BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mimpi ataukah Kenyataan

11213141618

Comments

  • Reva sepertinya marah padaku, setelah lukaku diobati, kulihat lelaki yang menolong Revian sedang menelpon seseorang, setelah itu berbicara pada Reva yang duduk disebelahnya, mereka sedang menunggu Revian yang masih di ICU
    "Reva, sebentar lagi pa Efendi akan datang" ucapnya
    "Apa.... Pa Efendi bukankah telah meninggal, Paman" ucap Reva tak percaya.
    akupun mendekai mereka
    "sudah kuduga ia tak mungkin mati begitu saja" ucapku sinis
    tak berapa lama pa Efendipun datang menghampiri kami
    "apa yang terjadi?"

  • REVA
    Setelah ka Rein pulang, aku merasakan ada sesuatu yang akan dilakukannya, tiba-tiba Hpku berdering setelah kuangkat terdengar suara ka Rein yang sedang kesakitan, dengan panik tanpa pikir panjang akupun segera keluar dari Apartemen menuju tempat ka Rein, jalan cukup macet disiang hari seperti ini, sesampainya dipintu Apartemen ka Rein, ku ketuk pintu berulang kali namun tak ada jawaban sama sekali, aku semakin panik bagaimana kalau penyakitnya kambuh dan sekarang dia pingsan didalam akupun
  • segera berlari ke lantai bawah dan bertemu Resepsionis memintanya untuk memberikan kunci cadangan dan menjelaskan kalau kakaku ada di dalam dan membutuhkan pertolongan, segera kami masuk kekamar ka Rein namun tak kutemukan tubuh tergelak dimanapun, kami menelusuri seluruh ruangan namun hasilnya nihil,
    dalam kebingunganku aku dikejutkan dengan telpon dari paman Rhui, bahwa kini Revian sedang diculik oleh seseorang, akupun segera berlari menaiki taxi dan menuju lokasi yang disebutkan paman Rhui,
  • gudang besar yang tak terurus menjulang tinggi, kudengar tembakan dari dalam segera aku mendekati lokasi, aku melihat Revian yang jatuh pingsan akibat darah yang mengalir didadanya sedang dibawa oleh paman Rhui, paman Rhui memintaku mengikutinya, akupun mengiyakan, mataku tertuju pada ka Rein, ia terlihat teluka dibiarkannya tangan yang mengalir darah, aku mendekatinya dan memintanya pergi bersamaku, iapun hanya menganggukan kepala, aku sungguh ingin marah namun kucoba mengerti keadaanya,
  • Sesampainya di Rumah sakit aku dan ka Rein berpisah, aku dan paman Rhui menunggu lampu merah yang menyala di Ruangan depan kami sampai padam, paman Rhui sedang menghubungi seseorang, setelah menutup telponnya, paman Rhui memberitahukan berita yang sangat mengejutkan kalau ternyata pa Efendi masih hidup, sungguh aneh rasanya mendengar orang yang dikira telah meninggal dan aku jelas melihat peti matinya diturunkan ke liang lahat memang waktu itu kami tak diizinkan melihat jasadnya secara langsung.
  • tiba-tiba ka Rein datang menemui kami dan menyela ucapan paman Rhui
    "sudah kuduga ia tak mungkin mati begitu saja" ucap ka Rein sinis masih tersirat kebencian disuaranya,
    baru saja ucapan itu dikeluarkan ka Rein kulihat pa Efendi telah berdiri di depan kami
    "apa yang terjadi" ucap pa Efendi suaranya terdengar nada marah dan sedih
    "Revian sedang ditangani oleh dokter, sebaiknya kita tunggu saja Tuan" ucap Paman Rhui sopan,
    mata pa Efendi menatap tajam ka Rein
    "Apa yang telah kau lakukan pada anaku,"
  • "aku ingin membalaskan perbuatan yang telah kau lakukan pada Ayahku" ucap ka Rein lantang
    "memangnya apa yang telah ku lakukan pada Ayahmu" tanya pa Efendi sepertinya ia juga tak tahu,
    "kau telah membakar rumah Ayah untuk menutupi kejahatan yang kau lakukan, kau menyangka kami tak akan mengetahuinya, tanpa kau sadari aku mendengarmu berbicara dengan seseorang dan mengatakan kami tak akan jadi masalah bagimu sehingga aku dan paman Shie menyelidikinya dan kami menemukan satu alasan kau melakukannya tidak lain
  • karena ayahku yang telah mengetahui tindakan ilegalmu," ucap Ka Rein
    "ehmm.... memang ku akui aku melakukan berbagai tindakan ilegal namun aku tak pernah membunuh siapapun untuk menutupi keburukanku, aku telah mengenal ayahmu sejak lama, bahkan kami sudah mengangkat saudara mana mungkin aku tega melakukannya, peristiwa kebakaran itu memang murni kecelakaan, maafkan aku yang telah membuatmu salah paham dengan kata-kata 'kalian tak akan jadi masalah' maksudku walupun kalian telah kehilangan orang tua dan
  • keluarga namun kalian masih bisa bahagia, kau, Rein bisa cepat sembuh dengan perawatan bersama nenemu, sedangkan Reva dapat bahagia dalam bimbinganku dan menjadi sahabat Revian, aku tak pernah menyangka kau akan berbuat sejauh ini, walaupun sebelumnya aku tahu yang memasukanku ke penjara adalah kau, tapi aku tak bermaksud untuk membunuhmu hanya karena ingin menghilangkan bukti aku lebih memilih untuk mengganti identitasku seperti sekarang" ucap pa Efendi lembut kebapakan
  • "maafkan aku paman, aku sudah menyangka kalau paman yang membunuh ayah," ucap ka Rein lemah
    "tidak apa-apa, sebenarnya aku yang salah semua ini karena keserakahanku, kini aku sadari bahwa harta tak selamanya bisa membuat bahagia, sekarang aku rela kehilangan apapun asalkan Revian bersamaku kembali, Reva kembalilah pada Rein kalian berdua jadilah saudara yang saling menyayangi, karena setelah Revian sembuh aku akan membawanya ke tempat yang jauh dan aku juga akan meninggalkan semua kegiatan ilegalku,
  • Rhui, terimakasih atas semua bantuanmu selama ini, mungkin nanti aku akan membutuhkanmu lagi" ucap pa Efendi
    "Paman bolehkan kami ikut bersama paman" Ucap ka Rein matanya berkedip kepadaku
    "apa maksudnya itu"gumamku
    "bukankah kau benci pada Revian" ucap pa Efendi
    "aku tak membencinya, yang kubenci itu paman, tapi sekarang aku sudah melupakannya dan ingin membangun kehidupan yang baru dengan paman serta Revian, lagipula mana mungkin Reva bisa jauh dari Revian" ucap ka Rein sambil tersenyum jail padaku,
  • mukaku sungguh menjadi merah, akhirnya kami tertawa bersama melupakan semua salah paham yang telah terjadi, dan berharap Revian cepat sadar dan kita dapat berkumpul kembali.
    Ruang ICU terbuka dan Revian dibawa ke ruangan perawatan, untunglah walaupun sempat kekurangan darah namun tidak berbahaya karena tusukan yang ka Rein lakukan tidak terlalu dalam sehingga tidak melukai organ penting, kami menunggunya hingga tersadar.....

  • REVIAN
    Ku terbangun dari mimpiku yang terasa lama, aku ingat kemarin aku pingsan setelah melihat gundukan tanah yang menutupi permukaan peti mati ayahku, aku tak kuasa menangis, air mata ini kembali mengalir, awh..sakit... Kenapa dadaku terasa sakit,
    Pintu kemudian terbuka kulihat Ayahku berlari ke hadapanku di sisinya ada ka Rein dan Reva serta paman Rhui dibelakang, ayahku duduk di samping tempat tidurku menghapus air mata dipipiku tangannya yang sedikit kasar terasa nyata dipipiku,
  • kemudian tak berapa lama dokter dan perawat datang memeriksa keadaanku, aku masih kaget menerima kenyataan ini berharap ini bukan mimpi, kalaupun ini mimpi aku tak ingin terjaga, selain melihat Ayahku masih hidup, aku senang melihat ka Rein kembali, tapi aku kembali terlelap entah apa yang diberikan dokter dan perawat tadi aku tak ingin menutup mataku tapi terasa berat akupun tertidur kembali.
    Cahaya menyilaukan mataku aku terbangun berharap mimpi semalam dapat menjadi kenyataan, kulihat Reva tersenyum
  • "pagi, sudah bangun ka, ada yang kau inginkan"sapanya,
    aku hanya tersenyum membalasnya aku sungguh lemah
    "aku haus Reva"ringekku
    revapun langsung memberiku minum dengan menempelkan sedotan dimulutku, aku meminumnya menghilangkan kering ditenggorokanku,
    "kaka pasti lapar,"Reva membawa mangkuk bubur rumah sakit dan menyuapiku, baru suapan pertama
    "Reva, ini gak enak aku gak mau"aku menutup mulutku berharap suapan kedua tak akan menyentuh lidahku,
    "tapi kaka belum makan?"Reva tetap memaksaku,
Sign In or Register to comment.