BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1111214161759

Comments

  • Chap 30.

    Indra House, 08.20 am.
    Indra Pov.

    Aku membuka kedua mataku
    cepat aku baru ingat kalau
    hari ini ada kegiatan eskul disekolah, aku buru buru
    menyelesaikan mandi ku dan
    keluar dari kamar mandi. Ku
    lilitkan handuk dipinggang
    ku buka lemari dan mengambil
    kaos abu abu tanpa lengan dan
    celana putih karate serta baju
    putih karate. Aku hanya memakai
    kaos oblong dan celana
    putih saja bajunya aku masukan
    kedalam tas saja, aku ambil tas dan kunci motor lalu aku berjalan keluarkamar dan melangkah keluar rumah, ku buka pintu garasi dan kutuntun motor ninja hitam ku keluar.
    Aku menghela nafas kecil
    sebenarnya aku malas menggunakan motor ini tapi mau
    bagaimana lagi motor yang
    biasa kupakai saat ini sedang
    ada di bengkel untuk di perbaiki,
    aku naik ke atas motorku tas
    kusampirkan di bahuku tak lupa
    juga aku memakai helm untuk
    keselamatan lalu ku hidupkan
    motor dan melaju membelah
    jalan raya pagi ini, aku menambah
    kecepatan motor dan berusaha
    mengejar waktu aku tidak mau
    datang telat dan dimarahi oleh
    senpai, selama perjalanan menuju
    dojo aku masih saja memikirkan
    evan haha bodoh dia tidak
    mungkin memikirkanku yang ada
    diotaknya hanya kelvin saja. Dari kejauhan gedung sekolah mulai terlihat aku pun membelokkan
    motorku memasuki kawasan
    area parkir sekolah, aku matikan
    mesin motorku dan turun. Aku
    bergegas pergi menuju gedung
    olahraga, aku melihat sekeliling
    dan ternyata masih sepi hanya ada beberapa orang saja yang
    baru datang dan sepertinya mereka mengobrol, aku menjauh
    dan menghindari dari keremununan orang orang aku
    lebih baik sendiri. Aku mendekati
    bangku panjang yang berada di sudut ruangan dan duduk disana
    sambil merenung, hah sudahlah
    lupakan saja aku menggeleng
    gelengkan kepala ku dan ku
    tolehkan kepalaku kesamping aku
    hampir saja terlonjak jatuh aku
    melihatnya aku melihat evan yang sedang duduk disebelahku saat ini, aku mengucek kedua
    mataku apakah ini nyata? Atau
    hanya khayalku saja.
    "Hai" ucap evan gugup.
    "Err, hai" aku menganggukkan
    kepalaku.
    "Aku mau bicara denganmu"
    aku mengerutkan keningku
    bingung, apa yang ingin di bicarakan evan padaku.
    "Tentang?" ucapku dingin.
    "Kita" ujar evan singkat.
    "Maksudmu dengan kita?" aku
    semakin tidak mengerti arah jalan pembicaraan ini.
    "Kelvin sudah tau kalau kita
    berpacaran" ucap evan tanpa
    memandangku dia memilih
    memandang arah di depannya.
    "Oh" aku memutar kedua mataku
    jenuh. Evan menundukkan
    kepalanya. Sudahlah aku capek
    dengan sandiwara ini.
    "Baiklah aku mengerti, kejarlah
    cintamu dan dapatkan dia"
    aku berdiri dan mengambil tas
    ku bergegas pergi dari sini, tapi
    tanganku di tahan oleh evan.
    "Maaf, maafkan aku" ucap evan
    dengan suara lirih. Lalu evan
    memandang ku dia membulatkan
    matanya melihat pergelangan
    tanganku yang terluka akibat
    goresan cutter yang ku buat.
    "Ke kenapa dengan tanganmu?"
    evan menarik tanganku dan
    membuatku terduduk kembali.
    "Bukan apa apa" aku menepis
    kasar tangannya.
    "Bohong, Lo apain tangan lo itu
    hah? Jelas jelas itu karna gue kan
    disana tertera nama gue! Lo kira
    gue buta" evan menatapku sedih
    tapi aku mengalihkan pandangan
    ku ke arah lain dan memilih
    untuk bungkam. Tiba tiba evan
    menubruk tubuhku hingga
    terjatuh kelantai. Evan memeluk
    tubuhku sambil menangis.
    Aku meringis menahan sakit
    pada punggungku yang
    menghantam lantai aku membalas pelukan evan dan
    menghela nafas kecil.
    "Maaf, maafkan aku" tangis evan
    pun pecah, untunglah disini
    masih sepi dan berada ditempat
    yang paling sudut jadi tidak
    mungkin orang orang tau apa
    yang kami lakukan ini.
    "sudahlah, jangan cengeng
    begitu" aku mengusap kepalanya
    lembut.
    "Maaf, aku tidak memikirkan
    perasaan mu maaf aku telah
    bertindak egois maaf jika aku
    telah membuat ku merasakan
    sakit maaf untuk semuanya"
    evan menangis dan terus saja
    meracau.
    "Maaf maaf maaf" evan terus
    saja mengucapkan kata maaf.
    Aku menatapnya dan kemudian
    aku mencium bibirnya, aku
    tersenyum kecil terima kasih
    setidaknya luka dihati ini
    sudah tersembuhkan, aku melihat
    evan menutup kedua matanya dan menikmati ciuman ringan
    ini. Terima kasih .
  • Chap 31.

    Danau, 09.30 am.
    Kelvin Pov.

    Setelah aku pergi meninggalkan
    evan, yang ada diotak ku saat ini
    hanya tempat ini, aku duduk
    di pinggir danau dan merebahkan
    badan ku di rerumputan hijau.
    Aku memandang langit dan
    mengangkat kedua tanganku
    ke udara, aku menghela nafas
    aku sangat kecewa kecewa sekali
    tapi di satu sisi aku pun sangat
    menyesal menyesal karna telah
    membentaknya menyesal
    karna telah memukulnya, apa hak
    ku untuk melarangnya berpacaran
    dengan orang lain apa hak ku
    untuk memarahinya hanya karna saat ini dia dimiliki seseorang tapi
    aku kecewa karna evan tidak jujur
    padaku, dia jujur disaat dia sudah
    bersama disaat perasaan ku mulai
    tumbuh dan dengan mudahnya
    dia hancurkan begitu saja, aku
    memijat kepala ku pelan rasanya
    pusing sekali kenapa takdir
    seolah mempermainkan kami
    begitu sulitkah mendapatkan
    cinta yang kita inginkan. Aku
    teringat wajah evan yang menangis entah kenapa ada perasaan sakit saat melihat itu
    dan yang membuat evan
    menangis itu adalah aku ya
    aku sahabat macam apa aku ini,
    aku meremas kepalaku dan
    merutuki kebodohan ku
    seharusnya aku mendukung
    mereka mendukung hubungan
    mereka iya, aku tidak boleh
    egois meskipun itu sakit aku
    tidak boleh memikirkan
    perasaanku sendiri, tapi aku
    masih bingung dengan hubungan
    mereka apa yang membuat
    mereka jadi dekat? Seingatku
    mereka tidak terlalu akrab saat
    disekolah? Lalu apa yang membuat mereka akhirnya
    berpacaran? Pertanyaan itu
    terus saja menggantung di
    dalam otak ku, sudahlah besok
    saja aku tanya mereka untuk saat
    ini biarkan aku menenangkan
    diri dahulu, mulai sekarang aku
    harus menjadi sahabat yang
    baik untuk evan jika aku tidak
    bisa menjadi kekasihnya dengan
    menjadi sahabatnya itupun
    sudah cukup bagiku dan aku
    tidak boleh egois, aku akan
    ikhlas untuk belajar melepaskan
    evan sepenuhnya mungkin
    dari sinilah pengorbanan cinta
    ku untuknya, ya semua demi
    kebahagiannya aku rela
    melakukan apa saja. Aku
    tersenyum kecil dan kembali
    memandang langit.
  • setjuh dach law gtu mksudnya. Oya kayaknya brapa chapter n hri lg ni tamatnya, slalu update ya n mention aq trus.
  • @pria_apa_adanya: iya bang..
    @Just_PJ: sabar ya, bsk up .. Lg
    dipikirin dulu..
  • @ElninoS: galau mulu ==
    mank alurnya bgtu bang klu
    di ulur lagi nnti mlh berantakan
    isi ceritanya.. Ko pada minta ada
    lanjutannya lagi ya pdhl mau tamat Haha *plok
    insya allah deh nnti dibuat
    sekuelnya klu sempet ^^v
  • Kira" evan sma siapa yah?
    indra atau kelvin?
    Mmm kasi tau ga yah? #nahloh
  • bro, kayaknya gue mulai ketagihan ama cerita lo, deh. Please, jangan ditamatin dulu ya bro.
  • oh iya, kalo ada updatean terbaru, jgn lupa mention gue ya.
  • jadinya ama indra ni...
  • Wah sudah d lanjut ya?
    Semangat ya, bagaimanapun ini cerita kamu
    Kamu luarbiasa hehehehe
    Salut
  • Chap 32.

    Dojo, 09.20 am.
    Evan Pov.

    Huft, syukurlah aku bisa berbaikkan lagi dengan Indra, setelah aku meminta maaf dan
    menjelaskan semuanya kepada
    Indra. Aku masih memeluknya dan posisi kami tetap seperti ini.
    "Sudah" Indra menepuk pundakku.
    "Apanya??" ucapku bingung.
    "Badan mu Van, Ukhh berat"
    Indra meringis, aku melihat
    kembali posisi kami yang 'ehem'
    intim. Aku cepat cepat berdiri dan
    memalingkan mukaku.
    "Ya ampun badanmu berat" Indra berdiri dan menepuk nepuk
    celananya.
    "Huh, alasan" aku melipat kedua
    tanganku kedada.
    "Van, ada yang berdiri tuh" ujar
    Indra sambil tertawa.
    "Ha?? Aku kan memang berdiri
    bukan duduk" ucapku polos. Indra
    menepuk kepalanya pelan lalu
    menujukkan jarinya kearah kedua
    pahaku, aku mengikuti gerakan
    jari Indra dan menengok ke bawah, mataku membulat
    sempurna ternyata dedeku
    tegang. Mukaku memerah tapi
    Indra tertawa puas melihatnya.
    "Grrr, menyebalkan!" aku
    menatap sebal kearah Indra, indra menghentikan tawanya. Kemudian dia menatapku serius.
    "Oya, masalah Kelvin bagaimana?
    Kamu mau jelaskan semuanya?"
    "Tentu saja" aku menganggukkan
    kepalaku mantap.
    "Kalau dia tetap marah bagaimana?"
    "Resikonya akan tetap ku terima"
    Indra mangguk mangguk mengerti.
    "Tapiii" aku mendekati Indra dan
    menatap wajahnya.
    "Akuu..masih tetap menjadi
    pacarmu kan?" Indra menatapku
    bingung dan tergantikan dengan
    wajah penuh senyuman yang
    meneduhkan.
    "Tentu saja" Indra menepuk
    kepalaku sekali lalu tersenyum
    kecil.
    "Horeee, hehe" aku bersorak
    heboh seperti anak kecil.
    "Oya besok temani aku ya
    menjelaskan semuanya pada
    Kelvin, ini semua kan gara gara
    kamu juga" aku meninju ninju
    kecil bahunya.
    "Tapi kalau ga begitu kita ga
    akan bisa pacaran seperti inikan?"
    "Hum, iya juga sih"
    "Ya walaupun harus banyak
    merasakan rasa sakit dulu baru
    bisa benar benar bersama" ucap
    indra tersenyum kecut.
    "Seperti pribahasa kan, berakit
    rakit dahulu bersenang senang
    kemudian, bersakit sakit dahulu
    bersenang senang kemudian"
    "Ya ya, semuanya memang
    butuh pengorbanan terlebih
    dahulukan" Indra menerawang jauh.
    "Iya, berkorban perasaan, keikhlasan dan hati bahkan air
    mata" aku menambahkan kata
    kata indra sebelumnya.
    "Udah ah kenapa kita jadi
    ngomong lebay begini sih"
    indra merinding sendiri.
    "Yehh, kan kamu yang pake
    acara drama segala huuuu"
    aku menyorakinya.
    "Tapi siapa yang pake acara nangis dan nubruk nubruk
    segala hah" indra menatapku
    jengkel.
    "Eh? Aku" ucapku polos sambil
    menunjuk diri sendiri. Indra
    menghela nafas dan meninggalkan aku begitu saja.
    "Ehhh mau kemana?" aku
    mengejarnya.
    "Mau pulang" ucapnya santai.
    "Bukannya kamu ada eskul ya?"
    "Bolos" aku menatapnya bingung.
    "Kenapa?"
    "Aku mau menikmati hari ini
    bersama sama denganmu saja"
    Indra menarik tanganku lalu
    membawaku pergi ke area
    parkir sekolah.
    "Kamu serius?" ucapku tak enak.
    "Iya, kemari" indra memakai
    helmnya kemudian menepuk
    nepuk jok motor belakang.
    "Aku bawa motor ko" aku
    berjalan keara motorku yang
    terpakir di barisan kedua.
    "Sudah, biarkan disana saja nanti
    viar kusuruh orang saja untuk
    mengantarkannya kerumah mu"
    Indra menarik tanganku lalu
    memaksaku untuk duduk diatas
    motornya. Indra memakaikan helmnya padaku. Lalu menghidupkan motornya dan
    memacu motornya.
    "Kita mau kemana?" ucapku
    keras.
    "Sudah pegangan saja" indra
    menambahkan kecepatan motornya dan aku memeluk
    tubuhnya seerat mungkin.
  • @ElninoS, @Wilhem, Dhika_smg,
    @rulli arto, @Fazlan_Farizi,
    @semua, @pria_apa_adanya,
    @Just_PJ
    Segini dulu yang gue up, nanti malem gue lanjut.. ^^
Sign In or Register to comment.