BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mimpi ataukah Kenyataan

145791018

Comments

  • Rea, Rena, dan Refany serta teman yang lainnya keluar ruangan, seorang demi seorang meninggalkan ruangan VVIP yang semakin lama semakin kosong, menyisakan ka Rein yang sedang terbaring dengan mata tertutup, dan selang infus ditangannya, serta alat bantu pernafasan dihidungnya, didadanya terpasang penditeksi jantung.
    "Reva, ayo kita pulang" ajaku pada Reva, karena ia hanya diam tak bergerak, entah sejak kapan tatapannya hanya terpaku pada sosok yang tengah tertidur itu, setelah semua meninggalkan ruangan
  • yang tersisa hanya aku, Reva dan Pa Pelatih, untuk kedua kalinya pa Pelatih meminta kami untuk pulang selain ka Rein harus istirahat waktupun telah menunjukan jam 10 malam, namun Reva tak bergeming dan melangkahkan kakinya menuju tempat tidur ka Rein, setelah sampai ditatapnya wajah tenang ka Rein, tangan kiri Reva mengusap pipinya, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat tangan ka Rein, tampak bulir air mata menetes dimata Reva, kemudian Reva mengecup kening ka Rein dan membisikan sesuatu entah apa?
  • sayang sekali aku tidak bisa mendengarnya, namun yang jelas perasaanku menjadi begitu sakit melihat perlakuan Reva pada ka Rein, ada hubungan apa sebenarnya diantara mereka?, mengapa rasanya mereka begitu dekat?, padahal belum ada seminggu bertemu, berkenalanpun nampaknya hanya sekali waktu dikelas Reva, mengapa Reva bisa begitu sedih melihat ka Rein saat ini, akupun juga sedih tapi aku tak bisa mencurahkan kesedihanku seperti Reva.
    Setelah selesai Reva mengajaku pulang tanpa bicara satu patah katapun,
  • good story
    dilanjut lagi dong
  • good story
    dilanjut lagi dong
  • ......REVA.......
    Aku mengikuti Revian kemanapun ia melangkah, dari mulai pulang sekolah, ikut bercanda di cafe, bahkan melihat pertandingan basket bersama, sampai harus menebalkan muka menunggu bersama para fansnya ka Rein, aku sih tak keberatan asalkan bisa membuat Revian senang, namun disaat terlihat tandu yang membawa tubuh berbaring ka Rein, tubuhku terasa lemas, kenapa ini?, apalagi setelah kami sampai di RS, bayangan masa lalu kembali hadir di depan mataku seolah kejadian itu sedang terjadi saat ini,
  • nah lho...
  • ku lihat seorang pria sedang membawa seorang anak yang masih berusia sekitar 10th-an, dengan kepanikan wajahnya mencari orang yang bisa membantunya, para perawat dengan sigap membawa anak tersebut dengan brangkar ke ruang UGD, seorang anak kecil lainnya memandang pria yang tampak cemas tersebut,"harusnya aku tak membawanya ke luar"gumam pria itu, "siapa dia yah?", anak kecil itu bertanya dengan raut wajah bingung, "dia kakamu Reva, kau harus menjaganya", ujar pria itu dengan penekanan setiap katanya
  • ucapan pria itu terngiang kembali, yang tidak lain adalah ayahku, dan anak kecil yang dirawat itu adalah kakaku yang hanya pernah satu kali saja aku bertemu dengannya saat berkunjung ke rumah nene di negara tetangga, kini keraguan tentang ka Rein tiba-tiba hilang perasaanku hanya tertuju pada ka Rein sekarang, tak kupedulikan lagi apa yang ada disekelilingku kakiku melangkah pada tempat pembaringan kutatap wajah tenang didepanku raut wajahnya mirip dengan ayah terutama bentuk hidung dan bibir merahnya
  • baru sekarang aku menyadarinya, kusentuh pipinya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku memegang erat tangan kirinya, aku ingin memberikan kekuatan padanya, kukecup keningnya menandakan aku sayang padanya, kemudian kubisikan "kembalilah ka!, aku sudah mengingatmu."
    kulangkahkan kakiku meninggalkannya, kulihat Revian berdiri mematung matanya tampak berkaca-kaca, tak ingin banyak bicara, akupun membawanya pergi meninggalkan ruangan ka Rein, pa Pelatih sepertinya mau berbaik hati untuk menjaganya.
  • Aq belum ngerti jalan critanya.
  • ________REVIAN_______
    Sepulang dari Rumah Sakit, aku langsung menuju ke Kamarku tak kuhiraukan Reva, ku bersihkan tubuhku menghilangkan kepenatan yang kurasakan, setelah selesai kubaringkan tubuhku di atas kasur empuk dan nyaman rasa lelah dan kantuk mulai menyerang raga dan sanubariku, namun pikiranku masih terus melayang tak mengizinkanku untuk beristirahat, rasa penasaran akan hubungan Ka Rein serta Reva, ingin ku tanyakan langsung apa yang terjadi pada Reva, namun disisi lain ada ketakutan menyelimuti
  • aku belum siap untuk menerima kenyataan kalau Reva dan Ka Rein adalah sepasang kekasih, aku ingin selalu bersama Reva tak ingin kalau perhatian Reva harus terbagi kepada Ka Rein, aku juga merasakan sakit dihatiku ketika melihat ka Rein bersama Reva seperti ada rasa sesak di dadaku, apakah ini yang dinamakan perasaan cemburu?, namun cemburu pada siapa?, karena kusadari akupun tertarik dengan ka Rein, pada pandangan pertama ketika melihatnya di Mall waktu itu ada keinginan dihatiku untuk berada disisinya
  • ada rasa ingin tahu apa yang membuatnya menjadi sedih, sehingga menjadikanku sandaran baginya.
    Pada pertemuan kedua saat ka Rein bermain Basket dengan semangat menambah pesona yang terpancar di wajahnya, hatiku sungguh berdebar dengan kencang ingin aku mendekatinya dan menghapus keringatnya namun rasa maluku menghalangiku membuatku hanya dapat melihatnya dari jauh.
    pada pertemuan ketiga membuatku sangat terkejut ketika Ka Rein memeluk Reva, apalagi pada keesokan harinya ketika ka Rein tersenyum lembut dan
  • membelai rambut Reva hatiku merasa sakit dan sesak, ingin rasanya aku bertukar posisi dengan Reva saat itu juga, apalagi dengan tatapan ka Rein yang melihatku dengan tatapan tajam penuh kebencian membuatku takut dan bertanya-tanya apa salahku?.
    Keesokan harinya kepalaku terasa sakit, namun ini hari sabtu jadi kupaksakan untuk pergi ke Sekolah karena ini kali pertama mengikuti ekskul melukis, tak banyak peralatan yang ku bawa karena memang semuanya telah dipersiapkan di sana, ku lihat Reva juga sudah siap
Sign In or Register to comment.