BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SUNSET TERAKHIR by @seno (update)

1356728

Comments

  • Ya, teruskan, ditunggu. jgn lupa mention aku.
  • IMT17 wrote: »
    @seno : rahasia :p

    @arieat : yakin lu bilang gak seru?

    Masse jangan mensyen dia lagi biar kapoook hahhaahha :p

    ƪäƍϊan ϑαĥ di bocorin dulu seh, jadikan ϑαĥ ketahuan the next storynye :(
  • @arieat : Gw aja masih penasaran mati ama ni cerita karna di forum sebelah ni cerita gantung ampe sekarang belum ada kelanjutannya,
    Yaakin li gak penasaran?
  • Baru buka bf lagi...dan nyari nyari mas @seno..eh ketemu disini...peluk dulu ah...kangen
  • mentin ya klo update.....
  • lanjt om @seno hehe
  • Őσ̲̅ő◦º°˚˚°º◦◦Őσ̲̅σ̲̅... ( Ơ̴̴͡ ټ ^ ) O̲̣̥к̲̣̣̥є̲̣̥lah. Sok atuh dilanjut lik @seno :)
  • Oh, cerita ini punya km ya Bang.
    Aku udah baca waktu itu di blognya siapa gitu.
    Tapi nggak dilanjut.

    Mention yoo.
  • mas @seno ikut yo....
  • Mas @seno mention jg yaa ✌️
  • edited February 2014
    Sebenarnya ini sebuah ruangan sederhana
    Lebih tepatnya sebuah loteng (lantai dua) yang kecil
    Hanya satu kamar
    Di depan kamar hanyalah atap rumah yang dibuat rata sehingga bisa untuk kegiatan menjemur
    Seng yang tebal..
    Sehingga kalau kita jalan-jalan di atap rumah layaknya berjalan dihalaman rumah

    Ruangan ini berlantaikan papan kayu yang tebal
    Pintunya dua..
    Satu menghadap ke timur
    Dan satu menghadap ke barat
    Dari segala pintu semua pemandangan indah terpancar
    Jika kita keluar ke pintu timur maka terhampar deret gunung-gunung yang seolah sudah disiapkan dengan begitu rapinya
    Gunung merapi, merbabu, telomoyo dan gunung andong
    Dan aliran sungai elo berkelok mengikuti alur kota magelang menambah elok suasana

    Dan jika ke barat gunung sumbing begitu besar, tinggi dan dekat
    Kokoh seolah menopang bumi
    Sangat indah…
    Dan …akhhh gunung prau juga terlihat disini
    Seperti perahu tengkurap
    Terlihat kecil disudut bumi

    Aku berdiri mematung…
    Aku tak percaya aku berdiri diatap rumah yang memang sengaja dibuat rata
    Aku seperti berdiri di hamparan tanah
    Memandang segala pemandangan dengan angin sejuk semilir yang menerpa tubuhku

    “mass…” suara fajar dibelakangku
    Aku menoleh tersenyum
    “napa?”
    “maaf, rumahku jelek ya?”
    “iya…jeleeeekkk banget, sampai aku tergila-gila heheheh”
    “uhh”
    “beneran jar, ini cakep banget, besok kalau aku punya rumah akan kubuat seperti ini jar”
    Kulihat fajar tertawa mendengar jawabanku

    "mas...." ujarnya lirih serak
    aku menoleh
    "iya jar....da apa?" tanyaku penasaran
    kulihat fajar senyum-senyum tak jelas
    "ada apa jar?" ujarku sambil
    "ngga pa pa...cuma...aku seneng banget lihat mas aji di sini, sungguh tak mengira"

    aku cuma menggeleng
    "emangnya aku ini siapa jar? artis ya? hehehhe"
    "hehehhehe...iya...akhirnya kesampaian juga ketemu mas aji"
    aku cuma senyum
    "halah...kamu ini"
    "hmmm...boleh peluk mas aji?" ujarnya lirih
    aku menggeleng tapi lenganku kubuka pelan
    pelan dia mendekat
    dan...
    langsung tubuhnya menghambur dalam pelukanku
    hangat..
    kurasakan degub jantungmya
    "makasih mas" bisiknya di sisi telingaku
    dan kurasakan bibirnya mengecup pipiku
    hangat...
    yah sebuah kecupan hangat disertai desah nafas yang keras yang menerpa pipiku
    kedua lengannya mencengkeram bahuku
    tiba-tiba...
    bibirnya mengecup bibirku
    kurasakan deru nafasnya
    tanpa kusadari aku sudah larut dalam lumatan bibir
    manis....
    telapak tangannya mengusap punggungku..
    turun ke bawah
    dan mengusap pelan pantatku
    aku menggelinjang kaget.

    tiba-tiba aku tersadar...
    ini nggak boleh berlanjut
    kudorong tubuhnya pelan
    akhirnya dia melepaskan diri
    "udaahhhh.." ujarku pelan
    "maafkan aku mas..."
    "nggak pa pa jar, hmmm....kurasa belum saatnya kita melakukan ini jar"
    "iya...maaf mas"
    kutepuk pundaknya sambil tersenyum
    da juga tersenyum
    sangat manis
    "andai...hmmm..." dia tersenyum geli sendiri
    "ada apa jar?" ujarku kembali penasaran
    "andai ada penggemar mas aji yang tahu aku tadi cium mas aji...pasti mereka iri ma aku heheheh"
    "halah...kamu ini lho...berlebihan banget, emangnya aku punya penggemar po?"
    "ya pasti punya lah...cerita yang ditulis mas aji kan banyak yang suka?"
    "hahahhahahah...nggak ada kok jar, cuma kamu"
    "yo wis lah...awas lho, nanti kalau ada yang benar-benar iri ma aku, aku nggak mau tanggung jawab!"
    "hahahhahahhaha"

    *********

    aku berdiri terpaku menatap pemandangan yang sangat indah terhampar di depanku
    fajar juga berdiri terpaku di sampingku
    kami hanya diam terpaku
    berusaha melupakan insiden ciuman tadi

    “mas aji sedang liat apa?” tanyanya lirih
    “merapi jar”
    “merapi?”
    “iya…tak mengira saja, gunung secantik itu bisa begitu ganasnya”
    “iya…mirip cewek”
    “apa?”
    “iya..merapi itu mirip cewek, cantik, tapi sekali dia marah bikin semua terluka”
    “hmmmm….kayaknya kamu punya pengalaman dengan cewek ya ?” tanyaku menyelidik

    Kulihat fajar menghela nafas panjang
    “iya mas…”
    “hmmm…bisa cerita?”

    Tiba-tiba fajar menarik lenganku pelan
    “masuk mas….”
    Aku menurut saja

    “duduk mas”
    Kami duduk dilantai beralas karpet
    “ada apa jar? Serius amat”
    Tiba-tiba kulihat wajah fajar yang sungguh berubah
    Berubah dengan sedemikian serius
    “ada apa jar?” ulangku tak sabar

    Fajar kembali menarik nafas dalam-dalam
    “napa aku pengin sekali mas aji kesini, tak lain karena aku punya kisah hidup…yahhh…mungkin bisa mas aji tulis sebagai cerita baru”
    Aku kaget
    “apa? Nggak salah jar?”
    Fajar menggeleng lemah

    “nggak, mas aji tulis saja kisahku”
    ‘jar…aku tuh bukan penulis, atau novelis, bukan juga pengarang”
    “akhh jangan gitu mas, aku rasa kisahku paling cocok ditulis mas aji”
    ‘jar…maaf, aku nggak bisa jar, cari yang lain saja “

    Fajar tersenyum
    “mas..kisah hidupku sangat menarik jika mas aji tulis”
    Aku menggeleng
    Sangat berat menulis kisah orang lain bagiku
    Serasa ada beban
    Atau…
    Lebih tepatnya serasa ada tanggung awab yang harus dipikul
    Harus bagus..
    Harus sesuai pesanan
    Akhhh aku nggak mungkin bisa

    “ayolah mas…aku yakin, kisah hidupku paling bagus jika ditulis mas aji”
    “jar, napa nggak kamu tulis sendiri saja?”
    “haahhahahaah…”
    “kok malah ketawa to?”
    “aku ngetik aja nggak bisa pa lagi nulis cerita”
    “walah sama dong”
    “nggak lah, mas aji kan dah banyak nulis tuh”
    “aduh jar…tulisan gitu aja”
    “udahlah mas….atau…hmmm”
    “apaan?”
    “mas aji minta honor?”
    “honor apa?”
    “honor nulis”
    ‘gilaaaa…!!!! Ya nggak lah”
    “hehehehhe ya udah makanya tulis aja mas”
    “hmmm boleh aku tanya jar?”
    “ya mas”
    “napa kisah hidupmu pengin aku tulis jar?”

    Fajar terdiam sejenak

    “yahhh…aku punya masa lalu, dan masa laluku bukan hal yang mudah untuk aku lewati mas, makanya aku ingin selalu mengenang masa laluku sebagai acuan untuk hidup dimasa depan, dengan ditulis, itu merupakan suatu kebanggan tersendiri dalm kehidupanku”

    “ohh gitu ya, hmmm penasaran juga dengan kisah hidupmu jar”

    Tiba-tiba kulihat wajah fajar cerah
    “jadi mas aji mau , kalau nulis kisah hidupku?”
    Aku mengangguk pelan
    “ohhh makasih banget mas”
    “tapi…dengan syarat jar”
    ‘apaan mas”
    “kamu nggak boleh protes dengan apapun bentuk tulisanku”
    “iya..beres mas”

    Tiba-tiba kudengar langkah lari kecil di tangga rumah
    Suaranya sangat terdengar, mungkin karena tangga juga terbuat dari papan kayu

    “bapaaakkkk……” suara anak kecil melengking
    Seorang bocah berusia sekitar 4 tahunan datang
    Rambutnya lumayan panjang lurus lemas dan menutup dahinya
    Anak yang cakep
    Anak itu berdiri mematung memandangku
    Mungkin dia tak mengira ada aku disini

    “riri sinii…ini ada temen bapak…om aji namanya, salaman dong”
    Pelan kaki kecilnya melangkah menuju fajar
    Dia menggeledot manja di bahu fajar
    “salaman dong’
    Aku tersenyum langsungh mengulurkan tangan dan dia menyambut
    Sebuah telapak tangan mungil yang lembut kurasakan menempel di telapak tanganku
    Kucubit pipinya lembut
    Dia tersenyum…
    “namanya siapa neh? Tanyaku kepadanya
    “riri om”
    “hmmm nama yang bagus”

    Kupandang wajah fajar
    “siapa jar?”
    “anakku”
    “maksudmu?”
    “iya riri itu anakku mas”
    “anak angkat?”
    “bukanlah…riri itu anak kandung”
    “jadi kamu dah berkeluarga jar?”
    “iya”
    “mana istrimu jar?”

    Fajar menggeleng pelan
    “kami sudah pisah kok mas”
    Aku terdiam
    Semua ini di luar dugaanku
    “jadi kamu duda?”
    Fajar mengangguk lagi
    Kutatap wajah fajar dan riri bergantian
    Yah…mereka mirip, Cuma riri berkulit putih
    Tapi apapun juga, aku tak mengira…fajar ternyata seorang duda…lebih tepatnya duren…duda keren"
  • Nah ini twist yang jarang ku baca nih... Lanjut yah
  • Trauma. . .

    Nunggu next nya. . .
Sign In or Register to comment.