BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

17810121359

Comments

  • Chap 22.

    Kelvin House, 12.00 am

    Aku menghela nafas dan
    merebahkan diri ku ke kasur
    dan menutup wajah ku dengan
    sebelah tangan, aku mengambil
    hp dan menatap layar tidak ada
    balasan apapun dari evan, apa
    dia benar benar marah. Aku
    membanting hp ku keranjang
    dan menutu mata. Aku sangat
    khawatir pada evan tadi dia kan
    pulang sendirian di tambah
    cuaca malam tadi dingin
    sekali, aku ingin mengirim sms
    lagi tapi aku ragu sms ku yang
    pertama saja tidak di bls. Sudahlah mungkin evan sudah
    pulang dan sekarang sedang
    tidur, rasa kantuk mulai menyerang dan perlahan mata
    ku pun ikut terpejam tapi
    sebelum aku benar benar mulai
    tertidur hpku bergetar pertanda
    ada panggilan masuk, aku
    melihat pantulan nama yang
    tertera di layar hp dan disana
    tertulis E'van House' ini kan no
    telephone rumahnya evan? Ada
    apa ya tengah malam begini
    evan menelephone. Aku pun
    mengangkat telephonenya.
    "Halo?"
    "Halo Kelvin?" aku menekuk
    kedua halisku bingung, bukan
    evan yang menelphone tapi
    mamanya ada apa ya? Rasa
    takut mulai mengalir di dalam
    otakku pikiran pikiran aneh yang
    terjadi kepada evan semakin
    membuat ku cemas. Ada apa
    ini. Huft.
    "Ya tanteh? Ada apa telphone
    tengah malam"
    "Kelvin bisa datang ke rumah
    sekarang?" ada nada panik di
    suaranya mamanya evan.
    "Memangnya ada apa tante?"
    "Evan Vin, Evan" ucap tante dengan terisak pelan.
    "Ada apa tante dengan Evan?!"
    aku mulai panik.
    "Evan histeris Vin, tiba tiba dia
    menangis tak terkendali dan
    dia terus memanggil nama
    kamu. Sebenarnya ada apa
    Vin dengan kalian?"
    "Aku juga ga tau tante, coba aku
    langsung ke sana ya tante. Biar
    aku tenangin Evan"
    "Ya sudah, cepat ke sini ya"
    "Iya tante" aku menutup
    telphone, dan mengambil
    kunci motor ku diatas meja dan
    bergegas pergi ke rumah evan.
    Aku membuka pagar rumah dan
    mendorong motor ku keluar
    aku menghidupkan motor ku
    dan menancap gas cepat .
    Di perjalanan pun aku benar
    benar tak tenang, ada apa
    dengan evan, sesaat aku melihat
    rumah evan yang semain dekat
    tapi aku juga melihat sosok
    lain di sana seorang lelaki
    memakai motor sport merah
    dari perawakannya sepertinya
    aku kenal aku berfikir keras
    ah ternyata itu indra iya tak
    salah lagi, indra menyalakan
    motornya dan pergi dari rumah
    evan, indra tak sadar bahwa dia
    sudah melewati ku dan terus
    pergi semakin menjauh. Aku
    berhentikan motor ku di depan
    halaman rumah evan dan ku
    parkirkan di dekat garasi.
    Aku mengetuk pintu rumah
    evan sampai akhirnya sosok
    ibu ibu berparas anggun
    membukakan pintu rumahnya
    dan mengajakku masuk ke
    dalam.
    "Nak Kelvin, ayo duduk"
    "Tante tadi itu siapa laki laki
    yang baru saja keluar dari
    rumah tante"
    "Oh, Itu Indra dia yang mengantar
    pulang evan ke rumah, memang
    ada apa Vin?"
    "Oh, gpp ko tante. Evan ada di
    kamarnya tanteh?" ada
    hubungan apa ya diantara evan
    dan indra? Mereka kelihatan
    dekat sekali sampai sampai
    indra rela mengantar evan
    pulang malam malam.
    "Iya, dia ada di atas nak Kelvin
    ke kamarnya saja"
    "Baik tante, saya permisi
    sebentar" aku tersenyum.
    Aku pergi ke lantai atas menuju
    ke kamar evan, ku ketuk pelan
    tak ada sahutan dari dalam aku
    pun masuk dan melihat sosok
    evan yang sedang tertidur damai
    di atas ranjangnya, ku hampiri
    dia dan aku duduk di
    samping kiri kepalanya.
    Ku usap dahinya dan kusibakan
    rambutnya yang menempel
    di keningnya, aku berbisik lirih.
    "Evan" evan tetap diam dan tak
    membuka matanyya, suhu
    badannya panas sepertinya dia
    demam. Aku mengusap kembali
    helaian rambutnya yang lembut
    dan aku mendengar suara evan
    yang memanggil namaku.
    "Kelvin, kelvin" dia mengigau.
    Aku menundukkan kepala ku
    dan menempelkan dahi ku
    dengan dahinya.
    "Ya?" ucap ku lirih.
    "Maafkan aku, maaf" ada
    tetesan kilau air mata yang
    keluar dari mata evan yang
    masih tertutup.
    "Sstt, tak apa aku sudah
    memaafkan mu, semuanya
    akan baik baik saja, percayalah"
    aku berbisik lirih ditelinganya
    dan menggenggam lembut
    tangannya. Posisi ku masih
    membungkuk dan tetap
    menempelkan dahi ku padanya,
    aku ingin sedekat ini dengannya
    sampai dia terbangun esok
    hari dengan senyuman.
  • haa msh jga pake om, brasa tua bnget. Ganti dong pake adek jga gag papa, hehe.
  • Chap 23

    Kamar Evan, 05.30 am.
    Evan Pov.



    Aku membuka kedua mataku
    yang terasa berat, kepalaku
    pusing sekali aku merasakan
    sentuhan lembut di tangan
    kananku ada tangan lain yang
    menggenggam tanganku, aku
    menoleh dan beberapa kali
    mengerjapkan mata ku apakah
    yang kulihat saat ini nyata atau
    hanya mimpi semata, aku
    mengucek kedua mata ku lalu
    mencubit pipi ku sendiri. Sakitt.
    "Jadi ini bukan mimpi ya"
    ucap ku dengan tersenyum
    kecil, aku mengelus rambut
    kelvin yang tengah tertidur
    dengan posisi terduduk di
    lantai dengan kepala tertelungkup
    di atas dada ku, aku menelusuri
    garis tegas wajahnya, wajah
    seorang lelaki yang sangat aku
    cintai. Apa semalaman dia yang
    menjaga ku? Lalau dimana
    indra sekarang? Aku kembali
    menatap wajah kelvin yang
    tetap tertidur pulas tak merasa
    terganggu dengan sentuhan
    tanganku.
    "Kelvin, i love u" aku berbisik
    lirih dan tersenyum lembut.
    Tiba tiba kelvin terbangun dan
    mencoba mengumpulkan nyawanya, dia menguap kecil
    lalu mengucek kedua matanya.
    "Evan? Lo udah bangun?"
    "Iya" aku tersenyum kecil.
    "Dari jam berapa lo bangun?"
    kelvin menyandarkan kembali
    kepalanya tapi kali ini dia
    sandarkan ke bantalku dekat
    sekali dengan kepalaku. Aku
    mengusap kepala cepaknya. Dia
    tertawa seperti anak kecil.
    "Baru saja, apa gue ganggu
    tidur lo ya?" dia menggelengkan
    kepalanya lalu menggenggam
    kembali tangan kanan ku.
    "Ko jadi manja gini sih lo Vin?"
    aku tertawa melihat kelvin yang
    begitu nyaman dengan usapan
    ku di kepalanya.
    "Gue selalu nyaman dekat
    seperti ini dengan lo"
    "Gue juga Vin" kelvin
    mendekatkan pipinya dengan
    pipi ku.
    "Pipi lo makin tembem ya"
    "Eh? Masa sih Vin"
    "Iya, makin tembem haha"
    kelvin menggesek gesekkan
    pipinya dengan pipiku. Rasanya
    geli dia seperti anak kucing
    yang ingin mendapatkan
    perhatian dari majikannya
    hehe.
    "Hum padahal aku jarang
    makan pagi loh, ko bisa tembem
    ya?" ucapku.
    "Gpp ko tembem juga asal
    lo tetep sehat" kelvin mencubit
    pipi kiri ku gemas, aku manyun.
    "Oya semalem pulang sama
    indra ya?" aku diam.
    "Ko ga jawab sih? Kalian ada
    hubungan apa, perasaan dulu
    ga terlalu dekat kaya sekarang"
    "Kami hanya bertemu dijalan
    saja ko semalam, karna dia
    melihat ku berjalan sendirian
    jadinya dia mengantarkan ku
    pulang sekalian" kelvin cuma
    mangguk mangguk kepala.
    "Semalam badan mu demam"
    kelvin mengusap kening ku.
    Aku memejamkan mata ku.
    "Benarkah?"
    "Iya, tapi syukurlah demamnya
    sudah turun"
    aku menatapnya lekat, dia masih
    mengusap kening ku.
    "Mungkin karna ada lo disini
    demamnya jadi turun hehe"
    kelvin cuma tersenyum kecil.
    "Mungkin" kelvin menatap ku
    dalam, tangan kelvin mulai
    menangkupi pipi ku dan
    wajahnya mendekatiku
    semakin dekat bahkan nafasnya
    mulai terasa di wajahku, aku
    memejamkan kedua mata ku
    begitu juga kelvin hingga
    sebuah benda kenyal nan lembut
    mengecup bibir kecil ku. Aku
    memeluk tubuhnya begitu juga
    dengan kelvin, dia membungkus
    tubuhku dan mencoba
    menghangatkan pagi ini dengan
    sebuah ciuman lembut.
  • Chap 23

    Kamar Evan, 05.30 am.
    Evan Pov.



    Aku membuka kedua mataku
    yang terasa berat, kepalaku
    pusing sekali aku merasakan
    sentuhan lembut di tangan
    kananku ada tangan lain yang
    menggenggam tanganku, aku
    menoleh dan beberapa kali
    mengerjapkan mata ku apakah
    yang kulihat saat ini nyata atau
    hanya mimpi semata, aku
    mengucek kedua mata ku lalu
    mencubit pipi ku sendiri. Sakitt.
    "Jadi ini bukan mimpi ya"
    ucap ku dengan tersenyum
    kecil, aku mengelus rambut
    kelvin yang tengah tertidur
    dengan posisi terduduk di
    lantai dengan kepala tertelungkup
    di atas dada ku, aku menelusuri
    garis tegas wajahnya, wajah
    seorang lelaki yang sangat aku
    cintai. Apa semalaman dia yang
    menjaga ku? Lalau dimana
    indra sekarang? Aku kembali
    menatap wajah kelvin yang
    tetap tertidur pulas tak merasa
    terganggu dengan sentuhan
    tanganku.
    "Kelvin, i love u" aku berbisik
    lirih dan tersenyum lembut.
    Tiba tiba kelvin terbangun dan
    mencoba mengumpulkan nyawanya, dia menguap kecil
    lalu mengucek kedua matanya.
    "Evan? Lo udah bangun?"
    "Iya" aku tersenyum kecil.
    "Dari jam berapa lo bangun?"
    kelvin menyandarkan kembali
    kepalanya tapi kali ini dia
    sandarkan ke bantalku dekat
    sekali dengan kepalaku. Aku
    mengusap kepala cepaknya. Dia
    tertawa seperti anak kecil.
    "Baru saja, apa gue ganggu
    tidur lo ya?" dia menggelengkan
    kepalanya lalu menggenggam
    kembali tangan kanan ku.
    "Ko jadi manja gini sih lo Vin?"
    aku tertawa melihat kelvin yang
    begitu nyaman dengan usapan
    ku di kepalanya.
    "Gue selalu nyaman dekat
    seperti ini dengan lo"
    "Gue juga Vin" kelvin
    mendekatkan pipinya dengan
    pipi ku.
    "Pipi lo makin tembem ya"
    "Eh? Masa sih Vin"
    "Iya, makin tembem haha"
    kelvin menggesek gesekkan
    pipinya dengan pipiku. Rasanya
    geli dia seperti anak kucing
    yang ingin mendapatkan
    perhatian dari majikannya
    hehe.
    "Hum padahal aku jarang
    makan pagi loh, ko bisa tembem
    ya?" ucapku.
    "Gpp ko tembem juga asal
    lo tetep sehat" kelvin mencubit
    pipi kiri ku gemas, aku manyun.
    "Oya semalem pulang sama
    indra ya?" aku diam.
    "Ko ga jawab sih? Kalian ada
    hubungan apa, perasaan dulu
    ga terlalu dekat kaya sekarang"
    "Kami hanya bertemu dijalan
    saja ko semalam, karna dia
    melihat ku berjalan sendirian
    jadinya dia mengantarkan ku
    pulang sekalian" kelvin cuma
    mangguk mangguk kepala.
    "Semalam badan mu demam"
    kelvin mengusap kening ku.
    Aku memejamkan mata ku.
    "Benarkah?"
    "Iya, tapi syukurlah demamnya
    sudah turun"
    aku menatapnya lekat, dia masih
    mengusap kening ku.
    "Mungkin karna ada lo disini
    demamnya jadi turun hehe"
    kelvin cuma tersenyum kecil.
    "Mungkin" kelvin menatap ku
    dalam, tangan kelvin mulai
    menangkupi pipi ku dan
    wajahnya mendekatiku
    semakin dekat bahkan nafasnya
    mulai terasa di wajahku, aku
    memejamkan kedua mata ku
    begitu juga kelvin hingga
    sebuah benda kenyal nan lembut
    mengecup bibir kecil ku. Aku
    memeluk tubuhnya begitu juga
    dengan kelvin, dia membungkus
    tubuhku dan mencoba
    menghangatkan pagi ini dengan
    sebuah ciuman lembut.
  • @darkrealm: indra say, tak ada maaf bagimu haha..
    @pria_apa_adanya: ha? Adek?
    Emang umurnya brpa tahun om?
  • wah double post ya
  • Indra'a kasian!
    #peluk indra
    lanjutt..tt.t
  • @Henry_13: iya nih tadi kayanya
    eror jadi double post, tapi chap 22 sama chap 23 dah up ko..
  • @darkrealm: indra say, gue juga
    sayang sama lo tpi lo blng gue
    psiko..
    Iya bang yang kmren ga sreg ja
    PPnya, knpa toh jlk ya? Haha
    *plakk
  • kasian gak ada yg mengerti perasaan indra :(
  • Chap 24.


    Salahkah cinta jika berujung luka.
    Salahkah cinta jika perih yang terasa.
    Salahkah cinta jika senyum
    menyiksa.
    Salahkah cinta jika sedih menerpa.
    Rapuhkah cinta saat hati tak
    terbalas.
    Hancurkah cinta jika kepalsuan
    tanpa rasa.
    Letihkah cinta jika sayang ternyata menghilang.
    Matikah cinta jika ketulusan tak
    pernah ada.



    Indra Pov

    Aku menghempaskan tubuhku
    dilantai dingin kamarku, aku
    tak bisa berfikir jernih saat ini.
    Kejadian semalam benar benar
    sangat menyakitkanku, hatiku
    meradang saat tau evan begitu
    sangat mencintai kelvin, aku
    meremas kuat rambut ku dan
    mencoba menenangkan diriku
    saat ini aku sangat
    membutuhkan seseorang di
    sampingku. Seseorang yang
    mampu menghiburku dan
    berbagi kesedihan bahkan
    kebahagiaan, tapi rasanya itu
    semua hanya mimpi orang yang
    kucintai dengan tulus pun lebih
    memilih orang lain dibanding
    aku yang benar benar tulus
    mencintainya, aku bangkit dan
    bersandar pada dinding kamar.
    Aku memandang kosong sekeliling kamarku dan mencari
    sesuatu benda mataku tertuju
    pada sebuah cutter kecil, aku
    mengambilnya lalu ku goreskan
    cutter itu pada pergelangan
    tangan ku, ku tulis sebuah nama
    di kulit tangan ku. Darah segar
    dengan segera merembes keluar
    dari celah luka yang kubuat.
    Aku membuang cutter itu dan
    ku lempar ke sembarang
    tempat, aku menundukkan
    kepala ku dan menatap kosong
    lantai kamar ini. Darah yang masih menetes pun tak ku perdulikan. Aku mengambil bantal
    dan kurebahkan tubuh ini dilantai
    yang dingin ini, aku terus
    memeikirkan evan pasti saat
    ini dia sedang tertawa bersama
    dengan kelvin bahkan saling
    berbagi kehangatan bersama,
    aku tersenyum miris jika
    mengingat keadaanku saat ini
    begitu menyedihkan, kenapa
    aku begitu mencintai evan
    bahkan evan itu seperti candu
    buatku, kenapa aku terlalu
    bodoh mencintai seseorang
    yang jelas jelas tak pernah
    mencintaiku, kenapa aku
    begitu rapuh jika tanpa dia
    disisi ku. Aku terus mengumpat
    dalam hati atas tak
    keberdayaan ku sekarang.
    Aku mengangkat tangan kiriku
    dan menatap goresan nama yang
    tertulis rapi di pergelangan
    tangan ku sebuah nama
    seseorang yang sangat aku
    cinta "Evan", aku menutup
    kedua mata ku dan mencoba
    untuk tertidur dari rasa sakit.
  • Chap 25.


    Evan House, 06.00 am.
    Evan Pov.

    Aku melepaskan ciumanku
    dengan kelvin, kelvin menatapku
    tapi aku langsung menundukkan
    kepalaku. Aku terdiam hati ku
    sangat senang sekali bahkan
    wajahku memerah.
    "Wah, badan mu panas lagi"
    kelvin menyentuh keningku.
    "Apaan sih lo Vin" aku
    menepis tangannya.
    "Muka lo merah Van haha"
    kelvin terkekeh pelan.
    "Bodo" aku membuang arah
    wajah ku.
    "Mandi gih badan lo bau" kelvin
    menutup hidungnya dan mengibas ngibaskan tangannya
    di depan ku.
    "Sialan, lo juga belum mandi"
    aku melempar bantal ke wajahnya dan kelvin pun melakukan hal yang seperti ku
    hingga terjadilah perang bantal
    di pagi minggu ini eh jangan
    lupa kecupan pagi di hari
    minggu ini. Hehe


    Kelvin Pov.
    Setelah perang bantal dengan
    berakhirnya evan yang ngacir
    ke kamar mandi, aku kembali
    merebahkan badan ku dikasur
    milik evan, harum badannya
    menempel diatas ranjang ini
    aku menggenggam erat
    selimut evan dan ku hirup
    dalam, dan aku mulai teringat
    dengan ciuman kami tadi pagi bibirnya evan begitu lembut
    dan manis, entahlah dorongan
    apa yang membuatku harus
    melakukan begitu tapi yang
    jelas aku tak menyesal telah
    menciumnya justru aku sangat
    menyukainya dan sepertinya
    aku mulai menyukai rasa di
    bibir evan haha, aku tertawa
    kecil mengingat kejadian itu.
    Aku mendengar suara gemericik
    air rasanya menenangkanku
    dan aku kembali menguap
    kecil dan perlahan rasa kantuk
    mulai menyerangku.
  • Chap 25.


    Evan House, 06.00 am.
    Evan Pov.

    Aku melepaskan ciumanku
    dengan kelvin, kelvin menatapku
    tapi aku langsung menundukkan
    kepalaku. Aku terdiam hati ku
    sangat senang sekali bahkan
    wajahku memerah.
    "Wah, badan mu panas lagi"
    kelvin menyentuh keningku.
    "Apaan sih lo Vin" aku
    menepis tangannya.
    "Muka lo merah Van haha"
    kelvin terkekeh pelan.
    "Bodo" aku membuang arah
    wajah ku.
    "Mandi gih badan lo bau" kelvin
    menutup hidungnya dan mengibas ngibaskan tangannya
    di depan ku.
    "Sialan, lo juga belum mandi"
    aku melempar bantal ke wajahnya dan kelvin pun melakukan hal yang seperti ku
    hingga terjadilah perang bantal
    di pagi minggu ini eh jangan
    lupa kecupan pagi di hari
    minggu ini. Hehe


    Kelvin Pov.
    Setelah perang bantal dengan
    berakhirnya evan yang ngacir
    ke kamar mandi, aku kembali
    merebahkan badan ku dikasur
    milik evan, harum badannya
    menempel diatas ranjang ini
    aku menggenggam erat
    selimut evan dan ku hirup
    dalam, dan aku mulai teringat
    dengan ciuman kami tadi pagi bibirnya evan begitu lembut
    dan manis, entahlah dorongan
    apa yang membuatku harus
    melakukan begitu tapi yang
    jelas aku tak menyesal telah
    menciumnya justru aku sangat
    menyukainya dan sepertinya
    aku mulai menyukai rasa di
    bibir evan haha, aku tertawa
    kecil mengingat kejadian itu.
    Aku mendengar suara gemericik
    air rasanya menenangkanku
    dan aku kembali menguap
    kecil dan perlahan rasa kantuk
    mulai menyerangku.
  • Gue dah up 2 chapter sekaligus,
    monggo di baca met malam mingguan ya semuanya..
    *malming disini hujan T.T huhu
Sign In or Register to comment.