It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
u rocks...
mkach b4...
aku beralih ke kantin belakang biasa dia membali makanan dan minuman, tapi tak kutemukan juga.
"jo... lo dimana???" pikirku galau.
pasti dia sudah tau kalau aku akan berusaha mencarinya saat istirahat, jadi dia memutuskan menghindari tempat tempat yang bisa membuatku menemukannya.
aku kembali kekelas. tinggal beberapa menit lagi saat waktu masuk tiba. tapi jo belum juga kembali ke tempat duduk nya.
aku menghela nafas panjang, tiba tiba nicko datang mengagetkanku.
"eh, kemana ja lo waktu istirahat??? gua cari ga ada??? kalo lo mojok ma febby ga mungkin, soalnya daritadi febby disini ma genk nya..."
aku memandng nya sebentar. masih sedikit sebal kalau teringat dia punya rencana ma jo waktu itu.
"gua ga kemna mana. cuma sedikit pusing ja n gua pilih jalan jalan sebagai penghilang pusing gua" jawabku sedikit ketus
"nah, lo kenapa tadi terlambat??? ga biasanya? lagian, kenapa lo ga jalan bareng k skul ma jonathan? kenapa jonathan d anter ma sopir nya?" tanya nicko padaku.
aku sedikit kaget nicko bertanya seperti itu. apakah semua anak juga merasa seperti itu? apa mereka merasa aku dan jo sedang ada masalah?
"gak, tadi gua bangun siang, jadi jo berangkat dulu." dalihku pada nicko.
nicko sedikit memandangku. dan aku mengalihkan pandanganku ke white board.
bel berbunyi tak lama kemudian, dan jo masih juga belum kembali. "kemana tuh anak.."
tak lama kmudian jo masuk kedalam kelas. aku senang bisa melihatnya kembali,dan aku berdiri ingin menghampirinya, tapi kuurungkan niatku saat aku melihat d belakang jo ada bu rina yang akan mengisi jam pelajaran berikutnya.
aku melihat kearah jo, berharap dia juga melihat kearahku. tapi, jo tak mau memandangku, dia kembali duduk dan memperlihatkan punggungnya didepanku.
aku keluar kelas sebelum jo mendahuluiku. aku berjalan menuju tempat parkir. mobil jo pasti sudah menunggunya d depan.
yup, benr saja, aku melihat mobil jo sudah siap menunggunya d area parkir. aku berjalan mendekatinya. dan aku berbicara pada orang yang kukira adalah sopir baru jo.
"um,,, pak, bapak yang mau jemput jo ya? saya teman sekelas jonathan. jo bilang bapak diminta buat pulang saja, soalnya jo masih ada pelajaran tambhan." kataku bebohong padanya.
"loh, kok mas jo gak sms atau telepon saya? harusnya kan dia telpon saya?" jawab orang itu.
"um... tadi pulsa nya habis pak, pulsa saya juga, dan sekarang dia lagi ngerjain tugas, makanya saya yang d suruh buat ngomong ke bapak." aku bingung mencari alesan, dan cuma itu yang bisa ku katakan.
orang itu percaya saja padaku, dan langsung berpamitan padaku. aku berharap mobil itu segera pergi sebelum jo melihatnya.
aku menoleh kebelakang mencari cari sosok jo, dan tepat, dia terlihat sedang berjalan menuju tempat parkir sambil mencari cari mobil jemputan dia.
jo terlihat tidak meneruskan langkahnya saat melihatku ada d tempat parkir. dia hanya diam menunggu. tak ada reaksi padanya. dan aku tersenyum atas rencanaku.
"kau memang jenius jim," pikirku memuji diri sendiri...
aku berjalan perlahan mendekatinya.
"hi jo.. lo lg nunggu apa???" sapaku pada jo.
jo masih tak memandangku, dan dia juga tdak menjawabku.
"pulang bareng yuk jo..." ajak ku padanya dengan mengulurkan tanganku.
jo tetap diam.
"jo, jemputan lo tadi udah datang, trus pulang lagi, gua yang minta dia untuk pulang..." sambungku berkata pada jo, sambil menurunkan tanganku yang tadi kuulurkan padanya.
seketika jo langsung menoleh kearahku. matanya menyipit seolah tak percaya atas apa yang baru saja kukatakan.
"yup, emang bener gua yang nyuruh dia pulang, dan lo tau sendiri kan kenapa gua ngelakuin hal itu???"
jo masih menatapku seolah tak percaya. sedikit kebencian, terpancar d kedua matanya.
lalu, tiba tiba jo berjalan keluar sekolah.
aku memandangnya dari belakang. mungkin dia memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah, dan itulah yang kutunggu tunggu.
"jo... tunggu, gua bareng pulang ma lo..." teriakku dari belakang sambil berlari mengikutinya.
jo berjalan d depanku seolah tak tahu aku berada d belakangnya. aku benar benar senang bisa dekat dengannya. karena, beberapa hari ini, dia selalu menghindariku.
kami sudah brada sedikit jauh dari sekolah sekarang. gang yang biasa kami lewati, sekarang ada d depan kami. jalanan terlihat kosong. dan hanya langkah kami berdua terdengar memecah keheningan.
"jo..." suara ku terdengar garing memanggilnya.
jo diam tak menjawabku, bahkan, seperti tak mendengarku.
"jo gua minta maaf... gua harap lo mau maafin gua... gua tau gua salah jo, karena itu gua mau minta maaf..." jo masih terdiam saat aku mengucap maaf padanya. dia tak menoleh, tak ada reaksi apapun darinya. lalu tiba tiba langkahnya terhenti.
aku ikut menghentikan langkahku di belakangnya. diam untuk menunggu apa yang d katakannya. tapi hening. hanya hembusan angin yang terdengar saat itu. hembusan angin yang meniup pohon pohon disekitar kami.
"gak ada yang perlu memaafkan ataupun meminta maaf untuk masalah ini. karena tak ada yang patut dipersalahkan. seharusnya dari awal aku tidak mengajakmu untuk tahu duniaku seperti apa. dunia yang pada akhirnya, hanya membuatmu merasa jijik untuk berdekatan denganku. untuk berdekatan dengan orang orang sepertiku" jo menjelaskan semua itu padaku dengan tenang. aku tak bisa melihat mimik wajahnya saat itu. tak bisa melihat seperti apa wajah sahabatku itu. dan aku, hanya bisa diam tak bersuara mendengar semua yang d ucapkannya.
aku berjalan maju kearah dia. perlahan, namun pasti. mencoba berdiri disampingnya. ingn melihat seperti apa wajahnya saat .ini.
wajahnya terlihat begitu kuat. tak ada airmata. dan tak ada kesedihan. hanya sedkit kekecewaan yang tersirat d wajah tampannya.
"jo.. gua janji, gua ga bakal ngelakuin hal itu lagi. gua ga bakal ngehina lo seperti kemarin. karena gua sayang sama lo sebagai teman,,, gua hanya tak ingin lo kenapa kenapa jo.." jo tak menatapku saat aku berkata seperti itu. dan sekali lagi, aku tak bisa mengungkapkan perasaanku padanya. aku hanya bisa menggunakan kata persahabatan untuk bisa meraihnya kembali disisiku. aku hanya bisa membohongi dia, dengan alasan bahwa kami adalah sahabat.
jo melangkahkan kakinya kedepan. dan aku segera menyusul mengikutinya.
perasaan ini terasa senang, dan tak ada lagi beban berat yang harus kutanggung. hanya saja, aku merasa semakin jauh dari jo. merasa seolah semakin jauh untuk bisa meraihnya kedalam pelukanku. dan semakin jauh untuk bisa memilikinya.
"merasa jauh dengan seseorang, bukan jauh karena hidup dan mati, bukan jauh karena jarak, dan bukan jauh karena perbedaan. tapi, kau akan merasakannya saat orang yang kau cintai, tidak mengerti bahwa kau begitu tulus mencintainya. karena kau tak pernah memberitahu padanya, tentang apa yang ada didalam perasaanmu saat itu..."
jo masih berhubungan dengan frans sampai saat ini. tapi seperti terlihat kebimbangan dalam hatinya saat aku sedikit bertanya tentang hubungannya dengan frans. walau aku juga cemburu, tapi aku juga sedikit senang melihatnya.
febby juga mulai seperti membuatku muak. dia jarang mengajakku ngobrol d sekolah. bahkan tak jarang pula sms ku dibalas alakadarnya. dengan alasan sibuk dengan les privat nya. sering menolak ajakanku untuk keluar, bahkn aku harus ada jadwal untuk bisa main kerumahnya.
yah, saat semua orang merasa mulai memiliki masalah, aku malah terbebas dari masalah. seperti tak ada beban yang mengganjal. karena dalam pikiranku, hanya ada aku dan jo saat ini...
but it's ok... selama emang ga ada kerjaan fine fine aja kok. lagian, dengan berbelanja kebutuhan sehari hari, bukan berarti membuat dunia ini kiamat kan???
kubaca daftar belanjaan yang d berikan mama. roti, sayuran, daging, buah dan masih banyak lagi sampai ke sabun cuci membuatku sedikit pusing harus memulai darimana. aku sedikit berputar untuk mencari buah dan susu yang kupikir tempatnya tidak berjauhan.
rasanya aneh membawa troli kesana kemari sendirian.
lumayan lama aku berputar putar d dalam tempat belanja. banyak orang yang membuatku sedikit malu. sebenarnya tak sedikit juga laki laki yang belanja sendirian sepertiku. tapi dari semua yang kulihat, mereka berusia sekitar 30an yang berarti adalah mereka sudah menjadi bapak rumah tangga. sedangkan aku, emang pantes d sebut anak rumah tangga???
aku menghela nafas sedikit panjang. coba ada febby, pasti senang rasanya bisa belanja bareng dengannya.
aku bingung mencari handuk dan keperluan kamar mandi yang lain. mataku sibuk mencari dimana tempatnya. hingga tak kusadari, aku menangkap sesosok jangkung berkulit putih dan potongan rambut pendek. wajahnya tak asing bagiku. tapi aku yakin aku belum mengenalnya dengan baik.
aku ingat siapa dia, frans... dengan siapa dia??? cowok d sampingnya terlihat lebih pendek darinya. sedikit kemayu kurasa. dari cara dia berjalan, tertawa, bahkan semua bahasa tubuhnya.
perlahan aku mengikutinya dari belakang. mereka menuju ke kasir. mungkin mereka sudah selesei berbelanja. kulirik keranjang belanjaan mereka. terlihat penuh didalamnya.
aku berhenti untuk memperhatikan mereka. munkinkah mereka hanya berteman???
entahlah, aku tak tahu apa hubungan mereka...
mama bertanya padaku sedikit kesal.
setelah melihat frans tadi, aku tidak melanjutkan acara shopping ku karena sedikit marah. bagaimana bisa frans jalan dengan laki laki lain d belakang jo??? benar benar membuatku marah.
sudah sejak awal aku merasa ada yang tak beres dalam diri frans, tampangnya tak memperlihatkan orang yang setia. dan dari tingkahlakunya terlihat begitu aneh.
"jim... kenapa belanjaannya ga komplit???" teriak mama sekali lagi padaku hingga membuatku terjaga dari lamunan.
"um.... jimmy ga bisa nemuin sebagian ma, jimmy kan ga biasa belanja, jadi harap d maklumi.." jawabku sedikit berbohong.
aku bingung harus berkata apa pada jo. atau aku harus diam seolah tak terjadi apa apa???
aku benar benar bingung. seandainya aku bisa mengatakan pada jo tanpa melukai perasaannya...
kuambil ponselku, kutulis pesan, "jo, lo dmn??? gua mo kerumah lo.." kukirim pesan itu dan menunggu jawaban darinya.