It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sebenarnya dia jg punya selera humor yang bagus. hanya terkadang, sperti ada dinding di depannya yang mnghalangi dia untuk menjadi pribadi yang menyenangkan.
"jo, dah nyampe rumh nh, ga lupa kan ma janji kamu ntar malam??" ucpku sambil membetulkan posisi bajuku.
jo mengernyitkan alisnya sebagai tanda kurang mengerti maksudku.
"kn td pagi kmu bilang mo ngajak aku masuk kedalam rumah??? lupa ya" ucpku mengingatkan.
"oh, iya, tar langsung ja naik keatas" jwbnya sedikit kagey.
"ok bro..." jwbku cepat.
"sampai nanti ya..., jngn lupa ajarin matematika juga ya..." kataku sambil mengedipkan sebelah mataku padanya. tapi d balasnya dengan ekspresi seperti mau muntah...
aku sudah bersiap siap berangkat kerumah jo saat sms dr nyokap masuk.
"jim, mama pulang agak malem karena di toko masih ada sedikit urusan. jngn lupa kunci pintu"
kubalas dengan cepat. kutulis singkat " ok, ma... jimmy maen k rumah jo. tar kalo dateng telp jimmy ja..."
kukirim sms itu dan langsung berangkat kerumah jo...
"jo ada tante???, tadi saya sudah janjian mau belajar bareng..."
"masuk saja nak jimmy, langsung saja keatas, jo mungkin lagi belajar" jawab beliau sambil tersenyum.
"anggap saja rumah sendiri" beliau menambahi...
"permisi tante, keatas dulu..." ucapku berpamitan padanya.
aku berjalan melewati ruang tamu rumah jo. ruangannya cukup luas. sofa warna coklat muda melingkar diruangan itu. lampu kristal yg berkilau turut memperindah ruangan itu.
aku melangkah lebih dalam, sekarang aku masuk d ruangan yang kukira adalah ruang keluarga. tv 30' dan perlengkapan home theater melengkapi ruangan ini. buku buku tertata rapi di tempatnya. dan sofa panjang berwarna putih pun ikut menjadi pelengkap.
photo besar di dinding ruangan mempertunjukkan bahwa anggota dirumah ini berjumlah empat orang.
bokap jo, nyokap jo, seseorang yang belum pernh kutemui,yg mungkin adalah kakak jo dan jo sendiri.
bokap jo aku juga belum mengenalnya, hanya saja aku pernh melihat beliau saat keluar dari rumah.
akhirnya kutemukan apa yang aku cari2, tangga menuju keatas. tangga itu berseberangan dengan ruang keluarga.
kulangkah kan kakiku kearah tangga. kurasakan hlus saat aku menginjaknya. karpet halus berwarna coklat tua melapisi setiap anak tangganya.
kulihat d sekeliling saat sampai d atas. d seberang sana terdapat balkon yg cukup luas. terdapat 3 pintu d kanan kiriku.
"yang mana y kamar jo" pikirku bingung.
kutarik ponselku dari saku celana. kutulis pesan "eh pangeran, kamar lo yang mana?? gua bingung nh.. blz kilat, jngn bilang klo lo lg coly... hehe... " dan langsung kukirim pada jo...
Keep writing bro..
hawanya sejuk, sedikit lebih lama disini pasti akan membuatku ngantuk.
"tdi tidit" ponselku berdering. kubuka pesan sms ku, jo...
"masuk aja d pintu paling ujung sebelah kiri. tu kamar gua. kalo gua mau coly, gua pasti nungguin lo, kan kita sudah janjian, lo lupa ya???"
jawaban dari jo membuatku sedikit terkekeh, berani juga tu anak, pikirku konyol...
kuketuk pintu itu dan langsung kubuka tanpa menunggu jawaban dari jo.
"serius lo mau barengan ma gua jo???" kataku membuka pembicaraan...
"boleh saja kalo lo mau" jawabnya tanpa menatapku.
"enak ja, emang gua cowok apaan" jwabku sengit.
aku melihat d sekeliling kamar, perangkat perangkat elektronik memenuhi kamar jo. poster gede einstein dpasang d atas tempet tdurnya. miniatur miniatur gaara d kartun naruto menghiasi meja belajarnya. komputer yg sedang menyala mempertontonkan gaara sebagai wallpapernya.
ac kamar dimatikan sementara jendela kamar dibiarkan terbuka. tv plasma 21' menghiasi semakin memberi kesan lengkap d kamar itu.
mp3 playernya sedang memainkan music mozart. sedang jo sendiri, asyik tduran d tempat tdur sambil membaca komik.
aku berjalan mendekatinya dan menjatuhkan tubuhku d atas kasur yang empuk itu.
posisiku terlentang menatap langit langit kamar, sedang jo dengan posisi tengkurap membaca komik...
hawanya sejuk, sedikit lebih lama disini pasti akan membuatku ngantuk.
"tdi tidit" ponselku berdering. kubuka pesan sms ku, jo...
"masuk aja d pintu paling ujung sebelah kiri. tu kamar gua. kalo gua mau coly, gua pasti nungguin lo, kan kita sudah janjian, lo lupa ya???"
jawaban dari jo membuatku sedikit terkekeh, berani juga tu anak, pikirku konyol...
kuketuk pintu itu dan langsung kubuka tanpa menunggu jawaban dari jo.
"serius lo mau barengan ma gua jo???" kataku membuka pembicaraan...
"boleh saja kalo lo mau" jawabnya tanpa menatapku.
"enak ja, emang gua cowok apaan" jwabku sengit.
aku melihat d sekeliling kamar, perangkat perangkat elektronik memenuhi kamar jo. poster gede einstein dpasang d atas tempet tdurnya. miniatur miniatur gaara d kartun naruto menghiasi meja belajarnya. komputer yg sedang menyala mempertontonkan gaara sebagai wallpapernya.
ac kamar dimatikan sementara jendela kamar dibiarkan terbuka. tv plasma 21' menghiasi semakin memberi kesan lengkap d kamar itu.
mp3 playernya sedang memainkan music mozart. sedang jo sendiri, asyik tduran d tempat tdur sambil membaca komik.
aku berjalan mendekatinya dan menjatuhkan tubuhku d atas kasur yang empuk itu.
posisiku terlentang menatap langit langit kamar, sedang jo dengan posisi tengkurap membaca komik...
walau mata gw lagi bisulan, 3 halaman thread lo gw baca... enak kok ceritanya... happy endingin ya!!!! HAUHAUAUHUAHAUHAU
"gua mana pernah ngelihat hal kaya gtu sih jim" ucpnya padaku mash tanpa melihatku.
kucabut komik yang dipegangnya, dan melemparnya jauh jauh.
jo menunjukkan ekspresi wajah yang seolah olah berkata "apa apaan sh" yang kubalas dengan senyuman yang kubuat buat.
jo membalikkan tubuhnya dan tdur telentang disampingku.
sekarang posisi kami sama sama menghadap keatas.
kami diam sejenak, aku menoleh kearah wajahnya. kulitnya wajahnya bersih, tak ada bekas jerawat sedikitpun yang tampak.
matanya terpejam, tersirat kegundahan diwajahnya. terlihat dia sedang memikirkan sesuatu.
aku masih menatapnya dari samping, matanya yang tadi tertutup, kini terbuka.
nafasnya yang sedikit tak teratur mempertegas kalau hatinya sedang kacau.
kepalanya menoleh kepadaku. akupun mash menatapnya. jarak antar wajah kami hanya 15 senti. wajah yang tadi menyiratkan kegundahan kini berubah menjadi serius.
matanya menatapku penuh arti. dan akupun tak mau melepaskan tatapanku darinya...
mohon bantuannya...
seindah cerita cinta para dewa
"tidit tidit" suara ponselku.
kualihkan pandanganku dan kutarik ponselku dari saku celana ku.
satu pesan muncul d layar ponselku.
febby, "malam jimmy sayang, lagi apa nh?? udah makan??"
kubalas singkat, "mlam juga febby cinta, sedang apa nh??? jimmy udah maem kok. skrg lg tduran dkamar. coba ada kamu pasti lebih asyik" kukirim kilat pesanku pada febby, dan kupikirkan kejadian yang baru saja terjadi.
jo telah merubah posisi tubuhnya. sekarang, dia miring membelakangi ku. tak bisa kulihat ekspresi wajahnya saat itu. entah seperti apa.
aku memanggilnya lirih, "jo..."
"hmmm" jwbnya singkat.
otakku berfikir, apa yang harusaku katakan???
"jo, lo tau febby kan, gmn menurut lo tu cewek??"
"gmn apanya" jawabnya singkat.
"gua lagi pedekate ama tu anak, menurut lo dia cantik ga"
"cantik" lagi2 d jawab singkat.
terdiam. aku berfikr sendiri, dan jo mash membelakangiku.
"kalo menurut gue, lo cari aja cewek lain jim... dia ga pantes buat lo..." kata jo mash ttp membelakangiku...
"emang knp jo" tanyaku meminta penjelasan
"kenapa dia ga pantas buat gua"
"lo pasti juga suka sama dia ya??? bilang aja klo lo ngiri ma gua.,. anak baru yang bs lebih dekat dengan dia daripada lo..."
tak ada jawaban darinya. jo, terdiam seribu bahasa...
plis ngapa2in sama jo.. PLISS!!! :twisted: :twisted:
"jo..." ucpku lirih.
tak ada jawaban.
"jo..."
masih tak ada jawaban.
kugerakkan tubuhku untuk melihat wajahnya. ranjang itu menjerit kecil saat aku bergerak melihat dia.
aku berhasil melihat wajahnya. matanya terpejam. nafasnya terlihat teratur. dan dia tak bergerak sedikitpun. jo tertidur. syukurlah dia tak marah padaku. aku begitu menyesal berkata padanya seperti tadi. setiap orang pasti berbeda. ada yang menggunakan perasaan. ada juga yang menggunakan logika. dan jo, adalah salah satu orang yang menggunakan perasaan.
aku kembali pada posisiku yang semula. tiba tiba ponselku berdering. dilayarnya tertulis "calling mommy"
kuangkat telponku. dengan sangat pelan aku menjawab telpon dari mama. "bentar lagi jo pulang ma, tunggu ya..."
kumatikan ponselku dan kumasukkan kedalam sakuku.
aku teringat febby, sampai sekarang tak ada balasan darinya. "mungkin dia sibuk" pikirku...
aku melangkah kepintu kamar. kubuka perlahan karena takut membangunkan jo. kuhentikan langkahku dan ku tatap wajahnya sebentar sebelum aku pergi meninggalkannya sendiri.
aku berkata lirih, "aku berjanji, tak akan lagi membuatmu terluka, sahabatku..."
"jo..." ucpku lirih.
tak ada jawaban.
"jo..."
masih tak ada jawaban.
kugerakkan tubuhku untuk melihat wajahnya. ranjang itu menjerit kecil saat aku bergerak melihat dia.
aku berhasil melihat wajahnya. matanya terpejam. nafasnya terlihat teratur. dan dia tak bergerak sedikitpun. jo tertidur. syukurlah dia tak marah padaku. aku begitu menyesal berkata padanya seperti tadi. setiap orang pasti berbeda. ada yang menggunakan perasaan. ada juga yang menggunakan logika. dan jo, adalah salah satu orang yang menggunakan perasaan.
aku kembali pada posisiku yang semula. tiba tiba ponselku berdering. dilayarnya tertulis "calling mommy"
kuangkat telponku. dengan sangat pelan aku menjawab telpon dari mama. "bentar lagi jo pulang ma, tunggu ya..."
kumatikan ponselku dan kumasukkan kedalam sakuku.
aku teringat febby, sampai sekarang tak ada balasan darinya. "mungkin dia sibuk" pikirku...
aku melangkah kepintu kamar. kubuka perlahan karena takut membangunkan jo. kuhentikan langkahku dan ku tatap wajahnya sebentar sebelum aku pergi meninggalkannya sendiri.
aku berkata lirih, "aku berjanji, tak akan lagi membuatmu terluka, sahabatku..."