It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Semarang, 19 September 2015,
Gua tinggalkan kota Semarang, Kota yang menyimpan sejuta perjalanan Hidup Gua, Kota yang membentuk karakter Gua menjadi seperti sekarang ini. Kota yang menyimpan sejuta kenangan dalam rintisan hidup gua. Di Stasiun Tawang ini Gua berdiri, Menatap Langit Semarang, meninggalkan Jejak, bahwa Gua mau meneruskan Mimpi Gua. ITB, Kampus yang 7 tahun lalu gua datangi, Kampus yang sempet Gua dan Rizki mimpikan, Kini sudah di ambang pintu, sebentar lagi Gua akan menghadapi Hidup Baru di kampus itu....
Di dalam kereta ini, gua inget, teman-teman kampus S1 dulu, mereka semua berpencar menjalani kehidupan sendiri-sendiri. Banyaknya tekanan yang diberikan terhadap hidup ini, mereka akan berusaha keras untuk menemukan jalan mereka masing-masing, dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Gua inget Ardhan, mereka sekarang ke Surabaya, Gua inget Rifki, Via, Mawar, ah .. mereka sudah menentukan arah masing-masing. Ternyata apa yang di kemukaan Pascal bahwa tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar, terbukti dengan saat ini. Hukum Pascal yang mengilukan hati!! kalau dianalogikan zat cair ini adalah tanggung jawab hidup, maka teman-teman gua juga menentukan arah masing-masing untuk menjalani hidup.
Bandung, 1 Oktober 2015
Kemeja putih lengan panjang, sepatu pantofel mengkilat, walaupun tidak baru, setidaknya masih layak untuk di lihat, celana kain warna Hitam yang agak sedikit kebesaran, dan Ikat pinggang hitam legam telah melilit di pinggang Gua. Beberapa kali menghadap ke cermin, merapikan Rambut ala Tin-tin. Senyum dikit, sesekali menoleh ke samping, sambil membenahi tanda peserta Gua. Sesekali juga gua meringis, dengan menunjukan deretan gigi-gigi gua, dan masih dengan dada yang berdebar-debar.
Hari ini hari pertama pembekalan. Entah sistem seperti apa yang akan Gua jalani di hari pertama ini. Yang pasti, dada tetap berdebar. Gua ambil tas Hitam dengan ornamen Orange di sudut bawahnya. Gua keluar apartemen. Gua turun ke Lantai 2, Gua ketuk sebuah pintu,
"Siap belooommm..."...
"Oke.. 2 menit lagi, Gua cari sisir bentar..." Kebiasaan, Sisir yang jadi alasan.
Gua cari taksi, satu taksi diisi berdua, Kondisi memang tidak terlalu pagi, tapi Gua mau buat kesan sebagai mahasiswa yang rapi, mahasiswa yang rajin dan On time di pertemuan pertama. Akhirnya nyampe juga di depan kampus. Gua berdua berlari, yah,, mirip anak kecil. Tergopoh-gopoh Gua lari, menuju salah satu sebuah ruangan yang telah diberitahukan lewat email seminggu yang lalu. Bunyi sepatu ini, mengantarkan Gua ke sebuah ruangan, Ruangan dengan berderet-deret kursi hitam, dilengkapi dengan meja berwarna putih.
Gua senyum, di sini ada sekitar 40 an maba yang lain, macam-macam rupannya, ada yang Tua, ada yang estewe, ada perempuan, ada laki-laki normal, dan tentunya ada juga laki-laki yang melilit,itu Gua!!. haha..
Gua ambil kursi deretan Nomer 2, sementara seseorang yang se-Taxi sama Gua ada di sebelah kanan Gua, berulang kali dia membenahi kancing lengan baju putihnya, Gua tau, kancing itu ga kenapa-napa, dia hanya Grogi!!!Gua banyak diam, apa lagi sebelah kanan gua, dia lebih asik membaca ebook lewat smartphonnya.
Depan Gua gadis cantik, berjilbab biru, giginya kecil-kecil, dan terkesan ganjen. Namanya Lulu, Waktu S1, dia mengambil Fisika Murni, dengan Gelar S.Si nya. Gua kok tau, ah karena tanpa ditanya, Lulu memperkenalkan diri duluan ke Gua. Lulu berasal dari Jepara. Yess.. Geimschaft lagi, setidaknya, jepara kagak jauh-jauh amet lah dari Semarang. Kalau gua lihat, Lulu ini anak yang lincah, cerdas, dan aku yakin, dia suka berorganisasi, teorynya juga main, Lulu memancarkan cahaya di wajahnya, ah.. mungkin ini bayangan gua aja, haha.. Gua berharap Lulu bisaa menjadi penerus Sir Chandrasekhara Venkata Raman, peraih Nobel di bidang Fisika tahun 1930, tentang Penyebaran Cahaya. Kalau Chandrasekara menamai penemuannya dengan Evek Raman, maka kelak gua berharap Spektropi yang ditemukan Lulu akan dinamakan evek Lulu. Hehehe
Sementara samping Kiri Gua seorang anak yang tubuhnya hampir kecil kayak gua, rambut cepak semi pelontos yang agak mirip tentara, sepatu agak sedikit kebesaran (dilihat dari caranya berjalan yang agak sedikit diseret) , dan tubuhnya yang kecil dan hitam. Gua beranikan diri buat bercakap, atau setidaknya basa-basi, karena, ga bisa dipungkiri, anak ini akan jadi temen sekelas gua, setidaknya sampai dua atau tiga bulan ke depan
"Asal dari mana Mas?"
"Dari Bali, Bli, Bli sendiri dari mana ?"
"eh,, Semarang, oh ya, saya Adi Mas"
"Wayan bli, tapi panggil saja dengan Topan" sambil menyalami Gua
Gua lihat nama di tanda pesertanya, Tanda peserta buat Maba , di kalungkan di dada, denga tali pita warna Biru. Gua baca, Nama Lengkapnya IW.Topan Ganatra, Ga banyak bercakap-cakap gua, karena setelah itu Seseorang laki-laki muda masuk dengan buku kecil tapi Tebal. Seukuran buku tulis biasa tapi tebelnya seperti 20 buku dijadikan satu.
Lelaki Ganteng, yang menurt Gua masih 28 an tahun, pakai kacamata dan wajah ala orang Tionghwa, (walaupun ntar pada sesi perkenalan dia nyebutnya suku Jawa). Orang itu memakai Kemeja warna Biru, dan jelana Hitam legam. Dia duduk di depan dan mengucapkan salam.
"Selamat Pagi rekan-rekan semua, Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera bagi kita semua, Sehat kalian semua??
"Serentak seisi kelas menjawab salamnya"
"Perkenalkan Saya Prof. Budianto (sebut saja Budianto, maaf nama samaran, sebut saja Pak Budianto, saya ga bisa nyebutkan nama aslinya ).Di sini saya yang akan jadi Pembimbing buat kalian, ini kelas matrikulasi, maaf saya bukan Dosen wali, karena Dosen Wali akan ditentukan setelah kelas tetap kalian".
Njirrrr... Dia salah satu dosennya??? Wah bakalan betah nih gua.. wkwkwk.. sang Dosen ganteng dan Muda, udah Profesor pula, Usianya 36, tapi menurut tampilan, dia masih seperti 28 an tahun, dengan Gaya bicara mirip Andy F.Noya (presenter di Kick Andy) semakin membuat dia bercahaya di pagi ini. Setelah sesi tanya jawab dengan Dosen, lanjut ke sesi perkenalan. Betapa Syok gua,lima orang di kelas Gua namanya Adi. Ternyata Nama Adi pasaran banget..Perkenalan pertama di sebut oleh Pak dosen itu.
"Adi Andra Indriawan, emm.. yang mana ni ? Ga lama seorang pemuda mengangkat tangganya.
"Asal dari mana mas?" tanya Dosen itu
"Surabaya Pak, ITS "
"Bagus.., selamat datang Mas , panggilannya kalau boleh tau siapa ??
"Panggil saja Adi Pak, teman-teman salam kenal, mohon kerja samanya"
Gua lihat Adi ini seperti bapak-bapak, tubuhnya yang gembul, dan memakai kopyah putih, sepertinya ilmu agamanya udah berdaki-daki, iconic, agamis banget, menunjukan kalau dia telah berumur dan gua kira udah punya 2 anak, tapi.... njirr,, ternyata dia masih muda, umurnya 2 tahun di bawah Gua. dia baru lulus S1 tahun ini.
"Selanjutnya Adi Prasetya Utama, yang mana? ternyata anak di depan samping kanan pojok, dia berambut jabrik, putih anaknya, pakai kacamata, segera mennganggkat tangannya. Gua berfikir pasti nih anak kebanyakan mikir.
"Asal dari mana Mas ?",
"IPB pak, Asal dari Karawang"
"Panggilannya?"
"Adi"
"Woww.. ada dua Adi di sini saudara-sadara... kita sepakat namai mereka Adi A dan Adi B" kata dosen itu sementara yang lain tertawa. Perkenalan pun berlanjut, depan Gua, Lulu, udah di sebutkan, samping Gua, Topan, juga udah dipanggil, Sampai ada banyak adi-adi lainnya juga udah dipanggil , yang makin menggemparkan kelas kami . Kini giliran Gua di panggil
"M. Rezael Faisal Prashady Mishra Sidhartama". Segera Gua angkat tangan Tinggi-tinggi. Semua mata segera tertuju pada Gua. Sejenak dosen itu menatap dan manggut-manggut pada Gua.
"Namamu panjang sekali nak? Ibunya ke mana ?? baru lulus SMP ya? " dosen itu tanya dengan nada becanda, seketika seluruh isi kelas Gempar. Ada yang tertawa, ada yang guling-guling, ada yang kekencing-kencing, Silahkan saja guling-guling, yang penting Gua PD , hahaha..
Dengan tubuh gua yang kecil ini, di tambah wajah gua yang mirip anak ABG, orang gak akan mengira, kalau gua udah S2, mereka pasti akan mengira gua masi SMP, atau SMA. Kejadian seperti ini udah ga hanya sekali dua kali, Berulang, tiap kali!! Setiap orang yang gak dikenal ketemu ama Gua, pasti gua masih dianggep anak masih usia sekolah.
"Asal dari mana mas? "
"Semarang Pak, Dari Universitas xxxxxx"
"Bagus, Baru lulus tahun ini ya ?" tanya dosen itu
"Lulus 2010 pak"
"Haaaaahh... dosen itu melongo, setengah percaya, setengah tidak,
"seriusan??"
"Iya pak"
Masih dengan nada ga percaya, dia tanya gua lagi
"Panggilannya siaapa kalau boleh tau?"
"Dengan mantap gua jawab
"Adhi". Seketika seluruh ruangan gempar lagi.
Jakarta, Agustus 2008
Gua tiba di Lampu merah, ga tau ini namanya apa, sepertinya lampu merah ini bukan pertigaan, tapi perempatan, cuma jalannya besar (buat anak Jakarta mungkin tau ini daerah mana) . Sebelah utaranya gedung Pertanian yang ada di Jakarta Selatan. Gua tanya orang yang jualan tanaman, menuju Arah Harmony. Lalu orang itu bilang kalau ntar mau di carikan Bus menuju Harmony. Ga lama kemudian ada Bus muncul, kalau ga salah inget warnanya Biru.
Gua naik bus itu, lari-larian gua ngejarnya. Akhirnya bisa masuk Bus. berdiri dan sesak. Perjalanan dari lampu merah tadi sampe harmony sekitar 10 an menit. dan Gua sampai di Harmony. Gua kira tempat ini apaan , hanya koridor Bus Besar di pinggir jalan, dengan harus naik dulu(tingginya kira-kira 1 meteran), sementara Bus Trans Jakarta (atau Bus way ya) gua ga ngeh, pokoknya yang Busnya dua gandengan, ada keret penyambungnya di tengahnya, depan kusus cewe, belakang khusus cowo, sudah menanti di depannya. Gua naik. Pertama langsung ke depan, tapi di suruh kebelakang, yang depan hanya khusus cewe.
Gua Duduk di belakang, bersandar pada kaca samping, sebelah Gua bapak-bapak sedang asik dengan korannya. Sementara depan Gua ada mas-mas yang sibuk dengan Handphonenya, Semakin lama semakin membosankan, sebentar-sebentar Bus berhenti. Gua lihat ternyata jalanan sudah sesak dengan kendaraan, Gua keluarkan Buku Harian berwarna Merah Hati
Rizki Diary, Page 4
Pijit ahhh...
MOS hari ke dua, masih seperti suasana kemarin, tidak ada sesuatu yang sepesial buatku. Entah mengapa, mungkin tidur adalah waktu yang tepat buat mengisi kebosananku. Anak SMK, dipersiapkan untuk bekerja, bukan untuk tidur, semboyan SMK Bisa!! ah, bisa apa? bisa tidur? bisa berteriak Huuuu... ketika temannya melakukan kesalahan, atau bisa buat anak?? banyak kasus anak SMK yang bisa buat anak, namun hanya Bisa buat saja, sementara tanggung jawabnya mana??
Aku mungkin salah masuk jurusan, harusnya aku masuk sastra, atau setidaknya aku masuk jurusan SMK yang berhubungan dengan tulis menulis? Ah, semua sudah terlanjur, Mungkin Akuntansi adalah jurusan yang terbaik buatku untuk saat ini, toh masih ada hubungannya dengan mengarang indah, Hei..mengarang indah kelak ketika aku ga bisa mengerjakan.
Ayahku menyarankan agar aku masuk SMA, agar bisa melanjutkan ke Kedokteran, dan bisa menjadi Dokter. .. sekali lagi dalam hatiku geli, dokter?? Dokter Rizki Alfarizi?? Dokter Arzy , AAh, mungkin Ayahku terlalu tinggi berharap. Lihat jarum suntik aja takutku melebihi takut ketemu pocong, apalagi suruh bedah-bedah organ manusia.
Kulihat sudah hampir jam 2 siang, itu artinya sebentar lagi pulang sekolah. Hari ke dua, aku masih sulit dapat teman, masih canggung berteman dekat dengan teman sekelasku. Hanya satu anak pendiem yang ada di dekatku saat ini.
Kulangkahkan kakiku keluar gerbang Sekolah, Aku mau pulang, tapi ga ada salahnya aku menunggu Adi. Aku lewat depan gerbang sekolahnya. Aku tunggu Adi sampai dia muncul.
Hari minggu pun tiba, Kegiatan masih berlanjut, Sekolahku ada Penerimaan Tamu Ambalan (PTA). Sebagai siswa Baru di SMK, aku mau tidak mau harus mengikuti pramuka ini. Dalam hatiku bilang, ini mah kegiatan yang cocok Buat Adi, kalau buatku ga cocok sama sekali.
Kegiatan PTA sungguh menguras tenagaku, ditambah senior-senior Pramuka yang kejamnya minta ampun. Kalau suruh adu jotos satu lawan satu, pasti udah aku layani. Tapi ini lain, ini kegiatan Sekolah. Kegiatan ini di laksanakan di Goa Kiskendo, Di daerah Singorojo. Kami serombongan berangkat kesana dengan naik truk. Truk rombongan kamiada 4 buah. sampai di lokasi, kami disuruh jalan menjelajahi sungai, dan hutan-hutan, ga tau jauhnya beapa km, yang pasti jauh, sampai tulang tulangku rasanya remuk redam, apalagi di suruh gesotan di lumpur, dan renang-renang di sungai, lengkap sudah penderitaanku siang ini.
Kegiatan selesai sore hari, jam 5 sore kami sudah kembali ke sekolah. Aku pulang sampai kost magrib, kebetulan Adi juga baru pulang. Dia juga melaksanakan kegiatan PTA di daerah Sukorejo.
"Remuk bener sob, tubuh Gua, Pijitin dong" kata Adi kepadaku.
"Gua juga capek, justru Lu yang harusnya mijitin Gua"
"saling gantian memijit yuh..ntar gantian" tawar Adi,
"hahah, ogak!!" jawab gua ketus
"Eh, deket-deket sini ada tukang Pijit ga ya ? " tanya Adi
"Entahlah" jawabku males. Jujur, seumur hidup aku ga pernah yang tersentuh sama tukang pijit. Selain Geli juga kesannya gimana ya, Tubuh masih perjaka Gini di Grepe-grepe.
"Kita tanya mas Dinar saja, siapa tau dia tau" tanya Adi kepadaku. Mas Dinar itu kamar sebelahku. Dia sudah kelas 12, sekolahnya sama dengan sekolahny Adi. Segera Aku dan Adi menemui Mas Dinar, Kuketuk pintu kamarnya, seketika ada jawaban ya dari balik pintu terebut
"Ya, sebentar..."
Seorang pemuda membukakan Pintu kamarnya, pemuda yang berambut ikal, dan rambut yang masih Basah. Mas Dinar baru selesai mandi, hanya Ada handuk di lilit di pinggangnya. Sekilas, aku liat tubuhnya yang Atletis, perut yang kotak-kotak, six pack,!! dan ada sedikit bulu halus di sekitar dadanya. Sejenak aku lirik Adi, dia ga kalah bengong dariku, Segera ku senggol tanggannya, heh... !!. Secepatnya Adi glagapan.
"Eh... ehh.. maaf mas, Mas Dinar tau di daerah sini ada tukang Pijit? Tanya Adi
"Hewww... siapa yang mau pijitan ???"
"Aku dan Adi mas" secepat kilat aku jawab pertanyaan Mas Dinar
"Owh, kayaknya sih Pak Karmin, tuh yang ada di Pojokan Gang depan, deketnya tukang jahit "Susi"
"Lainnya Pak Karmin ada mas?" tanya Adi
"Wah, aku kurang tau, coba ntar tanya-tanya orang di sana.
"Siapp mas, makasih mas infonya." jawabku ke mas Dinar. Aku segera pergi, tapi Adi masih berdiri. Sepertinya dia masih menikmati pemandangan di depan, Tubuhnya Mas Dinar!!, segera Aku tepuk punggungnya
"Ayooo"... Seketika Adi kaget, dan senyum padaku,
"Heheh ayoo"
Sebenarnya aku rasakan ada yang aneh pada Adi, Apa jangan-jangan dia penyuka sesama Jenis ya? dia Juga sering ga sengaja aku liat, dia mencuri pandang ke aku, waktu aku habis mandi. Pemikiran itu segera aku tepis jauh-jauh. Ah expectasiku terlalu berlebihan. Dia kan sedang jatuh cinta sama Nanda, Lagian, kata emon, Adi banyak disukai kaum Hawa, baik dari kakak kelas, maupun teman kelas lain. Dia kemarin juga cerita, Waktu ada salam dari Nurul, anak X2, itu juga cerita dari Emon. Ketika kemarin malam kita ketemu. Aku, Adi, Nanda, Emon, dan Fani, saat itu Fani Juga pernah cerita, dia mengagumi Adi. Tapi dia hanya kagum, lagian sepertinya Fani juga ga enak sama Nanda. Ah,, padahal aku mungkin bisa melupakan mantanku, untuk beralih ke Fani.
Aku dan Adi sampai di depan rumah Pak karmin, ternyata Pak karmin yang di maksud adalah bapak-bapak tua, umurnya sekitar 60 an tahun. Dia sedang tidak enak badan, katanya belum bisa melayani Pasien. gagal deh Gua Pijit malam ini. Akhirnya, setelah makan malam di Warteg deket Alun-alun, Aku liahat ada iklan yang nempel di tiang Listrik, iklan itu kurang lebih berbunyi seperti ini
"Pijit plus-plus ++ khusus Pria, menyegarkan kembali tubuh anda, meengencangkan keperjakaan Anda, dan bisa bernafas sampai lama, JAka: Jalan Laut Baru No. xxx , Telp (02xx) 57xxxxxx
"Eh..eh Riz, coba perhatikan iklan ini deh, kayaknya ini ada tukang pijit di daerah sini". kata Rizki sambil menunjukan iklan itu. Aku membacanya, memang setahuku, jalan laut baru tidak jauh dari kost kami.
"Yang dimaksud ++ itu apa ya ?". Aku masih bingung dengan iklan di tiang listrik ini,
"Gua juga ga tau, mungkin + cemilan, kita dipijit sambil dikasih snack, atau + kerokan, lumayan satu dapet dua, atau ruangannya yang plus mungkin, ruang ber AC dan ada TV nya" Jawab Adi Polos tapi sok tau.
"Besuk sore kita datangi, sepulang sekolah, kalau malam ini kayaknya ga mungkin, " kataku ke Adi
"Siipp, ayuhh balik kost, ngantuk, tidur lebih awal" jawab Adi
Aku sampai di depan rumah yang ditunjukan iklan itu, rumah itu terletak di ujung kampung, agak sepi. rumah tembok minimalis, yang menurutku lebih mirip ke rumah kontrakan. Di depan terparkir dua motor Megapro Hitam.
Aku dan Adi Ragu, mau masuk atau tidak. Segera Aku ketuk Rumah itu, sepi.. Samping kanan dan kirinya ada tembok pembatas yang relatif tinggi. Segera keluar Mas-mas, Dia Toples, tubuhnya kekar, tapi tidak gede-gede amet, hanya memakai celana kolor hitam.
"Iya dek, ada apa ya ?" mas-mas itu segera tanya ke kami. Dikira mungkin kami anak yang mau minta sumbangan buat kegiatan 17 an mungkin
"Di sini benar tempat pijat mas Jaka ?" Tanya Adi, sementara aku hanya diam.
"Iya, siapa yang mau pijat? tanya balik mas-mas ini kepa kami
"Kami berdua Mas" lagi-lagi Adi menjawab, dan lagi-lagi aku diam
"Owh, silahkan masuk, tunggu di kursi itu dulu ya, masih ada pelanggan, 15 menit lagi selesai kok"
Aku dan Adi masuk, Ruangan ini agak sempit, aku duduk di sofa panjang, bersebelahan dengan Adi. dalam Kamar pijit, aku seperti mendengar rintihan seorang Laki-laki, Ahhh... Ahhh... Ouchhh... tapi samar-samar. Aku diam, kualihkan pandangan ke samping, Kulihat banyak majalah bertumpuk di dekat sofa ini, mungkin memang disediakan khusus buat para penunggu. Aku kaget, ketika mengambil satu majalah, Majalah yang aku ambil ternyata berisi konten dewasa-dewasa, dan kebanyakan foto-foto pria bertelanjang dada, hanya memakai CD doang. Aku ganti majalah satunya, sama saja. Aku liat Adi, ternyata dia juga tidak tertarik dengan majalah itu. Adi Berbisik di telingaku
"sepertinya tempa pijit ini ada yang aneh, Lu merasakan ga ?"
Aku hanya menggeleng, dan belum sempet aku jawab pertanyaan Adi, seorang Om-Om keluar, Sekilas Om itu memandangi kami berdua, lalu senyum menatap kami berdua, Aku tau, itu senyum Mesum. Lalu Om-om itu keluar, dia menyetarter motornya, dan pergi meninggalkan rumah ini.
Mas Jaka keluar (namanya Mas jaka kan, panggil aja gitu, soalnya kami ga berkenalan). Dia Bilang,
"Ayo, siapa dulu nih yang mau di pijit" kami saling bepandangan,
"Kamu dulu aja, aku belakangan" kataku ke Adi, Akhirnya Adi Nurut. Sebelum Adi masuk dia bilang kepadaku
"Riz, temeni gua, Gua takut, setidaknya lu ada di dalam" Adi bilang itu padaku. Lalu Adi bilang ke Mas Jaka
"Mas, temenku boleh menunggu di dalam kan?" dan mas Jaka pun mengangguk, Aku masuk, di dalam ada kursi satu, aku duduk di kursi itu, sementara Adi suruh berbaring di matras,sabil di suruh melepas kaosnya
Mas Jaka segera memijit Pundak Adi, aku memperhatikan, Baru kali ini aku lihat tubuh Adi dengan seksama, ternyata dia bersih juga kulitnya. Mas Jaka segera mengurut dari pundak sampai punggung, setiap urutannya seperti gerakan erotis. Minyak entah apa jenisnya, dikasihkan di punggung Adi, lalu dia mengurutnya, berulang-ulang dari pinggang sampai leher, balik lagi dari leher sampai pinggang. Adi mengeliat, meringis, entah rasa kesakitan apa keenakan, aku ga tau, sepertinya aku lihat di tersiksa.
" Sekarang Balik badan ya" Mas Jaka bilang ke Adi, Adi nurut. Dia Balik badan, Mas Jaka segera memijat dada dan pundak Adi, Memijit bagian dada sebelah kiri, lalu sebelah kanan. Adi hanya Diam dan matanya terpejam, Sesekali dia meringis, entah geli atau apa, aku ga tau. Dia mulai grepe-grepe tubuh Adi, apalagi pas sampai di bagian deket kemaluannya. Sepertinya Mas Jaka ini mulai nakal, sesekali dia menyentuh kemaluan Adi, memancing-mancing agar berdiri, dan ga salah lagi, Adi segera terangsang dengan sentuhan dan belaian di kemaluannya, Aku agak ga terima Adi dilakukan seperti itu. Ingin aku protes, tapi Bibir ini seperti tertahan.
Sekarang kemaluan Adi berdiri, aya bisa melihatnya, menonjol ke arah pusarnya, dengan hanya celana Kolor warna biru.
"Celananya di buka, pakai celana dalam saja, nanti minyaknya bisa mengotori celana" Mas jaka bilang begitu. Tapi Adi Ga mau, Akupun sebenarnya Ga setuju dengan Ide mas Jaka, tapi mas Jaka berkelit dengan alasan yang macam-macam, sampai akhirnya Adi setuju membuka celana Kolornya. Kini hanya Adi yang tinggal memakai celana dalam. Aku lihat kemaluannya menonjol di celana dalamnya. Mas jaka mulai mengurut Pangkal paha Adi, Adi meringis, lalu ke perut, dan di puncaknya dia mau mengurut kemaluan Adi.
Adi protes,
"Apa harus diurut mas??"
"Iya, dengan diurut, ntar aliran darah dan aliran kecing akan lancar, capek juga akan hilang,". Adi pun hanya pasrah.
Kemudian celana dalamnya dibuka, Batang kemaluanya menjumbul, siap tempur. Ini pemandangan pertamakaliku, melihat kemaluan Adi. Aku deg-deg an. Sialll,,, kenapa aku deg deg an seperti ini. tanpa sedetikpun aku melewatkan pandangan di depan mataku.
Mas jaka perlahan-lahan mengurut kemaluan Adi, dari pangkal sampai ujung di batang kemaluannya. Adi pun meringis, tapi mas jaka tanpa memperdulikannya. Segera Mas jaka mengurutnya lagi. Adi semakin gelesotan. Dia seperti orang kerasukan, antara geli, sakit, dan nikmat mungkin. LaLu dia bangun dari rebahannya,
"Mas.. cukup.. cukup.. rasanya sudah ga tahan", tapi Mas Jaka tidak mempedulikannya, Adi merintih, Mas jaka hanya senyum, Urutan semakin di kencangkan, Aku semakin ga tega lihat Adi, dan segera cairan putih itu keluar, muncrat ke perut Mas Jaka. Aku sudah ga tahan, Aku berteriak ke MAs Jaka. Aku ga iklas Adi diperlakukan seperti itu.
"Woiiii... cukuuupppp" Aku teriak keras
Nafasku terengah-engah, Aku bangun dari tidurku, sementara di sampingku kulihat Adi ikut terbangun
"Ada apa?? kau mimpi buruk?"
Aku tersadar, ternyata aku bermimpi. Aku liat jam di dinding kamar masih menujukan jam 10 malam, Aku baru sadar, tadi aku tidur terlalu awal, habis makan dan cari tukang pijit, aku berdua tidur. Syukurlah kalau tadi hanya mimpi, aku liat Adi, masih bengong di sampingku. Dia kucek-kucek matanya. Sepertinya aku membangumkan tidurnya
"Ga papa, Sepertinya aku mimpi aneh, Eh sob besuk ga jadi ke tukang pijit itu ya" kataku
"Kenapa ga jadi ?"
"Ga papa, sebagai gantinya, Aku pijitin kamu, dan ntar gantian ya.. heheh"
"Ha???" Adi masih bengong, sepertinya dia bingung,
"Dah, buruan, tengkurap, Mau ga mumpung aku baik nih..."
"Yes,, hihihi... okehh" segera Adi tengkurap, dan aku pijitin sebisa gua, 15 menit sudah, kini giliranku, gantian..
"woi.. gantian.. " busyett dah,, Adi tertidur. arghhhhhh.... pengen makan bantal ini. Bersambung.....
(maaf adegan di tempat pijit sebenarnya ga tertulis di diarynya Rizki, cuma gua dramatisir dikit.. hehe piss)
@Readhy_PDA
@melkikusuma1,
@p4t,
@hendra_bastian,
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_blood
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@hon3y
@akina_kenji
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
@viji3_be5t
@line
@amir_tagung
@RifRafReis
@abyyriza
@gaybekasi168
@aurora_69
@kaha
@new92
@lovelyozan
@o_komo
Yg ga mau dimention .. bilang ya .. suwun
adi smbil s2 apa sih?
adi smbil s2 apa sih?
tapi seru jg.
tapi seru jg.
btw itu serius scene pas 1 oktober? belom lama loh. Ati2 banyak yang kepo wkwk
Dan sbr Menunggu next update