BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

AKU KAU DAN TUHAN

AKU,KAU,DAN TUHAN

Bag.1

Aku menggeliat malas mendengar suara ketukan agak keras di pintu kamar kos ku.Aku raih ponsel ku yang tergeletak di samping bantal .Kupicingkan mata untuk melihat jam.Gila,jam 12 malam!Siapa sih yang kurang kerjaan ngetok ngetok kamar orang tengah malem begini.Ganggu orang istirahat aja!Sambil menguap panjang aku bangkit ke arah pintu untuk melihat siapa jin,lelembut,demit,yang berani beraninya ganggu orang tidur!

"Haii Pramm,udah tidur ya?sori nih mbk ganggu hehehe,"

Aku mengucek ucek mataku.Didepanku berdiri mbk Mer,pemilik kos kosan ini tersenyum lebar sambil menenteng kasur lipat.Dibelakangnya berdiri pula seorang lelaki yang sepertinya sebaya denganku,tersenyum sopan ke arahku.

"Ada apaan sih mbk?udah malem lho ini!"

Aku memasang tampang kesal.
Mbak Mer cuek,langsung masuk kamar ku tanpa permisi.Wanita muda yang baru memiliki  satu putri balita dan berwajah cantik itu membuka kasur yang ia bawa,dan langsung menggelarnya di seberang kasur ku.

"Sini Bram masuk,taroh baju bajumu di lemari yang masih kosong,di samping lemarinya si pram,"

Mbak mer memberi instruksi pada lelaki yang masih berdiri diluar kamarku.
Aku merutuk dalam hati.

"Siapa dia mbak?kok tengah malem gini dateng dateng tidur di kamar pram?"

"Dia temen sekamar lu yang baru,dia udah dari tadi siang pram muter muter nyari kosan tapi pada penuh,tau sendiri taun ajaran baru,banyak calon mahasiswa pada menuhin kos kosan di seluruh jogja,sekalinya dia dapet yg kosong tapi dia ga cocok sama tempat dan lingkungannya,untungnya tadi dia lewat sini dan baca papan terima koa putra di gerbang,jadi dia langsung ke tempat mbk mer,"

Mario new generation kah dia?tidakkk jangan sampai aku dapat temen sekamar seperti si tengil itu,please!Inget muka mantan temen sekamarku itu membuatku tanpa sadar menggeleng nggelengkan kepalaku kuat kuat.

"Kenapa Pram?ga mau ada temen sekamar baru?cuma kamar elu yang masih diisi satu orang,yang lain udah penuh satu kamar dua orang,"

Mbak mer memandangku.
Aku tersadar,lalu memaksakan seulas senyum.
Kosan mbk Mer dan mas Gustav,suaminya ini memang berkonsep satu kamar diisi dua penghuni,karna ruanganya memang sengaja dibuat lebih luas ,dengan satu kamar mandi di dalam tiap kamar.
Aku jujur kerasan tinggal di sini,karna selain lumayan dekat dengan kampus tempatku kuliah,tempat ini juga menyenangkan dengan lingkunganya yang bersih dan tertata,aku sudah hampir dua tahun kos di sini dan baru 3 bulan kemarin kedamaianku rusak total karna kehadiran teman baru sekamarku,mario tentu saja!

Dia teman sekampusku juga tapi beda jurusan,aku kuliah di ekonomi dan dia anak sastra inggris.Anaknya sih keren,paling ganteng bahkan di kosan mbk Mer ini,tapi tingkahnya amit amit.Joroknya luar biasa,siapa yang saban hari buangin sampah2 dia di kamar,aku! Siapa yang saban waktu bersihin kamar mandi,ngepel kamar,aku!Siapa yang saban hari nyetel music rock dengan volume pol sambil teriak teriak ikutan nyanyi ga jelas,dia!siapa yang bikin risih dengan bawa gonta ganti cewe ke dalam kamar dan ciuman hebat,dia! Aku selalu iri pada para pasangan kamar yang lain di kosan ini yang saling membantu,akur,saling ngertiin teman sekamarnya.
Huuffff,aku bisa senewen kalau saja mario tidak segera angkat kaki dari kosan itu satu minggu yang lalu.Syukurlah,hanya tiga bulan si tengil itu merusak ketenanganku di kamar ini.Dia harus menikahi salah satu gadisnya yang dia hamili!

"Yaudah kalian istirahat,tidur udah malem,besok baru kalian bicarakan gimana aturan2 di kos ini,mbk tinggal ya bram,moga elu nyaman di sini,baek baek ya pram sama anak baru,"

Mbak mer mengedipkan sebelah matanya padaku lalu beranjak keluar kamar,meninggalkan aku dan sang penghuni baru yang masih sibuk memasukkan pakaian2nya ke dalam lemari.

Aku memandangi punggungnya kesal.Baruu saja menikmati kemerdekaanku menjadi penghuni tunggal di kamar ini,udah datang lagi pengacau baru.
Karna kesal aku tak berminat menyapanya.Aku langsung merebahkan diri ke kasur dan langsung tidur membelakanginya.Bodo amat dah.

"Kita..belum kenalan,"

Terdengar orang baru itu membuka percakapan.

"Besok aja,ngantuk,"

Aku menyahut singkat.
Mencoba memejamkan mata,berharap dapat menyambung mimpi indahku yang sempat terputus.
«13456711

Comments

  • Bag.2

    PRAMA

    Aku mengerjapkan mataku beberapa kali.Jam berapa sih kok berisik banget di luar.Seingatku ini hari minggu,dan hari libur gini biasanya anak anak kosan masih pada nyenyak dibuai mimpi.
    Aku terpaksa bangkit dari kasur saat suara suara gaduh itu makin mengganggu tidurku.

    "Busukkk luu Gusss suami macam apa luuu taee luu ga pantes lu disebut suamii,
    anjing luuu!!!"

    "Pergi sono sama selingkuhan lu ituu bangsatt kalian berduaaa homo sampahhhh!!!"

    Pemandangan ganjil langsung tersuguh begitu aku membuka pintu kamarku.Di halaman rumah pemilik kos,kulihat mbak Mer berteriak teriak histeris sambil mennggendong Azahra,putri nya yang baru berusia 3 tahun.Di depannya berdiri menunduk mas Gustav,suaminya dan disampingnya berdiri pula...Sakti??Lah ngapain itu orang disitu??

    Apa apaan ini?

    "Ckckck ga nyangka gue ,sumpah!"

    "Apaan Wan?itu ngapain si sakti disitu?"

    Aku menepuk nepuk bahu nirwan,teman kos ku yang kamarnya tepat disampingku minta penjelasan.
    Nirwan noleh,lalu geleng geleng kepala.

    "Mas Gus broo,mas Gustav homo dan dia pacaran sama sakti!"

    Hah?

    "Pantesan lu bersikukuh pgn buka kos putra,dengan alasan klo kos putri itu resikonya gede,takut ada yg hamil dan ngerusak nama baik kita sebagai pemilik,bulshitttt lu Gus! Itu cuma akal akalan lu biar bisa ngecengin anak anak kos cowok sepuas nya kan!biar lu bisa nidurin mereka sesuka lu kan! Menjijikkan!!!Dosa apa gue sampe dikasi suami homooo kayak luuu bangsattt!!"

    "Siapa lagi Gus??!!siapa lagi anak kos kita yang lu pacarin hah!!gue yakin bukan cuma sakti kan yang lu tidurin disini!!jawabbb!!"

    Setelah meneriakkan pertanyaan-pernyataan itu sekonyong konyong mbak Mer yang memiliki wajah sangat cantik dan masih sangat muda;berusia 33 tahun itu menghampiri kami,para penghuni kos yang menonton pertengkarannya dengan sang suami di depan kamar kami masing masing.

    "Jawab gueee siapa lagi yang maen belakang sama suami gue selain si bajingan saktii,jawabbb!!"

    "Lu Wan?! Atau lu Mar? Atau malah lu Ji? Atau lu Jun?? Atau lu Dwi?? Ohh yaa,atau justru lu Praamm??!!"

    Kami semua bengong mampus dituding tuding begitu rupa oleh pemilik kos kami.

    "Atau malah luu bramm anak baru yang tengah malem datang ke tempat gue nyari kos kosan!! Iyaa pasti luu kesini buat ketemu sama gustav kann !!! Bangsat lu bajingan kecil!!"

    PLAAAKKK!!!

    Kami semua tergeragap kaget melihat pemilik kos kami menampar bram dengan sangat keras,sampai lelaki itu terhuyung ke belakang,kalau aku tak sigap menangkap tubuhnya ia pasti sudah jatuh di depanku.
    Dari sudut bibirnya mengalir darah segar,menunjukkan betapa keras pukulan tangan mbak Mer.

    "Hentikaan Merr!!jangan main tuduh orang main pukul anak orang sembarangan!!hentikan semua ini!!!"

    Mas Gustav berteriak marah setelah sedari tadi hanya diam menunduk mendengar caci maki istrinya di depan para penghuni kos milik mereka.
    Mbak mer berteriak teriak histeris lagi menimpali suaminya,tapi aku sudah tak berminat lagi menonton drama keluarga pagi itu.Perhatianku teralih pada Bram,teman sekamar baruku yang baru saja masuk kamar sambil memegangi pipinya.Aku menyusulnya masuk.
    Lelaki berkulit bersih dan bermata sayu itu langsung duduk di kasur dan bersandar di dinding.Ia lalu memegangi dadanya sambil menggigit bibir bawahnya,seperti menahan nyeri.

    "Lu..gapapa kan?"

    Aku mendekat,menatapnya yang memejamkan mata sambil memegangi dadanya.

    "Sakit...sakit..,"

    "Hah?sakit?apanya?pipi lu ya?"

    Agak heran sih,perasaan tadi yang kena gampar mbak Mer pipinya kenapa orang ini megangin dadanya ya?Apa hatinya yang sakit karna diperlakukan seperti itu oleh pemilik kos ini?
    Aku baru akan membuka suara lagi saat mataku melihat air mengalir dari sudut pipi teman baruku itu.Dia..menangis???

    "Bro?lu baik baik aja kan?em..gimana ya,ga usah dimasukin ati omongan mbak Mer tadi,mungkin dia lagi kalut aja makanya kalap nampar lu,"

    Aku ga tau kenapa aku panik melihat penghuni yang baru semalam tidur di kamarku  itu terisak.Aku bangkit mengambil tissue di mejaku,lalu mengusapkannya pada sudut bibir lelaki berwajah melankolis itu hati hati,berharap bekas darahnya ikut terangkat dalam tissue.

    "Zoe...sakit...,"

    Teman sekamarku itu bergumam tak jelas sambil makin erat memegangi dadanya,makin lama ia malah memukul mukul dadanya itu diiringi isakan yang kian keras.Aku kaget dan panik melihatnya seperti kesakitan.Aku tarik paksa tangannya yang terus memukuli dadanya lalu kudekap tubuhnya erat erat.

    "Heiiii lu ngapain sihh begoo mukulin dada lu gituu!!"

    Lelaki yang kutahu bernama Bram itu akhirnya berhenti memukul dadanya setelah tangannya kupegangi kuat kuat dan tubuhnya kupeluk erat,dia hanya makin kencang menangis di dadaku sekarang.
    Ya Tuhan,apa sesakit itu digampar dan dimaki orang?

    "Broo gimanaa dia gapapa kan??"

    Aku menoleh mendengar suara Martin yang tiba tiba sudah masuk kamarku diikuti anak anak lain di belakangnya.Aku langsung melepas pelukanku pada tubuh Bram.

    "Lu gapapa kan?lu siapa sih kok gue baru liat lu pagi ini?"

    Nirwan menatap teman sekamarku lekat lekat.Bram bukannya menjawab tapi malah menatapku.Hm aku paham maksutnya.Dia minta aku yang menjelaskan.

    "Dia bram,penghuni baru gengs,semalem baru dateng pas kalian udah pada ngorok,"

    "Ohh anak baru,terus sekamar sama lu Pram?"

    Dwika menatapku bertanya.

    "Ya iyalah,kam cumam kamar gue doang yang masih diisi satu orang,"

    "Kasian,baru dateng udah digamparrr,"

    Junas nyeletuk sambil geleng geleng kepala.

    "Ga nyangka banget gue si sakti hombreng!!najisss!"

    Kami semua berpaling ke arah panji yang bergidik ngeri.

    "Iya,mas gustav juga!heran amat dah,punya istri cantik seksi gituh bisa bisanya main sama sesama laki!kan kamvreett!"

    Kami beralih menatap Martin.

    "Gengs,gue baru ngeh deh,pantesan selama ini mas Gustav tu cuek cuek aja liat mbak Mer deket sama kita2,anak anak kos yang masih pada lajang dan tampan tampan,padahal tau sendiri mbk mer sering genit sama kita,harusnya kan sebagai suami dia cemburu? Tapi mas Gus biasa aja tuh?ternyata oh ternyata sodara2,dia penyuka batangan!"

    Nirwan berkata berapi api.Sedikit lebay mendramatisir keadaan.Aku menghela nafas panjang.Mas Gustav...aku mengenalnya lebih dari teman teman sesama penghuni kos di tempat ini.Pria tampan bertubuh jangkung itu adalah sahabat mas pras,kakak laki lakiku yang sekarang tinggal di bandung bersama istri dan namira,putri tunggalnya.

    Mengingat mas Pras aku jadi kangen keponakanku yang lucu itu.Terakhir kami bertemu lebaran tahun lalu di magelang,kota kecil kelahiran ku dan mas pras.Kakak laki lakiku itu tau tidak ya soal mas gustav,sahabat kentalnya pada jaman kuliah itu adalah seorang...gay?

    "Menurut kalian,kenapa mas Gus bisa jadi seorang gay?"

    Aku memandangi teman2ku satu persatu setelah melontarkan pernyataan itu.
    Mereka balas menatapku,sama tak tahunya.

    "Kalau dia homo ngapain dia kawinin perempuan?"

    Martin menukas.

    "Sebagai topeng jati diri aslinya sebagai seorang gay,maybe,"

    Dwika menyahut mengira ngira.

    "Tapi dia bisa bikin anak tuh,klo gay bukannya ga bisa gituan sama cewe ya?"

    Junas nyeletuk.

    "Bukan ga bisa,tapi ga doyan,tapi kalau terpaksa ya bisa aja gituan sama cewe ,sekedar masukin titid ke lobang cewe apa susahnya sih,ncus ncus ncus jadi deh anak,tapi tetep hatinya buat cowok!"

    Kami memandang takjub pada Panji yang berkata diplomatis barusan.

    "Ji,lu ga seperti sakti kan?omongan lu kayak luwes banget soal itu?"

    "Anjassss luu prammm!"

    Panji,teman sekamar Dwika itu melempar bantal ke mukaku.
    Kami semua ketawa.

    "Eh bro,lu dari mana?"

    Panji lalu mengalihkan perhatian kami ke pada Bram yang sedari tadi diam saja menjadi pendengar ocehan kami di kamarku ini.

    "Jakarta,"

    Teman baruku itu menyahut singkat tanpa memandang kami,matanya lurus ke bawah,ke arah celana jeans biru mudanya.
    Wajahnya masih terlihat pucat.

    "Banyak amat anak jakarta di kos ini,"

    Nirwan menggedikkan bahu.

    "Kita semua belon kenalan sama lu bro,gue Panji,kamar gue nomor 3 bareng sama Dwika,"

    "Gue Martin,gue sekamar sama Nirwan,tepat di samping kamar lu sama pram,gue juga asli jakarta loh,cipulir men,"

    "Gue Junas,jakarta juga my broo kemayoran tepatnya,gue sekamar sama...Sakti,"

    Kami menoleh ke arah junas bebarengan begitu dia menyebut nama teman sekamarnya.

    "Nah Jun,lu kan sekamar tuh sama si sakti,lu ga tau dia homo?jadi selingkuhan mas Gustav pula!"

    Nirwan bertanya menelisik.

    "Hiiiyy jangan2 lu udah di grepe grepe sama sakti tiap lu tidur Juun,"

    Dwika bergidik sendiri berkata seperti itu.

    "Sakti tu diemnya kebangetan kan gengs,gue sekamar berdua ma dia berasa sendirian aja,dia ngomong seperlunya doang,klo ga kepepet banget dia ga bakal tuh buka mulut,"

    Junas berkata sambil menerawang,seperti membayangkan kepribadian teman sekamarnya.Kami lalu manggut manggut membenarkan.Ya,memang seperti itulah karakter sakti.Dia seperti berada dalam dunianya sendiri.Tak pernah sekalipun anak surabaya itu ikut ngumpul2 bersama kami di waktu senggang.Kegiatan rutinnya hanya kuliah,pulang,tidur,kuliah lagi,tidur lagi,begitu seterusnya.

    "Ada lagi dua penghuni kosan ini bro tpi mereka lagi pulkam ke jakarta,kakak mereka married,"

    Panji lagi lagi mengalihkan pembicaraan.

    "Ohh iya,si kembar zack and zayn,kapan nereka balik kesini,kangen gue sama mereka,sepi banget ini kosan ga ada teriakan Zayn,"

    Martin tertawa mengingat sikembar.

    "APP...APPA???!!Zack?Zayn? Me..mereka..di..disini??!"

    Kami semua menoleh bersamaan ke arah Bram,penghuni baru di tempat ini yang tiba tiba wajahnya pias.
  • Bag.3

    BRAMA

    Kepalaku berdenyut sakit.Aku meminta izin pada para penghuni kos untuk beristirahat,dengan maksut agar teman teman baruku itu segera pergi dari kamarku;kamarku dan pram tentu saja.Syukurlah mereka mengerti dan segera pergi ke kamar masing masing,meninggalkan aku berdua dengan pram di kamar ini.
    Aku langsung berbaring membelakangi teman sekamarku itu,tidur menghadap jendela.Pikiranku kacau,bukan tiba tiba tapi sudah sejak pagi tadi,saat suami istri pemilik kos bertengkar hebat di halaman rumah mereka.Masih pula ditambah fakta baru mengenai keberadaan si kembar zack dan zayn di tempat baruku ini!
    Tuhaann,tidakkah Kau biarkan aku sedikit merasakan ketenangan di kota baru ini?Aku sudah susah payah memohon mohon pak Tomo agar bisa dipindahkan siaran di radio cabang jogjakarta ini ,berharap bisa segera pulih dari segala kesakitanku di jakarta.Tapi rupanya aku tetap tidak bisa lari.Sejauh ini aku pergi aku tetap menemukan bayang bayang Zoe,memang bukan dari dirinya langsung,tapi dari kedua adik kembarnya!!

    Aku menangis lagi.Entah sudah yang keberapa kalinya.Aku menjadi pribadi baru yang begitu lemah dan cengeng.Sejak saat itu.Saat dimana aku harus merelakan seseorang yang teramat sangat kucintai terenggut dari tanganku,dari genggaman hatiku.Sakit sekali.

    Zoe...aku mendesiskan nama itu lagi.Dadaku nyeri tiap mengingat lelaki itu.Lelaki yang sudah 5 tahun menjadi bagian terpenting di dalam hatiku selain orang tuaku,menjadi seseorang yang begitu kubutuhkan kehadirannya,menjadi seseorang yang menemani kesepianku,menjadi seseorang yang tertawa dan menangis bersamaku.Zoe,kekasihku.

    Aku merindukannya.Aku membutuhkannya saat ini.Aku ingin dipeluknya.Aku ingin jemarinya mengusap air mataku ini.Aku ingin dia disini dan berbisik di telingaku bahwa semua baik baik saja.Zooeeee!!!!

    "Aarrgghhhh!!!"

    Aku memegang dadaku kuat kuat menahan nyeri luar biasa yang kurasakan.

    "Bram!? Lu kenapa?!"

    Sebuah tangan mengguncang pelan bahuku.Suaranya terdengar panik.Aku berbalik,tersengal sengal aku meminta air minum.Pram segera mengambilkannya untukku.
    Dengan bantuannya aku bisa meneguk air putih itu perlahan lahan.Keringat membanjiri sekujur tubuh dan wajahku.

    "Apa sesakit itu?maaf ya lu baru disini tapi udah kena semprot sama mbak Mer..gue sepertinya mulai paham situasinya,lu orang yang ga pernah kena marah apalagi kena pukul orang lain ya,makanya efek yang timbul di diri lu segitu besarnya setelah ngalamin hal kayak gini..lu keliatan shock dan trauma banget,"

    Aku menatap teman sekamarku lekat lekat.Dia tidak mengerti,tentu saja.Dia bahkan baru bertemu denganku semalam tadi.Dia tidak akan pernah paham situasiku sebenarnya.
    Aku menghela nafas.Memandang lelaki yang memiliki nama satu irama denganku,prama,brama,pram dan bram itu dengan tatapan terimakasih.Atas kepeduliannya.
    Masih kuingat semalam dia terlihat kesal karna kedatanganku yang pasti akan mengganggu kebebasanya menempati kamar ini sendiri.Tapi hari ini dia menunjukkan empatinya atas hal buruk yang baru saja kualami.Dia pribadi yang baik,itu pasti.

    "Pram..,"

    Prama menoleh setelah ia menaruh gelas ke meja  berkaki rendah di samping kasur ku.

    "Ya?"

    "Jangan kawatir,gue..akan pindah dari sini hari ini juga,"

    Prama menatapku lurus lurus.
    Dia mendekatiku,lalu duduk persis di depanku.

    "Pindah?kenapa?karna mbk Mer?"

    "Bukan..agar elu tetap bisa menikmati ketenanganmu sendiri di kamar ini..."

    Lelaki bermata tajam dan memiliki gurat wajah yang tegas itu salah tingkah mendengar kata kataku.Ia menggaruk garuk kepalanya sambil cengar cengir.
    Ah,baru kusadari teman sekamarku ini memiliki tawa yang menawan.

    "Ah ga gitu broo gue se..seneng kok ada temen sekamar baru hehehe,jgn pindah ya bro,"

    Aku tersenyum memandangnya yang salah tingkah.

    "Ga papa Pram,gue memang harus pergi dari sini,"

    "Duhh jadi gara gara gue ya bro,bukan karna mbak mer ya..duh gue jadi ga enak gini,"

    "Engga Pram,bukan karna elu kok,disini memang bukan tempat gue,"

    "Ya emang bukan,ini tempat mas gustav sama mbk mer lah,"

    Aku tertawa kecil mendengar selorohnya.

    "Gitu dong bro,ketawa,lu pucet dari pagi tadi bikin gue tegang aja,gue beli sarapan dulu ya,lu mau bubur ayam ga?buryam nya mbak Tini lumayan loh,"

    "Makasih Pram,tapi ga perlu,gue mau beberes buat pindah dari sini,"

    "Ah elu bro..baru juga semalem lu disini..gini aja deh,lu icip dulu aja lah bubur nya mbk tini,kelar nyarap baru kita bicarain lagi,siapa tau abis makan bubur lu berubah pikiran hehehe gue beli dulu ya,"

    Tanpa menunggu jawabanku prama berlalu ke luar kamar.
    Meninggalkan aku sendiri.
    Meresapi kegamangan yang menyeruak di dadaku.Lagi.

    Zoe...
  • Bag.4

    PRAMA

    Aku menghentikan langkahku sejenak di depan gerbang kos,melihat mobil sedan merah tua terparkir di halaman rumah induk semang.Itu mobil orang tua mas Gustav.Jadi mereka sampai datang ke sini dari sleman karna pertengkaran anak dan menantunya.Aku meneruskan langkah menuju kamarku.

    "Pramm!sini nak,"

    Aku menoleh mendengar suara bude Darsi,wanita tua ibu kandung mas Gustav itu melambaikan tangannya ke arahku.Aku urung ke kamarku,berbalik menghampiri bude ke teras rumahnya.

    "Ya bude?kapan tindak sini?"

    Aku menyalami tangan bude lalu menciumnya hormat.

    "Baru saja nak,koe seko tumbas sarapan yo le?"

    Bude Darsi melirik bungkusan yang kutenteng.Aku mengangguk.

    "Iso ra le sarapanmu mengko wae,kae pakde arep ngendikan karo koe le,"
    (Bisa tidak nak sarapanmu nanti saja,itu pakde mau bicara sama kamu nak,"

    Aku menatap heran pada ibu mas gustav.Pakde Suryo mau  bicara denganku?Soal apa?kenapa aku?bude Dar tidak memberiku kesempatan bertanya tanya,wanita 60an tahun itu langsung menggamit lenganku dan masuk ke dalam rumah.Aku langsung merasakan aura ketegangan begitu masuk ruang keluarga rumah besar ini.
    Aku melirik semua anggota keluarga mas Gustav yang duduk diam mengelilingi pakde Suryo ditengah tengah ruangan.
    Mbk Mer terlihat kacau dengan mata sembab diliputi kemarahan besar.Mas Gustav diam menunduk disampingnya.
    Lalu aku melihat mbak Gladys,adik perempuan mas Gustav duduk dengan muka masam,lalu ada juga Gamal,adik laki laki mas Gustav yang masih duduk di bangku SMU duduk cuek melipat tanganya ke dada.

    "Lungguh pram,pakde arep ngomong karo koe,"
    (Duduk pram,pakde mau bicara sama kamu)

    Aku duduk di samping Gamal,mengikuti perintah ayah mas Gustav.Hatiku berdebar debar.Aku memang mengenal dengan sangat baik keluarga mas Gustav,karna putra sulung pakde Suryo itu adalah sahabat karib mas pras,kakak tunggalku.Dulu pada masa mereka berdua kuliah,mereka sering saling main di rumah masing masing,kadang mas pras mengajakkku main dan menginap di rumah besar ini;saat itu aku masih SMA dan belum kos di tempat ini,mas pras lah yang kos disini karna kuliah di jogja,kadang pula mas Gustav nginep di magelang tiap mereka libur kuliah.Mereka begitu akrab pada masa itu,hingga pakde Sur dan bude Dar sudah menganggap mas pras seperti keluarga sendiri.

    "Pram,piye kabare kangmas mu,si pras?"
    (Pram,gimana kabar mas mu,si pras?)

    Pakde membuka percakapan.

    "Sae pakde,wonten bandung kalihan mbak Windy,istrinya,"

    "Hmm ngono yo...mas mu tau crito ora soal gustav?"

    "Cerita nopo pakde?"

    "Soal dia seneng karo lanangan!ora karo wadon!"
    (Soal dia suka sama lelaki,bukan sama perempuan)

    "Pakk,ga ada hubungannya sama pras!"

    Mas Gustav menggeram marah.

    "Sopo kondo,koe akrab temen karo pras biyen,sopo seng iso jamin koe cah loro ora tresnoan!"
    (Siapa bilang,kamu akrab banget sama pras dulu,siapa yang bisa jamin kalian berdua ga saling cinta)

    Aku merasakan nyeri menyelimuti dadaku mendengar kata kata ayah mas Gustav.Aku berusaha menahan diri.

    "Pakk,udah gustav bilang ga ada hubunganya sama pras,jgn bawa bawa dia,dia udah tenang disana sama anak istrinya,ini tentang Gustav pak,bukan yang lainya,udah pram sana kamu ke kamarmu,maaf ya,"

    Mas Gustav menatapku tidak enak.Aku berpaling pada pakde Sur.Pria tua itu memalingkan muka ke arah lain.

    "Maaf pakde,tapi mas kulo mboten seperti yang pakde pikirkan,mas pras itu lelaki tangguh,kuat,pelindung kami,dia sangat mencintai mbk windy,dia bukan penyuka sesama jenis!"

    Berkata seperti itu aku lalu bangkit dari tempat dudukku,lalu tanpa permisi aku berlalu ke luar ruangan.Hatiku sesak.Tidak terima kakak ku satu satunya dituduh homo oleh orang tua sahabatnya sendiri.

    Aku masuk kamar dengan perasaan kesal.Langsung kucari ponselku.Tak kuhiraukan tatapan Bram yang memandanku heran.Begitu menemukan telepon genggamku itu aku langsung menekan nomor mas pras.

    Tersambung.
    Aku menunggu kakakku mengangkat dengan perasaan tak karuan.

    "Halo dek,tumben tumbenan kamu nelpon pagi pagi gini,piye dek ono opo?bapak ibu sehat to?"

    "Mas,jawab pram sejujur jujurnya,mas pras ga homo kan?mas pras normal kan?mas ga pacaran sama mas Gustav kan??!"

    Lama aku menunggu suara kakakku di telepon.Sekian detik berlalu tapi mas pras tak juga bersuara.

    "Mass??!mas pras masih disitu kan?kenapa ga jawab mas?kenapa diem aja?!"

    "Pram...,"

    "Apa mas?apa?!"

    "Dari..dari mana..kamu tau hal ini?"

    ???
    Aku...ga sedang mengalami ganguan pendengaran kan?

    "Ma..maksutnya apa mas??"

    "Gustav yang ngomong sama kamu ya..brengsek lu gus,ngapain musti buka aib kita sama adek gue!"

    ???

    "Mas...,"

    "Dek,dengerin mas,kali inii aja mas mohon sama kamu,jangan sampe hal ini sampai ke telinga bapak ibu,mas mohon pram,please!!!"

    ???!!!!

    "Mas...,"

    "Pram,itu udah masa lalu,mas udah mengubur masa kelam itu dalam dalam dari kehidupan mas,mas rela ninggalin kamu,bapak ibu di magelang dan ikut sama windy di bandung demi membuang semua kehidupan nista di jogja bersama gustav..mas udah lama melupakan dia,percaya sama mas dek,"

    .......

    "Dek?pram?kamu masih disitu?pram kapan Gustav ngomong hal itu sama kamu?apa dia...ahh dia ga kurang ajar sama kamu kan?jangan bilang dia belokin kamu jadi gay???dekk jawabb!!"

    Aku membiarkan ponselku terjatuh ke kasur.Aku merasa sekujur tubuhku lemas tak bertenaga.Kepalaku serasa berputar putar.Aku memejamkan mata,berharap sakit kepalaku sirna secepatnya.

    Tapi justru potongan potongan kenangan ku bersama mas pras dan mas gustav berkelebat dalam pejaman mataku.Mas Pras tengah tertawa lebar merangkul pundak mas Gustav dan aku memotret mereka dengan riang di pantai parangtritis.Mas pras bergumul di ranjang mengunci tubuh mas Gustav ala pemain gulat dan aku menertawai pertahanan mas Gustav yang payah.Mas Pras berlari lari mengejar mas Gustav yang menyembunyikan celana dalamnya dan aku tertawa hingga lemas melihat mas Gustav menaruh sempak yang belum dicuci itu ke tiang bendera di halaman rumah orang tuanya.Mas Gustav yang menangis di belakang rumah mbak windy saat pernikahan mas pras berlangsung.Mas Pras yang menahan isaknya saat menghadiri pernikahan mas Gustav dan mbak Merty di jogja.

    Betapa aku hanya berpikir begitu kentalnya persahabatan mereka.Betapa manisnya kebersamaan dua sahabat karib itu.
    Sahabat.Hanya sahabat.Itu yang selama ini kupahami dari keintiman dua pria dewasa itu.
    Tapi hari ini,pemahamanku itu terkoyak oleh satu fakta mengejutkan,tentang judul kedekatan dua lelaki yang berusia diatasku 8 tahun itu sebgai pasangan..kekasih.Ke-ka-sih.Bukan sahabat.Bukan.

    Aku membuka mata perlahan mendengar nada dering sms di ponselku.Masih lemas tanganku meraihnya.Aku membaca pengirim pesan.Mas Pras.

    "Pram..mas tau ini sulit kamu percaya,apalagi untuk kamu terima..tapi..inilah kenyataanya dek..maaf...mas ga bisa terbuka selama ini sama kamu,apalagi sama bapak ibu ,itu ga mungkin...mas mati matian menutupi hubungan terlarang sama gustav bertahun tahun selama kuliah,itu bukan hal yang mudah kami lalui pram...mas dan gustav  bukan tidak pernah berjuang keluar dari cengkeraman cinta sesama jenis yang terkutuk itu,tapi cinta kami yang terlanjur mendarah daging di hati dan jiwa kami membuat segala perjuangan pertobatan gagal total pram...mas pras sangat mencintai Gustav..lebih dari segalanya!Tapi bapak ibu kita dan juga orang tua gustav terus mendesak kami untuk segera mengakhiri masa lajang mengingat kami sudah lulus kuliah dan bekerja mapan,disampimg usia kami yang sudah matang untuk menikah.Kamu tidak akan pernah paham pram,bagaimana sakitnya kami saat terpaksa menikah dengan wanita yang sama sekali tidak membuat kami tertarik.Itu..teramat menyakitkan.Tapi kami harus.Demi bapak ibu kami.Demi meneruskan garis keturunan.Kau tau pram,Namira tidak lahir atas rasa cinta di hati kakakmu ini,semua hanya karna terpaksa...begitu juga dengan Gustav,Azahra tidak lahir karna buah kasihnya pada Merty,ia sama terpaksanya sepertiku menggauli istrinya!"

    Tanpa kusadari air mataku mengalir membasahi pipiku usai membaca kalimat demi kalimat di layar ponselku.Entah kenapa dadaku sakit sekali.Aku memeluk ponselku erat erat ke dadaku.

    "Pram...lu baik baik aja kan,"

    Kurasakan kepalaku diraih sebuah tangan,lalu disandarkannya kepalaku itu ke dada orang tsb.Itu Bram.Aku menangis di dadanya,menumpahkan segala keterkejutanku yang menyakitkan.
  • Bag.5

    BRAMA

    Aku terkesiap mendengar rentetan pertanyaan teman sekamarku pada seseorang entah siapa di telepon selularnya.Hatiku berdetak lebih cepat mendengar pram menyebut nyebut kata homo dalam pertanyaanya di telepon.
    Apa lagi ini? Baru beberapa jam yang lalu aku dikejutkan oleh drama pertengkaran suami istri pemilik kos ini dengan pokok masalah utamanya adalah mengenai homo,sekarang ditambah teman sekamarku meneriakkan kata homo itu lagi pada seseorang yang ia panggil mas pras dalam percakapan telepon mereka.

    Tuhan,masihkah?
    Haruskah aku berada di lingkaran laknat itu sepanjang hidupku?Aku sudah sejauh ini Tuhan!Aku meninggalkan jakarta dengan asa baru untuk pulih dari canduku atas dunia terkutuk itu!Tapi kenapa malah Kau hadapkan aku pada lingkaran yang sama di kota ini!!!

    "Pram..lu baik baik aja kan?"

    Aku mendekati prama,duduk disampingnya yang menangis tanpa suara.Aku meraih kepalanya dan kusandarkan di dadaku.Selintas aku mengingat perlakuannya yang sama terhadapku tadi pagi,saat aku didera rasa kaget dituduh dan ditampar pemilik kos.

    "Kenapa laki laki bisa mencintai laki laki juga...,"

    Aku terhenyak mendengar kalimat lemah yang keluar dari mulut pram yang masih bersandar di dadaku.

    "A..ap..apa?"

    "Apa yang mereka cari..mereka toh sama..kenapa mencintai sesama jenis...,"

    "...."

    "Ada banyak perempuan di bumi ini,kenapa mereka malah menyayangi sesama pria...,"

    "....."

    "Gue ga ngerti..sama sekali ga mampu memahaminya....,"

    Ya,kau takan pernah mampu mengerti Pram,batinku perih.
    Orang normal tidak akan sanggup memahami dunia abu abu kami.Tidak akan!

    "Sebenernya yang homo mas gustav dan sakti apa kalian berdua ya?udah dua kali ini gue liat kalian pelukan gitu!"

    Aku kaget luar biasa saat martin masuk kamar kami tiba tiba dan berdiri berkacak pinggang di atas kami yang duduk berpelukan.Dengan kagok aku melepas tubuh pram lalu bangkit menjauhinya.

    "Homo?homo ya?hahaha HO-MO!!Hebatt sekaliii!!"

    Aku dan Martin menatap prama tak prrcaya.Lelaki itu tertawa terbahak tapi mengepalkan tangannya,lalu meninju udara di depannya.

    "Pram? Lu kenapa dah? Kesambet lu?"

    "Lu homo ya Mar?hahaha lu pssti homoo kayak merekaa,"

    Martin bengong melihat pram menunjuk nunjuk dirinya.

    "Bacot lu pram sembarangan aja,sini lu gua cipokk!"

    Martin langsung menindih tubuh prama dan mengunci pergelangan tangan lelaki itu hingga posisi prama terjepit dibawah tubuh martin.

    "Homo kata lu ya kamprett??gini kan homo itu,sini gua cipok lu monyet!"

    Martin berusaha menciumi muka prama yang tertawa tawa tapi meronta berusaha melepaskan diri.

    "Ebusett,nambah lagi hombrengnya disini!!"

    Junas berseru saat masuk kamar prama dan mendapati martin yang menindih tubuh prama dan berusaha mencium bibir lelaki itu.
    Aku menarik napas dalam dalam.Sedikit risih melihat candaan temam teman kos ku yang baru itu.
    Aku memutuskan keluar dari kamar untuk mencari sedikit udara segar,agar pernafasanku lebih longgar.Kubiarkan prama bergulat dengan martin dan junas di dalam sana.Terserrah mereka saja.

    Baru aku melangkahkan kaki ke depan kamar,aku sudah dikejutkan oleh kedatangan dua sosok yang begitu kukenali,si kembar zack and zayn!Dua pemuda yang memasuki usia 20an berjalan mendekat ke arah tempatku berdiri.Di punggung mereka terdapat ransel besar seperti yang biasa dipakai orang untuk mudik.

    "Lho??bang Bram??!!"

    Duo kembar itu berseru berbarengan setelah sampai tepat di depan mukaku.Aku setengah mati menahan diriku agar tetap berdiri tegak di tempat itu.

    "Zack..Zayn..kalian..ngapain disini?"

    "Justru kita yang harusnya tanya bang,abang ngapain disini??kok abang bisa di jogja?"

    Zack menatapku penuh tanya.

    "Kalo kami kan emang tahun ini mulai kuliah di sini bang,"

    Zayn kali ini yang bicara.

    "Oh iya,abang lupa,sejak kapan kalian di jogja ini?"

    Aku mengulaskan senyum palsu ke adik adik Zoe ini.

    "Kuliahnya sih masih satu bulan lagi,tapi kami udah dapat kosan ini dua bulan bang,"

    Zayn menyahut sambil menurunkan ranselnya.

    "Oh iya bang,kok bang Bram ga datang di kawinan bang Zoe sihhhh,ga setia kawan banget dehh sahabat kok gituu,"

    Zayn menjulurkan lidahnya kepadaku.Aku memaksakan tawa,palsu sekali!

    "Zayn,lu beresin deh sono kamar kita,pasti kotor banget kita tinggal 5 hari ke jakarta,"

    Zack melepas ranselnya dan mengangsurkanya kepada adik kembarnya.Zayn bersungut,tapi ia menurut juga mengikuti perintah abangnya.Zack mengawasi zayn sampai adiknya itu menghilang di balik pintu kamar nomor satu.Setelah memastikan zayn masuk kamar,zack berpaling menatapku lekat lekat.

    "Bang Bram lari?Ga mampu menghadapinya?Apa abang pikir dengan lari sejauh ini bisa menyembuhkan luka abang?luka bang zoe?"

    Aku menunduk dalam dalam.Tak kuasa membalas tatapan adik zoe yang menusuk.

    "Bang Zoe lebih terluka bang..sepanjang pesta pernikahanya dia terus gelisah mencari cari keberadaan bang Bram!Dia masih memegang janjimu untuk hadir dengan kepala tegak dan senyum ikhlas memberikan ucapan selamat atas pernikahanya,tapi abang tak pernah muncul..hingga pesta usai...abang,menyedihkan!"

    Aku tak kuasa menahan air mataku yang mengalir deras begitu saja di pipiku mendengar kalimat2 Zack.Hatiku sakit sekali.Kurasakan tangan zack melingkar di pinggangku,dia memeluk tubuhku dari belakang.

    "Maaf abangku melukaimu sedalam ini,atas nama bang Zoe gue minta maaf bang...,"

    Tangisku kian pecah.Kupegang tangan zack yang melingkar dipinggangku,kugenggam erat erat tangan adik mantan kekasihku itu.

    "Jun,tambah lagi mahonya men,ckckck,"

    Aku menoleh mendengar suara Martin,yang sudah berdiri bersandar di pintu kamar prama dan brdiri pula junas disana memandangiku dan zack penuh keheranan.
  • Apa nasib pasangan gay pasti begitu ya..kasihan..Btw, dari segi cerita aku lbh suka ini dari pada yg Mahesa. Sepertinya tokoh Pram dan Bram nanti akan saling jatuh cinta.
  • insting kak @Rarasopi kayaknya tepat sekali
    *Jempoll*
  • Keren brow , sampe kebawa suasana Gw bacanya.
  • edited September 2016
    Aku masih menunggu cerita playgay ....
  • Bag.6

    PRAMA

    Aku terbangun pagi itu dengan rasa nyeri di kepalaku.Badanku juga terasa lemas tak bertenaga.Nafasku pun terasa panas tiap berhembus.Ah sial,aku ada kuliah jam 9 pagi ini.Aku malas sekali membuka mata.

    "Pram,bangun dulu,sarapan,"

    Akhirnya aku membuka mata mendengar suara lembut di sisiku.Kulihat Bram,teman sekamarku tersenyum hangat padaku.Lelaki itu lalu mengalihkan pandangannya ke mangkuk di tangannya.

    "Lu bener,buryam depan enak,gue beneran ketagihan Pram,"

    Aku tersenyum lemah,lalu bangkit duduk di depan Bram.Lelaki itu mengambilkan mangkuk dan sendok,lalu menuang bubur yang dibungkus dengan wadah sterofoam itu ke dalam mangkuk.Ia menyodorkan bubur yang mengepul itu ke hadapanku.Aku menerimanya sambil mengangguk mengucapkan terimakasih.

    "Bubur yang lu beli kemarin gue makan sama Martin,abis lu langsung tidur seharian ,lu beliin gue tapi lu malah ga makan,"

    Aku mengulas senyum tipis.Perasaanku masih tak keruan.Aku menyuap bubur ke mulutku dengan enggan.
    Tengah kami menyantap sarapan,Panji masuk kamar.

    "Sarapan bang,"

    Bram tersenyum menawari panji.Lelaki itu membalas senyum lalu menggeleng.

    "Lu umur berapa dah Bram,manggil gue bang,berasa tua gue jadinya,"

    Panji ikut duduk disampingku dan tanganya menyomot suwiran ayam di mangkuk buburku lalu mengunyahnya.

    "Gue 25 bang,"

    "Hm selisih 2 tahun doang,gue 27,tapi panggil aja gue panji,jangan abang,biar gue kesannya ga tua tua amat hehehe,"

    "Oke deh..Ji,"

    "Nah,gitu dong bro...eh Pram,gue kesini mo ngasi info gress  ma lu,semalem
    kan gue ke tempat mas Gustav tuh mo bayar uang kos bulan ini,baru sampai ruang tamu gue denger bokapnya mas Gustav,sapa tu pram namanya,pak..Suryo ya? Dia ngomong sama mbak mer supaya pulang dulu ke rumah orang tuanya di tangerang,biar mas Gustav disini sama Gladys ngurusin kosan,biar saling intropeksi dulu,tapi mbk Mer teriak minta cerai dari mas Gustav,"

    Sampai disitu aku dan bram menghentikan aktivitas makan kami,dan menatap panji lekat lekat.

    "Cerai?"

    Aku melontarkan kata itu lirih.

    "Iya,mbak Mer minta cerai,dan lu tau mas Gustav nyaut apa?oke,kita cerai!selanjutnya mereka saling perang mulut dengan kata HOMO bertebaran dalam adu bacot mereka ,ckckck,"

    Aku menggigit bibir.Bayangan mas Pras melintas di benakku.Lalu bayangan wajah mbak Windy yang manis.Lalu muka namira yang imut dan menggemaskan.

    "Sakti udah diusir ya dari sini,pamitan ga sama lu pram?ah pertanyaan bego,mana mungkin robot itu pamitan sama kita2,ngomong aja ga pernah!"

    "Jadi mbak Mer udah pergi dari sini?"

    Bram bertanya.

    "Kayaknya,dari tadi pagi gue ga liat dia sama Zahra di depan,klo masih disini pasti udah kedengeran suara cerewet zahra,pasti mbk mer pulang ke tangerang bawa zahra,"

    "Ah gue cabut ya mo mandi,ada kuliah setengah sembilan,"

    Panji yang sedang kuliah S2 di kota pelajar ini bangkit keluar kamar kami,setelah menghabiskan seluruh suwiran ayam di mangkuk buburku.

    Bram memandangiku setelah kepergian panji.

    "Baru dua hari gue disini udah banyak hal mengejutkan terjadi,"

    Aku menoleh kepadanya.

    "Lu..ga jadi pindah?"

    Bram tersenyum samar,lalu menyahut tanpa memandangku lagi.

    "Gue ga akan lari lagi..kemanapun gue sembunyi,toh luka itu tetap ngejar gue dimanapun gue berada,gue udah letih berlari...,"

    Aku menatap bingung pada teman sekamarku yang berkata sambil tatapanya kosong lurus ke depan.

    "Gue ga ngerti,"

    Bram menoleh,tersenyum samar lagi.

    "Lu ga perlu ngerti Pram,lu cukup nerima gue disini,itu udah sedikit mengobati luka gue,"

    Setelah berkata begitu lelaki berwajah tampan dengan mata sayu itu tertawa lalu mengacak rambutku.

    "Abisin buburnya pram,"



    *******
    Aku sama sekali tidak bisa fokus memusatkan perhatianku pada pak Ibrahim ,dosen mata kuliahku yang tengah menjabarkan isi pokok kuliah pagi ini.Pikiranku hanya terpusat pada mas Pras,kakakku satu satunya.Istrinya,putri semata wayangnya,keluarga kecilnya...
    Betapa aku mencintai dan menyayangi mereka bertiga.Aku serta bapak ibu kami sangat bersyukur mas pras mendapatkan sosok istri yang sangat baik budi pekertinya,lembut penuh kasih sayang,ibu ku sangat menyayangi menantunya yang cantik itu.
    Terlebih setelah mbak Windy menghadiahi kami putri kecil yang jelita yang diberi nama Namira.Lengkap sudah kebahagiaan kami.Bapak ibu hanya tinggal menungguku lulus kuliah,bekerja mapan,dan menemukan gadis sempurna seperti istri mas Pras.Meski sampai saat ini aku belum menemukan sosok luar biasa seperti kakak iparku itu tiap pacaran dengan berbagai macam type perempuan,tapi aku yakin suatu saat nanti pasti aku mendapatkannya.

    Aku menghela nafas lega setelah kuliahku usai juga pagi jelang siang itu.Aku ada jadwal kuliah lagi jam 11 nanti,masih ada waktu satu jam menunggu kuliah kedua.Aku memutuskan prrgi ke klinik kampus,bermaksut mengistirahatkan kepalaku yang serasa penuh oleh pikiran2 buruk yang menderaku sejak pagi.

    Baru aku merebahkan tubuh ke ranjang klinik,ponselku menderingkan pesan wasap.
    Mbak Windy???
    Jantungku berdetak lebih cepat membaca sebaris nama kakak iparku itu.

    "Dek..apa kabar?gimana kuliah kamu disitu?lancar?"

    Seingatku mbk Windy jarang mengirimiku pesan semacam ini,kalau ingin ngobrol denganku sekedar menanyakan kabar dan study ku dia lebih suka langsung berbicara di telepon.

    "Baik mbak..mbak sama mas juga sehat kan?Mana Namira mbk?"

    "Alhamdulilah kalo kamu baik baik disana dek,kami juga baik,namira bobo abis minum susu tadi..dek,ada yang ingin mbak omongin ke kamu,"

    Deg.

    "Ngomongin apa mbak Win?"

    "Em..pengen telepon langsung sih sebenarnya,tapi..mbk takut malah ga bisa ngontrol diri,takut nangis hehe,"

    Deg.

    "Apa itu mbak?mbak ada masalah sama mas pras?ada yang bisa pram bantu mbk?"

    "Tentu saja dek,kamu satu satunya orang yang bisa bantu kami,"

    Deg.

    "Silahkan mbk "

    "Dek,berpura puralah tidak tahu menahu tentang mas mu,tentang masa lalunya sebagai gay,berpura puralah tidak pernah mendengar tentang fakta itu dari mas mu,jangan pernah hal ini sampai pada bapak ibu di magelang,berpura puralah bahwa segalanya berjalan baik baik saja,seperti biasanya...,"

    Arrrghhhhhh.
    Apa ini???
    Apa???!!!
    Mbak windy tahu??
    Wanita baik itu sudah paham?
    Sejak kapan??
    Baru kemarin?
    Atau sudah sejak dinikahi mas pras??!!!

    "Dek...mbk bisa menjalaninya selama 3tahun,mbak bisa terus bersikap seolah segalanya sempurna selama ini,berati kamu juga harus bisa dek!lakukanlah seperti mbak,berpura pura tidak tahu..,maka segalanya akan baik baik saja,"

    "Mas mu pria yang baik..dia berjuang mati matian untuk melupakan Gustav,dia berjuang keras untuk dapat mencintai mbk sedikit saja,meski hingga kini,namira sudah 3 tahun dan pras tidak pernah mampu membunuh perasaanya pada mantan lelaki terindahnya,Gustav...meski Gustav juga telah menikah sepertinya,meski Gustav juga telah mencabik cabik hatinya dengan melanjutkan cinta sesama jenisnya ke lelaki lain di belakang istrinya,pras tetap mencintai pria itu...masih dan selalu pria itu..,"

    "Mbak...kenapa bertahan?"

    "Perjuanganya mencintai mbak,pram..setidaknya mas mu tidak seperti Gustav yang meski sudah beristri dan berputri tapi tetap melukai pasangannya dengan selingkuh dengan pria,lagi.Gustav menceritakan petualangan sex sesama jenisnya bersama anak anak kos nya pada pras melalui sms.Mas mu satu kalipun tidak pernah menggubris sms sms itu.Dia fokus pada perjuangannya mencintai mbak dan namira.Meski mbak tahu hati mas mu pasti terluka.Dia tahu Gustav melakukan itu untuk melampiaskan lara nya atas berakhirnya hubungan nya dengan mas mu.Tidak sekali dua kali Gustav memohon pras untuk kembali padanya,tapi mas mu tak bergeming..dia tetap memegang janjinya pada mbak ketika menikah dulu,bahwa ia akan berjuang mencintai mbak...itulah yang membuat mbak masih bertahan...janji itu lah yang menjadi kekuatan mbak selama ini...,"

    Aku sudah menangis,mataku kabur oleh air mata yang mengalir di wajahku.
  • Bag.7

    ZACK

    Entah mengapa ada semacam perasaan nelangsa dan pilu menyeruak ke dalam batinku melihat lihat foto foto pernikahan abangku,bang Zoe.
    Entah hanya perasaanku saja atau bukan,aku bisa merasakan tidak ada kebahagiaan dalam potret wajah abang.Sangat berbeda dengan wajah Danisha,istrinya yang tersenyum lebar penuh keceriaan disamping abang.Tentu perempuan manado itu bahagia mendapatkan pria sesempurna bang Zoe.Tampan,berkharisma tinggi,pengusaha sukses di usianya yang baru masuk 27 tahun,berotak cemerlang,lulusan  universitas terkemuka luar negeri.

    Daddy dan moma bahkan sering membanding bandingkan aku dan zayn dengan abang.Aku dan adik kembarku yang punya kecerdasan standar,lebih suka menghabiskan waktu bersenang senang daripada belajar tekun seperti bang Zoe,sering membuat daddy sakit kepala.Betapa tidak,sering daddy ditelepon pihak bar karna anak kembarnya ini mabuk berat dan membuat kerusuhan.Sering pula momma kami buat pusing dengan ulah kami yang gonta ganti cewe dan kami bawa ke kamar kami tanpa takut pada orang tua kami itu.

    Aku sering tertawa mengejek dalam hati atas pujian pujian berlebihan yang daddy moma tujukan buat abang.Andai mereka tau putra sulung kebanggaanya itu punya cacat yang begitu besar dibalik kesempurnaanya itu,bahh mereka pasti berhenti mendewakan anak emasnya itu saat itu juga!

    Zoe memang special,dimata orang tua kami,begitu pun dimata Zayn.Meski adik kembarku itu jga sering geregetan karna selalu disuru mencontoh kepribadian abang yang sempurna,tapi toh sebagai adik ia tetap memiliki kekaguman tersendiri terhadap abang sulungnya itu.Bang Zoe yang smart,tekun,nurut,sukses diusia muda,sering membuat Zayn bertekad untuk  berubah biar bisa seperti abang.

    Hanya akulah satu satunya yang tidak mengagumi zoe seperti yang lain.Oke,dia memang istimewa,tapi tidak sesempurna yg dipikirkan semua anggota keluargaku.He is gay.
    Dan bagi orang normal sepertiku,gay itu adalah cacat besar!Cacat yang bisa menghanguskan seluruh keistimewaan yang selama ini dimiliki penuh oleh Zoe.

    Kenapa hanya aku yang tau soal penyimpanganya itu?
    Aku memergokinya berciuman bibir dengan teman prianya di kamar,saat aku hendak meminta tolong mengerjakan pr bahasa inggrisku.Bagus sekali mereka kelupaan mengunci pintu,hingga aku menjadi tau noda besar dibalik kesempurnaan abangku.

    Saat itu aku jijik setengah mati! Tidak ada penjelasan masuk akal yang bisa aku terima atas keanehan hubungan asmara abangku dengan sesama lelaki.
    Pria itu,yang kutahu adalah sahabat abang sejak SMA,merupakan lelaki pendiam yang begitu tertutup dimataku.Aku dan Zayn heran,abang yang memiliki kepribadian begitu supel,riang,banyak ngomong,bisa berkawan karib dengan manusia es itu.

    Kalau bukan karna tidak ingin menghancurkan kebahagiaan daddy dan momma memiliki satu putra emas kebannggaan keluarga,aku pastikan sudah membeberkan aib besar itu kepada orang tua kami.
    Daddy dan momma hanya memiliki seorang anak yang istimewa,yang patut dibanggakan,dua anak kembarnya sama sekali tidak membanggakan mereka,hanya membuat mereka kecewa.Lalu apa jadinya jika mereka tau Zoe menodai kebanggan mereka dengan penyimpangan seksualnya!

    Aku diam selama 3 tahun.Selama itu pula aku terus berusaha memahami,menerima perbedaan abang dalam keluarga kami.Dua tahun berlalu aku tetap saja tak mampu menerima 'pacar' Zoe di kehidupan abangku itu.Dimataku dia adalah seorang penjahat yang mencuri kesempurnaan abang kebanggan keluarga kami.
    Dia,pria bernama Muhammad Brama itu layaknya setitik noda di wajah mulus bang Zoe,mengganggu dan merusak!

    Namun kebencian itu mulai pupus di tahun ketiga.Saat dimana kebahagiaan pasangan aneh itu terenggut oleh takdir yang harus abang jalani,menikah dengan wanita!
    Sebenarnya sudah sejak usia 25 Zoe disuru suruh segera membina rumah tangga oleh daddy,mereka antusias sekali menjodohkan abang dengan anak gadis rekan  bisnis daddy dari manado.Tapi Zoe terus terusan menghindar kala itu dengan alasan masih ingin mengejar karirnya yang padahal toh sudah mapan nan cemerlang.Baru diumur 27 ini abang menuruti desakan orang tua kami untuk melepas masa lajang,mengingat usia dady dan momma yang tak muda lagi,mereka ingin segera menimang cucu sebelum meninggalkan dunia.

    Menikah berati melepas bang Brama.Aku lah yang selalu mengunjungi rumahnya sekedar menghibur,memberi kekuatan,meminta maaf atas abangku.
    Aku sendiri bahkan tak mengerti,kenapa aku melakukannya.Lelaki yang selama 2 tahun kuanggap noda yang mengotori kesempurnaan abangku,nyatanya kupeluk dan kutenangkan agar ia tak terlalu terluka sendirian.

    Betapa aku masih ingat,aku begitu panik melihat ia terbujur tak bergerak di kamar rumahnya yang ia tempati sendiri(orang tuanya sudah tidak ada karna kecelakaan kereta saat ia masih smp dan ia putra tunggal),dengam botol obat serangga di sisinya.Kehilangan abangku membuatnya kehilangan gairah hidup pula.Tapi takdir membawaku datang malam itu ke rumahnya dan menyelamatkan hidupnya.

    Ia pergi setelah itu.Entah kemana baik aku dan Zoe tak pernah tau.Ditengah tengah pesta pernikahannya abang memaksaku mencarinya ke studio radio tempat biasa brama siaran.Hasilnya nihil,pihak radio hanya bilang brama keluar dari sana dua hari yang lalu.

    Abang terluka,dan entah kenapa hatiku turut nyeri kehilangan kekasih abang kebanggaanku.
    Kebersamaanku di 3 bulan terakhir dengan bang brama saat Zoe disibukkan persiapan pernikahannya,menemani keterpurukanya,merangkul kesedihanya,membawanya jalan jalan keliling dufan sekedar sejenak melupakan perih,mengajaknya kulineran malam di seputaran jakarta,menemaninya tidur di rumahnya,memeluk punggungnya yang berguncang menangisi Zoe....

    Akhhhhh...
    Kenapa aku jadi melow begini mengenang pacar abangku itu.
    Mungkin aku merindukan kebersamaan itu dengannya.
    Dan sekatang,pria itu disini!
    Di jogjakarta,di kosan yang sama dengan ku dan Zayn!

    Aku menarik nafas.Mengingat pertemuan pertamaku kembali dengan pria yang sangat dikasihi abangku itu ditempat ini.Hatiku sedih melihat gurat gurat luka yg masih kental di matanya kemarin pagi.Ingin aku segera merangkulnya dan mengatakan semua sudah berlalu sebagaimana mestinya,jika saja tak ingat ada Zayn disana.

    Akh sedang apa pria itu sekarang?aku ingin bertemu lagi denganya.Aku menoleh pada Zayn yang tidur nyenyak di sampingku.Pulas sekali adik kembarku tidur.Setelah membenarkan selimutnya aku beranjak keluar kamar.
    Udara malam ini begitu dingin mencengkeram tulang.Aku melewati kamar kamar abang abang sesama penghuni di kosan ini menuju kamar paling ujung,kamar yang dulunya ditempati bang Prama dan bang Mario.Sekarang dikamar itu tinggal pula bang Bram,pria kecintaan bang Zoe.Aku lirik jam di tanganku,jam 11.30. Hampir tengah malam.Saat melewati kamar bang Dwika,aku mencium bau seperti rebusan mie instan dari kamar itu.Abang satu itu memang punya kebiasaan unik,bikin mie rebus instan menggunakam magic com tiap tengah malam.Ia bilang selalu kelaparan pada jam jam malam seperti sekarang.

    Sampai di depan kamar bang Bram,aku malah ragu mau mengetuk pintu.Takut mengganggu tidur nya dan bang Pram.Selain itu aku juga bingung mau kasih alasan apa malam malam menemuinya.
    Aku menggaruk garuk kepala,memikirkan alasan yang logis agar bisa diterima bang bram maupun bang pram jika keduanya bangun membukakan pintu.Baru beberapa detik aku berpikir,pintu terbuka!
    Bang Bram berdiri disana menatapku heran.

    "Zack??"

    "Eh oh i..iya bang!"

    "Ngapain lu disini?"

    "Em anu bang..anu..,"

    "Anunya kenapa Zack?"

    Aku menatap pria didepanku tak percaya.Senyum itu!Senyum itu telah kembali...

    "Em..anunya itu bang eh,"

    "Iya kenapa anumu?"

    "Eh em..anuku dingin bang ehh bukan bukan!"

    "Hahaha angetin dong klo anunya kedinginan Zack!"

    Berkata begitu bang Bram mendekat lalu mengacak acak rambutku.Ah apa ini?kok ada rasa aneh menelusup ke dadaku?Semacam debar yang tak kumengerti sebabnya...

    "Kok belum tidur Zack?Zayn mana?udah ngorok dia?"

    .....

    "Zack??!"

    "Ohh ehh i...ya bang kenapa?"

    Aku terkejut saat tangan bang Bram menepuk pundaku pelan.

    "Lu kenapa Zack?malah bengong,"

    "Ohh engga kok bang,ngantuk aja,"

    "Hm ngantuk ya tidur lah Zack ngapain malah kesini?"

    "Eh iya ya bang..,"

    Ah sial kenapa aku jadi salah tingkah gini sih.

    "Abang sendiri kok belum tidur juga,mau kemana keluar kamar?"

    "Ah cari angin aja,panas di dalem,"

    "Ga ada kipas angin bang?"

    "Ada sih,tapi abang dasarnya pengen duduk2 diluar aja nunggu kantuk,"

    "Bang Pram udah tidur?"

    "Dia tiduran terus dari sejak pulang kuliah,kayaknya badanya lagi ga fit,"

    Berkata begitu bang bram berjalan keluar kamar melewatiku,lalu duduk di kursi kayu panjang di halaman kosan yg diletakan di bawah pohon mangga yang biasa jadi tempat nongkrong anak anak kos.
    Aku mengikutinya,lalu duduk di sisi kirinya.

    "Nama kalian satu irama ya,pram dan bram,jodoh tuh bang,"

    Bram menoleh padaku.Tatapannya sukar kuartikan.

    "Ma..maaf bang,becanda kok,ga maksut apa apa,"

    Aku berkata takut takut.Tapi dia tersenyum.Tanganya terulur ke arah kepalaku,diacak acaknya lagi rambutku.Tuh kan,hatiku berdebar lagi.Kenapa sih ini?

    "Jodoh ya zack..hmm..bukannya seharusnya pria berjodoh dengan wanita?seperti abangmu yang berjodoh dengan Danisha...Prama kan pria,berati ga mungkin berjodoh dengan brama yang pria juga..hahaha..seperti itu kan garis takdir yang semestinya?"

    Aku menggigit bibir,memandang sedih pria ganteng yang berkata kata sambil menatapi langit diatas kami sambil tersenyum samar.Aku tahu,luka itu belum mengering.Aku memeluk bahu kanannya.Seperti inilah dulu aku menenangkannya di detik detik akhir mimggu prrnikahan bang Zoe.

    "Maafin abangku...,"

    Lirih aku menggumamkan kalimat itu ditelinga bang bram.
    Dulu saat aku juga mengatakan hal tsb sambil mendekap kekasih Zoe ini,dia makin keras menangis dan menggigiti pundaku yang memelukknya,tak kuasa menahan beban luka ditinggal abangku menikah.
    Tapi sekarang itu tak dilakukannya.Pria yang berumur diatasku 6 tahun itu justru meraih kepalaku,lalu menatap mataku lekat.Aku berusaha keras menahan degub jantungku.

    "Everything gona be oke Zack,bang bram sudah ikhlas..bang bram sudah baik baik saja,bang bram tidak akan lari lagi,meski melihatmu dan zayn disini yang pastinya akan selalu mengingatkanku pada abang kalian,tapi bang bram akan tetap disini,abang tak ingin berlari lagi,"

    Setelah berkata begitu pria yang dulu kukenal sebagai manusia ice karna terlalu pendiam itu lalu meraih tubuhku ke dalam dadanya.Kurasakan degub jantungku kian kencang  berdetak.

    "Jangan khawatir Zoe,gue akan jaga adek adek lu disini,"

    Mendengar gumaman bang bram aku lalu melingkarkan kedua tanganku ke pinggang pria itu.Entah kenapa aku merasa nyaman sekali berada dalam dekapan mantan kekasih abangku ini....
  • wah thanks udah mampir @RaraSopi,makasih juga buat tanggapanya,thanks too buat @Abdulloh_12,thanks kesediaanya membaca @Riomantika,buat @Rama212 duhh bro saya mentok di cerita yang itu,sumpah ga tau musti dibawa kemana itu jln cerita playgay :D
  • wah thanks udah mampir @RaraSopi,makasih juga buat tanggapanya,thanks too buat @Abdulloh_12,thanks kesediaanya membaca @Riomantika,buat @Rama212 duhh bro saya mentok di cerita yang itu,sumpah ga tau musti dibawa kemana itu jln cerita playgay :D

    yaaaah gitu yaaah :( ok deh
  • wow ... menarik ... semua punya hubungan ... cinta segi rumit ...
  • sama2 bang @RakaRaditya90 ^_^
    Eh tapii, zack kok deg2an gtu ama bram? Jgn2.......
Sign In or Register to comment.