It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ttg stroberi shortcake, gw sependapat ma jo..
gw jg bakal akan berbagi walaupun ada keinginan untuk memiliki seutuhnya..
tapi kita tdk bs memiliki seseorang seutuhnya cos dia bkn milik kita sendiri, masih bnyk org2 di sekitarnya yg memilikinya.. :?
hiks hiks.. makes me wanna cry.. wuaaaa....
jo menatapku. dan aku juga menatapnya. bibirku terasa sedikit bergetar setelah aku mencaci maki dia. pancaran matanya menunjukkan sebuah kesedihan yang teramat. dan sebuah kepercayaan yang selama ini dia berikan padaku, seolah hilang tersapu oleh airmata yang mengalir keluar dari kedua matanya.
aku berpaling darinya. aku berpaling dari tatapannya. tak tahan rasanya melihat dia menangis karena ulahku.
mungkin, aku memang orang terkejam yang pernah dikenal olehnya hingga membuat dia merasa sakit hati. mungkin, aku memang orang yang paling munafik didunia ini karena aku tidak berani mengakui perasaanku sendiri.
jo menangis disampingku. seolah aku benar benar telah membuatnya hancur.
"baiklah, gua minta maaf untuk semuanya" ucp jo tiba tiba dengan nada bergetar. "gua pikir, selama ini cuma lo yang bisa mengerti gua, tapi ternyata gua salah. dan asal lo tau, gua ngejalanin semua ini bukan atas dasar nafsu. jadi gua bukanlah makhluk yang menjijikan seperti yang lo kira" jo menjelaskan semua itu padaku. dan aku hanya terdiam.
"asal lo tau, gua gak ada maksud untuk ngajakin lo masuk kedalam dunia ini. gua hanya ingin lo tau, keadaan gua seperti apa"
"dan satu hal lagi, semua yang terjadi dalam hidup gua, bukan atas kemauan gua sendiri. siapa sih yang mau jadi seperti ini??? ga ada jim, ga ada satu orangpun yang ingin dilahirkan seperti ini. dan bersyukurlah karena lo dilahirkan secara sempurna sebagai kodrat lo sendiri. tapi, jangan karena hal itu, lalu lo bisa ngehina orang semau lo sendiri."
"trimakasih buat smua nya jim, terimakasih karena lo udah mau jadi bagian dalam hidup gua..."
jo pergi begitu saja setelah memberiku penjelasan panjang lebar. baru kali ini aku mendengar jo berbicara sepanjang itu.
ada perasaan bersalah dalam hatiku. perasaan yang begitu dalam hingga membuatku merasa sangat tak adil pada jo.
"jo..." panggilku mengejarnya. tapi terlambat. jo sudah keluar dari rumahku dengan tangisan kecewanya...
kenapa aku harus berbohong pada jo??? kenapa aku tidak bilang saja kalau aku cemburu??? tapi itu tidak mungkin. aku tidak mungkin ngomong pada jo tentang hal itu. karena aku juga belum tau pasti apakah aku yakin dengan hatiku.
kuambil ponsel yang tadi ku charge d ruang tengah. mungkin aku bisa telfon jo atau kirim pesan padanya, karena tidak mungkin kalau aku kerumahnya. aku takut nyokapnya ngeliat dia menangis. lalu tiba tiba aku datang, itu bukan ide yang baik, pikirku...
kutelfon ponselnya, tapi tak diangkat. jelas saja dia ga mau nerima telfon ku, pasti perasaannya sekarang campur aduk antara marah, benci dan malu. aku jadi merasa lebih menyesal.
ku ketik pesan untuknya, "jo, gua minta maaf, dan saat lo merasa tenang kembali, gua mo ngomong sama lo. sekali lagi gua minta maaf"
kukirim pesan itu saat bel pintu depan berbunyi...
gk bs gw bayangkan gmn sakitnya perasaan jo...
tapi moga2 aja ada hikmah dibalik semua itu...
bel pintu depan berbunyi? siapakah itu?
mungkinkah jo? febby? frans? ato mungkin ibunya jo??
hmmm...........
"mama..." ucapku ketika aku membuka pintu rumah. dan disampingnnya berdiri febby yang masih lengkap dengan seragam sma nya.
"feb, kok kamu bisa barengan ma mama sih???" aku bertanya pada febby. tapi febby tidak menjawab ku.
"tadi febby ketemu mama d pagar depan saat febby mau masuk kerumah. jadi mama tanya febby mau nyari siapa, eh ternyata dia temen kamu. dan mau jenguk kamu,ya udah mama ajak masuk sekalian. ajak masuk dunk, kok diem aja." jawab mama.
febby tersenyum disamping mama, senyumnya terlihat begitu manis. aku membalas senyumnya.
mama masuk kedalam rumah sambil tersenyum padaku dan mempersilahkan febby masuk. aku tau maksud mama, tapi d dalam fikiranku, masih penuh dengan masalahku dengan jo. yah, jonathan, orang yang benar benar membuatku pusing saat ini.
"masuk feb,,," ucapku pada febby dan menggandeng tangannya masuk kedalam.
mama banyak bertanya tentang febby semenjak kedatangan febby tadi. dan untung saja mereka ga ngelihat waktu aku bertengkar dengan jo, kalau sampai ngelihat, mereka pasti akan merasa aneh dengan semua itu.
aku masih menunggu balasan sms dari jo, dan tak berhenti juga mencoba untuk menelfonnya, tapi masih juga tak d angkat.
tas sekolah jo ketinggalan d ruang tengah saat tadi kami bertengkar. mungkin itu bisa jadi alasan ku untuk maen kerumah dia sekaligus meminta maaf padanya. yah, itu bisa jadi alasanku.
kulirik jam d kamarku, pukul 7 lewat 10 menit. aku bergegas kerumah jo.
"ma, jimmy kerumah jo bentar ya,,, jimmy mo balikin tasnya jo yang ketinggalan" teriakku keluar rumah dan menutup pintu.
aku berjalan menuju rumah jo, berharap bisa menghapus air matanya dan menebus semua kesalahanku padanya.
"eh jimmy, jo lagi d toko sama papanya, tadi sore tau tau dia pengen kesana, kenapa jim???" jawab nyokap jo.
"um... jimmy cuman mo kembaliin tasnya jo kok tante, tadi ketinggalan drumah jimmy saat jenguk jimmy tadi siang" kataku pada beliau.
"oh, makasih ya jim, jo pulang pasti entar malam ma papanya, kalau tante minta kamu nunggu di kamar, takutnya pulang malem banged. jadi ntar biar tante ja yang sampein tas ini.."
"oh, ya sudah kalau gtu tante, jimmy pulang dulu. makasih tante..."
aku pulang dengan perasaan kecwa, seandainya nyokap jo memintaku untuk menunggu jo, aku pasti rela buat nunggu. dan jo sendiri, pasti sedang ngehindari aku sekarang.
aku tidak langsung pulang, langkahku menuntunku ke taman d komplek ini. seandainya aku bisa mengulangi hari ini dari awal, aku pasti akan memperbaiki semuanya.
aku begitu menyesal, aku mersa begitu bodoh. dan aku benar benar merindukan jo. aku benar benar tak ingin kehilangan dia.
jo, seandainya lo tau kalau gua sayang ma lo,,, hati gua, pasti tak akan sebimbang ini...
aku menyesali semuanya. menysali yang telah ku lakukan pada jo.
aku duduk d bangku taman.
aku merasa sendiri walau d sekitarku banyak orang sedang bercanda. sinar lampu d taman menyinariku. kulihat bayanganku yang ada didepanku.
terlihat begitu menyedihkan, seolah sedang menunggu seseorang yang sangat dicintainya.
aku memeluknya, aku menghapus air matanya, dan aku menerima apa adanya dalam diri jo. tapi kenapa aku tak berani mengungkapkan perasaanku padanya???
"if somebody asks why l love the way l did... l will answerd that both of us were authentic... that's only my answer..."
diantara keramaian yang ada d sekitarku, aku merasa sendiri berbalut kesunyian. tak terasa, air mata mengalir keluar dari kedua mataku. seolah menegaskan, tak ada artinya tanpa jo d sampingku...
aku pikir, jo pasti akan menghindriku, jadi mungkin itulah yang bisa aku lakukan untuk bisa berbicara dengannya.
aku menunggu d tembok pemisah antara rumahku dan rumah jo. tubuhku bersandar dan menghadap ke jalan. kedua tanganku kumasukkan kedalam saku celana, dan aku menunggu jo sambil sedikit bersenandung.
beberapa anak sekolah yang lewat terlihat memperhatikanku. mungkin mreka pikir ada yang aneh pada diriku. tapi aku tak peduli.
kulirik jam tanganku menunjukkan pukul 7. dan jo belum keluar.
tak lama setelah itu, aku mendengar pagar rumah jo terbuka, aku segera menoleh, dan ternyata sebuah mobil keluar dari rumah jo. mungkin bokapnya yang berangkat pikirku.
aku masih menunggunya, lama, tapi tak kunjung keluar, "kemna jo, apa dia ga masuk untuk ngehindari aku???"
kulirik sekali lagi jamtanganku, pukul 7 lewat 25menit.
aku memutuskan untuk berangkat, tak ingin terlambat masuk, karena satpam penjaga begitu ketat, dan nanti saat disekolah, aku akan mengajak jo bicara.
"pak, ruang kepala sekolah dimana ya??" tanyaku berpura pura tidak tahu.
"oh, saya bisa antar, mari saya antar.." jawabnya menawarkan bantuan.
"oh, ga usah, trimakasih, saya ga mau ngerepotin, lagian entar kalau ada tamu atau guru yang mau masuk gimana???, tunjukin aja dimana tempatnya." jawabku cepat. bisa gawat kalau aku d antar keruang kepsek.
setelah pak satpam memberitahuku jalan keruang kepsek, aku sedikit berjalan mengikuti arah yang d tunjuknya, tapi setelah jauh dan tak terlihat, aku berlari keruang kelas.
pintu kelas tertutup seperti biasanya. aku mendengar dari luar pak sapto sedang menjelaskan tata bahasa yang benar dalam pelajaran bahasa indonesia.
kuketuk pintu itu dan menunggu jawaban dari dalam.
"masuk..." suara pak sapto terdengar serak.
ku tarik handle pintu itu dan ku buka pintu itu.
aku melangkah masuk kedalam kelas, hening didalamnya, rasanya tak berani melihat kearah teman temanku. sekitar duapuluh pasang mata menatapku. sama seperti saat aku pertama kali masuk kedalam kelas ini.
aku menghadap pak sapto. kacamatanya terlihat miring dihidung nya.
"kenapa kamu terlambat jimmy??" tanya beliau.
"tadi saya bangun kesiangan pak, jadi datang nya terlambat" jawabku.
"kalau begitu, sesuai dengan hukuman bagi yang terlambat, selama pelajaran bapak berlangsung, kamu harus berdiri d koridor. setelah bapak keluar, baru kamu boleh masuk" kata pak sapto padaku.
"iya pak," jawabku tanpa membantah.
aku melihat kearah teman temanku. semua sedang menyaksikanku. tatapan kasihan mengarah padaku. febby terlihat menggigit bibir bawahnya. tapi aku tersenyum padanya, dan dia membalas nya sedikit sedih.
mataku beralih kebangku jo. jo terlihat duduk tenang tak menatapku. jo sedang menundukkan kepala. dia tak mau menatapku. tak menunjukkan rasa kasihan ataupun kesan dukungan yang ingin kulihat dari wajahnya.
"kapan dia berangkat?? kenapa aku tidak melihatnya?? mungkinkah tadi dia berangkat bersama bokapnya??"
aku berjalan keluar dan menghilang d balik pintu.
jo, maafkan aku.
"pak, ruang kepala sekolah dimana ya??" tanyaku berpura pura tidak tahu.
"oh, saya bisa antar, mari saya antar.." jawabnya menawarkan bantuan.
"oh, ga usah, trimakasih, saya ga mau ngerepotin, lagian entar kalau ada tamu atau guru yang mau masuk gimana???, tunjukin aja dimana tempatnya." jawabku cepat. bisa gawat kalau aku d antar keruang kepsek.
setelah pak satpam memberitahuku jalan keruang kepsek, aku sedikit berjalan mengikuti arah yang d tunjuknya, tapi setelah jauh dan tak terlihat, aku berlari keruang kelas.
pintu kelas tertutup seperti biasanya. aku mendengar dari luar pak sapto sedang menjelaskan tata bahasa yang benar dalam pelajaran bahasa indonesia.
kuketuk pintu itu dan menunggu jawaban dari dalam.
"masuk..." suara pak sapto terdengar serak.
ku tarik handle pintu itu dan ku buka pintu itu.
aku melangkah masuk kedalam kelas, hening didalamnya, rasanya tak berani melihat kearah teman temanku. sekitar duapuluh pasang mata menatapku. sama seperti saat aku pertama kali masuk kedalam kelas ini.
aku menghadap pak sapto. kacamatanya terlihat miring dihidung nya.
"kenapa kamu terlambat jimmy??" tanya beliau.
"tadi saya bangun kesiangan pak, jadi datang nya terlambat" jawabku.
"kalau begitu, sesuai dengan hukuman bagi yang terlambat, selama pelajaran bapak berlangsung, kamu harus berdiri d koridor. setelah bapak keluar, baru kamu boleh masuk" kata pak sapto padaku.
"iya pak," jawabku tanpa membantah.
aku melihat kearah teman temanku. semua sedang menyaksikanku. tatapan kasihan mengarah padaku. febby terlihat menggigit bibir bawahnya. tapi aku tersenyum padanya, dan dia membalas nya sedikit sedih.
mataku beralih kebangku jo. jo terlihat duduk tenang tak menatapku. jo sedang menundukkan kepala. dia tak mau menatapku. tak menunjukkan rasa kasihan ataupun kesan dukungan yang ingin kulihat dari wajahnya.
"kapan dia berangkat?? kenapa aku tidak melihatnya?? mungkinkah tadi dia berangkat bersama bokapnya??"
aku berjalan keluar dan menghilang d balik pintu.
jo, maafkan aku.
pak sapto sudah tidak terdengar lagi suaranya, mungkin teman teman lagi ngerjain tugas yang diberikan pak sapto. benar benar sepi saat ini.
aku masih berfikir tentang jo. kenapa dia sampai tega seperti itu??? apakah dia benar benar marah sampai ngelakuin hal itu???
pelajaran pak sapto terasa begitu lama, tapi akhirnya selesei juga.
pak sapto keluar dari ruang kelas lalu menghampiriku dan berkata "bapak harap kamu tidak mengulangi lagi kesalahan kamu jimmy"
"iya pak" jawabku lirih.
aku langsung masuk kelas saat pak sapto berjalan meninggalkanku. teman teman sebagian menyambut hangat kehadiranku, tapi beberapa anak juga terkesan cuek. febby langsung mendekatiku dan bertanya banyak hal padaku. aku menjawab sekedarnya dan kubilang sedikit pusing karena terlalu lama berdiri. febby pergi dengan sedikit memberiku saran dan memberiku ciuman.
aku menatap jo dari belakang, dia masih tak menatapku, terlihat dia sedang sibuk dengan buku dan pulpennya.
sedih sekali rasanya melihat semua ini. melihat jo memperlakukan aku seperti ini.
kuambil ponselku, dan kuketik pesan "gomen" dan kukirim ke nomor jo.
sesaat jo hanya diam, dan tak lama kemudian, dia menyadari ponselnya berdering, dan dia membukanya.
kulihat jo membuka ponsel nya membaca pesanku, tapi, dia memasukkannya kembali di sakunya tnpa membalas nya dan tanpa memandangku kebelakang...
pak sapto sudah tidak terdengar lagi suaranya, mungkin teman teman lagi ngerjain tugas yang diberikan pak sapto. benar benar sepi saat ini.
aku masih berfikir tentang jo. kenapa dia sampai tega seperti itu??? apakah dia benar benar marah sampai ngelakuin hal itu???
pelajaran pak sapto terasa begitu lama, tapi akhirnya selesei juga.
pak sapto keluar dari ruang kelas lalu menghampiriku dan berkata "bapak harap kamu tidak mengulangi lagi kesalahan kamu jimmy"
"iya pak" jawabku lirih.
aku langsung masuk kelas saat pak sapto berjalan meninggalkanku. teman teman sebagian menyambut hangat kehadiranku, tapi beberapa anak juga terkesan cuek. febby langsung mendekatiku dan bertanya banyak hal padaku. aku menjawab sekedarnya dan kubilang sedikit pusing karena terlalu lama berdiri. febby pergi dengan sedikit memberiku saran dan memberiku ciuman.
aku menatap jo dari belakang, dia masih tak menatapku, terlihat dia sedang sibuk dengan buku dan pulpennya.
sedih sekali rasanya melihat semua ini. melihat jo memperlakukan aku seperti ini.
kuambil ponselku, dan kuketik pesan "gomen" dan kukirim ke nomor jo.
sesaat jo hanya diam, dan tak lama kemudian, dia menyadari ponselnya berdering, dan dia membukanya.
kulihat jo membuka ponsel nya membaca pesanku, tapi, dia memasukkannya kembali di sakunya tnpa membalas nya dan tanpa memandangku kebelakang...