It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
senada ama tulisan Mas Seno yang lain,,
enak dibaca, selalu pengen lanhut terus,,
mantap dah pokoknya,,
ditunggu lanjutannya ya Mas
Sudah menjadi kebiasaan, setiap sekitar jam dua dini hari aku terbangun
Pelan…
Kusingkirkan selimut yang menyelimuti tubuhku
Dan…
Aku bangkit
Duduk dengan kemalasan akibat kepenatan aktivitas di siang harinya
Kutatap sebuah buku kumal di mejaku
Bukunya fajar…
Akhhh…entah kapan aku bisa memenuhi harapannya
Membuat cerpen pesanannya..
Duhh, jadi menyesal juga, mengapa aku menerima permintaannya?
“sorry jar…aku, aku tak tahu harus menulis apa dan bagaimana caranya..”bisik hatiku
Aku bangkit..
Ke kamar mandi, cuci muka
Minum air putih
Dan…
Kesegaranku kembali pulih
Kembali aku ke kamar
Kuambil laptop…
Kubuka pelan bukunya fajar
Dan mulai kubaca isinya
Hmmm….semacam buku harian rupanya
Semacam penuangan kisah hidup seseorang
Dan…
Baru kusadari…
Ini bukanlah kisah hidupnya fajar
Yahh…
Ini kisah hidup sosok yang diam-diam mencintai fajar
Dan yang membuatku tersentak…
Ini kisah hidup seorang cowok
Hmmm…..lumayan menarik menurutku
Sungguh aku tak mengira…lelaki seperti fajar punya kisah percintaan dengan lelaki pula.
Dan ada kalimat yang menyentuh di halaman terakhir,
“semoga ini bukan sunset yang terakhir kulihat…akan ada sunset sunset lain yang muncul menemani kekasihku…akan tetapi…sunset ini akan selalu kukenang…selamanya…”
Aku menghela nafas panjang..
Ada rasa haru dan kesedihan menyatu di sanubariku
Dan…
Jemariku dengan cepat mulai menampilkan huruf demi huruf di layar laptop
Akan kuberi judul “SUNSET TERAKHIR”
Sepeda motorku berjalan menyusuri jalanan kota Tangerang
Entahlah perasaanku saat ini sungguh tak enak
Beberapa kali ada gosip, kalau euis…istriku sering ‘dibawa’ laki-laki lain
Beberapa kali, tetanggaku katanya melihat memasuki losmen
Tapi aku tak lantas percaya begitu saja
Euis…begitu manis kalau di rumah
Rasanya tak percaya saja, kalau dia sampai selingkuh
Cuma…tak tahulah…
Akhir-akhir ini dia sering membeli barang bagus
Hmmm…bukannya itu adalah kewajaran bagi seorang wanita?
Istriku berasal dari daerah kuningan
Sedangkan aku dari kalimantan tengah
Kami bertemu di tangerang
Masa pacaran kami cukup singkat hanya sekitar tiga bulan
Sebuah acara pacaran yang ‘panas’ dan tak terkendali
Hingga istriku hamil duluan sebelum kami menikah
Akhhh…..
Aku memang masih begitu muda dan jauh dari pantauan orang tua
Gejolak birahiku begitu gampang tersulut oleh sentuhan jemari wanita
Apalagi…euis sedemikian cantiknya
Dan…
Akhirnya kami menikah…
Walau saat menikah aku seperti sendiri
Ibuku yang sudah tua dan miskin tentu tidak dapat ke pulau jawa
Demikian juga dengan kakakku satu-satunya
Memang kami dari keluarga miskin
Pernikahan kami digelar dengan sederhana
Selanjutnya kami kembali ke tangerang…meneruskan hidup berdua
Dan….
Sepertinya petaka sehabis perikahan datang
Aku di PHK oleh perusahaan meubel tempatku bekerja
Beberapa waktu lalu, pabrik meubel tempatku bekerja terbakar
Dan selanjutnya….ada pengurangan pegawai secara besar-besaran
Istriku sejak menikah juga keluar dari buruh pabrik garmen
Jadilah kami berdua pengangguran….
Dan…satu-satunya keahlianku yaitu tambal ban
Akhirnya aku membuka kios kecil tambal ban sepeda motor di pinggir jalan
Dari sinilah aku berusaha menafkahi keluargaku
Dan istriku bekerja di salon yang tidak terlalu jauh dari rumah
Aku tak paham dengan pekerjaan salon
Yang kutahu pekerjaan salon bukanlah pekerjaan yang berat
Sehingga kuijinkan walau dia dalam kondisi hamil
Sebuah perjuangan hidup yang keras di ibu kota
Aku mengendarai sepeda motorku dengan pelan
Suasana panas kota Tangerang tak kuhiraukan
Dan salon tempat istriku bekerja sudah nampak
Sebuah salon yang sebenarnya tak begitu besar dan ramai
Sebuah salon biasa…
Dan pelan aku berhenti di bawah pohon….
Menanti …
Menanti sebuah kebenaran akan kabar miring tentang istriku
Akhhh….mengapa juga aku percaya?
Bukannya gosip dalam sebuah rumah tangga itu adalah hal yang biasa?
Tapi aku sedemikian penasaran
Ketika kemaren tetanggaku bilang
“coba saja jam sebelas siang…saat istrimu istirahat, kamu pasti akan tahu…”
Dan sekarang jam 11 siang
Saat jam istirahat siang…
Aku menunggu…
Seperti mata-mata..
Menunggu istriku keluar
Jam seperti terhenti berdetak
Terasa sedemikian lama
Dan…
Akhirnya terlihat juga…
Istriku keluar…
Dengan seragam kerja yang sexy
Istriku memang cantik
Di belakangnya….
Seorang lelaki setengah baya
Berdasi, berjas….berjalan sambil merokok
Dan….diriku….tercengang
Bagai di sambar petir
Melihat Keduanya masuk ke dalam sebuah mobil
Aku sepertinya tak lagi menginjak bumi
Akhhh…rasa penasaranku belum jga habis
Mobil bergerak
Dan….
Dengan cepat aku mengambil sepeda motorku
Membuntutinya…..
Akhhh….sungguh aku tak mengira
Sungguh tak mengira
Istriku selingkuh di belakangku
Benar saja…
Benar saja….
Mobil menuju losmen yang tak jauh dari salon…
Dan aku terhenti
Lemas sudah seluruh ragaku dengan pemandangan di depanku
Sekali lagi…aku benar-benar tak percaya
Sebuah sentakan kakiku yang dengan sekuat tenaga menjebol pintu kamar losmen.
Aku baru sadari, kekuatan seseorang di puncak emosi sedemikian dasyat.
Hanya dalam satu sentakan kaki, pintu kayu ini lepas dan pecah.
Aku berdiri kaku….
Di belakangku dua orang pegawai losmen berdiri gemetar.
Tadi aku sempat bertengkar dengan pegawai losmen.
Aku ingin kunci kamar yang di tempati istriku.
Tapi sepertinya semua menutupi adanya istriku di salah satu kamar losmen ini.
Akhirnya aku paksa….
Kukeluarkan golok dari bali bajuku…
Kuseret dan kuancam…
Kusuruh menunjukkan kamar tempat istriku berzina dengan lelaki hidung belang.
Dan sekarang aku berdiri kaku…
Emosi telah menguasai jiwaku..
Hatiku mendidih..
Tubuhku bergetar hebat, hingga tangan yang sedang memegang olok rasanya ikut tergetar.
Di depanku…
Di sana.
Tak jauh dari aku berdiri terpaku
Sepasang manusia tanpa sehelai benangpun melompat dari ranjang.
Darahku benar-benar mendidih menahan emosi
Mataku tak berkedip serasa tak percaya..
Di depan sana..
Diatas ranjang…
Euis istriku, bugil dan beringsut di pojok kamar
Tubuhnya menggigil ketakutan.
Kulihat tangannya menggapai apapun untuk menutupi tubuhnya.
Dan di sampingnya…
Keadaan yang sama
Seorang bapak-bapak gendut
Dengan tubuh penuh peluh
Melotot memandangku.
Pelan aku melangkah…
Mendekatinya…
Seperti harimau yang akan menerkam korban yang tak lagi berdaya
“mas..mass…tahan emosi mas…masss…” suara petugas losmen penuh ketakutan
Aku tak lagi peduli
Emosi telah menguasaiku
Ada rasa marah, kesal menyatu dalam darah yang mendidh
“hey…siapa kamu hah?” suara lelaki gendut sambil melotot memandangku
“mas….” Hanya itu yang kudengar dari desisan lirih istriku
Aku tersenyum mendekat…
“akuu? Hmmmm…pengin tau siapa aku? Aku pencabut nyawamu, halal darah seorang pezina seperti kalian”
Lelaki itu melotot kaget…
“mas..sabar mas, ada apa ini?” suara bergetar dari lelaki di ranjang
Aku tak lagi peduli..
Kuangkat golok yang berkilau terterpa sinar lampu kamar
Dan…
Wajah sepasang pezina ini makin pucat…
Bergetar…
Sorot mata penuh ketakutan.
Dan…
Aku tak lagi peduli…
Yang kutahu, dua orang ini haruslah mati…
Saat ini juga!
Tanpa sempat dia menolak, sudah kududuki dadanya dan kutempelkan golok tepat di lehernya
Dia terpekik
Wajahnya pucat..
Tubuhnya bergetar hebat…
Sangat ketakutan…
Tak lagi kupedulikan istriku yang semakin menjauh dengan membungkus tubuhnya dengan selimut losmen yang kumal
Tak kupedulikan dua orang petugas losmen yang berteriak-teriak menenangkanku
“amm…ammmpun mas, mas siapa?” dia benar-benar gelagapan
Aku tersenyum…
Dalam hati…masih ada waktu sedikit untuk menggorok leher lelaki bajingan ini.
“kamu punya istri?”
Dia mendelik bingung
Golokku semakin menekan lehernya
Ada darah mulai keluar menetes
Tubuhnya semakin tergetar ketakutan…
“kamu punya istriiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…?????” aku berteriak keras sekali
Dia tersentak kaget
“iya…iiyyyy…iya”
“bajingan kamu!” aku berteriak lagi kalap
Dia semakin ketakutan
Aku kembali tersenyum…
“kamu tahu nggak, dia istriku! Gimana rasanya kalau kamu lihat istrimu sendiri di entot orang lain hah? Bajingaaannnnnn…kamu pantas mati!”
“ma..ma..mas…..” dia gelagapan
Kulihat kedua tangannya terangkat
“ma…ma…maaf…” dia berusaha bicara sekena mungkin
Aku tak peduli
Kuangkat golokku cepat
Kulihat keringat deras membasahi wajahnya yang bergetar hebat
“mas fajaaaarrrrr…..” istriku menjerit
Aku menoleh marah kearahnya
“mas…jangan bunuh dia..jangaaannn….bunuh aku saja,aku yang salah! Aku yang ngajak dia…aku yang salah mas…bunuh aku saja mas..” istriku menjerit sambil menangis histeris
“diam lonte busuk!” aku berteriak keras sambil menempelkan ujung golok tepat di wajahnya
Kulihat istriku juga tergetar ketakutan
Selama bersamanya hampir aku tak pernah marah
baru kali….baru kali ini kesabaranku habis…
“diam kamu lonte…pelacur busuk..penyakit..anjing betina….nanti kamu juga aku bunuh …harus …harus kubunuh” aku melotot marah luar biasa.
Kedua tangan istriku juga terangkat …
Selimut yang menutupi tubuhnya melorot
Memperlihatkan payudaranya yang putih
Cuihhhh…tiba-tiba aku mual melihat tubuhnya….
Tubuh busuk bekas orang lain
“masss…sabar mas…”istriku kembali memohon
“diaaaammmmm…!” aku kembali menjerit
Kembali kuarahkan golok tepat di leher bandot tua
Lehernya yang besar mulai mengeluarkan darah…
Aku tak ingin membunuh dengan cepat
Pelannn……
Seperti menyembelih ayam
Kutekan golok…
Dan darah mulai deras keluar…
Kudengar istriku menjerit panjang minta pertolongan
Tapi semua tak lagi dapat menghentikanku
Bandot tua ini mulai gelagapan
Dadanya naik turun tajam kurasakan di pantatku
Seiring dengan darah yang semakin deras keluar di mata golokku.
Laporkan post
Dengan cepat aku menoleh…
Dua orang polisi dengan pistol langsung terarah ke arahku…
Polisi itu mulai menghitung
Tiba-tiba emosiku lenyap seketika…
Kuangkat tanganku..
Dan kujatuhkan golok sesuai instruksinya.
Aku menyerah..
Tapi aku puas.
Dan tanpa kusadari, kedua tanganku telah ditekuk ke belakang
Aku diborgol, mirip pencopet yang ketangkap.
Dengan kasar tubuhku ditarik keluar…
“anda kami tahan untuk kami mintai keterangan!” kata salah satu polisi muda yang memborgolku.
Sempat kudengar istriku menangis menjerit-jerit histeris
Dan kehebohan dalam kamar losmen….
Beberapa polisi dan karyawan hotel tumpah…memasuki kamar losmen.
Aku tak tahu lagi selanjutnya
Yang kutahu dengan kasar polisi menaikkanku ke mobil tahanan
Di bak terbuka…
Dengan tangan terikat borgol.
Yang kulakukan saat ini, aku harus bersikap setenang mungkin…
Kuambil nafas panjang…
Kuhirup lagi agar ketenangan memasuki jiwa.
Dengan cepat aku dimasukkan dalam sel tahanan kepolisian…
Suara pintu jeruji sel gemmerincing ketika di buka
Dan dengan cepat borgol dibuka dan tubuhku di dorong masuk ke dalam…
Semua serba kasar menurutku.
Dengan cepat aku duduk bersandar di tembok dingin yang kusam.
Kutengadahkan kepalaku sambil kupejamkan mata…
Akhhh…akhirnya aku di tahan juga untuk urusan kriminal
Sebuah perjalanan hidup yang mungkin harus kulalui.
“selamat datang di istana kita…” suara berat tiba-tiba terdengar di depanku
Aku kaget
Kulihat di depanku….
Ada tiga orang duduk..
Semua bersandar pada tembok
Seorang bertubuh gempal, bertatoo di lengan dan mungkin sekujur tubuhnya
Berkulit hitam…sorot matanya kejam, aku paham…pastilah orang ini suka mabuk
Bau badannya menyengat, sangat tidak enak….
Seorang lagi, lelaki muda…mungkin usianya dua puluhan tahun, berkulit putih dan berwajah pucat….kurus dengan rambut awut-awutan tak beraturan.
Sorot matanya kosong, mungkin juga dia tidak tahu kalau aku hadir di ruangan ini.
Satu lagi, bertubuh tinggi, kurus, dengan rahang menonjol saking kurusnya.
Bibirnya tebal berwarna kehitaman…dia cuek sambil terus menghisap rokok.
Semua penjahat…
Aku yakin semua penjahat…termasuk diriku saat ini.
Aku tersenyum masam setelah menyadari bahwa semua penjahat…..
“nama kamu siapa anak manis?” tanya yang gendut bertatto
Kurang ajar! Aku dikatain anak manis…
“fajar” kataku cuek tanpa rasa ingin tahu namanya.
Dia mendekatiku…
Bau badannya semakin menyengat
Dia merangkul pundakku..
Aku semakin risih saja, ingin sekali menghindar, tapi aku tak ingin dia tersinggung
Aku diam saja…
Aku tak ingin membuat masalah baru..
“namaku bondan….”
Aku terdiam saja..
“kenapa kamu kesini? Kasus apa? Aku kasus pembunuhan” suaranya berat sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya yang kuning kehitaman.
Nafasnya bau sampah…
“sama!” ujarku ketus
“hahahahhaha…waduhhh…anak manis ini ternyata bisa kejam juga ya? Aku nggak mengira, pake apa?”
“apanya?”
“membunuhnya pake apa?”
Kutatap matanya..
Aku nggak boleh terlihat lemah dihadapannya
Ini rimba yang sebenarnya…
Siapa yang kuat, dia yang menguasai.
“pake golok, selesai kubunuh, kupotong-potong tubuhnya, kupotong kontolnya kemudian kusate, kumakan…kumasukkan potongan tubuhnya kedalam kresek…dan kubuang ke tempat sampahhhh…”
Dia melotot kaget
“wowwww…si anak manis ternyata psikopat ya?”
Aku semakin jengkel di sebut-sebut anak manis terus.
Di tersenyum mengejek…
“tapi…tapi disini….hmmm” dia berbisik menyemprotkan bau napas paling memuakkan dipipiku.
“Tapi apa?” aku melotot menantang
“aku yang berkuasa disini!”
“ohhhh…selamat berkuasa ya” jawabku sambil tersenyum sesinis mungkin
Dia sepertinya agak tersinggung dengan kesinisanku.
“hohoho….makasih, dengan demikian semua harus nurut sama aku disini”
“iya” jawabku pendek ingin segera mengakhiri percakapan.
Dia kembali menepuk pundakku..
“heh anak manis, kenapa kamu membunuh?”
“dia selingkuhin istriku!” jawabku ngasal
“hehehehehe…udah punya istri to? Tapi kok senengnya kontol ya?”
“apa?”
“tadi bilang, kontolnya kamu sate dan kamu makan”
“iya…kontol kamu juga pengin aku makan?” jawabku menantang
Dia melotot kaget
“wowww…jangan di makan lah…diemut saja mirip premen”
“hmmmm…dasar, punya kontol kecil saja pamer!”
“hahahahaha….siapa bilang kontolku kecil hah?”
“kamu, tadi bilang kontolmu mirip premen”
“hahahhaha lucu banget ini anak manis”
Aku menatapnya tajam
“aku serius”
“hahahahha maksudmu apaan?”
“aku serius! Kalau kamu macem-macem denganku, kupotong kontolmu kusate dan kumakan”
“hahahhahahaha”
Dia tertawa mengejek.
Kulirik disampingku
Ada piring makan khas tahanan yang kotor dengan sendok diatasnya
Kuambil sendok…
“hahahhahaha..disini mau motong kontolku pake apa? Pakai gigi? Wowww enaaakkk?’
Dia masih mengejekku…
Kutunjukkan sendok di depan matanya
“dengan ini!”
“hahahhahahahahha…kontolku mau disendok”
Aku pernah ikut perguruan tenaga dalam
Semacam bela diri
Bagiku membuat senjata dari sendok sangatlah gampang
Pelan dihadapan wajahnya
Kupotong sendok…
“klik” dalam satu sentakan gagang sendok telah terpotong
Bagian sendoknya kuremas hingga hingga membentuk lempengan
Bagian gagangnya berbentuk berjeruji ….
Kutunjukkan di depan matanya…..
“pake ini..ini tajam..kontol nggak ada tulang, sangat gampang memotong kontolmu pake ini”
Dia melotot kaget…
Beringsut menjauh dari tubuhku
Wajahnya pucat….
Aku terdampar di ruang tahanan ini
Sungguh aku tak mengira akhirnya berurusan dengan yang namanya polisi.
Ruang tahanan ini tidak begitu luas
Di pojok terdapat ruang toilet kotor.
Alas tidur hanya tikar…
Akhh…bagiku tak masalah, bukankah aku terbiasa dengan udara malam yang dingin.
Ini mungkin akibat karena aku tak bisa mengendalikan diri
Tak bisa menahan emosi
Entahlah, aku yakin, suami manapun akan berbuat seperti yang aku perbuat.
Dan emosi memang telah membutakan mataku.
Aku terduduk lesu…
Tadi selama hampir lima jam aku di periksa
Di cecar dengan bermacam pertanyaan dengan nada emosi
Dan dari sini aku yakin, aku semakin benci pada polisi.
Dan disini aku paham..hukum rimba berlaku, siapa berani, dia yang menguasai.
Termasuk dengan polisi penyidik…
Tadi, ketika polis membentakku, aku juga ganti membentak.
Bahkan kugebrak mejanya….
Aku tak boleh terlihat lemah…
Disini, siapapun yang terlihat lemah, hanya akan jadi makanan empuk bagi yang lainnya.
Aku terduduk lesu di pojok ruangan..
Pikiranku kosong..
Capek, ngantuk dan penat luar biasa menderaku.
Kulihat bondan tidur dengar suara dengkuran yang keras
Di sampingnya pemuda cina yang terlihat sedemikian lemah juga tertidur
Hah?...bukankah dia tidak mirip penjahat? Kenapa di tahan?
Wajahnya sedemikian polos…jauh dari kesan angker
Rambutnya yang lurus hitam sebagian menutupi dahinya
Dia meringkuk, sepertinya merasakan kedinginan
Kulitnya putih pucat, sangat kontras dengan kulit bondan yang hitam legam
Dan di sudut yang lain, lelaki jangkung kurus, dengan tulang-tulang yang terlihat menonjol
Dia belum tidur..
Sorot matanya kosong…
Dia mirip orang stress.
Akhhh…disini aku menemukan dunia yang aneh dengan manusia-manusia yang aneh pula.
Dan dalam sekejab aku telah tidur diatas tikar lusuh tanpa bantal.
kurasakan ada ujung jari kaki seseorang mengusik tidurku
Jari kaki yang berusaha membangunkanku.
Yang kulihat selanjutnya suasana remang terasa.
Aku mengejab-ejabkan mataku mencoba untuk membuka mata di tengah badai kantuk.
“maass…bangun mas…” suara membangunkanku sangat lirih dan pelan
Aku langsung bangkit terduduk
Dan baru kusadari sekarang, lelaki kurus dan ceking membangunkanku.
“ada apa?”
Sepi sekali…
Mungkin ini sekitar jam dua malam
Lelaki itu menoleh dan menunjuk disudut ruangan lain
Kulihat dengan rasa tak percaya….
Dua tubuh bertumpuk..
Keduanya membelakangiku sehingga tak melihat ketika aku duduk mengamatinya.
Tubuh yang atas aku yakin itu bondan
Dan yang bawah…hmmm…cowok berkulit putih itu.
Mereka bersetubuh
Tidak ada erangan..
Hanya dengus nafas keras si bondan terdengar
Aku melotot tak percaya..
Baru kali ini aku melihat peristiwa sodomi.
Tubuh gempal bondan terlihat sangat cepat menusuk pantat cowok itu..
Dia tak berdaya…
Tidur tengkurap dan terkulai.
Aku masih terbengong tak percaya
“mas…”pemuda kurus kembali berbisik
Aku menatapnya
“masse itu di perkosa mas, dia kelihatannya sudah mati”
“hah” aku kaget
Pantas saja cowok berkulit putih itu terkulai
Mungkinkah dia mati?
Ini perkosaan!
Biadap…
Keji..
Ini mirip hewan saja
Naluriku kembali bangkit
Emosiku meluap…
Rasa kantukku tiba-tiba lenyap
Aku bangkit…
“hey anjing….kau apakan lelaki itu hah?” aku berteriak keras
Si bondan menggelinjang kaget
Dia menghentikan aktifitasnya
Diapun bangkit dan berdiri
Tubuhnya sungguh jelek
Hitam gendut dan dalam keadaan telanjangpun dia tetep terlihat jelek
“hehehehehhee….anak manis, kamu juga ingin mencicipi kontolku ya?”
Aku berdiri membeku
Darahku mendidih…..
Pelan bondan mendekatiku
Kontolnya yang hitam dan besar tegak mengacung
Dia masih tersenyum mengerling…
Berjalan pelan mendekatiku…
Di tinggalkannya tubuh cowok cina yang terkulai tak berdaya di lantai
Dan…
Kali ini aku benar-benar waspada…
Kugenggam pisau lipat kecil di tangan kiriku.
Aku tak peduli lagi…
Sudah cukup banyak kejadian hari ini yang membuatku gila….
Aku tetap waspada
Aku fokus…
Fokus pada titik kelemahannya
Yaitu…
Kemaluannya..
Tubuh besarnya takkan kuat menahan serangan di kemaluannya
Dan…
Salah satu keuntunganku adalah…
Bondan terlalu pede dengan tubuh besarnya.
Dan..
Dengan gerakan kilat sebuah tendangan tepat mengenai saaranku
Kemaluannya…
Sekuat tenagaku..
Mungkin bola pelirnya pecah…
Bondan langsung ambruk dan meraung
Kedua tangannya membekap kemaluannya
Tubuhnya bergetar menahan rasa sakitnya
“jiaaaaancuukkkkk…” umpatnya keras
Dan ….
Kesempatan tak datang dua kali..
Aku melompat
Menerkam..
Tepat di dadanya…
Dalam jarak dekat kulihat matanya melotot …
Dan..
Telapak tangannku menekan lehernya yang besar dan kokoh
Kuacungkan pisau lipat di depan kelopak matanya….
“bangsat…kamu gerak…kocongkel matamu…” ujarku pelan mengancam.
Kurasakan tubuhnya bergetar
Hampir tak bergerak
nafasnya ngos-ngosan…
tiba-tiba…
“tolooonggg…..toloooonngggg……..tolooooooonnnggg” suara lelaki kurus di pinggir jeruji meminta pertolongan
Dan…
Langsung kudengar derap sepatu petugas mendekat..
Aku waspada
Dengan cepat aku kembali ke sisi tembok
Kubuang cepat pisau lipat di sudut ruangan.
Bondan bangkit dengan kebingungan…
Aku terduduk dengan pura pura ketakutan di pojok ruangan.
Dengan cepat…sekitar lima petugas dengan senjatanya masuk ke ruangan
“ada apa ini hah?!” bentaknya keras
“dia diperkosa…” ujar pemuda kurus tadi sambil menunjuk ke korban
Petugas langsung dengan sigap meringkus bondan keluar ruangan
Kulihat bondan terhuyung diborgol sambil berjalan keluar
Matanya melotot kearahku
“awas kamu yaa….kubalas kamu!” ujarnya keras
Petugas lainnya membopong tubuh korban keluar ruangan juga
“cepat bawa ke klinik” perintah salah satu petugas
Salah satu petugas mendekati pemuda kurus tadi untuk meminta keterangan
Dan salah satunya mendekatiku
“kamu kenapa?” tanyanya kepadaku.
Aku Cuma menggeleng lemah..
“takut…” ujarku pelan sambil menunjuk ke pisau lipat
Dan petugas berjalan kearah pisau tersebut
Dia mengambilnya…
“Oke….sekarang kalian istirahat lagi, Besok kalau diperlukan , kalian akan kami mintai keterangan!” ujar salah satu petugas dengan tegas
Kami Cuma mengangguk.
Kudekati pemuda kurus tadi….
“namamu siapa?” tanyaku
Baru aku sadari…aku tak mengenalnya
“alex” ujarnya lemah
Kusalami…”fajar”
Sejenak kami terdiam
“hmmm…kamu juga pernah diperkosa bondan?” tanyaku pelan
Dia menoleh menatapku
Dia mengangguk
“berapa kali?”
“nggak ingat” ujarnya lemah
Aku menatapnya
Sungguh, aku tak membayangkan tubuh sekurus ini diperkosa bondan berkali kali..
“hmm…yang tadi diperkosa berapa kali?”
“dua..”
“ohhhh..” ujarku kelu
Kembali suasana hening
“aku…aku…makasih….terima kasih…” ujarnya terbata menatapku
Aku tersenyum
“sudah lama aku menunggu pertolongan” ujarnya lagi
“napa nggak lapor petugas?”
“takut…”
“oke…sekarang udah aman”
“ya”
“tidur lagi ja…”
Kembali kurebahkan tubuhku diatas tikar
Kucoba pejamkan mataku…
Walau sulit
Kejadian tadi sungguh telah memenuhi memori otakku.
met membaca, n maaf malam ini nggak ada mention, mungkin besok, trims