BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mimpi ataukah Kenyataan

1235718

Comments

  • selesai makan kita duduk diruang Tv,
    "Reva ayo main PS,aku bosan", "Memangnya Kaka gak ada PR", "adasih tapi aku ga bisa ngerjainnya", "kaka harus mengerjakannya, kita sekarang Sekolah, tidak seperti biasanya tanpa mengerjakan PRpun tidak akan dihukum","dihukum", mendengar kata hukuman membuatku takut, siapa yang mau dicambuk apalagi dimasukan kekerangkeng menyeramkan sekali, dengan cepat aku membawa buku matematika dan fisika di depanku sekarang terdapat 20 soal untuk matematika padahal pilihan ganda
  • tapi gurunya rese masa harus ditulis juga jalan pengerjaannya jadikan panjang, dengan mudahnya Reva bilang"Kaka hanya tinggal membacanya, kemudian menulis rumusnya, dan menghitungnya beres kan!", "iya aku tau, tapi aku lupa rumusnya, Reva ajarin" pintaku manja, dengan sabar Reva mengajariku menjawab pertanyaan yang ada di daftar soal LKS itu, bukannya mengerti aku malah tambah bingung, jadi hampir semua pekerjaanku di kerjakan olehnya, aku hanya menyalinnya saja dari coretan yang telah dibuat Reva
  • keesokan harinya ketika sampai dikelasku tampak banyak siswa yang berkumpul dibangku Andi, "Revian kamu udah ngerjain matematika belum? kalau belum kesini aja" ajak Refany padaku yang sekarang sedang berdesakan dibangku Andi yang dikelilingi pengikutnya, mereka sedang menyalin tugasnya Andi,
    "sudah" jawabku bangga, secepat kilat Refany menghampiriku dengan mata berbinar dan menengadahkan tangannya "mana?mana?mana", setelah duduk dibangkuku aku serahkan buku tugasku kepada Refany yang langsung diserbu oleh
  • sebagian temanku yang tadi berkumpul dibangku Andi, kalau begini apanya yang sekolah untuk murid yang pintar ternyata nyontek juga tapi wajar juga sih kelasku kan memang kelas paling bawah prestasinya, akupun kalau tidak ada Reva pasti tadi ikut berpartisipasi bersama mereka,
    untungnya mereka telah selesai menyalin semuanya sebelum bel tanda masuk berbunyi, Karena selang beberapa menit bel berbunyi bu Emy datang tepat waktu siap memberikan pelajaran metematika setetalah memberi salam,
  • "kumpulkan tugas kalian ke bangku paling depan, kita periksa sama-sama baris ketiga tukar dengan baris pertama dan baris kedua dengan baris keempat" perintah bu Emy dengan tegas dan lugas,
    sekarang yang kuperiksa adalah bukunya Andi, kamipun mendapat giliran satu-persatu untuk maju kedepan menuliskan jawabannya dan dibahas bersama, setelah selesai ternyata Andi memang pintar dari 20 soal hanya 2 saja yang salah, bu Emypun puas dengan kemampuan kami, tentu saja karena seluruh siswa nilainya antara 9 dan 10,
  • bagus kok ceritanya, inspirasinya dr komik W Juliet bkn? keren tuh komik.. :)
  • yang mendapat nilai 10 tentu saja yang menyalin pekerjaanku, setelah kejadian itu makanya sekarang aku dijadikan target contekan mereka.
    Waktu istirahatpun tiba seperti biasa Refany dan Rea pergi kekantin sedangkan Rena tetap setia dengan novel tebalnya, kalau aku pergi ke toilet setelah dari sana ketika melewati kelas Reva kulihat dari kaca jendela ka Rein sedang berbicara serius dengannya, sepertinya ka Rein sedang menjelaskan sesuatu sedangkan Reva hanya menggelengkan kepalanya, "ada apa ya"gumamku,
  • sayang aku tak bisa mendengar suara mereka yang ada di dalam kelas tersebut karena memang setiap kelas diberi peredam suara, aku menjadi penasaran makanya aku ingin masuk untuk menanyakan yang terjadi, tapi sepertinya pembicaraan mereka telah selesai ka Rein memberikan senyuman yang lembut dan mengelus rambutnya dengan sayang sebelum melangkahkan kakinya untuk keluar kelas, sedang Reva duduk diam seperti memikirkan sesuatu, ketika di depan pintu aku berpapasan dengan ka Rein, ia menatapku seperti kemarin
  • matanya dengan tajam menatapku, menyiratkan kebencian dan dendam serta seringai bibirnya yang membuatku merasa takut seketika, kemudian tanpa ada sepatah katapun dia melewatiku meninggalkan misteri, aku masuk ke kelas Reva, setelah sampai dibangkunya kukibaskan tanganku didepan wajahnya setelah beberapa saat dia menatapku dengan kaget, "ka kenapa ada disini", "tadi aku melihat ka Rein ada apa?", "oh tidak ada apa-apa, Ka cepat kembali ke kelas bentar lagi masuk", "oh....iya" akupun meninggalkannya
  • ............REVA..........
    Bel istirahat berbunyi nyaring memecah kesunyian belajar, bu Elyapun keluar kelas diikuti oleh sebagian teman-temanku, kemana lagi tujuannya kalau bukan ke perpustakaan, yang tersisa hanya beberapa siswa yang masih sibuk dengan buku didepannya, kelasku memang selalu sepi tetapi bisa sangat ramai ketika sedang membahas pelajaran untuk mempertahankan argumen dalam berdebat, kami menganggap bahwa teman adalah saingan yang harus dilampaui sehingga menjadi yang terbaik.
  • aku sendiri duduk dengan menyandarkan punggungku di tembok kelas dibawah jendela, tiba-tiba ka Rein datang ke kelas dan menghampiriku, tanpa basa basi aku menyapanya dengan ketus, "untuk apa kaka kesini?" aku masih kesal soal kejadian kemarin mungkin ia mau meminta maaf, "Reva akhirnya aku bisa bertemu denganmu setelah sekian lama berpisah", dia nampak serius dengan perkatanyaan, "siapa kau sebenarnya?" aku sungguh tidak tau siapa dia, "benarkah kau sudah tak mengenalku, aku ini kakamu, kita seayah"
  • "apa maksudnya seayah apakah? sebelum menikah dengan ibuku ayahku telah bersama ibumu" aku ingin kejelasan tentang status kami
    "itu memang benar ayah menikah dengan ibumu setelah ibuku meninggal katika melahirkanku", "tidak mungkin kau pasti berbohong apa maksudmu sebenarnya, apa yang kau inginkan" entahlah apa yang membuatku emosi seperti ini, "hmmm....mungkin sekarang kau belum mengakuinya, suatu saat kita akan bersama kembali karena hanya kaulah saudaraku yang masih ada" ucapannya terdengar tulus
  • aku terdiam ditempat dudukku pandanganku kosong, termenung, mengingat kembali serpihan kenangan dimasa lima tahun yang lalu dimana aku masih bersama ayah, ibu dan adikku, aku hanya ingat kalau aku memiliki adik perempuan yang imut dan lucu yang usianya tiga tahun dibawahku, sama sekali tidak ada dalam ingatanku akan sosok seorang kaka selain ka Revian tentunya, apakah aku amnesia? sepertinya tidak, karena aku ingat dengan jelas orang-orang disekelilingku dulu walaupun tidak pernah bertemu lagi tapi aku
  • yakin masih dapat mengenalinya, jadi bagaimana mungkin aku tidak bisa mengenal kakaku sendiri?, siapakah Ka Rein sebenarnya? apakah wajahku begitu mirip dengan adiknya? tapi mana mungkin karena namanya juga sama.
    Aku tersadar ketika Revian sudah berdiri didepanku, tangannya dikibaskan ke padaku, dia tampak menghawatirkanku, ada raut penasaran diwajahnya dia menanyakan mengenai kedatangan ka Rein tadi, kucoba untuk mengalihkan perhatiannya dengan mengingatkannya akan bel masuk untunglah dia mengerti
Sign In or Register to comment.