It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dasar.. lanjutin tuh cerita lu mox, jangan main diwarung orang terus
tapi aku cuma gak sreg aja dengan kecenderungan cerita pop indonesia sekarang yang bersetting di indonesia tapi suka memakai nama-nama 'barat'. bukan salah sih, cuma kok kurang sreg aja kalo gw ngikutinya. lain kali mungkin lbh bisa dipertimbangkan untuk memakai nama yang lebih indonesia, karena menurutku sebuah cerita (entah cerpen ataupun novel) sebagai karya seni itu perlu membawa misi budaya juga.
adegan di bagian prolog mmg mirip dengan Love Of Siam pada bagian perkenalan Mew dengan Tong.
tapi kok perasaanku (perasaanku doank kali yah..), kok cerita kamu ini beberapa kali menampilkan insiden 'kencing'? pertama, ngencingin si willi yang usil, terus si damon 'memberkati' mike dengan air kencing juga pas mereka kenalan. di bagian akhir yang kamu tulis, si damon ngompol di piyama... aduh, berasa fetish-nya kuat di cerita kamu ini. hehehe...
kalo soal bagus ato nggaknya cerita kamu, aku blm bisa bilang karena ceritamu belum selesai. so, segera diselesein ya. gw juga baru mau selesein cerita nih.
ini cuma sekedar komentar dan sedikit saran aja. tetep semangat...
Sebetulnya komen yg kayak gini yg sangat gue tunggu-tunggu. Komen yg mengkritik dan nggak bikin sakit ati. Trus guenya jadi bisa tahu salah gue dimana. Sama ama tris gue juga seneng kalo doi ngomentarin gue.
Btw makasi banyak atas masukannya. Mudah2an kedepannya gue bisa bikin cerita lebih baik lagi.
Juga makasi atas ceritanya. Gue banyak belajar dari situ cara menulis yang baik. Sekali lagi makasi solitude.
Nb: sebetulnya lanjutannya udah gue ketik dikompi gue. Tapi masih ada beberapa yg harus gue revisi. Gue usahain secepatnya posh
hmm .. cerita Indo, tapi kalo emang hampir mirip dengan kejadian nyata, dan orang2 di sekitarnya mempunyai nama itu, buatku sih nggak masalah khan ??
nama orang Indo sekrang khan keren2
Sepertinya aku kesiangan. Kejadian semalam membuatku agak terlambat tidur. Memang agak susah tidur dengan celana basah terkena kencing. Juga ditambah dengan rasa takutku. Saat ku buka selimutku bau pesing mengeruak dari celana. Ada jejak urine di bagian depan celana. Dengan setengah bergegas. Kurapikan ranjangku. Ku tenteng perlengkapan mandi. Bergegas menuju kamar mandi. Kamar mandi yang luas ini kosong melompong. Tak ada seorang pun disana. Bak-bak air besar berjejer di penuhi air yang tenang permukaannya. Aku bergerak ke salah satu bak yang terdapat dibagian tengah ruangan. Buru-buru ku lepas seluruh pakaianku. Kuletak digantungan. Meraih timba. Meraup air dari dalam bak.
"Bur..bur.." Air terasa dingin membasuh kulit tubuhku. Tubuhku terasa segar sekali. Mataku pun juga menjadi terang.
"Kesiangan ya?" Ada suara disampingku.
Aku menoleh kearah suara itu. Tak tahu datangnya dari mana, Sudah ada Mike di sampingku yang juga tengah telanjang bulat seperti aku.
"Iya nih..! loe juga kesiangan Mike?" Tanyaku sambil mencuri-curi pandang melihat seluruh portur tubuhnya. Baru kali ini aku melihat tubuh polos Mike. Kulit Mike sangat bersih sekali dan putih. Badannya seperti remaja kebanyakan. Tapi tidak kurus dan tidak pula gemuk. Sangat ideal dengan wajah tampannya. Dadanya dihiasi dua puting kecil berwarna merah jambu.
"Iya...tadi malam gue telat tidur" ujar si pemilik puting susu merah jambu ini.
"Emang ngapain loe kok bisa telat tidur?" tanyaku lagi.
Aku kembali menyiram tubuhku dengan air. Sesekali aku mencuri lihat ke bagian bawah tubuh Mike. Mr-pnya tampak layu. Ukurannya terlihat besar. Malah punyaku yang agar sedikit diatas rata-rata remaja seumuran kami saja kalah besarnya. Bulu-bulu halus belum begitu lebat di sekitarnya.
"Ngak tahu tuh...ngak mau tidur aja ni mata rasanya" terang Mike.
Dia melumuri seluruh tubuhnya dengan sabun yang berbau wangi. Menggelitik indra penciumanku. Aromanya agak berbeda dari sabun kebanyakan. Aku berusaha mengingat aroma apa yang di timbulkan sabun mandi itu. "Melati..ya..melati" pikirku setelah berhasil mengingatnya. Jarang sekali ada sabun yang beraroma melati. Malah setahuku tidak pernah ada.
"Kalo elo kenapa bisa kesiangan Damon?" Mike balik bertanya.
Aku berfikir cepat ntuk mencari alasan yang tepat. Nggak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tak ingin Mike semakin marah kepada Wili yang jelas-jelas sudah mengerjaiku semalam.
"Aku kangen rumah Mike" jawabku berbohong.
Mike terdiam sesaat menghentikan aktivitasnya. Matanya memandang kearahku. Aku fikir sepertinya Mike tahu kalo aku berbohong. Aku pura-pura sibuk menggayung air bak. Dan menyiramkannya ketubuhku.
"Oh..gitu.."
Mike kembali mengguyurkan air ke tubuhnya. Kemudian iya bertanya lagi kepada ku
"Tapi bukan karena diusilin Wili kan?"
O..o.. sepertinya kebohonganku memang di ketahui oleh Mike. Tapi aku tak begitu yakin. Bisa saja Mike hanya mengira-ngira. Lagian nggak mungkin dia tahu karena kejadian tadi malam. Karena waktu kejadian itu cuma ada aku, Wili dan ganknya
"Enggak kok"
"Syukurlah kalo gitu" Mike mengusap mukanya sejenak.
"Tapi kalo bicara tentang Wili sebenarnya dia itu anak yang baik. Dulu dia nggak seperti itu kok Damon" lanjutnya
"Memang apa yang buat dia berubah?" tanyaku penasaran.
"Ceritanya panjang. Tapi kalo diceritain sekarang bisa telat masuk kelas nih. Kapan-kapan deh gue cerita." ujar Mike.
"Iya deh kalo gitu"
"Satu lagi Damon gue bisa minta tolong nggak?"
"Kalo gue sanggup pasti akan gue tolong" ujarku
"Gue berharap loe bisa Bantu Wili agar dia bisa seperti dulu lagi"
"Tapi...Mike.." ujarku tertahan. Rasanya agak susah untuk memenuhi keinginan Mike setelah apa yang selama ini diperbuat Wili terhadapku. Tapi melihat raut wajah Mike yang setengah memelas membuatku luluh.
"Baiklah Mike aku akan berusaha sebisaku" ujarku mengakhiri pembicaraan kami. Kulihat wajah Mike berubah agak ceria mendengar janjiku.
Setelah itu kamipun bergegas menyudahi acara mandi kami. Mengumpulkan peralatan mandi. Mengeringkan tubuh dengan handuk dan berlalu dari tempat itu.
Sebetulnya aku sangat marah sekali. Tetapi saat mengingat akan janjiku pada Mike, aku berusaha ntuk meredam amarahku. Berusaha mengerti akan keadaan Wili. Malah aku berusaha untuk mengetahui apa yang sebenarnya membuat wili bisa jadi seperti itu. Dan Aku berjanji dalam hatiku agar bisa memerubahnya menjadi seperti dahulu lagi.
Aku duduk di bangku semen yang tak jauh dari situ. Mike ada disampingku. Di hadapan kami sebuah halaman kecil. Beberapa siswa asik bermain bola di halaman kecil itu. Mereka tampak asik sekali. Diantara siswa itu ada Wili ikut bermain. Dia terlihat menonjol dari yang lain. Caranya mempermainkan bola hampir seperti seorang pemain bola profisional. Begitu lincah. Gocekannya sering mengecoh lawan. Beberapa kali dia berhasil menyarangkan gol ke gawang lawan. Saat Aku menoleh ke samping kulihat Mike serius melihat ke tengah lapangan. Matanya selalu terarah kepada Wili.
"Katanya janji mau cerita mike?" Tanyaku membuka percakapan
"Cerita apa?" Mike balas bertanya.
"Itu..! Tentang wili"
"Oh..yang itu"
"Yup"
"Gue harus mulai dari mana ya?" Tanya Mike
"Terserah.. kalo bisa dari awal sampai dia seperti kayak sekarang"
Wili saat itu tengah asik duduk sendiri. Salah satu pojok lantai atap sekolah ini memang tempat favoritnya. Sebuah bangku kayu yang rusak sandarannya sebagai alas duduk. Sebuah buku tebal ada di tangannya. Matanya sibuk melalap semua yang ada di dalam buku tebal itu. Dia tak menyadari kehadiran empat orang yang tengah menatapnya dari pintu tangga. Mike, Bayu, Anto dan Lintang.
"Kita kerjain yok Mike" usul Bayu
"Ide bagus tuh"
"Hehe..enaknya kita apain ya?" Tanya Anto
"Telanjangin aja gimana?" usul Lintang sambil menyisap rokok di jarinya.
"Nggak seru tuh! kemaren kan udah. Yang lain dong biar lebih kreatif" protes Bayu
"Gue ada usul..! Ayok..!" Ujar Mike
Mike mengajak ketiga temannya mendekati tempat Wili berada. Saat mereka semakin dekat barulah Wili menyadari kehadiran ke empat brandalan sekolah ini. Dia Agak ketakutan. Menyadari ada bahaya yang akan terngancam. Wili berdiri dengan kepala tertunduk. Menghindari kontak mata. Berjalan menuju pintu tangga. Saat dia melewati ke empat brandalan itu Lintang meraih tangannya.
"HEH..Mau Kemana loe?"
"E..e.. aku mau kebawah Lintang"
"Jadi ceritanya elo mau kabur dari kami ya?" tambah Mike menghadang jalan Wili.
Dia mengangkat dagu Wili dengan tangannya. Ekspresi wajah Wili menjadi semakin ketakutan. Tubuhnya agak sedikit bergetar. Kejadian dua hari yang lalu cukup membekas di dirinya. Dia di telanjangi di salah satu pojok sekolah. Seluruh pakaiannya di lempar keluar pagar. Begitu memalukan. Puluhan pasang mata melihatnya memanjat tembok sekolah dengan tubuh telanjang ntuk mengambil pakaian tersebut.
"Eng..eng..enggak kok Mike" jawabnya tergagap.
"Kalo gitu kenapa loe buru-buru pergi saat kami datang?" Tanya Mike.
"Iya..tapi ta..di...aku tadi di suruh menghadap ke kantor oleh buk Mur" ujar Wili beralasan.
"O..O..O..Jadi ceritanya elo mau ngaduin kami ke buk Mur ya?" Sergah Mike sambil menepuk-nepuk lembut pipi halus Wili. Wajahnya didekatkan kearah wajah Wili. Jarak mereka hanya beberapa centi saja. Wili bisa mencium aroma rokok dari mulut Mike.
"E..e..enggak kok Mike" Wili semakin tergagap
Mike membalikan tubuh Wili. Menariknya mendekati tembok batas tepian atap lantai Empat ini yang tak terlalu tinggi. Wili hanya bisa mengikuti. Tak berani melawan sedikit pun karena ketiga teman Mike ikut mendorongnya.
"BAYU..ANTO LEMPAR DIA KEBAWAH"
Perintah Mike dengan suara keras di dekat telinga kanan Wili saat sampai di dekat tembok pembatas. Tapi mata Mike memberi kode pada teman-temannya bahwa itu cuma pura-pura. Wili menjadi semakin ketakutan. Dia meronta sejadi-jadinya. Mike memegangi tangan kanan Wili dan Lintang tangan kiri. Sementara Anto dan Bayu mendapat tugas memengagi kedua kaki wili. Mike merencanakan pura-pura akan menjatuhkan tubuh Wili dari lantai empat ini dengan kepala menghadap ke bawah. Karena panic Wili semakin meronta-ronta di buatnya. Tapi semua sia-sia. Semakin kuat dia meronta semakin kokoh pegangan ke empat orang itu. Tubuhnya mulai dibalikan. Buku tebal yang tadi dibacanya masih tergenggam disalah satu tangannya.
"MBUK...."
Sesuatu jatuh dengan kencang karena gaya grafitasi yang kuat ke tanah. Karena lantai atap itu cukup tinggi maka benda yang jatuh itu menimbulkan suara gedebum yang sangat keras. Buku tebal yang tadi di pegangan Wili tergeletak di bawah sana. Halamannya terbuka lebar. Semua yang berada di atas atap terduduk lemas tak percaya.
"Sejak saat itu Wili jadi berubah seperti sekarang ini. Dia menjadi anak yang sulit di atur dan mengerjai semua orang yang meremehkannya" terang Mike
Aku hanya diam dengan serius mendengarkan cerita Mike. Ku tatap wajahnya ada kegundahan disana. Beban yang sangat berat tergambar jelas. Sebetulnya aku sangat ingin menghapus beban itu. Membuat wajah itu bisa tersenyum. Membebaskan dari semua yang mengganjal hatinya.Tapi semuanya masih begitu kabur bagiku.
"Sebetulnya ada rahasia yang tak di ketahui Wili tentang gue" Mike melanjutkan ceritanya. Sesaat dia terdiam.
"Rahasia apa mike?" tanyaku saat Mike tak kunjung melanjutkan ucapannya.
"A..Aku sebetulnya sangat sayang pada Wili"
Aku mengerinyitkan kening mendengar penuturan mike. Terasa agak aneh bagiku. Dari ceritanya yang sering mengerjai Wili sangat jauh bertolak belakang dengan apa yang dia katakan saat ini. Kalo dia benar-benar menyayangi Wili seharusnya dia tak bertindak seperti itu.
"Maksudnya Mike?"
"Aku mencintainya Damon" mata Mike menatap lurus ke tengah lapangan mencari sosok Wili disana.
"Tapi kalo elo benar mencintai wili kenapa loe selalu mengerjainya dan membuatnya menderita"
"Itulah kelemahanku Damon, aku begitu munafik untuk mengungkapkannya"
Sebuah tetesan bening mengalih di pipi mike. Pandangannya masih mengarah ketengah lapangan.
"Tapi sekarang cuma satu keinginanku damon, yaitu ingin melihat Wili bahagia" Mike menatap dengan sendu kearahku. Dibiarkannya air mata membasahi pipinya.
"Dan Aku yakin hanya kamulah satu-satunya orang yang bisa melakukan itu Damon"
Nb: sori lanjutannya belum diedit
orang2 khan pada gak suka komen, tiba2 viewed langsung 6000 aja
dinamikanya semakin terasa.
lanjutin dunk..
Ternyata billi nggak suka