BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

keluarkan aku (tamat)

1246710

Comments

  • gak apa @RaraSopi komen aja, kamu bs nebak berati kamu mengikuti ceritaku ini dgn baik hehehe
  • semangat ya brow
  • rigil wrote: »
    semangat ya brow

    thanks brow
  • @boyszki


    Pulang dari rumah sakit, ayah mengajak aku dan Ugi makan nasi padang. Ugi masih terlihat murung, sejak berangkat kerumah sakit tadi dia hanya bicara seperlunya.

    "Gi, gak usah dipikirin terus. Ayo makan yang banyak" ucap ayah sambil menyendokan daging rendang berukuran jumbo kepiring Ugi.
    "Makasih om" ucap Ugi lesu, Ugi selalu gitu kalo lagi banyak pikiran. Dia juga akan kehilangan selera makannya.
    "Aaakk...." sengaja kusendokan nasi dari piringku lalu mengarahkannya pada Ugi. Ayah terkejut melihat tingkahku pun juga Ugi, tapi gak kusangka Ugi menerima suapanku.
    "Manja!" omelku membuat ayah tertawa. Sementara Ugi hanya menatapku kesal.
    "Ayah kaget, liat tingkah Firman tadi ayah jadi ingat pacar ayah dulu waktu masih seumur kalian" ucap ayah tersipu
    "Ibu, yah?" tanyaku
    "Bukan, dia pacar pertama ayah" ucap ayah lagi
    "Pacar pertama om bukan ibunya Firman?" kali ini Ugi buka suara
    "Bukan, dia masa lalu yang rumit" mata ayah menerawang, sepertinya ayah punya cerita cinta yang kelam.
    "Rumit kenapa, yah?" tanyaku penasaran
    "Rumit aja, ayo tambah lagi makannya nak. Ugi juga makan yang banyak" ucap ayah sambil menyendokan nasi kepiringku dan Ugi.
    "Seperti apa pacar pertama ayah itu? Apa dia seksi kayak ibu?" ucapku tetap ingin tau
    "Ibu itu luar biasa, cuma ibu yang bisa buat ayah klepek-klepek" kelakar ayah membuat Ugi tertawa
    "Aku tanyanya pacar ayah, bukan ibu" omelku
    "Firman ngambek, Gi" ucap ayah sementara Ugi menatapku dan ayah dengan wajah yang sulit dimengerti.
    "Yaudah kalo ayah gak mau cerita" ucapku kesal, ayah hanya tersenyum melihat tingkahku. Sementara Ugi menendang kaki ku, lalu mengepalkan tangannya kearahku tanpa sepengetahuan ayah.
    "Dia orang yang baik, baik sekali. Dia sangat perhatian sama ayah, dia juga akan menyuapi ayah kalo ayah lagi mogok makan. Seperti Firman tadi. Ayah sayang sekali dia" ayah melamun sejenak, lalu menghembuskan nafasnya. Matanya sedikit berkaca, sepertinya ayah sangat mencintai pacar pertamanya itu.
    "Ayah, kenapa ayah putus dengan pacar ayah itu?" tanyaku, ayah gak langsung menjawabku. Dia menatapku lalu tersenyum.
    "Kami tidak berjodoh" jawab ayah
    "Maksud a... Awh!!" lagi-lagi Ugi menendang kaki ku.
    "Kenapa nak??" ayah bingung melihatku dan Ugi bergantian.
    "Om, terus gimana cara kita ngusir setannya?" Ugi bertanya dengan suara keras, beberapa orang yang sedang makan sampai menengok kearah kami.

    Ayah yang gak menyangka Ugi akan bertanya selantang itu, linglung sejenak. Sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Ugi.
  • Jadi keinget salah satu cerita di komik cerebral vortex
  • Wah ceritanya bagus ka, mention ya :wink:
  • @boyszki
    @Arielz09

    "Om belum ada rencana mau gimana sama setan itu" jawab ayah
    "Om, kakak Ugi punya teman yang bisa liat setan. Apa kita ajak aja dia kerumah om" usul Ugi dan aku mengangguk setuju
    "Kita coba aja ya, pulang ini kita kerumah Ugi gimana?"
    "Setuju" ucapku dan Ugi bersamaan.

    Kurang lebih 1 jam perjalanan menuju rumah Ugi. Suasana dikampung ini sedikit gelap dan sepi. Ugi masuk kedalam rumahnya, gak lama orangtua Ugi keluar mempersilahkan aku dan ayah masuk.

    Setelah berbasa basi sejenak, ayah mulai menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami. Orantua Ugi merespon baik, wajah Ugi sama persis dengan ibunya, cantik.
    Setelah memanggil kakak Ugi, orangtua Ugi lalu meninggalkan kami untuk berbicara lebih lanjut.

    "Ini kakak Ugi, om. Mas Wawan" ucap Ugi memperkenalkan kakaknya pada ayah.
    "Ada yang bisa saya bantu, om?" ucap kakak Ugi ramah
    "Om dengar dari Ugi, kalo mas Wawan punya teman yang bisa melihat hal mistik. Om ada sedikit masalah dirumah, kalo bisa om ingin ketemu biar bisa ngobrol secara langsung" jelas ayah
    "Ini sudah malam om, kawan saya mungkin sudah tidur. Gimana kalo besok pagi saya dan kawan saya itu kerumah om aja" ucap kakak Ugi, dia cakep. Wajahnya gak mirip sama Ugi.
    "Oke, begitu juga boleh" ucap ayah, setelah mengobrol sejenak kami berpamitan.

    Ugi terlihat enggan berpisah dengan ibunya, sejak tadi Ugi terus aja menempel sama ibunya. Aku jadi kangen sama ibuku.


    Sampainya dirumah aku segera mandi lalu masuk kekamar Ugi. Ugi sedang berbaring sambil menatap langit-langit kamar.

    "Gi kenapa ngelamun?"
    "Man, kamu ngapain masuk kamarku?" Ugi terlihat kesal
    "Gi, kamu nabrak kucing mbak Denok?" tanyaku seraya duduk disisi tempat tidur
    "Iya, aku gak sengaja"
    "Kenapa kamu gak cerita sama aku, Gi?"
    "Malam itu aku panik banget, aku takut mau cerita"
    "Itu makanya kamu jadi aneh waktu mbak Denok nyariin katy pagi itu ya?" tanyaku lagi
    "Iya, aku gak tega bilangnya sama mbak Denok. Soalnya waktu baru beli kucing itu mbak Denok pamerin ke aku" jelas Ugi, aku hanya mengagguk-angguk tanda mengerti. Berati beberapa hari ini aku udah salah paham sama Ugi.
    "Gi, menurutmu kawan mas Wawan itu bisa bantuin kita gak?"
    "Mungkin bisa, mungkin juga gak"
    "Kok gitu jawabnya?"
    "Aku gak terlalu kenal sama kawan mas Wawan yang itu. Kalo sama mas Wisnu baru aku kenal" jelas Ugi sambil menyandarkan tubuhnya kedipan.
    "Mas Wisnu itu siapa?" tanyaku penasaran
    "Kawannya mas Wawan, cuma ibu sama bapak udah nganggap mas Wisnu seperti anak mereka juga" jelas Ugi
    "Mas Wawan cakep ya Gi"
    "Iya, kayak aku kan"
    "Kamu gak cakep Gi, tapi cantik" ucapku sambil mengusap pipi Ugi. Ugi memalingkan wajahnya malu. Dia makin menggemaskan kalo tersipu begitu.
    "Keluar sana, aku mau tidur" Ugi mendorong tubuhku dengan kakinya.
    Kutinggalkan Ugi dikamarnya, saat melintas diruang tamu, aku mendapati ayah sedang duduk termenung. Ayah kenapa? Apa yang ayah pikirkan sampai melamun gitu?
  • Esok harinya kawan dari mas Wawan benar-benar datang. Orangnya sederhana banget, wajahnya manis. Dia juga ramah meski kelihatan agak bodoh.

    Yang membuatku sedikit terusik adalah saat tadi kami berpapasan dengan mbak Denok dan papanya. Kawan mas Wawan itu memperhatikan keduanya dengan serius. Padahal papa mbak Denok itu orang sibuk, dia bekerja diluar negeri.Ayah aja gak pernah bertatap muka langsung dengan papa mbak Denok.

    Waktu ku persilahkan mas Wawan dan temannya itu masuk kerumah dan bertemu ayah. Reaksi teman mas Wawan itu seperti terkejut. Ayah dibuat bingung dengan tingkahnya itu.
    Hmm teman mas Wawan ini sedikit mencurigakan. Apa mungkin orang seperti dia bisa membantu kami? Aku kok gak yakin ya.
  • Ternyata kucing yang di tabrak, kirain apaan tu yang di kubur di seblah rumah, btw, hantunya masih misteri, apa jangan" pcr ayah firman mati di bunuh dan di taruh tembok ya jasadnya? Karna liat ayah firman sikapnya rada aneh pas inget mantan, sorry ka kalo so tau hehe
  • Arielz09 wrote: »
    Ternyata kucing yang di tabrak, kirain apaan tu yang di kubur di seblah rumah, btw, hantunya masih misteri, apa jangan" pcr ayah firman mati di bunuh dan di taruh tembok ya jasadnya? Karna liat ayah firman sikapnya rada aneh pas inget mantan, sorry ka kalo so tau hehe

    no prob sweety @Arielz09
    akuh akan membuat ceritah ini semakin rumit kekekeke
  • boyszki wrote: »
    Komen

    hizzz kaboys komen komen ajah
    cubit nih cubit @boyszki
Sign In or Register to comment.