BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tak Selamanya

1161719212227

Comments

  • lanjuuttttt
  • @RyoutaRanshirou loh loh loh??? kok makin mirip aq si rasya?? dengan lesung pipit n penggemar berat ayam??? itu aku bangeettt... aq sehari harus makan ayam... rasanya ada yg kurang kalo gak makan ayam... astagaaaa... km kyk ki joko bodo deh... bedanya sahabatq straight.. tapi entah kenapa sampe skrg dy belum punya pacar c.. tp aq gak berniat mencelakakan dy dgn menyeretnya ke dunia ini.. dy sahabat terbaikq.. aq harus jaga dy.. hehehe... maaf oot..
  • @RyoutaRanshirou loh loh loh??? kok makin mirip aq si rasya?? dengan lesung pipit n penggemar berat ayam??? itu aku bangeettt... aq sehari harus makan ayam... rasanya ada yg kurang kalo gak makan ayam... astagaaaa... km kyk ki joko bodo deh... bedanya sahabatq straight.. tapi entah kenapa sampe skrg dy belum punya pacar c.. tp aq gak berniat mencelakakan dy dgn menyeretnya ke dunia ini.. dy sahabat terbaikq.. aq harus jaga dy.. hehehe... maaf oot..

    hadeh, masa ki joko bodo sih.. =.=
    oya? Aku juga ga tau kalau
    ada kesamaan begitu, temen
    mu straight toh??
    Wow.. Melindungi? Bahasanya
    berat euy haha
  • Kaki Yoshi menapaki teras beraspal di luar kostnya, ia duduk
    termangu menatap jalanan yang
    ramai oleh kendaraan dan beberapa pejalan kaki yang melintas.
    Bayangan wajah sahabatnya terus berputar bagai kaset rusak yang
    merekam segalanya, kepalanya
    ia dongkakan ke atas menatap
    langit sore. Tangannya terangkat
    seolah menggenggam sekumpulan kapas putih yang
    menggantung indah pada goresan
    berwarna biru.
    Tangan satunya ia masukkan
    kedalam kantung celananya,
    matanya terpejam menikmati
    semilir angin yang menawarkan
    udara yang masuk ke dalam
    tubuh, ada langkah kaki lain
    yang sedang mendekati sosok
    yang terpejam itu, langkahnya
    semakin mendekat mengarah
    ke belakang tepat dimana
    yoshi berpijak.
    "Hei"
    suara itu mengagetkan yoshi
    dari aktivitasnya menikmati
    hembusan angin yang menerpa
    wajah mulusnya, ia menengokkan kepalanya ke belakang mencari
    asal dari sumber suara yang
    memanggilnya.
    "Oh, kamu Sya. Sudah mandinya?"
    seru Yoshi memandang sosok
    Rasya yang sudah segar, Rasya
    tersenyum kecil menganggukkan
    kepalanya.
    Ia mengusap permukaan handuk
    pada kepalanya mencoba mengeringkan rambutnya dari
    sisa air saat ia mandi, beberapa
    helai rambutnya jatuh menempel
    pada keningnya dan menutupi
    sebagian mata bulatnya.
    "Hehe maaf ya aku pakai shampo
    milik mu, punya ku sudah habis"
    ucap Rasya menatap Yoshi seperti
    kucing yang sedang meminta
    makan pada majikannya, Yoshi
    menelan ludahnya yang terasa
    kering di kerongkongannya.
    "Tidak apa apa"
    ucapnya pelan, ia berdehem pelan
    menutupi rasa groginya di depan
    sahabatnya.
    "Umm.. Shi"
    panggil Rasya ragu, matanya
    secara bergantian menatap Yoshi
    gugup.
    "Hm"
    gumamnya, yoshi kembali menatap jalanan di depannya.
    Rasya mendudukan dirinya di
    samping Yoshi, tangannya meremas ujung handuknya erat.
    "Aku.."
    suara Rasya tertahan di tenggorokannya, ia tak mampu
    meneruskan kata katanya.
    Matanya melirik sekilas raut
    dari wajah temannya itu, ada
    rona merah di sekitar pipi Rasya.
  • @RyoutaRanshirou , ceritanya romantis, tpi udah beberapa part ini stuck diitu2 aja, jd kaya datar2 aja, cba dibuat ada keseharian yg lain
  • ya ampun,,trnyta udh update,,ktinggalan dehh...:( ngak ad yg ngasih tauu..

    critany bguss,,romantiss...tpi kok LTny dsitu mulu yaa..?? jdi critany kyak jalan ditempt..
    coba dehh bkin fariasi dikitt...
    lalu postinganny jga bnyakin ya,,heheee..
    maap yaa in hnya kritik dan saran gw,,, :D
  • Sebelum Rasya meneruskan pembicaraannya yang sempat
    tertunda, nada panggil dari ponsel
    Yoshi memotong perkataannya.
    Yoshi merogoh ponsel yang ada
    di kantong celananya, lalu ia
    menekan tombol answer.
    Rasya menatap heran dari arah
    sampingnya, wajah Yoshi tiba tiba
    berubah cemas atau takut mungkin.
    Kata terakhir yang Rasya dengar
    sebelum sambungan itu terputus
    adalah nama yang tidak asing lagi
    baginya. 'Levi'
    Mata Rasya menerawang jauh
    mengalihkan pandangannya
    yang sebelumnya menatap lekat
    sahabatnya, Yoshi menaruh kembali ponselnya kedalam kantung.
    Yoshi menghela nafas panjang,
    ia memijit pelan keningnya. Rasya
    melirik kearahnya tanpa bicara
    ia tau Yoshi sepertinya sedang
    kalut atau lebih tepatnya khawatir.
    Yoshi menatap kosong jalanan
    luar kostnya, tiba tiba dia menjadi
    murung setelah mengangkat
    telphone entah dari siapa. Tiba tiba Yoshi berdiri dari duduknya
    mengagetkan Rasya.
    Yoshi melangkah menjauhi sosok
    Rasya di belakangnya, langkahnya
    terhenti saat namanya di panggil
    oleh Rasya.
    "Ada apa Shi?"
    ucap Rasya pelan, matanya tak
    lepas memandang punggung
    sahabatnya itu.
    Yoshi menundukkan kepalanya
    lalu menolehkan kepalanya ke
    belakang menatap Rasya sekilas.
    "Levi sakit.."
    ucapnya singkat, meneruskan
    kembali langkahnya masuk ke
    dalam kostan.
    "Khawatir sekali ya"
    seru Rasya lirih, kepalanya menunduk menatap lantai tempat
    ia berpijak. Rasya menghela nafas
    berat rasanya sesak sekali di dada.
    "Apa suatu saat nanti aku akan
    di tinggalkan sendiri seperti ini?"
    kata Rasya hampa.
    ***

    Kaki itu terhenti pada sebuah pintu kayu besar didepannya, ia
    menimang nimang apakah kedatangannya kemari itu benar
    atau salah karna rasa kesalnya pada seseorang yang ada di kamar itu tidak bisa hilang, tapi
    setelah mendengar bahwa 'mantan' seseorang yang specialnya dulu iti sedang sakit
    entah kekuatan aneh macam apa
    membuatnya khawatir dan datang kemari untuk memastikan
    keadaanya.
    Tangannya mengetuk pelan
    pintu kayi di depannya sebelum
    sebuah suara berat menyaut ketukan itu dan menyuruhnya
    masuk kedalam, ia menelan ludahnya lalu membuk pintu
    kayu itu menampilkan sosoknya
    yang sedang terbaring lemas
    bersandar pada ranjang besi.
    Senyum dari laki laki itu begitu
    kuyu, matanya sayu dan ditangannya juga tertancap sebuah selang infus. Melihat
    keadaanya yang menyedihkan
    seperti itu membuat hati Yoshi
    yang semula beku menjadi cair.
    Kakinya mendekat dengan cepat
    ke arah Levi yang terbaring di
    ranjangnya, tangannya mengelus
    pipi Levi pelan.
    "Bodoh"
    desis Yoshi pelan.
  • Laanjjuuttt...

    jngan lama2 dongg updateny..
    nnti bisa lupa ma jlan critany..
    kan ngak asikk klo lupa..

    *Jempol* :D
  • kok malah kembali ke levi,, gak rela
  • Levi meringis kecil, ia senang Yoshi masih punya rasa peduli padanya. Matanya memandang
    wajah cemas itu. Tangan Yoshi
    mengusap surai hitamnya dengan
    halus.
    "Kenapa lu ga mau di rawat?"
    tanya Yoshi ketus, Levi merasa
    kecewa saat tangan halus Yoshi
    turun dan berhenti mengusap
    rambutnya.
    "Lu tau gue kan Chi, gue paling
    ga suka bau obat apa lagi di
    rumah sakit"
    Ucap Levi membalas kata kata Yoshi, ia menatap selang infus
    yang tertancap di pergelangan
    tangannya.
    "Lu itu kan punya penyakit maag
    parah, kenapa juga harus di rawat
    di rumah sih. Kalau ada apa apa
    gimana"
    Yoshi menimpali kembali jawaban Levi, ia menghela nafas panjang.
    "Selalu begini, lu ga pernah berubah"
    tambah Yoshi, ia memijit pelan
    keningnya.
    "Maaf"
    seru Levi lirih, kepalanya tertunduk menatap selimut putih yang membungkus tubuhnya.
    Yoshi menepuk tangannya lembut.
    "Sudahlah, lebih baik lu istirahat"
    Yoshi membalikkan tubuhnya
    membelakangi levi, sebelum ia
    beranjak dari tempatnya tangannya keburu di cekal oleh
    sebuah tangan kokoh.
    "Disini saja, jangan pergi"
    pinta Levi pelan, suara seraknya
    membuat Yoshi menolehkan
    kepalanya kebelakang.
    "Gue cuma keluar bentar Vi"
    "........" Levi diam tapi matanya
    memelas.
    "Ck, ok ok gue temenin lu"
    Yoshi duduk di sebuah sofa yang
    berdekatan dengan ranjang Levi.
    "Puas sekarang? Lebih baik lu
    tidur"
    "Tapi Chi.."
    "Sstt, jangan banyak omong mending lu istirahat sekarang
    dan tenang gue tetep disini
    buat lu"
    seru Yoshi memotong kata kata
    Levi. Levi mengulum senyuman
    dan menatap sosok Yoshi yang
    sedang bersandar nyaman pada
    punggung sofa.
  • awal sebuah kerenggangan di mulai,,,, dan si rasya tinggal menunggu waktu saja..... Tak selamanya situasi yang nyaman itu berlangsung.
  • ksian sih Rasya .. :(

    paling Rasya sdng cemas krna yoshi ngak pulang..:((
  • puk puk puk
    #peluk rasya
  • Cermin itu merefleksikan diri dalam bayangan redup, kilatan mata terpancar suram tanpa kesempurnaan berarti.
    Kiasan helai yang mengiringi lekukan putihnya pahatan tak
    mampu membendung kepesonaan semata.
    Tapi sekali lagi sosok itu begitu
    jauh dari cahaya, apakah masih
    ada keheningan yang mengganjal
    dalam nuraninya?
    Mungkin cukup dirinyalah yang
    mengetahuinya.

    ***

    Bukk.
    Rasya membanting ponsel itu
    ke kasurnya, ia bingung harus
    melakukan apa jika sendirian
    seperti ini. Yoshi sejak tadi belum
    pulang dari menjenguk Levi yang
    sedang sakit, ia meremas helai
    rambutnya kuat.
    Bosan. Mungkin kata itu yang tepat menghiasi dirinya hari ini,
    matanya tak lepas memandang
    layar ponselnya sejak tadi mungkin karna kesal menunggu
    akhirnya ia membantingnya
    begitu saja.
    "Lama sekali. Apa saja yang mereka lakukan berdua disana?"
    Rasya duduk di lantai dingin dan
    menyandarkan punggungnya pada dinding, tangannya melingkar memeluk kedua lututnya.
    Pikirannya melayang memutar
    kembali momen kebersamaanya
    bersama sahabat tersayangnya,
    ia menaruh dahinya pada kedua
    lututnya. Nafasnya setengah memburu menahan getaran yang bergejolak pada dadanya.
    Satu tetes air mata mengalir sendu di pipi putihnya, mengalir
    turun membasahi bibirnya yang
    menahan getir.
    Ada rasa ketakutan dalam dirinya,
    takut akan kehilangan sesuatu
    yang berharga didalam hidupnya.
    Mungkin dia takut kehilangan sosok sahabat yang sangat ia
    cintai ya dia adalah Yoshi.

    ***

    Mencoba ku diam tapi tak mampu.
    Terpaku disini merenungi segala
    kesedihan ku.
    Ingin ku genggem waktu yang
    memisahkan jarak diantara kita.
    Coba, coba ku jalani meski lagi
    tak sama.
    Kadang bayang mu menghantui
    langkah kaki ku.
    Ingin ku hempaskan segala cerita
    itu, menggoreskannya bersama
    pilu yang terperih.
    Buang, ku mencoba membuang
    semua kisah tak berujung.
    Sungguh ku tak mampu, benar
    benar ku tak mampu menghapus
    segala tentang mu dalam hidup
    ku.

    ***
Sign In or Register to comment.