BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1495052545559

Comments

  • lanjuuuuttt ya mdh2an urusan ini itunya cepet selesai :D
  • Sesosok pria dewasa nampak sibuk dengan segala tumpukan berkas yang menggunung dimeja
    kerjanya, ia memilah beberapa berkas kerja yang menurutnya
    hanya penting saja.
    Ia menghela nafas kecil, kepalanya ia sandarkan pada kepala kursi yang menjadi singgahsananya yang ada diruangan cukup besar itu. Ia menarik sedikit ujung lengan jas
    mahal yang membalut tubuhnya.
    Matanya melirik kearah jarum jam
    yang melingkar ditangan kirinya.
    Dengan pelan tangan besarnya menaruh kembali berkas berkas penting itu diatas meja dan bangkit dari duduknya yang nyaman.
    Sebelum kaki jenjang berbalutkan
    celana hitam panjang itu melangkah, kakinya terhenti oleh
    sebuah ketukan pelan dari luar
    ruang kerjanya, pintu ruangannya
    pun terbuka menampilkan sosok
    wanita cantik yang tinggi dan
    semampai membawa beberapa
    lembaran kertas ditangannya.
    "Maaf Pak, ada beberapa berkas yang harus ada tanda tangani"
    jawab sang wanita, ia menaruh
    kertas kertas itu diatas meja.
    "Oya Pak. Hari ini bapak harus
    menghadiri rapat bersama beberapa client dari luar"
    tambahnya disertai dengan senyuman tipis, pria dihadapannya hanya memasang wajah datar biasa.
    "Batalkan, saya tidak bisa hadir karna hari ini saya harus pulang"
    "Baiklah Pak. Saya permisi"
    Wanita muda yang mengenakan rok minim itu pun akhirnya keluar
    dengan membawa beberapa kertas lain. Pria dengan pembawaan yang tenang dan juga kebijaksanaan yang terpancar dari wajahnya itu pun
    mengikuti jejak langkah kaki sang
    asisten keluar dari ruangannya
    yang kini mulai terasa penat menurutnya.

    ****
    Alvian menatap bungkusan biru
    laut yang kini ada ditangannya, tangan kecilnya dengan pelan membuka bungkusan itu dengan
    teliti.
    Terlihatlah sebuah bola bening kecil, didalamnya berisi air dan
    juga titik titik putih yang menghias bola kaca tersebut.
    Alvian menatap hampa kearah
    bola kaca itu dengan sayu, menaruh kembali benda itu masuk kedalam bungkusan kertas
    dan merapatkannya.
    "Lebih baik ku buang saja benda
    tak berguna ini ke tempat sampah "
    jemari kecilnya menari sebuah
    tempat sampah biru yang ada di ujung terpojok kamarnya, senyum
    dibibirnya terkembang bukan sebuah senyum manis melainkan
    sebuah senyuman kepuasaan dan
    rasa dengki didalam hatinya.
    **
  • Hmm... Kurang greget jeung... *gigit alvian (lho) :p
  • Henry_13 wrote: »
    datar

    mau ikut2an jadi nyebelin kayak alvalian_danoe lu skrg? @henry_13

  • @yuzz ye dateng2 udah marahn org aja, maksud gw lum ada gregetnya mbak @ren_s1211 aja juga bilang lum greget kok
  • udah d perbaiki ya? kemaren waktu baca agak bingung, kok indra tp ngomong ke indra juga. thanx @ryoutaranshiro
  • hey kok d buang. . . ?!
  • Kelvin menghabiskan makanannya pada suapan terakhir, bibirnya mengunyah
    makanan berlemak nan manis itu
    dalam sekali telan.
    Bibirnya mengeluarkan sendawa kecil didepan meja counter, disampingnya ada seorang pemuda lain sebut saja Deka yang
    dengan setia menemaninya makan ditoko martabak langganan pemuda jangkung disebelahnya.
    Deka memasang wajah jijik saat
    telinganya mendengar sendawa
    Kelvin yang menurutnya sangatlah tidak sopan. Sebenarnya ia mengajak Kelvin
    pergi bukan untuk ke tempat ini
    melainkan mengajaknya makan
    siang, tetapi ketika melewati toko
    martabak disamping bangunan rental itu dengan cepat Kelvin menyeretnya kemari.
    Deka mengetuk permukaan meja
    dengan jemari jemarinya, kepalanya ia pangku dengan sebelah tangannya yang lain.
    "Kenapa lu?"
    tanya Kelvin tajam, matanya melirik sinis Deka yang memasang wajah masam.
    "......"
    Deka tetap diam, sebenarnya ia kesal Kelvin malah menyeretnya
    untuk sekedar makan siang ditempat ini, dan tentu saja yang
    memesan makanan hanya Kelvin
    seorang saja. Bagaimana dengan
    dirinya? Tentu saja ia menolak
    memakan makanan berlemak dan
    manis seperti itu, dia akan menolaknya mentah mentah.
    "Cukup?"
    Deka mendengus sebal, ia menatap intens pemuda jangkung disampingnya. Kelvin mengerutkan dahinya bingung.
    "Hah?"
    Jawabnya tak mengerti.
    "Ck. Bego"
    Deka beranjak dari tempatnya, sebelumn kakinya melangkah keluar ia membayar terlebih dahulu makanan yang tadi dipesan oleh Kelvin dengan uangnya, selanjutnya ia pergi meninggalkan Kelvin yang melongo memandangnya keluar
    dari toko dan perlahan semakin menjauh.
    Kelvin menepuk jidatnya dan bergegas lari menyusul pemuda yang lebih dulu pergi itu dengan cepat, ia menemukan sosok Deka
    yang sedang berdiri bersandar pada tiang listrik yang ada dijalan
    setapak, dipinggiran jalanan kecil
    ini terdapat sebuah pantai indah
    yang terhampar jelas didepan mata.
    "Lu kenapa kabur sih. Gue kan belum selesai ngomong"
    "........"
    "Deka.."
    "......."
    "Oi!"
    "......"
    "Lo denger gak sih? Apa telinga lu bermasalah"
    "......"
    "Ck, terserah lo lah, gue mau balik"
    Kelvin mendecakkan lidahnya lalu membalikkan tubuhnya dengan kesal, tapi sebelum ia benar benar pergi sebuah tarikan pada pergelangan tangannya menghentikannya.
  • "Apa?"
    "Mau kemana, gue ga suruh lu buat pergikan"
    dengan cepat Kelvin menepis genggaman pada lengannya, ia melipat kedua tangannya ke dada yang bidang.
    "Terus?"
    Kelvin menaikkan sebelah alisnya
    meminta penjelasan pada mahluk menyebalkan didepannya saat ini.
    "Apa.."
    tanya Deka balik, ia tersenyum tipis ah tidak lebih tepatnya menyeringai jahil.
    Kelvin hampir saja muntah ditempat saat melihat seringaian
    yang menyebalkan itu terukir di bibir merah yang terasa menggoda jika ia mencicipi bibir
    itu sedikit saja pikirnya, tapi dengan cepat Kelvin menghilangkan pikiran anehnya tersebut.
    Deka memasang wajah heran melihat kebodohan pemuda di hadapannya yang kini sedang menggeleng gelengkan kepalanya
    dengan cepat.
    Deka menarik lengan Kelvin cepat
    membimbingnya mendekati area
    pantai dengan lautnya yang biru
    ditambah cuacanya cerah yang sangat mendukung untuk menimati kesejukkan yang tersaji.
    Deka dan Kelvin mendudukan diri beralaskan pasir putih bersih.
    "Gue suka pantai yang biru dan langit yang cerah begini"
    Kelvin lebih dulu memecahkan sunyinya pantai, kedua tangannya
    memerangkap lututnya dalam dekapan, sedangkan Deka menyandarkan tubuhnya pada
    tumpuan kedua telapak tangannya yang ia taruh dibelakang tubuhnya.
    "Ada yang lebih gue suka dari semua yang lu sebutin tadi"
    Ungkap Deka, matanya menerawang jauh ke lepas pantai.
    Kelvin mengalihkan pandangannya pada satu satunya
    orang yang kini duduk disampingnya.
    "Apa?"
    Tanya Kelvin pelan, ia menyipitkan kedua matanya menghalau sinar matahari yang menusuk retinanya.
    "Kelvin.."
    jawab Deka enteng. Kelvin serasa
    tersedak air liurnya sendiri mendengar penuturan Deka yang
    gamblang.
  • so sweeeetttttttt kancutttt bang ehh lanjuuttttt
  • huuuuuuuuuu



    up up up....
  • edited April 2013
    Henry_13 wrote: »
    @yuzz ye dateng2 udah marahn org aja,
    @henry_13 Ohh..kirain lu udah menjelma jd alvalian danoe 2..wkwk

    Btw ran agak ngganjel di kalimat yg ini nih:
    Kelvin hampir saja muntah ditempat saat melihat seringaian yang menyebalkan itu terukir di bibir merah yang terasa menggoda jika ia mencicipi bibir itu sedikit saja pikirnya, tapi dengan cepat Kelvin menghilangkan pikiran anehnya tersebut.

    Itu ada feel pro kontra dalam satu kalimat yg rasanya gak pas, ditambah lagi penggunaan dua kata dalam kalimat yg sama itu ga tepat, dan dalam satu kalimat itu rasanya kamu masukin author pov+kelvin pov dalam satu waktu. kenapa gak dikasi jeda aja misalnya,

    Kelvin hampir saja muntah saat melihat seringaian yang menyebalkan terukir di bibir merah cowok aneh itu, dan tiba-tiba getaran terasa menggoda muncul saat melihatnya, jika aku mencicipi bibir itu sedikit saja, pikirnya, tapi dengan cepat Kelvin menghilangkan pikiran anehnya tersebut.

    soalnya ane merasa itu kalimat yg penting, karna mulai membawa cerita adanya ketertarikan kelvin ke deka.

    Tapi kembali lagi ke TSnya jg mau gimana.. cm sekedar pemikiran yg ngganjel aja,hehe :D
  • @yuzz, jangan pernah nyamain gw sama org kyk gtu
  • @yuzz, jangan pernah nyamain gw sama org kyk gtu
Sign In or Register to comment.