It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Duh, kok aku jadi khawatir, ya?" gumam Girin.
BRUGH!
"Hergy!"seru Girin saat melihat tubuh Hergy ambruk ke lantai. Kekhawatirannya benar-benar terjadi. Ia pun dengan sigap langsung berlari menghampiri Hergy yang terkapar di lantai.
"Hei, Hergy!"
"Lapaar..."
"Eh?"
"Hergy bangun!"
"Lapaar..."
"Ugh! Menyebalkan! Bagaimana ini?"
"Aduh, kepalaku..."
"Kita ke UKS dulu,"kata Girin sambil menyampirkan lengan Hergy ke lehernya. Setelah itu ia membantu Hergy berdiri dan memapahnya ke luar kelas.
"Selalu menjengkelkan!!!"gerutu Girin.
%%%
Ia bangun dan duduk di ranjang.
"Di mana sih nih?"
Pandangannya kembali mengitari ruangan.
"Sejak kapan aku ada di sini?"
Pandangannya tertumpu pada meja di samping tempat tidur.
"Makanan!"serunya kegirangan. Cacing-cacing di perutnya kembali bernyanyi minta diisi.
Tanpa pikir panjang Hergy langsung menyambar makanan itu.
"Hm, dari siapa ya?"tanya Hergy pada diri sendiri sambil terus makan dengan lahap.
"Dariku!"
Hergy menoleh ke arah sumber suara.
"Girin?"
Girin yang muncul dari luar masuk dengan wajah dingin.
"Ini dari kamu, ya?"
"Iya. Tapi nggak gratis, lho!"
"Iya, nanti aku ganti!"
"Hahaha..ganti? Ganti pake apaaa??"
Hergy merogoh uang di saku celananya.
"Aku gak mau diganti dengan uang!"sela Girin.
"Eh?"
"Sebagai gantinya, buatkan aku sandwich untuk setiap makan malam!"
"Sandwich? Maksudnya seperti yang semalam?"
"Iya, nih daftar belanjanya!!"kata Girin sambil menyodorkan selembar kertas ke Hergy.
"Beli semua bahan yang tertera di sini!"
"Eng...yang bayar siapa?"tanya Hergy.
"Aku bodoh! Ini uangnya!!"teriak Girin sambil menyerahkan sejumlah uang.
Hergy ternganga saat menerima uang itu.
"Banyak amat?!"
"Pulang sekolah nanti langsung beli!"perintah Girin sambil melangkah pergi.
"Hei, inikan banyak banget, gimana cara bawanya?"
"Kalau sudah selesai belanja, telepon aku. Nanti aku jemput!"jawab Girin sambil menutup pintu dengan cukup keras.
Hergy menghela nafas. Ia meneliti semua catatan yang ditulis Girin.
"Roti, kornet, sayuran, mayonaise, telur, ice cream, aaahhh....!!"
%%%
Hergy tak butuh waktu lama untuk menemukan semua barang yang ia butuhkan. Setelah semua barang sudah dimasukkan ke dalam kantong belanjaan, ia pun langsung menuju kasir.
"Hai, Gy! Tumben belanja? Banyak lagi..."tegur Ron.
Hergy dan Ron memang sudah saling kenal.
"I...iya. Ada sepupuku datang,"jawab Hergy berbohong.
"Sepupu? Siapa?"
"Ngg...ya sepupu dari luar kota."
Ron mengangguk-angguk.
Hergy lalu memberikan uang setelah Ron menyebutkan nominal belanjaannya.
"Uangnya pas,"Kata Ron.
Hergy mengangguk.
"Thanks Ron!"
"Yup."
Hergy mengangkat plastik belanjaannya.
"Ngg...salam untuk Ita Ya?"
"Mbak Ita lagi pergi. Kangen ya??"ledek Hergy.
"I..eengg..itu..."
"Hei, lama banget. Sih!"teriak seseorang dari depan toko.
Hergy menoleh. Ia tidak tahu siapa yang meneriakinya dari luar.
Lelaki yang meneriakinya itu mengenakan kaca mata hitam dan bertopi. Gayanya keren. Tapi akhirnya ia bisa mengenali cowok keren itu.
"Lho, Gir...in? Sejak kapan?"gumam Hergy.
"Cepetan!!!"
"Itu sepupumu?"tanya Ron.
"Yaa begitulah!"jawab Hergy. "Aku pulang ya!"
"Iya!"
dalam perjalanan pulang...
"Kenapa nggak belanja di supermarket aja? kamu malah beli di toko kecil orang itu.."gerutu Girin.
"Habis...sejak dulu, itu tempat belanja keluargaku,"terang Hergy.
"Huh..."
"Jangan menghina dia. Ron itu orang yang disukai Mbak Ita!"
"What?!"
"Kenapa? Shock banget..."
"Biasa aja kok..."
"Ngomong-ngomong, kok kamu tahu aku belanja di sana?"
"Seberapa sulit sih cari kamu?"
Hergy menghela nafas jengkel.
%%%
mgkn pertamanya cma pingin ngerjain fans beratnya (kn tao dr mbak ita) eh malah jd suka.....
tp kok ada peri segala y? emankna girin jd idol pk dukun? :-?
Seperti malam ini, setelah adzan isya berkumandang, Hergy baru saja selesai menyiapkan dinner buat cowok idolanya itu.
"Ini sandwichnya.."
"Taruh saja di situ!"jawab Girin tanpa mengalihkan mata dari buku yang dibacanya.
Hergy mengangguk.
Tiba-tiba datang Charles yang melayang sambil berseru, "Gy, telepon dari Mbakmu.."
Hergy langsung menoleh. Begitu juga dengan Girin yang langsung mengangkat kepalanya dari buku yang ia baca.
"Mbak Ita ya?"tanya Hergy memastikan.
Charles mengangguk.
Manager ya? Kebetulan aku mau minta transfer uang, kata Girin dalam hati.
"Ini..."kata Charles sambil menyerahkan telepon ke Hergy.
"Halo Gy, ini Mbak!"
"Mbak Ita!?"
SHAT!
"Eh?"desis Hergy saat Girin tiba-tiba merebut Telepon dari genggamannya.
Girin menaruh telunjuk di depan bibir sambil menempelkan telepon ke telinganya.
"Oh ya Gy, ada berita buat kamu!"Kata Mbak Ita yang tidak menyadari kalau bukan Hergy lagi yang menguasai telepon.
"Girin jangan sampai dengar ya?"sambung Mbak Ita. "Lamaran papa udah diterima oleh keluarga Tante Lidya. Lusa, calon mama kita datang untuk bertemu denganmu,"terang Mbak Ita.
Girin menggertakan giginya mendengar info dari Ita barusan.
"Ooh...jadi sudah dilamar ya?"ujar Girin sinis.
"Ee...Iya H-Girin?!"terdengar nada kaget di ujung sana.
"Jadi, kamu udah mengecohku dengan menyuruh menjaga adik jelekmu ini?"semprot Girin.
"Bu...bukan begitu maksudnya,"bantah Ita.
"Dengar, pokoknya aku tidak akan pernah mengizinkannya!!!"teriak Girin.
"Gir tunggu du..."
Klik!
"Eh, kok ditutup? Aku kan belum bicara sama Mbak It..."
"Diam! Dasar bawel!!"bentak Girin.
Hergy mengepalkan tinjunya...
Gi, knp tlp ma2 tdk djwb? Hari ini ma2 akan dtg. Kamu sdh mulai akrab dgn Hergy kan?
"Huh! Hergy lagi, Hergy lagi!!"gerutu Girin.
"Apa hebatnya sih dia? Sampai mama menyukai dia?"
Girin lantas menon-aktifkan HP-nya. Ia lalu mengurung diri di kamar.
%%%
"Hergy, suprise!!"
"Eh? Mbak, Pa selamat datang!"
Mbak Ita dan Papa-nya Hergy yang baru tiba dari luar kota langsung tersenyum manis padanya.
"Hei, aku punya kejutan buat kamu, brotha!"
"Kejutan? Apa lagi...aku gak suka kejutan! Kejutan kakak menghadirkan Girin buat aku di rumah ini benar-benar membuatku kewalahan...,"kata Hergy sedikit cemberut.
"Hehe...yang ini beda lhooo...itu, coba kali lihat siapa yang datang?"
Hergy menoleh ke arah pintu dan melihat seorang wanita berwajah cantik, modis, anggun dan semampai memasuki rumah.
"Beliau Tante Lidya, calon mama kita,"terang Mbak Ita.
Wanita itu tersenyu, manis pada Hergy.
"Sudah lama Tante ingin ketemu denganmu,"kata Lidya. "Kamu sangat tampan. Aku bisa melihat sepasang mata indah yang diwariskan almarhum ibu kandungmu,"sambungnya.
Hergy tersenyum.
Sementara itu, Girin diam-diam mengintip dari balik jendela...
"Eh, emang Tante kenal sama almarhum Mama?"
"Oho, ho, ho..Tante ini fan berat Ibumu, lho!"terang Lidya sambil mengedipkan matanya. "Sampai sekarang Tante masih suka nonton filmnya..."
Hergy mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oh, ya, Gigi mana?"tanya Lidya sambil melihat ke sekeliling.
"Gigi? Siapa dia?"tanya Hergy.
"Eh, aku belum cerita ya?"timpal Mbak Ita. "Itu panggilan Girindra...Tante Lidya ini adalah ibu kandung Girin..."
"APA?!"seru Hergy kaget.
Lidya tersenyum.
"Apa kalian sudah mengenal sebagai calon saudara? Gigi nggak membuat masalah selama di sini kan?"
"Eng..."
Lidya mengelus rambut Hergy.
"Ya sudah, Tante menemui Gigi dulu ya?"
Hergy mengangguk.
Lidya berjalan diikuti Charles.
"Dia ada di kamar Nyonya,"kata Charles.
"Ya. Charl sudah menjaga mereka dengan baik?"
"Tentu saja!"
"Bagus..."kata Lidya.