BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mimpi ataukah Kenyataan

1679111218

Comments

  • dari sikap dan perhatian Revian sepertinya ia menyukai ka Rein, dan dugaanku itu ternyata benar
    "Reva, ka Rein suka gak ya ama aku" Reva bertanya padaku dengan menunduk sambil mengaduk lemon tea dalam gelasnya, rona merah terlihat jelas diwajahnya
    "'Kenapa bertanya begitu ka" aku jelas saja ingin menggodanya
    "Aku suka ama dia" jawabnya dengan menutup wajahnya menahan malu, aku ingin tertawa melihat ekspresinya
    "Ka!, kamu serius suka ama ka Rein, sesama cowo pula, nanti kalau dia tau kaka itu cowo gimana?"
  • "ya itu..., aku sayang banget ama ka Rein gak peduli apapun keadaannya dan kamu juga liatkan ka Rein selalu perhatian ama aku"
    "tapi yang ka Rein liat itu kamu yang jadi 'cewe' kalau dia tau kaka tuh cowo, bukannya diterima cinta kaka, malah akan dibencinya"
    "jadi gimana?"
    "ya sudah jangan katakan apapun ama ka Rein"
    "tapi....:hmmm"
    "ya sudahlah ka ga usah dibahas lagi nanti kaka kecewa!"
    "tapi semalam kami smsan dan akhirnya dia bilang 'gimana kalau kita pacaran?'", aku tersedak mendengar pernyataan
  • kenapa gak dari tadi dia bilangnya sih uhhh dasar Revian selalu berbelit-belit
    "ginama Reva, aku bingung terima jangan ya?, akukan pengen banget pacaran ama ka Rein tapi aku juga takut kalau dia tau aku ini cowo"
    "pacaran tanpa landasan kejujuran itu akan sia-sia ka, tak mungkinkan kaka harus berbohong terus!"saranku.
    dengan polosnya Revian berkata "jadi aku harus kasih tau aja ka Rein kalau aku cowo,"
    "jangan kasih tahu dulu, nanti gimana kalau ka Rein marah dan menyebarkan identitas aslimu itukan bahaya"
  • "terus aku harus jawab apa dong?" tanyanya putus asa
    "ya mungkin, untuk sementara kaka jauhi aja dulu ka Rein" ucapku
    "tapi kalau ka Rein dengan yang lain gimana? aku gak mau kehilangan dia" rengek revian
    "kurasa tidak mungkin dia mau, kalaupun mau dengan yang lain mungkin ia sudah pacaran, bukannya banyak yang suka ama dia, baginya mudah sajakan buat memilih" kucoba menenangkannya
    "tapikan ka Rein itu kakamu kurasa tidak apa kalau aku jujur padanya"
    "lebih baik cari aman aja ka dari pada mengambil resiko"
  • Ka Rein datang menghentikan percakapanku dengan Revian, kami bertiga sekarang sedang berada di lantai atas Mall XXX, Ka Rein baru saja kembali dari toilet, kami memang sudah selesai makan, ka Rein memperhatikan Revian yang sedang tertunduk malu, tentu saja bagaimana perasaanmu ketika sedang ditunggu jawabannya untuk orang yang kamu sukai, pasti ingin langsung jawab ia dan langsung memeluk pasanganmu dengan erat, tapi keadaannya lain jika dalam posisi Revian sekarang, ia pasti sedang bingung mau jawab apa
  • "Setelah ini bagaimana kalau kita main di timez... atau mungkin kita jalan-jalan di taman sana?" ka Rein memberikan pilihan pada kami, Hari minggu seperti ini memang hari yang asik untuk bermain ataupun berjalan-jalan, namun Revian menolak dan ingin langsung pulang.
    Ka Rein sepertinya tidak terima dan menarik Revian ke suatu tempat, sepertinya ada sesuatu yang penting yang mau dibicarakan, aku ingin mengikutinya tetapi pangilan alam yang tiba-tiba menghalangiku, ku bergegas meninggalkan mereka pergi.
  • setelah menuntaskan hajatku, diluar kulihat Revian sudah memegang tangan ka Rein dengan mesra dan wajah cerah cerianya mencerminkan kebahagian,
    "Reva, kami sudah jadian loh."ucap Revian bangga
    kok bisa, apakah Revian membohongi ka Rein, ataukah sudah terus terang dengan ka Rein dan diterimanya, penasaranku kian bertambah, apalagi setelah kejdian itu Revian dan ka Rein serasa dunia milik berdua dan tak menghiraukan aku lagi, kuberjalan kemanapun mereka pergi, _uhhhhh menyebalkan........
  • lanjuuuutt :D

  • REVIAN
    SMS berisi ajakan ka Rein yang memintaku menjadi pacarnya merupakan kejutan yang mendebarkan dan tidak disangka-sangka, biasanya kami smsan hanya saling menanyakan kabar atau bercanda walaupun sering kusisipkan panggilan sayang, ingin rasanya aku langsung membalas sms tersebut untuk mengatakan ia, tapi disisi lain ada keraguan yang menghantui hatiku, akhirnya setelah memikirkan sebentar, ku balas juga smsnya
    "mungkin jawabannya besok aja ka"
    "baiklah, kutunggu di MallXXX jam 10 ya"
    "OK"
  • kami memang sering bertemu ke Mall itu karena tempat itu yang lumayan lengkap dan menarik untuk dikunjungi.
    Keesokan harinya akupun bertemu dengan ka Rein, tentu saja dengan Reva, pertemuanku kali ini membuatku canggung dan salah tingkah sendiri, kamipun berjalan ke gedung Mall paling atas disana berjejer stand makanan yang bisa kita pilih, kamipun makan dalam diam, setelah selesai ka Rein pamit kebelakang, aku menggunakan kesempatan itu untuk bertanya pada Reva, sebenarnya aku ingin bilang dari tadi pagi,
  • tapi tak tau mau mulai dari mana, sebenarnya aku sudah tahu, Reva tak mengizinkanku untuk berterus terang pada ka Rein, padahal aku ingin jujur saja, toh kalau benar ka Rein mencintaiku kan artinya dia harus menerimaku apa adanya, kalau dia tidak mau terima aku bisa kembali mengurung diriku di rumah, tapi Reva memiliki pemikiran lain seolah indentitasku saat ini sangat berbahaya kalau terbongkar.
    sekarang aku jadi tambah pusing mau gimana.
    Ka Reinpun kembali dan duduk disampingku, akupun menundukan kepalaku
  • menghindari kontak mata dengannya, tiba-tiba ka Rein memberikan pilihan mau main dulu atau jalan-jalan, aku memilih untuk pulang, ternyata aku belum siap untuk memberi jawaban pada ka Rein tapi sepertinya ka Rein tidak terima dan menarik tanganku kemudian mengajakku ke lorong yang sepi, tempat ini berada di dekat tangga darurat, tak ada seorangpun yang melewati lorong ini, Revapun sepertinya tidak ada, ketakutan mulai merasuki hatiku, debaran jantungku kian menjadi kencang ka Rein menatapku tajam
  • dimatanya terlihat menuntut sesuatu, rasanya aku ingin menghilang saja
    "Gimana jawabannya"Ka Rein bertanya padaku dengan lembut tangannya mengusap wajahku
    "ehm...aku...aku.."aku benar-benar gugup dan sulit untuk bicara
    "Kamu menyukaiku kan!" ucap ka Rein tepat di samping telinga kiriku, hangatnya hembusan nafasanya terasa di pipiku,
    aku hanya bisa menganggukan kepalaku,
    "hanya sebatas suka kah atau lebih?" lanjutnya semakin lembut ditelingaku
    "Aku...aku sangat sangat menyukai ka Rein, tapi..."
  • aku menghentikan kata-kataku karena jujur saja aku tak tau mau berkata apa
    "karena kamu cowo kan!" ucap ka Rein sambil menjauhkan sedikit wajahnya,
    'eh bagaimana dia bisa tahu' pikirku
    aku menatapnya tak percaya, kemudian tiba-tiba tangannya menyentuh wajahku kembali, kemudian jari-jarinya merayap turun ke leherku
    "karena kau mempunyai ini" ucapnya tenang sambil tersenyum penuh kemenangan mengelus tonjolan dileherku
    "jadi sekarang kamu maukan jadi pacar aku" tanyanya memastikan,
    aku terpaku beberapa saat
  • aku sungguh kehabisan kata-kata, akhirnya aku memeluk ka Rein sebagai jawaban iya, iapun membalas pelukanku lebih erat, mengelus rambutku dengan lembut,
    "Makasih" ucapnya sambil mengecup kepalaku
    Bagai mendapat durian runtuh bahkan dunia beserta isinya berada dipangkuanmu merasa paling beruntung sedunia itulah perasaanku saat ini yang sulit kulukiskan dengan kata-kata.
    Kamipun keluar dengan bergandengan tangan sampai bertemu dengan Reva dan memberi tahu status baruku sekarang padanya, kurasa Reva mengerti
Sign In or Register to comment.