BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1404143454659

Comments

  • Kepingan kelima puluh empat.


    ****
    Evan Pov.

    "I..indra..?"
    aku memanggil namanya ia masih sama saat terakhir kali
    aku melihatnya, badannya yang
    tinggi, kulitnya yang berwarna
    khas pribumi dengan bahu yang lebar dan perawakannya
    yang besar tetap mempesona dimata ku, betapa aku sangat
    merindukan sosoknya yang selalu menghangatkan hari ku.
    Mata tajamnya memandang ku
    lembut, wajahnya sedikit tirus
    terlihat pucat jika di teliti dari
    dekat seperti ini, dia menarik
    tangan ku membawa ku ke
    salah satu taman sekolah.
    Aku pasrah saja saat tangannya
    menuntun ku untuk mengikuti
    langkahnya, di belakangnya aku
    menatap punggung kokohnya
    aku sangat merindukannya.
    Ada genangan air di pelupuk
    mata ku yang tak bisa ku tahan terlalu lama, saat itu
    juga lah setetes demi setetes
    embun itu jatuh membasahi
    pipi.
    Langkahnya terhenti ketika
    kami sampai di taman sekolah,
    aku menatapnya yang belum
    juga membalikkan badanya.
    Ia melepaskan genggamannya
    pada pergelangan tangan ku
    lalu menghadapkan tubuhnya
    pada ku, saat itu juga ia
    menubruk badan ku dengan
    pelukannya yang kuat, sesaat
    aku tak bisa bernafas karna pelukannya yang erat, tetapi
    aku tiak peduli tangan ku
    segera membalas pelukan hangat darinya.
    "I miss u so much.."
    bisiknya kecil, kepalanya ia
    tenggelamkan di leher ku
    tertutup oleh helaian rambut
    ku, aku mengangguk kepala
    ku seraya menyandarkannya
    di dada bidangnya.
    "Maaf, jika belakangan ini aku
    menghindari mu maaf.."
    "Tidak apa apa"
    jawab ku diantara isakan ku
    yang membuat tubuh ku bergetar, aku tau dia tidak akan pernah meninggalkan ku.
    Aku percaya itu aku percaya
    padanya.
    "Maaf, sudah membuat mu
    marah dengan kebodohanku
    tanpa memikirkan perasaan mu
    terlebih dahulu.."
    ia melepaskan pelukannya lalu
    menatap wajah ku dengan
    senyumannya yang hangat,
    ia menghapu jejak air mata
    di pipi ku lalu mendekatkan
    wajahnya pada ku, aku yang
    mengerti segera menutup kedua mata ku menerima kecupan
    manis dari bibirnya.
    "I love u.."
    bisiknya diantara sela sela
    ciuman itu, bibirnya semakin
    menekan erat bibir ku meraupnya rakus.
    Aku menganggukkan kepala
    dan menikmati ciuman yang
    menghabiskan separuh udara
    di dalam paru paru.
  • @Henry_13, @Just_PJ, @anan_jaya, @hwankyung69,
    @Ren_S1211, @ElninoS
    akhirnya up juga, mandet cari
    lanjutannya maaf ya, monggo
    di baca..
  • dikit amat sh hwaa :'(
  • Kentang..hehee lanjut lg ‎​♡≈Ўªãª≈♡ ♡≈Ўªãª≈♡ ♡≈Ўªãª≈♡...keep spirit!!!

  • Kepingan kelima puluh lima.


    ******


    Evan Pov.


    "WOIIIII"
    ada suara seseorang yang
    mengagetkan aktivitas kami, aku menyipitkan kedua mata ku Indra menatap jenuh orang
    yang menepuk pundak kami.
    "Kagak ada tempat lain apa?"
    Kelvin menatap kami secara
    bergantian.
    "Terserah gue ya, mau disini
    atau di jalan. Gue gak perlu
    minta izin dari lu kan.."
    Indra mendengus, Kelvin terkekeh pelan lalu meninju
    bahunya.
    "Bisa ja lu bro, santai dong
    jangan cemberut.."
    "Gue gak cemberut cuma manyun.."
    Indra memeragakan beberapa
    gerakan pada bibirnya, aku
    dan Kelvin menatapnya geli.
    "Lu gak pulang Vin?"
    aku menengokkan kepala
    memandang Kelvin di sebelah
    ku.
    "Kan mau bareng sama lu, tapi
    keburu diseret di bawa kesini.."
    Indra menatap tajam Kelvin
    yang terus saja mengoceh.
    "Haha, maaf deh.."
    "Ayo pulang.."
    Indra menarik paksa tangan ku,
    aku melambaikan tangan ku
    kepada Kelvin.
    "Bye, gue pulang duluan ya"
    "Bye.."
    Kelvin membalas lambaian tangan ku, sesampainya di area
    parkir sekolah Indra mendorong
    motornya lalu menyalakannya.
    Indra naik ke atas motornya
    memasangkan helm ke kepala,
    aku masih berdiri diam di
    sampingnya sampai suaranya
    menyentak ku kembali ke
    dunia nyata.
    "Cepet naik.."
    dia menepuk nepuk jok motornya dan menaikan alis
    sebelahnya, aku menepuk helm
    di kepalanya dengan gemas.
    Aku mendaratkan pantat ku
    di atas jok motornya lalu
    memeluknya erat, indra melirik
    ku sambil tersenyum ganjil.
    "Siap?"
    tanyanya, aku mengangguk kecil indra langsung tancap
    gas cepat.
    **


    Alvian Pov.
    "Kak, kita mau kemana sih?"
    aku menarik narik baju
    kemeja kotak kotak yang ia
    pakai, deka hanya diam dan
    tetap menyetir tenang.
    "Huh, di tanya diam kebiasaan"
    aku mendengus geli, merogoh
    saku dalam saku celana lalu
    memainkannya ada satu sms
    yang masuk.
    "He? Kelvin? Tumben dia sms"
    deka dengan tiba tiba menginjak rem membuat kepala ku terbentur dengan
    kaca mobil depan.
    "Aduhh, sakit kak!"
    bentak ku keras, aku mengusap
    usap kening ku yang sepertinya
    benjol, deka menatap ku curiga.
    "Ada apa?"
    "Yang sms itu siapa?"
    aku mengerinyitkan kening
    tak mengerti.
    "Kevin.."
    Deka merebut ponsel ku lalu
    dia membaca pesan singkat
    dari Kelvin, aku melihat sudut
    bibirnya terangkat membentuk
    seperti senyuman.
    Deka mengembalikan kembali
    ponsel ku lalu dia membelokan
    mobilnya ke arah lain.
    "Loh? Ko belok sih.."
    sembur ku dengan nada protes,
    deka menatap ku dengan senyumannya yang aneh.
    "Sudah diamlah, kita butuh satu
    orang lagi untuk bersenang
    senang Ian"
    ucapnya, aku menatapnya bingung maksudnya apa ya?
  • dikit amat,,,, mau lagi,! :-(
  • ayo dung.....
    updtenya di ceptin....
    sehri 2 kalilahhh....
  • Lagi donk part evan sm indra'nya!
  • Baru baca ._. Ceritanya diawal udah bagus.. Tpi ke tengah malah agak flat ya.. Sorry lho TS :) just my opinion.. Keep writting ya :D
  • Kepingan kelima puluh enam.

    ****


    Evan Pov.


    Saat ini kami sedang menikmati
    waktu kebersamaan kami, aku
    menatapnya wajahnya dari kaca
    spion motor.
    Senyuman kecil terlukis dengan
    indah di wajah ku tak kala
    melihat dari ekor matanya yang
    membalas tatapan mata ku,
    tangan ku merangkul erat
    pinggangnya dan tak lupa
    kepala ku menyandar dengan
    nyaman di bahunya.
    "Ada apa? Senyum senyum
    sendirian hm"
    ia mengedikkan bahunya lalu
    menengokkan sedikit kepalanya
    pada ku, tapi matanya tetap
    fokus menatap jalanan.
    "Gpp, aku lagi pengen senyum
    ja. Ga boleh ya?"
    tanya ku pelan, hidung ku
    menghirup aroma tubuhnya
    yang saat ini ada dalam dekapan ku.
    "Boleh, tapi senyumnya nanti
    ya kalau kita sudah sampai"
    "Kemana?" tanya ku.
    "Rahasia, nanti juga kamu
    tau ko"
    ia tersenyum lalu mengelus kepala ku yang bersandar di
    bahunya.
    "Main rahasian nih ceritanya"
    aku meniup kecil daun telinganya dan memainkan jari
    ku di otot perutnya.
    "Haha, gak juga ko sabarlah"
    "Ya udah"

    30 menit kemudian sampailah
    kami di suatu tempat yang asing sekali bagi ku, Indra
    turun dari atas motornya dan
    memarkirkannya di tempat
    yang paling dekat pagar.
    Aku menengadahkan kepala
    ku terlihat langit mulai gelap
    sepertinya hujan akan datang,
    Indra menarik tangan ku
    membawa ku masuk ke dalam
    kawasan pantai yang sepi.

    "Wah, kamu ajak aku kesini?"
    "Kenapa? Tidak suka ya?"
    ada nada kecewa saat ia
    mengatakan itu.
    "Tidak, aku suka disini"
    aku tertawa kecil, aku pun
    tak sabar untuk melangkah
    mendekati air laut yang jernih
    nan biru ini, aku berjongkok
    dan memasukkan tangan ke
    dalam air merasakan sejuknya
    air laut disini.
    "Hey.."
    aku memanggilnya agar dia menolehkan wajahnya pada ku.
    "Apa?"
    dia menundukan wajahnya
    pada ku, lalu ku cipratkan
    sedikit air pada wajahnya.
    Aku tersenyum kecil berlari
    menjauh darinya yang sedang
    mengusap wajah yang basah
    oleh air yang ku cipratkan
    pada wajahnya.
    "Evan! Awas kamu"
    dia menarik pinggang ku lalu
    memeluknya dari belakang.
    Aku meronta kecil dalam dekapannya, ia menggigit leher
    ku dan menghisapnya.
    "Ini balasannya" desisnya lirih.
  • udah kayak drakula aja.. kentang deh...
  • Kepingan kelima puluh tujuh

    ******

    Evan Pov.


    "Sshh.. Itu sakit Ndra"
    aku mendesis kecil saat giginya
    tak sengaja melukai tengkuk ku
    sampai mengeluarkan sedikit
    darah.
    "Maaf" ia menjilat lembut
    perpotongan antara pundak
    dan leher ku pelan.
    "Umm.. Tak apa"
    tangan ku mengusap lembut
    helaian rambutnya yang menempel di pipi ku, Indra
    mengecup telinga ku mesra.
    "Bagaimana keadaan mu?"
    ucap ku pelan, Indra menghela
    nafas berat lalu melepaskan
    rangkulannya pada tubuh ku.
    "Baik" jawabnya singkat, ia
    mendudukan dirinya di atas
    pasir putih, kedua kakinya ia
    rentangkan ke depan dan
    kedua tangannya ia tumpukkan
    ke belakang badannya.
    Aku mengikuti jejaknya dengan
    mendududkan diri ku dia atas
    pasir putih, menekuk kedua kaki ku dan memeluknya.
    "Benarkah?"
    ucapku pelan, mata ku menatap
    lurus hamparan air laut biru
    di depan ku.
    "Ya, seperti yang kau lihat
    sekarang. Aku baik baik saja"
    ia melemparkan pandangannya
    padaku, tangannya terangkat
    mengelus sebelah pipi ku.
    Mata ku menutup seiring dengan sentuhan tangannya yang lembut mengelus wajah
    ku.
    "Syukurlah kalau begitu, aku
    takut terjadi sesuatu pada mu"
    aku mengenggam tangannya
    yang membingkai wajah ku.
    Ia tersenyum tipis lalu tangannya naik ke atas rambut
    ku mengusap helaian mahkota rambut ku.
    "Kamu terlalu cemas ya"
    tanyanya, aku menganggukkan
    kepala ku.
    "Semuanya akan baik baik saja,
    percayalah.."
    Ucapnya lugas, mata ku berkedip sekali memandang
    wajahnya yang meneduhkan.
    "Iya" ku berikan senyuman
    paling manis untuknya.
    Kepalanya menengadah melihat
    langit biru di atasnya.
    "Mendung. Sepertinya sebentar
    lagi akan hujan"
    "Iya, tapi aku masih ingin disini" ucap ku merajuk.
    Indra terkekeh pelan melihat ku
    merajuk dengan bibir yang
    sedikit di majukan beberapa
    senti, ia menepuk bibir ku.
    "Itu bibir minta di cium ya"
    "Huh, memang berani?"
    tantangku, bibir ku membentuk
    sebuah seringaian kecil.
    "Berani" jawabnya yakin.
    "Ok, coba saja"
    aku menutup kedua mata ku
    menunggu sentuhan bibirnya
    yang manis itu menekan bibir
    ku dengan lembut, tapi tak ada
    tekanan apapun di sekitar
    bibir ku. Aku mengerutkan
    kening ku kemudian membuka
    kedua mata ku yang ku lihat
    sekarang sosok Indra tak ada
    di depan ku.
    "Indra.. Ndra" mata ku memencar menatap liar ke
    sekeliling pantai, tapi tetap
    tidak ku temukan sosoknya di
    mana pun.
    "Hey.."
    ada suara teriakan seseorang
    memanggil nama ku, ku lempar
    pandangan ku ke asal sumber
    suara itu. Aku bangkit dari
    dududk ku lalu melangkah
    mendekati sosoknya.
    "Huh, malah kabur"
    dengusku, ia hanya tertawa
    lalu kedua tangannya ia
    sembunyikan di belakang
    tubuhnya.
    "Tutup mata mu"
    ucapnya, aku menatapnya bingung.
    "Untuk?"
    "Sudah tutup saja cerewet"
    aku mendengus kecil, lalu
    menutup kedua mata ku.
    "Ok, buka mata mu"
    aku membuka kedua mata ku,
    ia mengangkat tangan kiri
    ku lalu ia menunjukan sesuatu.
    "I..indra inikan?"
    ada sebuah gelang yang melingkar manis di pergelangan
    tangan ku, gelang itu di hias
    oleh beberapa kerang laut
    kecil.
    "Untuk mu, kau simpan itu
    baik baik ya"
    ia tersenyum tipis lalu mengacak rambut ku pelan,
    mata ku berkaca kaca ku peluk
    dia seerat mungkin.
    "Iya, terima kasih"
Sign In or Register to comment.