It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Ka sadarlah, kembalilah menjadi Revian semula, ada aku yang akan selalu menjagamu, kau tak akan pernah sendiri" kata-kata itulah yang selalu kuucapkan setiap kali ia akan tertidur sebelum kukecup keningnya. Hatiku terasa sesak melihat keadaan Revian yang seperti ini.
"ada apa Ka, bukankah sudah berulang kali kukatakan aku tak akan pergi bersamamu."aku bertanya padanya yang sudah tau maksud dari kedatangannya,
"apakah kau akan menjaga dia selamanya" bentak ka Rein sambil menunjuk Revian yang sedang asik dengan TV di depannya, sepertinya kesabarannya telah habis akibat bujukannya yang selalu kuabaikan
"maaf ka aku sudah berjanji pada Revian tak akan meninggalkannya dan selalu menjaganya"
"ehmm... Kurasa kau mencintainya, tapi sayang ia tak menyadarinya atau tak mau mengakuinya, bahkan mungkin ia tak pernah menganggapmu ada." ucapnya sinis
"aku tak peduli jikalau memang Revian tak akan pernah mencintaiku, bukan berarti aku tak berhak mencintainya aku akan selalu disisinya, tak akan ku biarkan ia tersakiti lebih dari ini" ucapku
"mungkin ka Rein memang tak pernah benar-benar memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus, oleh karena itulah kau tak menghargai perasaanku saat ini" ucapku menyindirnya
"aku tak akan pernah percaya akan cinta, kasih sayang, apapun itu hanya omong kosong saja, berpikirlah secara logika untung dan ruginya agar kau tak menyesal" ucapnya tambah kesal
"hmmmm.... baiklah kita lihat saja nanti apa kau masih tetap akan memegang kata-katamu" ucapnya mengancam, ka Reinpun berlalu dengan meninggalkan pertanyaan dibenakku, apa lagi yang akan dilakukan ka Rein?, mengapa dia memaksaku untuk pergi dengannya?, masih tak cukupkah apa yang dilakukannya pada Revian......
REIN
Aku keluar dari Apartemen Reva membawa kekesalan yang menyesakan dadaku, kumelesat dengan mobil sportku, kulajukan dengan kecepatan tinggi berharap angin akan menenangkanku.
tak terasa mobil sportku terhenti dilapangan parkir Mall xxx, kuberjalan menuju taman Mall, kududuk dikursi favoritku menikmati bunyi air yang mengalir di kolam didepanku menuju sungai buatan yang mengelilingi taman, sayang saat ini air mancurnya sedang tidak menyala, tempat inilah yang selalu kudatangi ketika resah.