It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tok...tok...!
Girin menghela nafas berat.
"Gi..., ini Mama! Mama boleh masuk, nggak?"terdengar sapaan lembut dari balik pintu.
Girin tidak menjawab.
"Mama dengar dari Ita, katanya kamu menentang rencana pernikahan Mama dengan Papanya Hergy, ya?"
Girin masih diam saja.
"Gi...? Padahal pada awalnya kamu setuju kalau Mama menikah lagi. Tapi kenapa sekarang kamu menentangnya? Kamu bilang pengen keluarga yang utuh..."
Girin masih tak bergeming.
"Gi...kenapa kamu diam aja?"
"Aku udah nggak menginginkannya lagi!!!"teriak Girin.
"Gi..."
"Tinggalkan aku sendiri!!"teriak Girin lagi.
Suara teriakannya sampai terdengar oleh Hergy yang kebetulan melintasi kamar Girin.
"Girin...kenapa?"gumam Hergy.
"Tinggalin aku!"
"Baiklah Gi..."ujar Lidya pelan sambil melangkah mundur meninggalkan pintu kamar Girin.
%%%
lho mamana hergy tu artis y? kok prasaan ak gk pnh denger tuch..
@4ndh0 : sip. Udah di lanjut
"Aku...dulu aku memang sangat menyukainya. Tapi saat aku tahu dia yang kusuka adalah anak calon Papaku...aku gak suka! Mama mulai mengacuhkanku. Hati Mama sudah dikuasai bayang-bayang Hergy!!"gumam Girin dalam hati.
"Sejak saat itu, aku tidak menyukainya lagi. Yang tersisa di hatiku kini hanya kebencian!!!"
%%%
Tok..tok..!
Tok..tok..!
Tok..
"Girin..."
Girin membuka pintu dengan hati mangkel.
"Hei! Sampai kapan kamu akan buat telingaku jadi tuli, hah?!"semprot Girin pada Hergy yang yang berdiri di depannya dengan mengenakan piyama.
"Eng,..K-kak..eh.."
"Huh, ada apa?"potong Girin.
"Ngg...ini tentang Mamamu,"jawab Hergy pelan.
"Aku sudah tahu apa maksudmu. Kamu ingin aku merestui pernikahan Mamaku dengan Papamu kan?"potong Girin lagi.
"Iy..."
"Jangan harap aku menyetujuinya!!"teriak Girin. "Aku tidak akan menyerahkan Mamaku padamu! Dengar, asal tahu saja, ya? Sebenarnya kamu sudah merampas Mama dari kehidupanku!!"
"A...aku tidak bermaksud begitu!"bantah Hergy. "Aku nggak pernah berpikir untuk merebut Tante dari kamu! Jadi, ini sebabnya kamu selalu menindas aku?"
Girin tak menjawab.
"Sebenarnya aku hanya ingin seorang Mama yang sudi memelukku dengan kasih sayang,"terang Hergy lagi.
"Aku rindu sama pelukan mama yang sudah lama tiada..."
"Aku tidak mau dengar alasan konyol seperti itu!"potong Girin keras.
"Itu bukan alasan konyol, tapi itu impian!!"balas Hergy dengan teriakan pula.
"Impian katamu?! Mungkin bagimu, tapi bagiku tidak!"ujar Girin. "Dam dengar ya, seharusnya anak angkat sepertimu jangan minta yang tidak-tidak! Sudah untung kau bisa dipungut oleh keluarga ini!"
Deg!
Ada cuka yang mengguyur hati Hergy.
"Terlalu...kamu terlalu, Girin..."
"Terlalu?!"seru Girin sambil memegang kedua bahu Hergy kuat. "Hei, ngaca dong! Yang terlalu itu siapa?"seru Girin dengan mata berkilat.
Hergy terdiam.
"Kalau seandainya kau tidak ada, mungkin aku bisa izinkan Mama untuk menikah lagi,"ucap Girin.
"Maksud..."
"Sudah larut! Aku mau tidur!"potong Girin sambil menutup pintu keras.
"Girin..."gumam Hergy perih.
Hergy menoleh. Ada Charles yang menatap iba padanya.
"Kamu baik-baik aja?"
"Ya, aku baik-baik aja,"jawab Hergy pelan. "Aku ke kamar dulu ya. Nite Charl!"
Charles mengangguk.
Sepeninggalan Hergy, ia menggertakkan giginya dengan geram.
"Girin keterlaluan!!!"
Sementara itu, Hergy berjalan ke kamarnya dengan lunglai. Sebutir air mata jatuh ke pipinya.
Sebesar itukah rasa benci Girin padanya??
"Kalau aku nggak ada...Papa bisa menikahi Tante Lidya..."gumam Hergy dalam hati...
%%%
"Hergy..., kok belum bangun? Udah jam tujuh kurang nih..."kata Mbak Ita sambil mengetuk kamar Hergy.
Tidak terdengar sahutan.
"Gy..."panggil Mbak Ita lagi sambil menempelkan telinga ke pintu kamar.
Tidak terdengar suara apa-apa.
Apa mungkin Hergy masih tidur? Tanya Mbak Ita dalam hati.
"Gy...!"serunya sambil memutar gagang pintu...dan terbuka!
Mbak Ita langsung menerobos masuk. Di dalam tidak ada siapa-siapa.
"Hergy!!"panggil Mbak Ita lagi. Ia meneliti jendela kamar. Masih terkunci. Mbak Ita berlari keluar kamar, tapi saat ia melewati ranjang, ada secarik kertas di atas bantal. Ia langsung mengambil dan membaca isinya.
"Hergy..."desisnya setelah membaca isi kertas itu.
"Hergy...Hergy!"teriak Mbak Ita sambil berlari keluar kamar.
"Kenapa Ta?"tegur Lidya yang baru keluar dari kamarnya.
"Tante, Gawat! He..Hergy minggat!!"
"Minggat bagaimana?"
"Dia meninggalkan surat ini!"seru Mbak Ita sambil menyodorkan secarik kertas tadi ke tangan Lidya.
"Apa?!"seru Lidya sambil membaca kertas itu:
Untuk Papa, Mbak Ita dan Tante.
Saat membaca surat ini, Hergy udah nggak di sini lagi. Maaf kalo Hergy pergi diam-diam.
Untuk Papa dan Mbak Ita, terima kasih atas semua kebaikan yang pernah kalian berikan. Untuk kebahagiaan Girin, mohon jangan cari aku.
Hergy
"I..ini nggak mungkin! Apa yang dia pikirkan??"desis Lidya.
Mbai Ita menangis.
"Kemana perginya Hergy??"
Lidya memengang keningnya.