BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tak Selamanya

1171820222327

Comments

  • Sabar ya sya!
  • "Di rumah segede ini tetep sepi ya, ga berubah dari dulu"
    matanya mengedar menatap
    sekeliling ruangan kamar sang
    pemilik rumah, Levi mengulum senyum menanggapi omongan
    mantan kekasihnya itu.
    "Ya seperti yang lu liatlah"
    ungkapnya singkat disertai dengan kekehan kecil, ia menarik
    selimutnya ke atas membungkus
    tubuhnya kembali.
    "Well, ngomong ngomong bokap
    lu kemana? Masih sibuk dengan
    kerjaannya kah?"
    Yoshi tertawa renyah, Levi menatap matanya dengan tatapan kosong.
    "Begitulah"
    suaranya terdengar sendu. Yoshi
    mengutuki kebodohannya didalam hati. Ia merasa bersalah
    telah menanyai pertanyaan seperti itu.
    "Sorry"
    ia mengelus punggung tangan
    Levi dengan lembut sebagai
    permohonan maafnya, Levi yang
    seolah mengerti dengan maksud
    Yoshi pun hanya membalasnya
    dengan senyuman tipis.
    "Lu udah makan?"
    tanyanya lembut, Levi diam lalu
    menggelengkan kepalanya.
    "Ya udah, gue panggil si bibi dulu
    deh minta tolong buatin makanan
    buat lu"
    ia segera beranjak dari duduknya
    tapi usahanya segera di hentikan
    oleh genggaman tangan yang
    menariknya kembali pada sosok
    yang terbaring lemah di ranjang.
    "Pembantu lagi gak ada"
    ucapnya pelan. Yoshi menatap
    bingung kearah Levi.
    "Loh? Emang pada kemana?"
    tanyanya bego.
    "Pulang kampung"
    jawabnya singkat. Keningnya
    mengerut mendengar jawaban
    Levi barusan.
    "Inikan belum musimnya mudik,
    lebaran masih lama"
    Levi melepaskan genggaman
    tangannya pada pergelangan
    Yoshi. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu
    tersenyum kikuk.
    "Gue yang suruh pulang"
    serunya di sertai dengan cengiran
    lebarnya.
    Plok, sebuah jitakan sukses menghantam kepala Levi dengan
    mulusnya, ia meringis kecil lalu
    mengusap bekas jitakan di kepalanya.
    "Kok gue dijitak sih"
    ucapnya ketus, merasa tak terima
    dengan jitakan yang di berikan
    padanya.
    Yoshi menghela nafas panjang
    menetralisirkan kekesalannya,
    lalu matanya memandang iris
    hitam milik Levi.
    "Jelaslah gue jitak lu karna lu tu
    bego, lagi sakit tapi malah nyuruh
    pembantu pulang kampung"
    dengusnya pelan, heran dengan
    keajaiban si pemuda jangkung
    di hadapannya ini.
    "Kenapa?"
    tanya Levi polos.
    "Lu lagi sakit, siapa yang mau urusinnya kalau di rumah ini ga
    ada siapa siapa monyong"
    "Kan ada lu Chi"
    jawab Levi dengan entengnya.
    Plok. Satu jitakan kembali mendarat ke kepala Levi.
    "Sialan, lu pikir gue babu lu"
    "Aduh. Tega bener sih lu jitak
    orang yang lagi sakit. Kalau otak gue gagar otak gimana?"
    sembur Levi keras.
    "Biar! Supaya otak lu agak
    warasan sedikit huh"
    Semburnya tak kalah garang,
    Levi mengkerut takut melihat
    kegalakan mantannya itu.

    ***
  • Singkat,padat,,,tapi seru kok,,
    bagaiman kabar yoshi ya??
    Kasian dia,, cinta nya bertepuk sebelah kaki,,,
  • edited January 2013
    ntah,,, apakah percikan api asmara yang telah padam tersebut masih menyimpan bara? bila masih, itu akan memungkinkan memunculkan api, hanya tinggal tunggu waktu nya saja......

    Tapi, bagaimana dengan Rasya?


    Peduli apa!
    terkadang cinta itu sendiri bisa jadi kian rumit dan membingungkan sehingga tak jarang di dera oleh dilema.

    Dan nyatanya diantara ketiga nya tak terjalin sebuah komitmen hanya sebatas hubungan antara "Mantan dan Sahabat".

    Sahabat (Rasya) yang dari hari ke hari kian intim, sedangkan mantan (Levi) membuka celah untuk dimulainya babak baru lagi yang mengarah ke ...

    Dan aku sebagai penikmat cerita, hanya tersenyum dan mengikuti permainan penulis! Mau di bawa kemana kisah segitiga biru ini????

    Mengingat judul nya "Tak Selamanya", jadi harus dipastikan ada yang terluka dengan sebuah keputusan.

    Hohohoho.....


    Nak, sisipilah sebuah intrik dan teka teki untuk menguji tebakan pembaca, pastikan jangan mudah untuk ditebak (kecuali oleh para pembaca pikiran), buatlah semakin nyata dan mengalir, serta tak diharapkan dengan pemaksaan alur guna cepat kelar.

    Sex itu diperkenankan bila fantasimu liar dan membara tuangkan sedemikian erotisnya, dan aku percaya sebagian besar dari kami (selaku pembaca) sudah baliq dan bacaaan seperti ini sangatlah lumrah. ok nak!

    Yup lanjuuuuuut. Jebroot
  • @claudy, uwh uwh adegan sex ya? Aduh fantasi liar ku masih macet tante... =.=
  • Sudah tiga hari ini wajah Yoshi
    terlihat kusut, terdapat lingkaran
    hitam yang memenuhi sudut
    matanya. Ia menguap pelan lalu
    kembali fokus pada layar komputer di depannya.
    Salah satu teman kerjanya nampak begitu heran melihat
    teman sekantornya itu begitu
    lesu belakangan ini.
    Yoshi tersentak kaget saat bahunya di tepuk seseorang dari
    belakang, kepalanya memutar
    memandang sosok yang menepuk
    bahunya barusan.
    "Lesu banget lu Yos"
    salah satu teman kantornya
    bertanya dengan ekspresi wajah
    bingung.
    "Haha, gue cuma kurang tidur"
    "Kurang tidur? Emang bos nyuruh
    lu lembur ya?"
    "Enggak. Cuma gue lagi urus
    temen gue yang sakit"
    "Siapa? Rasya bukan?"
    "Bukan, dia sih baik baik aja"
    "Oh, syukur deh. Eh gue balik
    dulu ya"
    "Ok, hati hati yo"
    "Iya, balik juga lo jangan sampe
    nginep"
    Yoshi melambaikan tangannya
    menanggapi teman sekantornya
    itu, tangannya memijit pelan
    pangkal hidungnya. Ia menatap
    jam yang melingkar manis di
    tangan kanannya.
    Setelah dirasa pekerjaannya
    sudah diselesaikan ia rapihkan
    beberapa barang yang ada di atas
    meja kerjanya dan memasukkan
    beberapa lembar kertas masuk
    kedalam tasnya.
    Tangannya menenteng tas kerjanya dan melangkah keluar
    dari ruangan, tampak suasana
    kantor yang sudah sepi hanya
    ada beberapa orang saja yang
    masih setia berada di dalam gedung besar bercatkan putih
    gading ini.
    Kakinya berjalan masuk ke area
    parkir dan sedikit membalas
    sapaan beberapa satpam yang
    ada di pos jaga, bibirnya juga
    tak lupa menampilkan senyum
    kepada orang orang yang berlalu
    lalang disekitar gedung.
    Ia masukkan kunci motornya
    ke dalam lubang dan tak lama
    motor besar miliknya pun melenggang bebas meninggalkan
    gedung tempatnya bekerja.

    ****

  • Entah mengapa sore ini perut Rasya terasa lapar maka ia memutuskan untuk pergi ke
    tempat makan langganannya,
    dengan hanya berbalutkan kaos
    hitam dengan celana pendek
    selutut, kakinya melangkah keluar
    dari kostannya bersama Yoshi
    yang nyaman.
    Ia menutup pelan pintu kayu itu
    dan melenggang pergi menuju
    ke tempat makan favoritnya,
    di perjalanan ia melewati beberapa belokan gang kecil dan
    taman yang ada disekitar kostnya.
    Matanya menatap jalanan setapak
    berlapis semen, disampingnya
    ada beberapa rumah besar yang
    berpagarkan besi menjulang tinggi. Di sekelilingnya di tanami
    sebuah bunga bunga indah dan
    terlihat sebuah pohon bonsai
    mungil yang melengkapi kemewahan rumah besar itu.
    Rasya yang tak sadar saat menyebrang jalanan kecil di
    kagetkan oleh suara klakson
    motor dari arah belakang, tubuhnya dengan reflek menghindar dari senggolan
    motor itu pada punggungnya.
    Bibirnya mengumpat pelan lalu
    dengan raut wajah kesal ia mendekat kepada si pengendara
    motor tak bertanggung jawab
    iti yang hampir menabraknya.
    "Woi, bawa motor pelan pelan
    bisa kagak"
    Rasya membentak dengan suara
    yang keras, si pengendara motor
    itu pun turun dari atas motor
    besarnya lalu melepas helmnya
    dari kepalanya.
    "Maaf, saya tidak sengaja..."
    ucapan lelaki itu terhenti saat
    melihat siapa yang menegurnya.
    "Rasya?"
    manik hitam itu membulat tak
    menatap sosok sahabatnya yang
    tak kalah sama kagetnya.
    "He? Yoshi??"
    Rasya melangkahkan kakinya
    lebih mendekati sosok Yoshi di hadapannya.
    "Aduh maaf Sya. Aku hampir
    nabrak kamu tadi"
    Yoshi memasang wajah menyesal
    karna hampir saja menabrak
    sahabat seatapnya.
    Rasya mencebikkan bibirnya lalu
    menatap tajam ke arah Yoshi.
    "Makanya hati hati lain kali"
    Yoshi meringis kecil dan tak
    lupa mengusap belakang kepalanya yang tak gatal.
    "Sorry"
    Ucap Yoshi pelan, ia menatap
    penampilan Rasya yang begitu
    santai sore itu.
    "Kamu mau kemana? Ini sudah
    sore loh"
    Rasya terkekeh pelan.
    "Mau ke warung, biasa makan
    disana. Aku lagi malas masak"
    "Ya sudah aku antar sekalian"
    Yoshi kembali memasang helm
    ke kepalanya dan menstarterkan
    motornya.
    "Gak usah. Deket ko jalan kaki juga sampe"
    "Yeh, sekalian aku juga mau makan disana"
    Jawab Yoshi tak lupa ia menepuk
    pelan jok belakang motornya.
    "Ayo naik.."
    "Lho? Kamu jadi ikut juga sih"
    Tanya Rasya polos, Yoshi menghela nafas kecil lalu membuka kaca helmnya sedikit.
    "Kamu kan gak masak . Ya aku
    makan apa nanti"
    Rasya menepuk pelan keningnya.
    Ia lupa jika ia tidak memasak
    hari ini karna alasannya yang malas.
    "Hehe lupa"
    Rasya nyengir kuda, lalu naik
    ke atas motor milik Yoshi.
    "Dasar kakek kakek"
    Dengus Yoshi pelan. Ia melajukan
    motornya membelah jalanan.
  • Blm ada lanjutannya????
  • Blm ada lanjutannya????

    umm, iya ^^"
  • Lachh ... Dah jauh juga ternyata ... Makin asyik nich walaupun masih tetap couple favorit evan- indra wkwkwk... Lanjut jeunggg
  • dah lama..kemana adminnya...!?
    posting lgi dong...!"
  • Langit semakin menampakan semburat jingganya; berlapis diantara gumpalan kapas putih
    yang mengarak di birunya cakrawala sore itu.
    Bumi tak lelahnya berputar pada
    porosnya begitu pun aktivitas kehidupan lain yang ada didalamnya, kedua pemuda yang
    sejak tadi hanya diam sambil membaringkan diri pada sebuah
    permadani hijau alami yang di sajikan oleh alam.
    Setelah mereka mengenyangkan
    perutnya dengan berbagai macam
    makanan akhirnya disinilah mereka berdua mengistirahatkan
    diri dari berbagai macam aktivitas
    yang melelahkan seharian.
    Mencoba melepaskan rasa penat
    dari rutinitas dengan memandang
    langit senja di pinggir danau kota,
    Yoshi merentangkan kedua tangannya dan melipat lengan
    satunya menjadi ganjalan untuk
    kepalanya.
    Di sampingnya Rasya melakukan
    hal yang sama seperti sahabatnya
    hanya saja dia menumpukan kedua tangannya menjadi sandaran kepalanya.
    "Jarang ya kita bisa seperti ini"
    Rasyalah yang pertama kali memecahkan keheningan yang
    meliputi diantara keduanya.
    Yoshi menengokkan kepalanya dan membentuk sebuah senyuman tipis.
    "Iya"
    desahnya pelan, matanya menutup menikmati sendunya
    angin yang menggelitik di sekitar wajahnya.
    Rasya menghela nafas kecil dan
    tiba tiba tangannya terangkat
    hanya untuk menyentuh sisi dari
    wajah sahabatnya, tapi tangannya
    berhenti sebelum jemarinya berhasil menyentuh wajah putih
    yang sedang tersenyum itu.
    Rasya menarik kembali tangannya
    menjauh dari wajah Yoshi, ia
    mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya menahan gejolak yang seolah
    membakar dadanya saat ini.
    Rasya memalingkan wajahnya
    pada langit diatasnya, menatap
    kosong hamparan jingga pekat
    yang sebentar lagi akan di gantikan oleh gelap.

    ***

    Ingin aku ceritakan kisah klasik
    sahabat.
    Yang indah dan penuh dengan
    tawa kebahagiaan.
    Bukan hanya masa bahagia atau
    senang yang tergores apik.
    Tetapi terselip kisah sendu serta
    sedih yang mewarnainya.
    Ingin ku bagi semua dengan senyuman berarti tanpa perih.
    Meski kadang ada saja sejentik
    kata yang terlewati dan membuat lengkungan senyum itu menghilang.
    Bila waktu nanti kita bertemu kembali, bisakah waktu menyusun serpihan cerita klasik ini.
    Menuntun dan mencoba merangkai makna masa lalu
    dan membungkusnya menjadi
    sesuatu yang terkenang.
  • Langit semakin menampakan semburat jingganya; berlapis diantara gumpalan kapas putih
    yang mengarak di birunya cakrawala sore itu.
    Bumi tak lelahnya berputar pada
    porosnya begitu pun aktivitas kehidupan lain yang ada didalamnya, kedua pemuda yang
    sejak tadi hanya diam sambil membaringkan diri pada sebuah
    permadani hijau alami yang di sajikan oleh alam.
    Setelah mereka mengenyangkan
    perutnya dengan berbagai macam
    makanan akhirnya disinilah mereka berdua mengistirahatkan
    diri dari berbagai macam aktivitas
    yang melelahkan seharian.
    Mencoba melepaskan rasa penat
    dari rutinitas dengan memandang
    langit senja di pinggir danau kota,
    Yoshi merentangkan kedua tangannya dan melipat lengan
    satunya menjadi ganjalan untuk
    kepalanya.
    Di sampingnya Rasya melakukan
    hal yang sama seperti sahabatnya
    hanya saja dia menumpukan kedua tangannya menjadi sandaran kepalanya.
    "Jarang ya kita bisa seperti ini"
    Rasyalah yang pertama kali memecahkan keheningan yang
    meliputi diantara keduanya.
    Yoshi menengokkan kepalanya dan membentuk sebuah senyuman tipis.
    "Iya"
    desahnya pelan, matanya menutup menikmati sendunya
    angin yang menggelitik di sekitar wajahnya.
    Rasya menghela nafas kecil dan
    tiba tiba tangannya terangkat
    hanya untuk menyentuh sisi dari
    wajah sahabatnya, tapi tangannya
    berhenti sebelum jemarinya berhasil menyentuh wajah putih
    yang sedang tersenyum itu.
    Rasya menarik kembali tangannya
    menjauh dari wajah Yoshi, ia
    mengepalkan tangannya dan menggigit bibir bawahnya menahan gejolak yang seolah
    membakar dadanya saat ini.
    Rasya memalingkan wajahnya
    pada langit diatasnya, menatap
    kosong hamparan jingga pekat
    yang sebentar lagi akan di gantikan oleh gelap.

    ***

    Ingin aku ceritakan kisah klasik
    sahabat.
    Yang indah dan penuh dengan
    tawa kebahagiaan.
    Bukan hanya masa bahagia atau
    senang yang tergores apik.
    Tetapi terselip kisah sendu serta
    sedih yang mewarnainya.
    Ingin ku bagi semua dengan senyuman berarti tanpa perih.
    Meski kadang ada saja sejentik
    kata yang terlewati dan membuat lengkungan senyum itu menghilang.
    Bila waktu nanti kita bertemu kembali, bisakah waktu menyusun serpihan cerita klasik ini.
    Menuntun dan mencoba merangkai makna masa lalu
    dan membungkusnya menjadi
    sesuatu yang terkenang.
  • si rasya cemburu ya, sama yoshi yang merawat levi yg sedang sakit ..
    Si yoshi kenapa sih, kok belum nyatain cintanya ma rasya ..
Sign In or Register to comment.