BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SUNSET TERAKHIR by @seno (update)

13468928

Comments

  • Arie ƍäª bisa mas, ƍäª †ªŮ carannye
  • ini Mas aku kasih comment,,
    senada ama tulisan Mas Seno yang lain,,
    enak dibaca, selalu pengen lanhut terus,,
    mantap dah pokoknya,,
    ditunggu lanjutannya ya Mas :)
  • ini kapan dilanjut ya... tumben, biasanya tulisan seno selalu sampai tamat
  • Mana lanjutannya....hehe
  • kayaknya ini satu-satunya cerita seno yang tidak tamat
  • Pelan tubuhku mulai bergerak..
    Sudah menjadi kebiasaan, setiap sekitar jam dua dini hari aku terbangun
    Pelan…
    Kusingkirkan selimut yang menyelimuti tubuhku
    Dan…
    Aku bangkit
    Duduk dengan kemalasan akibat kepenatan aktivitas di siang harinya

    Kutatap sebuah buku kumal di mejaku
    Bukunya fajar…
    Akhhh…entah kapan aku bisa memenuhi harapannya
    Membuat cerpen pesanannya..
    Duhh, jadi menyesal juga, mengapa aku menerima permintaannya?
    “sorry jar…aku, aku tak tahu harus menulis apa dan bagaimana caranya..”bisik hatiku

    Aku bangkit..
    Ke kamar mandi, cuci muka
    Minum air putih
    Dan…
    Kesegaranku kembali pulih

    Kembali aku ke kamar
    Kuambil laptop…
    Kubuka pelan bukunya fajar
    Dan mulai kubaca isinya

    Hmmm….semacam buku harian rupanya
    Semacam penuangan kisah hidup seseorang
    Dan…
    Baru kusadari…
    Ini bukanlah kisah hidupnya fajar
    Yahh…
    Ini kisah hidup sosok yang diam-diam mencintai fajar
    Dan yang membuatku tersentak…
    Ini kisah hidup seorang cowok
    Hmmm…..lumayan menarik menurutku
    Sungguh aku tak mengira…lelaki seperti fajar punya kisah percintaan dengan lelaki pula.

    Dan ada kalimat yang menyentuh di halaman terakhir,
    “semoga ini bukan sunset yang terakhir kulihat…akan ada sunset sunset lain yang muncul menemani kekasihku…akan tetapi…sunset ini akan selalu kukenang…selamanya…”

    Aku menghela nafas panjang..
    Ada rasa haru dan kesedihan menyatu di sanubariku
    Dan…
    Jemariku dengan cepat mulai menampilkan huruf demi huruf di layar laptop
    Akan kuberi judul “SUNSET TERAKHIR”

  • *****FAJAR******



    Sepeda motorku berjalan menyusuri jalanan kota Tangerang
    Entahlah perasaanku saat ini sungguh tak enak
    Beberapa kali ada gosip, kalau euis…istriku sering ‘dibawa’ laki-laki lain
    Beberapa kali, tetanggaku katanya melihat memasuki losmen
    Tapi aku tak lantas percaya begitu saja
    Euis…begitu manis kalau di rumah
    Rasanya tak percaya saja, kalau dia sampai selingkuh
    Cuma…tak tahulah…
    Akhir-akhir ini dia sering membeli barang bagus
    Hmmm…bukannya itu adalah kewajaran bagi seorang wanita?

    Istriku berasal dari daerah kuningan
    Sedangkan aku dari kalimantan tengah
    Kami bertemu di tangerang
    Masa pacaran kami cukup singkat hanya sekitar tiga bulan
    Sebuah acara pacaran yang ‘panas’ dan tak terkendali
    Hingga istriku hamil duluan sebelum kami menikah
    Akhhh…..
    Aku memang masih begitu muda dan jauh dari pantauan orang tua
    Gejolak birahiku begitu gampang tersulut oleh sentuhan jemari wanita
    Apalagi…euis sedemikian cantiknya
    Dan…
    Akhirnya kami menikah…
    Walau saat menikah aku seperti sendiri
    Ibuku yang sudah tua dan miskin tentu tidak dapat ke pulau jawa
    Demikian juga dengan kakakku satu-satunya
    Memang kami dari keluarga miskin

    Pernikahan kami digelar dengan sederhana
    Selanjutnya kami kembali ke tangerang…meneruskan hidup berdua
    Dan….
    Sepertinya petaka sehabis perikahan datang
    Aku di PHK oleh perusahaan meubel tempatku bekerja
    Beberapa waktu lalu, pabrik meubel tempatku bekerja terbakar
    Dan selanjutnya….ada pengurangan pegawai secara besar-besaran
    Istriku sejak menikah juga keluar dari buruh pabrik garmen
    Jadilah kami berdua pengangguran….

    Dan…satu-satunya keahlianku yaitu tambal ban
    Akhirnya aku membuka kios kecil tambal ban sepeda motor di pinggir jalan
    Dari sinilah aku berusaha menafkahi keluargaku

    Dan istriku bekerja di salon yang tidak terlalu jauh dari rumah
    Aku tak paham dengan pekerjaan salon
    Yang kutahu pekerjaan salon bukanlah pekerjaan yang berat
    Sehingga kuijinkan walau dia dalam kondisi hamil
    Sebuah perjuangan hidup yang keras di ibu kota

    Aku mengendarai sepeda motorku dengan pelan
    Suasana panas kota Tangerang tak kuhiraukan
    Dan salon tempat istriku bekerja sudah nampak
    Sebuah salon yang sebenarnya tak begitu besar dan ramai
    Sebuah salon biasa…

    Dan pelan aku berhenti di bawah pohon….
    Menanti …
    Menanti sebuah kebenaran akan kabar miring tentang istriku
    Akhhh….mengapa juga aku percaya?
    Bukannya gosip dalam sebuah rumah tangga itu adalah hal yang biasa?
    Tapi aku sedemikian penasaran
    Ketika kemaren tetanggaku bilang
    “coba saja jam sebelas siang…saat istrimu istirahat, kamu pasti akan tahu…”
    Dan sekarang jam 11 siang
    Saat jam istirahat siang…

    Aku menunggu…
    Seperti mata-mata..
    Menunggu istriku keluar
    Jam seperti terhenti berdetak
    Terasa sedemikian lama
    Dan…
    Akhirnya terlihat juga…
    Istriku keluar…
    Dengan seragam kerja yang sexy
    Istriku memang cantik
    Di belakangnya….
    Seorang lelaki setengah baya
    Berdasi, berjas….berjalan sambil merokok

    Dan….diriku….tercengang
    Bagai di sambar petir
    Melihat Keduanya masuk ke dalam sebuah mobil
    Aku sepertinya tak lagi menginjak bumi

    Akhhh…rasa penasaranku belum jga habis
    Mobil bergerak
    Dan….
    Dengan cepat aku mengambil sepeda motorku
    Membuntutinya…..
    Akhhh….sungguh aku tak mengira
    Sungguh tak mengira
    Istriku selingkuh di belakangku
    Benar saja…
    Benar saja….
    Mobil menuju losmen yang tak jauh dari salon…
    Dan aku terhenti
    Lemas sudah seluruh ragaku dengan pemandangan di depanku
    Sekali lagi…aku benar-benar tak percaya
  • “Gubraaakkkk”
    Sebuah sentakan kakiku yang dengan sekuat tenaga menjebol pintu kamar losmen.
    Aku baru sadari, kekuatan seseorang di puncak emosi sedemikian dasyat.
    Hanya dalam satu sentakan kaki, pintu kayu ini lepas dan pecah.

    Aku berdiri kaku….
    Di belakangku dua orang pegawai losmen berdiri gemetar.
    Tadi aku sempat bertengkar dengan pegawai losmen.
    Aku ingin kunci kamar yang di tempati istriku.
    Tapi sepertinya semua menutupi adanya istriku di salah satu kamar losmen ini.
    Akhirnya aku paksa….
    Kukeluarkan golok dari bali bajuku…
    Kuseret dan kuancam…
    Kusuruh menunjukkan kamar tempat istriku berzina dengan lelaki hidung belang.

    Dan sekarang aku berdiri kaku…
    Emosi telah menguasai jiwaku..
    Hatiku mendidih..
    Tubuhku bergetar hebat, hingga tangan yang sedang memegang olok rasanya ikut tergetar.

    Di depanku…
    Di sana.
    Tak jauh dari aku berdiri terpaku
    Sepasang manusia tanpa sehelai benangpun melompat dari ranjang.
    Darahku benar-benar mendidih menahan emosi
    Mataku tak berkedip serasa tak percaya..
    Di depan sana..
    Diatas ranjang…
    Euis istriku, bugil dan beringsut di pojok kamar
    Tubuhnya menggigil ketakutan.
    Kulihat tangannya menggapai apapun untuk menutupi tubuhnya.
    Dan di sampingnya…
    Keadaan yang sama
    Seorang bapak-bapak gendut
    Dengan tubuh penuh peluh
    Melotot memandangku.

    Pelan aku melangkah…
    Mendekatinya…
    Seperti harimau yang akan menerkam korban yang tak lagi berdaya

    “mas..mass…tahan emosi mas…masss…” suara petugas losmen penuh ketakutan
    Aku tak lagi peduli
    Emosi telah menguasaiku
    Ada rasa marah, kesal menyatu dalam darah yang mendidh

    “hey…siapa kamu hah?” suara lelaki gendut sambil melotot memandangku
    “mas….” Hanya itu yang kudengar dari desisan lirih istriku
    Aku tersenyum mendekat…
    “akuu? Hmmmm…pengin tau siapa aku? Aku pencabut nyawamu, halal darah seorang pezina seperti kalian”

    Lelaki itu melotot kaget…
    “mas..sabar mas, ada apa ini?” suara bergetar dari lelaki di ranjang

    Aku tak lagi peduli..
    Kuangkat golok yang berkilau terterpa sinar lampu kamar
    Dan…
    Wajah sepasang pezina ini makin pucat…
    Bergetar…
    Sorot mata penuh ketakutan.
    Dan…
    Aku tak lagi peduli…
    Yang kutahu, dua orang ini haruslah mati…
    Saat ini juga!
  • Dengan cepat aku melompat..
    Tanpa sempat dia menolak, sudah kududuki dadanya dan kutempelkan golok tepat di lehernya
    Dia terpekik
    Wajahnya pucat..
    Tubuhnya bergetar hebat…
    Sangat ketakutan…

    Tak lagi kupedulikan istriku yang semakin menjauh dengan membungkus tubuhnya dengan selimut losmen yang kumal
    Tak kupedulikan dua orang petugas losmen yang berteriak-teriak menenangkanku

    “amm…ammmpun mas, mas siapa?” dia benar-benar gelagapan
    Aku tersenyum…
    Dalam hati…masih ada waktu sedikit untuk menggorok leher lelaki bajingan ini.
    “kamu punya istri?”
    Dia mendelik bingung
    Golokku semakin menekan lehernya
    Ada darah mulai keluar menetes
    Tubuhnya semakin tergetar ketakutan…
    “kamu punya istriiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…?????” aku berteriak keras sekali
    Dia tersentak kaget
    “iya…iiyyyy…iya”
    “bajingan kamu!” aku berteriak lagi kalap

    Dia semakin ketakutan
    Aku kembali tersenyum…
    “kamu tahu nggak, dia istriku! Gimana rasanya kalau kamu lihat istrimu sendiri di entot orang lain hah? Bajingaaannnnnn…kamu pantas mati!”

    “ma..ma..mas…..” dia gelagapan
    Kulihat kedua tangannya terangkat
    “ma…ma…maaf…” dia berusaha bicara sekena mungkin
    Aku tak peduli
    Kuangkat golokku cepat
    Kulihat keringat deras membasahi wajahnya yang bergetar hebat

    “mas fajaaaarrrrr…..” istriku menjerit
    Aku menoleh marah kearahnya
    “mas…jangan bunuh dia..jangaaannn….bunuh aku saja,aku yang salah! Aku yang ngajak dia…aku yang salah mas…bunuh aku saja mas..” istriku menjerit sambil menangis histeris

    “diam lonte busuk!” aku berteriak keras sambil menempelkan ujung golok tepat di wajahnya
    Kulihat istriku juga tergetar ketakutan
    Selama bersamanya hampir aku tak pernah marah
    baru kali….baru kali ini kesabaranku habis…
    “diam kamu lonte…pelacur busuk..penyakit..anjing betina….nanti kamu juga aku bunuh …harus …harus kubunuh” aku melotot marah luar biasa.
    Kedua tangan istriku juga terangkat …
    Selimut yang menutupi tubuhnya melorot
    Memperlihatkan payudaranya yang putih
    Cuihhhh…tiba-tiba aku mual melihat tubuhnya….
    Tubuh busuk bekas orang lain
    “masss…sabar mas…”istriku kembali memohon
    “diaaaammmmm…!” aku kembali menjerit

    Kembali kuarahkan golok tepat di leher bandot tua
    Lehernya yang besar mulai mengeluarkan darah…
    Aku tak ingin membunuh dengan cepat
    Pelannn……
    Seperti menyembelih ayam
    Kutekan golok…
    Dan darah mulai deras keluar…
    Kudengar istriku menjerit panjang minta pertolongan
    Tapi semua tak lagi dapat menghentikanku
    Bandot tua ini mulai gelagapan
    Dadanya naik turun tajam kurasakan di pantatku
    Seiring dengan darah yang semakin deras keluar di mata golokku.


    Laporkan post
  • “jangan bergerak! Angkat tangan! Jatuhkan senjata ke samping! Cepat! Kami hitung sampai lima hitungan…” suara keras di belakangku.
    Dengan cepat aku menoleh…
    Dua orang polisi dengan pistol langsung terarah ke arahku…
    Polisi itu mulai menghitung
    Tiba-tiba emosiku lenyap seketika…
    Kuangkat tanganku..
    Dan kujatuhkan golok sesuai instruksinya.
    Aku menyerah..
    Tapi aku puas.

    Dan tanpa kusadari, kedua tanganku telah ditekuk ke belakang
    Aku diborgol, mirip pencopet yang ketangkap.
    Dengan kasar tubuhku ditarik keluar…
    “anda kami tahan untuk kami mintai keterangan!” kata salah satu polisi muda yang memborgolku.

    Sempat kudengar istriku menangis menjerit-jerit histeris
    Dan kehebohan dalam kamar losmen….
    Beberapa polisi dan karyawan hotel tumpah…memasuki kamar losmen.
    Aku tak tahu lagi selanjutnya
    Yang kutahu dengan kasar polisi menaikkanku ke mobil tahanan
    Di bak terbuka…
    Dengan tangan terikat borgol.
    Yang kulakukan saat ini, aku harus bersikap setenang mungkin…
    Kuambil nafas panjang…
    Kuhirup lagi agar ketenangan memasuki jiwa.

    Dengan cepat aku dimasukkan dalam sel tahanan kepolisian…
    Suara pintu jeruji sel gemmerincing ketika di buka
    Dan dengan cepat borgol dibuka dan tubuhku di dorong masuk ke dalam…
    Semua serba kasar menurutku.

    Dengan cepat aku duduk bersandar di tembok dingin yang kusam.
    Kutengadahkan kepalaku sambil kupejamkan mata…
    Akhhh…akhirnya aku di tahan juga untuk urusan kriminal
    Sebuah perjalanan hidup yang mungkin harus kulalui.

    “selamat datang di istana kita…” suara berat tiba-tiba terdengar di depanku
    Aku kaget
    Kulihat di depanku….
    Ada tiga orang duduk..
    Semua bersandar pada tembok

    Seorang bertubuh gempal, bertatoo di lengan dan mungkin sekujur tubuhnya
    Berkulit hitam…sorot matanya kejam, aku paham…pastilah orang ini suka mabuk
    Bau badannya menyengat, sangat tidak enak….

    Seorang lagi, lelaki muda…mungkin usianya dua puluhan tahun, berkulit putih dan berwajah pucat….kurus dengan rambut awut-awutan tak beraturan.
    Sorot matanya kosong, mungkin juga dia tidak tahu kalau aku hadir di ruangan ini.

    Satu lagi, bertubuh tinggi, kurus, dengan rahang menonjol saking kurusnya.
    Bibirnya tebal berwarna kehitaman…dia cuek sambil terus menghisap rokok.

    Semua penjahat…
    Aku yakin semua penjahat…termasuk diriku saat ini.
    Aku tersenyum masam setelah menyadari bahwa semua penjahat…..

    “nama kamu siapa anak manis?” tanya yang gendut bertatto
    Kurang ajar! Aku dikatain anak manis…
    “fajar” kataku cuek tanpa rasa ingin tahu namanya.
    Dia mendekatiku…
    Bau badannya semakin menyengat
    Dia merangkul pundakku..
    Aku semakin risih saja, ingin sekali menghindar, tapi aku tak ingin dia tersinggung
    Aku diam saja…
    Aku tak ingin membuat masalah baru..
    “namaku bondan….”
    Aku terdiam saja..
    “kenapa kamu kesini? Kasus apa? Aku kasus pembunuhan” suaranya berat sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya yang kuning kehitaman.
    Nafasnya bau sampah…
    “sama!” ujarku ketus
    “hahahahhaha…waduhhh…anak manis ini ternyata bisa kejam juga ya? Aku nggak mengira, pake apa?”
    “apanya?”
    “membunuhnya pake apa?”

    Kutatap matanya..
    Aku nggak boleh terlihat lemah dihadapannya
    Ini rimba yang sebenarnya…
    Siapa yang kuat, dia yang menguasai.

    “pake golok, selesai kubunuh, kupotong-potong tubuhnya, kupotong kontolnya kemudian kusate, kumakan…kumasukkan potongan tubuhnya kedalam kresek…dan kubuang ke tempat sampahhhh…”

    Dia melotot kaget
    “wowwww…si anak manis ternyata psikopat ya?”
    Aku semakin jengkel di sebut-sebut anak manis terus.
    Di tersenyum mengejek…
    “tapi…tapi disini….hmmm” dia berbisik menyemprotkan bau napas paling memuakkan dipipiku.
    “Tapi apa?” aku melotot menantang
    “aku yang berkuasa disini!”
    “ohhhh…selamat berkuasa ya” jawabku sambil tersenyum sesinis mungkin

    Dia sepertinya agak tersinggung dengan kesinisanku.
    “hohoho….makasih, dengan demikian semua harus nurut sama aku disini”
    “iya” jawabku pendek ingin segera mengakhiri percakapan.
    Dia kembali menepuk pundakku..
    “heh anak manis, kenapa kamu membunuh?”
    “dia selingkuhin istriku!” jawabku ngasal
    “hehehehehe…udah punya istri to? Tapi kok senengnya kontol ya?”
    “apa?”
    “tadi bilang, kontolnya kamu sate dan kamu makan”
    “iya…kontol kamu juga pengin aku makan?” jawabku menantang
    Dia melotot kaget
    “wowww…jangan di makan lah…diemut saja mirip premen”
    “hmmmm…dasar, punya kontol kecil saja pamer!”
    “hahahahaha….siapa bilang kontolku kecil hah?”
    “kamu, tadi bilang kontolmu mirip premen”
    “hahahhaha lucu banget ini anak manis”

    Aku menatapnya tajam
    “aku serius”
    “hahahahha maksudmu apaan?”
    “aku serius! Kalau kamu macem-macem denganku, kupotong kontolmu kusate dan kumakan”
    “hahahhahahaha”
    Dia tertawa mengejek.

    Kulirik disampingku
    Ada piring makan khas tahanan yang kotor dengan sendok diatasnya
    Kuambil sendok…
    “hahahhahaha..disini mau motong kontolku pake apa? Pakai gigi? Wowww enaaakkk?’
    Dia masih mengejekku…

    Kutunjukkan sendok di depan matanya
    “dengan ini!”
    “hahahhahahahahha…kontolku mau disendok”

    Aku pernah ikut perguruan tenaga dalam
    Semacam bela diri
    Bagiku membuat senjata dari sendok sangatlah gampang

    Pelan dihadapan wajahnya
    Kupotong sendok…
    “klik” dalam satu sentakan gagang sendok telah terpotong
    Bagian sendoknya kuremas hingga hingga membentuk lempengan
    Bagian gagangnya berbentuk berjeruji ….
    Kutunjukkan di depan matanya…..
    “pake ini..ini tajam..kontol nggak ada tulang, sangat gampang memotong kontolmu pake ini”

    Dia melotot kaget…
    Beringsut menjauh dari tubuhku
    Wajahnya pucat….
  • Ini mungkin memang sudah jadi garis hidupku..
    Aku terdampar di ruang tahanan ini
    Sungguh aku tak mengira akhirnya berurusan dengan yang namanya polisi.

    Ruang tahanan ini tidak begitu luas
    Di pojok terdapat ruang toilet kotor.
    Alas tidur hanya tikar…
    Akhh…bagiku tak masalah, bukankah aku terbiasa dengan udara malam yang dingin.

    Ini mungkin akibat karena aku tak bisa mengendalikan diri
    Tak bisa menahan emosi
    Entahlah, aku yakin, suami manapun akan berbuat seperti yang aku perbuat.
    Dan emosi memang telah membutakan mataku.

    Aku terduduk lesu…
    Tadi selama hampir lima jam aku di periksa
    Di cecar dengan bermacam pertanyaan dengan nada emosi
    Dan dari sini aku yakin, aku semakin benci pada polisi.
    Dan disini aku paham..hukum rimba berlaku, siapa berani, dia yang menguasai.
    Termasuk dengan polisi penyidik…
    Tadi, ketika polis membentakku, aku juga ganti membentak.
    Bahkan kugebrak mejanya….
    Aku tak boleh terlihat lemah…
    Disini, siapapun yang terlihat lemah, hanya akan jadi makanan empuk bagi yang lainnya.

    Aku terduduk lesu di pojok ruangan..
    Pikiranku kosong..
    Capek, ngantuk dan penat luar biasa menderaku.
    Kulihat bondan tidur dengar suara dengkuran yang keras
    Di sampingnya pemuda cina yang terlihat sedemikian lemah juga tertidur
    Hah?...bukankah dia tidak mirip penjahat? Kenapa di tahan?
    Wajahnya sedemikian polos…jauh dari kesan angker
    Rambutnya yang lurus hitam sebagian menutupi dahinya
    Dia meringkuk, sepertinya merasakan kedinginan
    Kulitnya putih pucat, sangat kontras dengan kulit bondan yang hitam legam
    Dan di sudut yang lain, lelaki jangkung kurus, dengan tulang-tulang yang terlihat menonjol
    Dia belum tidur..
    Sorot matanya kosong…
    Dia mirip orang stress.
    Akhhh…disini aku menemukan dunia yang aneh dengan manusia-manusia yang aneh pula.
    Dan dalam sekejab aku telah tidur diatas tikar lusuh tanpa bantal.

  • Kubuka mataku pelan
    kurasakan ada ujung jari kaki seseorang mengusik tidurku
    Jari kaki yang berusaha membangunkanku.

    Yang kulihat selanjutnya suasana remang terasa.
    Aku mengejab-ejabkan mataku mencoba untuk membuka mata di tengah badai kantuk.
    “maass…bangun mas…” suara membangunkanku sangat lirih dan pelan

    Aku langsung bangkit terduduk
    Dan baru kusadari sekarang, lelaki kurus dan ceking membangunkanku.
    “ada apa?”
    Sepi sekali…
    Mungkin ini sekitar jam dua malam

    Lelaki itu menoleh dan menunjuk disudut ruangan lain
    Kulihat dengan rasa tak percaya….
    Dua tubuh bertumpuk..
    Keduanya membelakangiku sehingga tak melihat ketika aku duduk mengamatinya.
    Tubuh yang atas aku yakin itu bondan
    Dan yang bawah…hmmm…cowok berkulit putih itu.
    Mereka bersetubuh
    Tidak ada erangan..
    Hanya dengus nafas keras si bondan terdengar
    Aku melotot tak percaya..
    Baru kali ini aku melihat peristiwa sodomi.
    Tubuh gempal bondan terlihat sangat cepat menusuk pantat cowok itu..
    Dia tak berdaya…
    Tidur tengkurap dan terkulai.
    Aku masih terbengong tak percaya

    “mas…”pemuda kurus kembali berbisik
    Aku menatapnya
    “masse itu di perkosa mas, dia kelihatannya sudah mati”
    “hah” aku kaget
    Pantas saja cowok berkulit putih itu terkulai
    Mungkinkah dia mati?

    Ini perkosaan!
    Biadap…
    Keji..
    Ini mirip hewan saja
    Naluriku kembali bangkit
    Emosiku meluap…

    Rasa kantukku tiba-tiba lenyap
    Aku bangkit…

    “hey anjing….kau apakan lelaki itu hah?” aku berteriak keras

    Si bondan menggelinjang kaget
    Dia menghentikan aktifitasnya

    Diapun bangkit dan berdiri
    Tubuhnya sungguh jelek
    Hitam gendut dan dalam keadaan telanjangpun dia tetep terlihat jelek
    “hehehehehhee….anak manis, kamu juga ingin mencicipi kontolku ya?”
    Aku berdiri membeku
    Darahku mendidih…..
    Pelan bondan mendekatiku
    Kontolnya yang hitam dan besar tegak mengacung
    Dia masih tersenyum mengerling…
    Berjalan pelan mendekatiku…
    Di tinggalkannya tubuh cowok cina yang terkulai tak berdaya di lantai
    Dan…
    Kali ini aku benar-benar waspada…
    Kugenggam pisau lipat kecil di tangan kiriku.
    Aku tak peduli lagi…
    Sudah cukup banyak kejadian hari ini yang membuatku gila….


  • Tubuh bondan terlihat seperti bayangan hitam mendekatiku
    Aku tetap waspada
    Aku fokus…
    Fokus pada titik kelemahannya
    Yaitu…
    Kemaluannya..
    Tubuh besarnya takkan kuat menahan serangan di kemaluannya
    Dan…
    Salah satu keuntunganku adalah…
    Bondan terlalu pede dengan tubuh besarnya.

    Dan..
    Dengan gerakan kilat sebuah tendangan tepat mengenai saaranku
    Kemaluannya…
    Sekuat tenagaku..
    Mungkin bola pelirnya pecah…
    Bondan langsung ambruk dan meraung
    Kedua tangannya membekap kemaluannya
    Tubuhnya bergetar menahan rasa sakitnya
    “jiaaaaancuukkkkk…” umpatnya keras

    Dan ….
    Kesempatan tak datang dua kali..
    Aku melompat
    Menerkam..
    Tepat di dadanya…
    Dalam jarak dekat kulihat matanya melotot …
    Dan..
    Telapak tangannku menekan lehernya yang besar dan kokoh
    Kuacungkan pisau lipat di depan kelopak matanya….
    “bangsat…kamu gerak…kocongkel matamu…” ujarku pelan mengancam.

    Kurasakan tubuhnya bergetar
    Hampir tak bergerak
    nafasnya ngos-ngosan…

    tiba-tiba…

    “tolooonggg…..toloooonngggg……..tolooooooonnnggg” suara lelaki kurus di pinggir jeruji meminta pertolongan
    Dan…
    Langsung kudengar derap sepatu petugas mendekat..
    Aku waspada

    Dengan cepat aku kembali ke sisi tembok
    Kubuang cepat pisau lipat di sudut ruangan.
    Bondan bangkit dengan kebingungan…
    Aku terduduk dengan pura pura ketakutan di pojok ruangan.

    Dengan cepat…sekitar lima petugas dengan senjatanya masuk ke ruangan
    “ada apa ini hah?!” bentaknya keras
    “dia diperkosa…” ujar pemuda kurus tadi sambil menunjuk ke korban

    Petugas langsung dengan sigap meringkus bondan keluar ruangan
    Kulihat bondan terhuyung diborgol sambil berjalan keluar
    Matanya melotot kearahku
    “awas kamu yaa….kubalas kamu!” ujarnya keras
    Petugas lainnya membopong tubuh korban keluar ruangan juga
    “cepat bawa ke klinik” perintah salah satu petugas

    Salah satu petugas mendekati pemuda kurus tadi untuk meminta keterangan
    Dan salah satunya mendekatiku
    “kamu kenapa?” tanyanya kepadaku.
    Aku Cuma menggeleng lemah..
    “takut…” ujarku pelan sambil menunjuk ke pisau lipat
    Dan petugas berjalan kearah pisau tersebut
    Dia mengambilnya…

    “Oke….sekarang kalian istirahat lagi, Besok kalau diperlukan , kalian akan kami mintai keterangan!” ujar salah satu petugas dengan tegas
    Kami Cuma mengangguk.

    Kudekati pemuda kurus tadi….
    “namamu siapa?” tanyaku
    Baru aku sadari…aku tak mengenalnya
    “alex” ujarnya lemah
    Kusalami…”fajar”

    Sejenak kami terdiam
    “hmmm…kamu juga pernah diperkosa bondan?” tanyaku pelan
    Dia menoleh menatapku
    Dia mengangguk
    “berapa kali?”
    “nggak ingat” ujarnya lemah
    Aku menatapnya
    Sungguh, aku tak membayangkan tubuh sekurus ini diperkosa bondan berkali kali..
    “hmm…yang tadi diperkosa berapa kali?”
    “dua..”
    “ohhhh..” ujarku kelu

    Kembali suasana hening
    “aku…aku…makasih….terima kasih…” ujarnya terbata menatapku
    Aku tersenyum
    “sudah lama aku menunggu pertolongan” ujarnya lagi
    “napa nggak lapor petugas?”
    “takut…”
    “oke…sekarang udah aman”
    “ya”
    “tidur lagi ja…”

    Kembali kurebahkan tubuhku diatas tikar
    Kucoba pejamkan mataku…
    Walau sulit
    Kejadian tadi sungguh telah memenuhi memori otakku.



  • @all : sorry lama nggak update..
    met membaca, n maaf malam ini nggak ada mention, mungkin besok, trims
  • @seno nitip mention yaa..
Sign In or Register to comment.