It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Makasi banyak ya bintang. Karena kebanyakan ngedit jd lupa lagi nih hal kecil ing tp sangat mengganggu. Udah diperbaiki tuh. Ditunggu lagi kritikan lainnya
Semakin sore pemandangan dibawah sana semakin bagus terlihat. Aku menjadi betah duduk berlama-lama disini. Lokasi tempatku duduk juga terasa lebih adem. Semilir angin sore terasa sejuk membelai kulitku. Sambil menikmati keindahan pemandangan aku melamun tentang hari-hari yang telah ku lewati di sekolah ini. Membuatku menjadi rilek. Benar apa yang di katakan Wili kalo duduk disini tuh bisa ngilangin stress..
Ditengah lamunanku kembali pikiranku digelayuti oleh perasaan-perasaan aneh. Perasaan yang selalu menggikutiku beberapa hari ini. Tapi aku suka dengan sensasi perasaan aneh itu. Aku tak mengerti entah dari mana datangnya perasaan aneh itu. Bila aku sedang sendiri seperti ini aku selalu ke pikiran pada Mike. dan juga hari-hari yang ku lewati bersamanya. Ada rasa rindu dan kangen bila Mike tak ada. Sepertinya hari-hari akan berjalan lambat kalo nggak ada Mike. Tapi akan terasa cepet kalo ada dia di sisiku. Di dekatnya aku selalu merasa tentram dan kuat. Bila ada dia, aku bisa lebih tegar menghadapi hidup.
“Ngapain manyun aja sendiri kayak kambing congek Damon?”
“Eh…Elo Mike” ujarku saat menoleh kebelakang. Mike berjalan mendekatiku.
“Loe ngak belajar ya?” tanyanya
“Lagi males nih Mike” tuturku berbohong.
“Gimana mau pintar kalo kayak gini?”
“Iya pak guru” ujarku dengan nada berseloroh.
Dia tertawa mendengarnya. Aku pun jadi ikut tertawa. Kami berdua menikmati candaan kecil itu. Dia meraih kursi tempat tadi Wili duduk dan duduk di atasnya.
“Ternyata pemandangan dari atas sini bagus ya Mike?” ujarku saat matanya memandang ke bawah sana.
“Iya… Gue sering kok duduk disini” jawab Mike.
‘Jadi elo udah tahu tempat ini dari dulu”
“Em..em…” ujar mike setengah bergumam.
“Payah loe nggak ngasih-ngasih tahu gue”
“Mau sih,,,, tapi gue Cuma takut ntar loe di cekek hantu seperti yang di bilang anak-anak, kalo sering kesini” Jawab Mike dengan nada canda.
“Kalo hantunya ganteng kayak elo, gue rela di apain aja” ujarku dengan nada nakal.
Mike hanya diam menanggapi kata-kata ku itu. Kemudian dia mengalihkan topik pembicaraan.
“Gimana kabarnya Wili?”
“Tadi dia di sini Mike, dia minta maaf ama gue”
“Oh ya? trus”
“Ya..gitu aja”
“Masak gitu aja?” Tanyanya lagi.
Aku terdiam. Menatap langsung ke matanya. Mike mungkin melihat exspresi ke kesalan di wajahku saat itu. Dia pun terdiam tak mengerti dengan sikapku saat itu.Tapi Mike tak melanjutkan pertanyaannya.
“Kenapa loe selalu ingin tahu segala hal tentang Wili…Mike?” tanyaku agak sedikit ketus. Dia hanya menatapku. Tak ada jawaban dari bibirnya.
“Kenapa loe nggak bisa bertanya tentang hal lain. Banyak hal yang bisa loe tanyakan ke gue. Misalnya tentang keseharian gue atau tentang keseharian elo, tentang pelajaran, tentang guru-guru dan banyak hal lain yang bisa loe tanyakan atau loe ceritakan”
Sesuatu bergemuruh di dadaku. Entah apa yang menyebabkannya aku tak tahu pasti. Aku tak bisa mengontrol diriku. Entah apa yang mendasariku bersikap seperti ini. Aku juga ngak mengerti. Kalo Mike pingin tahu segala hal tentang Wili. rasanya itu suatu yang lumbrah karena mereka kenal jauh sebelum aku kenal. Aku masuk sekolah ini baru setelah sekolah jalan satu setengah semester. Lagian aku ini siapanya Mike? Mengapa aku harus marah padanya? Kalo dia terlalu perhatian dengan seseorang itu hak dia. Kenapa aku yang repot. Aku bukan siapa-siapanya Mike.
Gila… sepertinya ku sudah gila dengan sikapku kali ini pada Mike. Saat aku tersadar aku menjadi malu sekali. Pasti pandangan Mike terhadapku kini menjadi berubah. Aku tertunduk. Tak berani menatap wajah Mike. Tak sadar tetesan-tetesan bening keluar dari kedua bola mataku. Membasah celana seragam sekolahku.
“Mike….aku minta maaf.” ujarku agak tersendat. Tak tahu harus berkata apa lagi tentang sikap bodohku padanya.
Mike hanya diam. Aku tak berani menatap wajahnya. Kutundukkan wajahku sedalam-dalamnya. Tiba-tiba tangan kanan Mike meraih daguku. Menggangkat wajahku berhadapan dengan wajahnya. Wajah Mike begitu dekat dengan wajahku. Aku menutup kedua mataku. Tak berani menatap. Tetesan air mata semakin deras membasahi kedua pipiku.
Cup….
Sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Memberi rasa hangat. Ada getaran disana. Getaran yang belum pernah kurasakan seumur hidupku. Mike menciumku. Mataku terbuka. Aku tak percaya yang kualami saat ini. Bibir kami saling menyatu. Aroma nafasnya menyelimuti indra pencuimanku. Matanya begitu dekat dengan mataku. Pandangannya begitu teduh. Dia melumat bibir tipisku dengan lembut. Mengalirkan rasa aneh di permukaan kulit bibirku. Menjalar keseluruh aliran darahku. Menbuatku seolah terbang melayang ke angkasa. Menuju guratan-guratan awan diatas sana. Puluhan bidadari mengiringi ku. Semua terasa indah. Melebur dalam rasa bahagia tak terkira.
Beberapa hari ini tak pernah lagi Wili dan genknya mengerjaiku. Malah sekarang dia terkesan menghindariku. Enak juga sih. Hidupku jadi lebih tenang. Proses belajarku pun juga tak terganggu. Aku bisa jadi lebih focus. Lagian sekarang aku mulai mendapatkan kegiatan extrakulikuler yang sesuai dengan hobi. Yaitu menulis. Aku menjadi anggota redaksi majalah dinding sekolah. Anggotanya dari berbagai angkatan. Tapi walau demikian kami saling bisa mengerti satu dengan lainnya. Tidak ada jurang pemisah yang terlalu jelas. Tidak ada senioritas disini. Semua sama. Malah para angkatan lama yang telah tergabung dengan klub ini sangat bersahabat sekali pada para juniornya.
Ruang 4x4 m di salah satu pojok sekolah ini menjadi basecamp kami. Dinding ruangan di cat warna-warni ceria. Tujuannya untuk memacu kreatifitas dan semangat para menghuni ruangan ini. Tempelan-tempelan artikel terpajang memenuhi hampir dua pertiga dinding ruangan ini. Disalah satu pojok ruangan ini, tumpukan-tumpukan arsip lama tampak menggunung.
“Dampak negative Narkoba bagi tubuh itu apa ya Fandi?” Tanyaku.
“Banyak sih, emang mau bikin apa Damon?” fandi balik bertanya. Fandi ini adalah salah satu tetua di group majalah dinding sekolah ini. dia cukup lama berada dalam group ini.
“Ah..enggak gue cuma mau bikin sedikit artikel tentang hubungan antara narkoba dan pelajar?”
“Oh…Bagus itu. Jadi bisa nambah ilmu. Seingat gue dulu ada referensinya tuh, tapi agak lupa juga nyimpan dimana” Fandi berusaha mengingat. Kemudian dia melanjutkan ucapannya.
“Coba loe lihat di koleksi buku dalam rak pajangan itu” ujarnya sambul menunjuk lemari kecil didekat meja computer.
“Tadi udah gue cari disitu nggak ada yang berhubungan dengan narkoba Fan”
“Aduh dimana ya?” tanyanya tak tahu ditujukan pada siapa.
“Oh… mungkin terselip diantara arsip-arsip lama, kalo loe mau agak sedikit sibuk coba bongkar arsip kita itu damon, kali aja ada” ujarnya sambil menunjuk tempat tumpukan arsip dipojok yang menggunung itu.
“Oke deh fan, thank”
Empat kardus besar kini berada dihadapanku. Tertutup lakban kuning tipis. Kubuka dengan hati-hati. Buku-buku lama. Guntingan-guntingan Koran lama yang mungkin di jadikan bahan referensi untuk membuat tulisan oleh para senior terdahulu. Majalah dinding lama banyak sekali di dalamnya. Ku keluarkan sebagian. Mulai menyortir. kali aja diantara Koran, buku dan majalah dinding itu yang ada artikel narkobanya, aku pisahin.
Tapi dasarnya aku hobi baca. Ada artikel menarik pasti aku sempatin ntuk baca. Jadinya agak terlupa pada fokusku mencari artikel narkoba. Tulisan-tulisan di dalam majalah dinding lama kebanyakan ditulis oleh para senior-senior terdahulu. Walau ada beberapa bagian terdapat pesan sponsor dari beberapa orang gurunya pengajar. Unik-unik artikel yang terdapat didalamnya. Jalan-jalan kampus ke pantai. Kemenangan seorang siswa dalam olimpiade matematika.
Siswa paling top di sekolah ini. Pemilihan ketua osis. Makanan dan minuman sehat. Penemu listrik. Sampai-sampai juga ada artikel tentang siswa cabut ke cebur got beserta fotonya. Saat membaca artikel ini aku jadi ketawa sendiri.
Tapi saat tengah asik menyortir dan membaca artikel yang menarik itu mataku tertegun pada sebuah Koran lama yang kertas dasarnya sudah agak menguning. Ada sebuah artikel beserta foto yang menyita perhatianku. Foto tidak terlalu jelas karena sepertinya bekas foto copy. Agak kabur. Foto itu sepertinya foto seorang siswa sekolah, karena didalam foto itu dia memakai seragam sekolah. Wajahnya benar-benar kabur. Tak bisa terlihat. “Seorang siswa SMU Bakti Husada ditemukan bunuh diri di salah satu sudut sekolah. Wajahnya dan tubuhnya hancur di dekat sebuah ribunan bunga Melati. Tak tahu penyebab pasti apa yang menyebabkan sang pemuda ini mengakhiri ajalnya. Bla…bla….bla….”.
Aku tertegut membaca artikel dari koran lama itu. SMU Bakti Husada itu kan sekolah dimana aku berada sekarang. Dan dari tanggal koran itu aku bisa tahu kalo kejadiannya belum begitu lama terjadi. Sekitar 8 bulan yang lalu. Tapi kenapa nggak ada yang mau cerita tentang kejadian ini padaku.
“Fan!!! Ini salah seorang siswa di sekolah ini ya?” tanyaku kepada fandi yang tengah asik mengetik sebuah artikel di komputer. Fandi menoleh kearahku dan kemudian melihat kearah guntingan artikel di tanganku. Dia menghentikan kegiatannya mendekat ketempatku berada.
“Apaan tuh?” tanyanya
“Nih…..” Aku menyerahkan guntingan artikel itu kepadanya. Dia mengambil dan membacanya sesaat.
“Loe dapat dari mana Damon?”
“Ada dalam tumpukan itu” tunjukku pada kardus-kardus di sampingku.
“Seharusnya artikel ini sudah harus di musnahkan tapi kok masih ada disini ya?” tanyanya entah ditujukan kepada siapa
“Tapi yang diberita itu benar siswa di Sekolah ini kan?” tanyaku semakin penasaran.
“Nggak usah di bahas deh Damon” Ujar Fandi sambil memasukan guntingan artikel itu kedalam celana sekolahnya. Lalu dia nyeloyor pergi keluar ruangan. Meninggalkan aku yang di selimuti tanda tanya besar karena penasaran.
Jam bulat di atas pintu besar ruangan kamar menujukkan pukul 12 Malam. Hari hujan lebat sekali. Airnya sampai memercik mengenai jendela kaca ruangan ini. Angin berhembus agak kencang memasuki kisi-kisi jendela. Membuat suhu ruangan menjadi dingin. Aku terbangun dari tidurku. Kantong kemihku terasa penuh. Aku bangkit dari atas ranjang. Mencari sendal jepitku di kolong ranjang. Bergerak menuju kamar mandi.
Kamar mandi ini kosong. Aku menuju salah satu wc ntuk melepas hajatku. Kencingku mengucur dengan deras mengenai lubang pembuangan wc. Perasaanku benar-benar lega saat menyudahi hajatanku. Aku menyiram bekas urineku. Mengatupkan celana bergerak keluar. Saat aku keluar dari wc, kulihat ada Mike tengah kencing di urinoir yang ada di samping wc tempat ku kencing tadi. Agak sedikit aneh sih. Karena setahuku Mike itu kamarnya terdapat diruang kamar sebelah. Dan di sana juga ada wc seperti ini juga. Tetapi kenapa dia musti pergi kencing jauh-jauh ke sini.
“Loh Mike ngapain kencing disini?”
“Oh,,,,,elo damon, ngagetin aja. Itu di sebelah wcnya rusak” jawabnya saat menoleh sesaat kearahku. Kemudian dia melanjutkan hajatnya.
Aku bergerak menuju wastavel yang terletak di ujung jejeran urinoir. Ku buka krannya. Air mengucur dari ujung kran. Ku basuh ke dua tanganku. Kutampung air dengan tangan ntuk membasuh kedua mukaku agar terasa lebih segar. Aku memandang wajahku dalam cermin. Ada dua jerawat kecil di dahiku. Ku coba memencetnya dengan kedua ujung telunjukku.
“Nggak usah dipencet damon, ntar berbekas loh” ujar Mike. Aku menoleh ke belakang sesaat. Mike tengah berdiri tegak di sana. Sepertinya dia sudah menyelesaikan hajatannya.
“Ah..nggak apa-ap…….” ucapanku terhenti saat melihat cermin di hadapanku.
Tiba-tiba tubuhku menggigil. Bulu kudukku berdiri. Kembali aku menoleh ke belakang. Mike masih berada di tempatnya. Tepat dibelakangku. Kembali aku menolehkan wajahku ke dalam cermin di hadapanku. Ada wajahku yang terlihat sangat pucat di dalam sana. Kembali ku perhatikan cermin dihadapanku dengan lebih seksama. Benar,,,,,ternyata di dalam cermin itu hanya ada bayanganku saja, tak ada apa-apa lagi di situ. Bayangan Mike yang kini berdiri tepat dibelakangku yang seharusnya berada di dalam cermin sama sekali tak terlihat.
Aku langsung lari dengan kencang menuju pintu ruangan kamar. Agak sedikit susah berlari dengan tubuh yang bergetar hebat menuju ranjangku. Kusingkap selimutku. Naik keatas ranjang. Kututupi seluruh tubuhku dengan selimut tadi. Seluruh tubuhku benar-benar bergetar hebat. Gigiku sampai-sampai menimbulkan bunyi berngeletup. Aku menutup kepalaku dengan bantal. Kedua mataku kupejamkan sejadi-jadinya.
AKu jadi Gue .. gue jadi aku T____T
udah enak2 baca aku, jadi risih saat baca gue .. dibagian dia mengorek2 lembaran mading yang lama tuh .....
brarti ada yg bener tuh, kalau sih Mike emang hantu .. xixixixix ..
brarti yang waktu kemunculan Mike untuk pertama kali itu, emang bener2 hantunya ??
hmm hmm ...
fakta bahwa mike adalah 'hantu' , cukup mengejutkan. tapi fakta yang sepenuhnya juga blm terungkap.
kurasa ini blm endingnya kan?
Billicious dah ngasi spoiler nih... Jadi agak sedikit hambar jadinya 3 bagian cerita terakhir ini...
T.T
Tapi gak apalah, yang penting spoiler yg lebih hebat blom keburu dipost. Jangan sampe nasibnya sama kyk buku New Moon g yg g lempar ke temen g gara2 dia nyerocosin ending tuh buku pas g lagi mulai baca. Fatal kan akibatnya...
Tuk Newneo, g saranin u mulai serius ngegarap teenlit ato cerpen. Lumayan kan kalo diterbitin. Alur ceritanya dah superb tuh. Hanya aja, masih bnyk bngt kesalahan pengetikan, plus inkonsistensi ejaan (aku/gue, misalnya).Tapi selain itu, gak ada hal yg mengganggu.
Ok? Terusin dong, Newneo...
:-)
Santai aja kk... Aku gk marah koq... Hehehe...
:P
Aku gk nyalahin kk Billicious koq, cm mengeluh dikit aja...
Jangan ngambek y, kk Billicious...
>_<
@t_julianus
aq minta maaf gara2 aq ceritanya g nak d baca. Maaf ya, aq dah bkin ksalahan... Fyi jangan panggl kk, mash sma kug. Maaf ya.