotong perdebatan kami.
"Tinggal mandi lagi kok, Mbak..."
"Mandi? Gak usah mandi! Mbak Telat nih..."
"Bentar kok... Ya... Ya?"
"Minta anter sama Al aja ntar..."
"Ogah. Gw mau pergi!" tolak gw cepat. "Lagian ngapain pake dianter segala? Lu naik apa sih???"
"Naik mobil lah."
"Lha terus ngapain pake minta anter segala?"
"Dia liburan pake mobil. Dia minta anter ke rumah Tomo."
"Iya. Mbak kan lewat rumah Tomo jadi sekalian aja bareng. Kalo gw bawa kendaraan terus yang anter kendaraan ke rumah lagi siapa bego?!" Bang Bet begoin gw.
"Naik ojeg aja!"
"Buruan!!! Kalo perang mulut mulu kapan mandinya sih?!" teriak Mbak Aline. Bang Bet langsung ngibrit ke kamar mandi.
"Kebiasaan deh..." gerutu Mbak Aline. "Emang kamu mau kemana?" tanya Mbak Aline ke gw.
"Renang."
"Ooohhh..."
Gw keluar kamar Bang Albert mengekori Mama yang sedari tadi diam aja.
Hhhh...udah biasa kok Mama tiba-tiba diam kalo ada gw. Gw berusaha untuk membiasakan diri juga. Gak tahu sampai kapan Mama bakal bersikap dingin sama gw...
***
Masuk kamar gw lihat jam udah menunjukkan pukul tujuh. Gw cek HP belum ada kabar dari Kak Edo. Ini katanya mau "mesra-mesraan"-nya pagi-pagi. Tapi jam segini dia gak ada kabar juga. Sebenarnya kita pergi renang jam berapa sih? Gumam gw dalam hati.
Ah, mendingan gw siap-siap aja dulu. Ntar kalo Kak Edo ngabarin, gw bisa langsung cabut. Akhirnya gw ambil pakaian, handuk dan perlengkapan mandi terus masukin ke tas. Setelah itu gw ganti baju dan keluar kamar. Di luar gw lihat Bang Albert baru mau berangkat barengan dengan Mbak Aline.
"Mau kemana lu?" tanya Bang Albert.
"Renang," jawab gw.
"Tumben..."
Gw gak ladenin.
"Eh, Mbak, mampir ke rumah Edo juga ya..."
"Hadeeehhh..." gerutu Mbak Alina.
Gw nyipitin mata dengar nama Kak Edo disebut.
"Dia udah siap-siapkan? Mbak gak mau nunggu. Kalo nggak kalian Mbak tinggalin deh!" ancam Mbak Alina.
"Udah. Dia udah di teras katanya."
Wait, wait, apa nih maksudnya? Kak Edo pergi siap-siap? Udah nunggu di teras? Jangan bilang kalo dia...
"Kak Edo pergi juga?" tanya gw sembari mensejajarkan motor ke samping mobil Mbak Aline.
"Yoi. Gw, Edo, Alan, Tomo..."
Gw langsung nelan ludah.
Nyesss... Hati gw serasa diguyur seember es di pagi yang bahkan mentari belum menampakkan sinarnya.
"Yok, let's go!" kata Bang Bet ke Mbak Alina, meninggalkan gw yang terpaku dengan seribu kecamuk di dada...
@riyand : nih lanjutannya
@lulu_75 : nah lo
@reyzz9 : ya kasihan
@balaka : jwbnya di bawah noh
@ensitiyu : nyeesss
***
Gw langsung ngambil HP dan menghubungi Kak Edo. Panggilan gw langsung dijawab.
"Halo, Kak--"
"Al! Kakak baru aja mau hubungi kamu," potong Kak Edo.
Perasaan gw langsung gak enak.
"Mau bilang kita gak jadi renang?"
"Ya, Al. Kamu udah tahu? Bebet udah ngasih tahu pasti."
"Iya," jawab gw dingin.
"Sorry ya sayang. Bebet ngasih tahunya mendadak sih..."
"Mendadak gimana? Masa liburan mendadak..."
"Iya. Kakak baru dikasih tahu tengah malam tadi. Kakak baru mau tidur dia telepon. Tahu deh kakak kamu."
"Masa sih?" gw gak akan percaya gitu aja.
"Iya. Kalo kakak tahu dari awal, kakak pasti ngasih tahu kamu. Kakak pasti bakal bilang sewaktu kita teleponan semalam..."
Jadi semua ini ulah Bang Albert?
"Kamu masih di rumah?"
"Iya..."
"Maaf ya sayang. Kita bisa renang sepulang kakak liburan ya. Kakak gak ada alasan buat gak ikut..."
"Iya, gak apa-apa. Lagian si Albret emang nyebelin. Aku aja baru tahu tadi pagi, itu aja pas dia udah packing..."
"Iya. Sebelum-sebelumnya kita nggak ngomongin tentang liburan... Kayaknya ini idenya Tomo deh...."
"Mungkin. Ngerayain kelulusan kaliankan..."
"Iya semacam itulah..."
"Ya udah. Have fun ya..."
"Ya. Maaf ya sayang... Eh, kamu jadi renangnya nggak?"
"Entah, gak tahu..."
"Renang aja. Nggak mesti sama Kakak kan?"
"Iya..."
"Sip. Jangan sedih ya sayang. Ntar pulang Kakak bawain oleh-oleh."
"Harus! Kalo nggak aku ngamuk!"
"Hehehe. Cup...cup..."
"Ya udah. Hati-hati ya, Kak..."
"Ya."
Hhhh. Kampret banget tuh si Albert! Selalu aja ngacauin hidup gw! Kamis seksi hilang sudah berganti jadi kamis kelabu. Tapi apa boleh buat. Gw udah siap banget mau renang. Jadi niat ini gak bisa dibatalin gitu aja. Gw bakalan tetap pergi sendiri deh...
Fuck lu Albret! Fuck...!
***
Hari ini bukan minggu ataupun hari libur. Tapi suasana kolam renang cukup ramai. Motor-motor berderet rapi di parkiran.
Suasa rame gini mana bisa mesra-mesraan... Gumam gw teringat dengan obrolan gw dengan Kak Edo semalam.
Di dalam didominasi dengan anak remaja. Setelah gw lihat ada Bapak-bapak yang pake seragam olahraga gitu sedang ngawasi mereka, gw langsung ngeh kalo remaja-remaja ini anak SMA yang lagi olahraga renang. Ngambil nilai renang kayaknya deh.
Gw memilih menjauhkan diri dari hingar bingar jejeritan murid SMA itu. Gw pemanasan dulu dengan peregangan dan lari-lari kecil di atas kerikil yang terhampar di tepi kolam renang. Setelah itu baru nyemplung ke kolam.
Renang sendirian bikin gw benar-benar fokus dengan renang. Soalnya mau ngobrol nggak ada lawan. Jadi udah deh, renang aja terus. Mencoba merileks-kan diri. Gw benar-benar lagi ngerasain yang namanya majas paradoks: sunyi di tengah keramaian.
Gw udah renang beberapa kali bolak-balik dari ujung ke ujung ketika seseorang mengejutkan gw, berdiri di depan gw saat gw bangkit dari air.
"Halo Al...!"
"Aduhhh...! Kenapa dimana-mana ada lu sih???" ujar gw sambil mengelap wajah pake tangan.
"Jodoh mungkin..."
"Jodoh atau lu sengaja nguntit gw..."
"Gak salah nih? Bukannya lu yang ngekor gw?"
"Ngekor? Gak salah denger gw? Lu ngapain di sini? Seharusnya lu di kelas sana!"
Orang yang gw ajak bicara--Rizky--terkekeh.
"Eh, lu lihat gerombolan ABG norak di sana? Itu teman-teman gw..." Rizky mengarahkan telunjuk ke rombongan remaja yang gw bilang tadi.
"Oohhhh...jam olahraga toh..."
"Yup. Kita lagi ngambil nilai renang. Nah, lu sendiri ngapain di sini? Sendirian lagi..."
"Renang lah. Emang lu lihat tadi gw ngapain???"
"Kok sendiri? Gak ada teman ya? Gak ada yang mau?? Kasihan..."
"Suka-suka gw dong mau sendiri atau sama temen..."
"Mau gw temenin?"
Gw terkekeh.
"Kebetulan gw udah kok ngambil nilainya."
"Nggak deh..."
"Jangan jual mahal gitulah... Kapan lagi renangan sama cowo kece kayak gw..."
"Cowok kece gak mungkin nawarin diri."
"Itu cowok kece yang baik hati berarti..."
"Hahaha...!" gw kembali berenang ninggalin Rizky.
"Dari 30 hari dalam sebulan, tujuh hari dalam seminggu, dan 24 jam dalam sehari, begitu banyak waktu lain. Tapi kok kita bisa sama-sama di sini di waktu yang sama? Ini bukan kebetulan..." Rizky berenang nyusul gw.
"Ini takdir," sambungnya.
Gw diam aja.
"Ini tanda kalo kita berdua itu tercipta untuk bersama."
"Udeh deh, Ky. Gw jadi mumet dengar ocehan lu," potong gw.
"Lu mau gw rileks-in?"
"Mau."
"Yuk!"
"Kemana?"
"Terserah lu. Di kamar ganti, di rumah lu, rumah gw..."
"Makin sarap lu..." gw geleng-geleng kepala.
"Terus? Lu maunya di sini aja? Ntar orang pada ngeliatin loh..."
"Silahkan lu kembali ke gerombolan lu sono, biar gw sendirian di sini. Itu udah cukup buat gw rileks."
"Ah, mana tega gw ngeliat cowok imut sendirian..."
"Imut, imut pala lu peyang!"
"Emang bener. Lu itu imut. Kalo ganteng itu gw. Makanya kita itu cocok kalo pacaran."
Gw ngakak.
"Gw udah punya pacar."
"Oh ya?"
"Iya."
"Masa sih?"
"Terserah kalo gak percaya."
"Cowok?"
"Iya."
"Gak percaya."
"Terserah."
"Buktinya?"
"Walau gw kasih bukti, percuma aja kalo lu-nya gak percaya..." gw kembali melompat ke air. Dan kali ini Rizky gak nyusulin gw.
***
Pulangnya, gw cerita ke Hanta dan Azzam tentang apa yang gw alami. Seperti biasa, Hanta yang curigaan minta gw gak percaya gitu aja sama Kak Edo. Tapi Azzam bilang supaya gw positive thingking aja.
Sementara, saat gw cerita tentang Rizky, mereka sepakat kalo pertemuan gw dan tuh anak bukan kebetulan semata. Mereka sependapat sama Rizky, kalo apa yang terjadi diantara kami berdua itu semacam takdir. Destiny. Takdir apaan coba? Takdir cinta? Rossa kali ah...
***
Gak banyak yang bisa gw ceritain selama Kak Edo liburan. Gw menjalani hari-hari gw seperti biasa. Kebanyakan kalo gak kuliah, ya di rumah.
Komunikasi gw sama Kak Edo hampir cuma lewat WA aja. Untuk telepon rada sulit. Soalnya dia 24 jam sama teman-temannya dia. Jadi mana mungkin kami berdua bisa teleponan. Kalo gw kangen sama suara dia, gw minta dia nyanyi terus direkam dan kirim ke gw. Sebelum tidur gw play rekaman dia sampe gw tertidur.
Suatu hari, Rizky nungguin gw di gerbang kampus. Gw cukup kaget pas dia bilang,
"Lu boong."
"Apaan nih? Tiba-tiba nuduh orang boong..."
"Pacar lu. Mana?"
Gw ngernyitin dahi.
"Gw gak pernah lihat lu jalan sama cowok belakang ini. Gw udah ngawasin lu dan satu-satunya cowok yang jalan sama lu cuma Kak Nandra."
Mata gw membesar dengar omongan dia barusan. Dia ngawasin gw???
"Atau kalian berdua pacaran? Kak Nandra pacar lu?"
"Lu bener-bener ya. Sarap kali nih orang. Lu ngawasin gw? Situ KPK pake ngawasin orang segala?!"
"Gw cuma pengen buktiin aja kalo omongan lu itu bukan cuma bualan doang."
"Hadeehhh... Gw kasihan banget sama lu. Segitunyaaaa ngurusin gw."
"Lu boong kan? Gw udah duga lu itu gak bakal pacaran!"
"Gw gak perlu buktiin apa-apa kali, Ky. Udah ah, lu geje."
"Al, gw cowok."
"Iya! Yang bilang lu cewek siapa???"
"Maksud gw, gw cowok dan bakal bersikap kayak cowok. Kalo lu bisa buktiin lu udah punya pacar, gw bakal gentle. Gw gak bakal ganggu lu lagi."
"Oh ya?"
"Iya. Lu bisa pegang omongan gw."
Gw tatap wajah Rizky lekat. Ada kesungguhan di sana.
"Udah ah..." gw menurunkan kaca helm dan kembali menjalankan motor meninggalkan Rizky yang hanya diam saja.
***
aku lebih setuju Al ama Rizky..klo ama Fredo gimana gtu..Kayaknya Fredo suka ama Albert.
Next chap semangat.