It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Reva, ayo kita pulang" ajaku pada Reva, karena ia hanya diam tak bergerak, entah sejak kapan tatapannya hanya terpaku pada sosok yang tengah tertidur itu, setelah semua meninggalkan ruangan
Setelah selesai Reva mengajaku pulang tanpa bicara satu patah katapun,
dilanjut lagi dong
dilanjut lagi dong
Aku mengikuti Revian kemanapun ia melangkah, dari mulai pulang sekolah, ikut bercanda di cafe, bahkan melihat pertandingan basket bersama, sampai harus menebalkan muka menunggu bersama para fansnya ka Rein, aku sih tak keberatan asalkan bisa membuat Revian senang, namun disaat terlihat tandu yang membawa tubuh berbaring ka Rein, tubuhku terasa lemas, kenapa ini?, apalagi setelah kami sampai di RS, bayangan masa lalu kembali hadir di depan mataku seolah kejadian itu sedang terjadi saat ini,
kulangkahkan kakiku meninggalkannya, kulihat Revian berdiri mematung matanya tampak berkaca-kaca, tak ingin banyak bicara, akupun membawanya pergi meninggalkan ruangan ka Rein, pa Pelatih sepertinya mau berbaik hati untuk menjaganya.
Sepulang dari Rumah Sakit, aku langsung menuju ke Kamarku tak kuhiraukan Reva, ku bersihkan tubuhku menghilangkan kepenatan yang kurasakan, setelah selesai kubaringkan tubuhku di atas kasur empuk dan nyaman rasa lelah dan kantuk mulai menyerang raga dan sanubariku, namun pikiranku masih terus melayang tak mengizinkanku untuk beristirahat, rasa penasaran akan hubungan Ka Rein serta Reva, ingin ku tanyakan langsung apa yang terjadi pada Reva, namun disisi lain ada ketakutan menyelimuti
Pada pertemuan kedua saat ka Rein bermain Basket dengan semangat menambah pesona yang terpancar di wajahnya, hatiku sungguh berdebar dengan kencang ingin aku mendekatinya dan menghapus keringatnya namun rasa maluku menghalangiku membuatku hanya dapat melihatnya dari jauh.
pada pertemuan ketiga membuatku sangat terkejut ketika Ka Rein memeluk Reva, apalagi pada keesokan harinya ketika ka Rein tersenyum lembut dan
Keesokan harinya kepalaku terasa sakit, namun ini hari sabtu jadi kupaksakan untuk pergi ke Sekolah karena ini kali pertama mengikuti ekskul melukis, tak banyak peralatan yang ku bawa karena memang semuanya telah dipersiapkan di sana, ku lihat Reva juga sudah siap