It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Wuihh kayaknya si arsha udh kasih sinyal deh atau arsha itu emang gay y
Trs cewek itu mantannya dia,yg udh tau orientasinya si arsha
Kapan y arsha nembak si alfa
Bikin penasaran aj
@Daser wkkwk. terimakasih sudah membaca
@Otsutsuki97S wkwkwk, makasih sudah membaca. Ditunggu aja updatenya
@lulu_75 makasih sudah membaca. Ditunggu aja updatenya
@majesty makasih sudah membaca. Apa bakal sama seperti dugaan? Pantengin terus
@tianswift26 makasih sudah mau membaca
@Aurora_69 makasi sudah membaca
BAGIAN #2
Aku sudah membelokkan topik pembicaraan sekarang. Kutatap Arsha dengan pandangan yang agak terpana. Lucu juga kalo dia sedang malu!
"Kamu melihatnya?"
Itu pertanyaan yang pertama kali meluncur di mulutnya. Aku ingin membalikkan pertanyaan itu untuk diriku sendiri. Kalo ada Ica atau Jimmy disini mereka pasti bilang,
"Semua orang yang punya mata juga bisa melihatnya, mas!"
"Aku nggak mungkin nanya kamu kalo aku nggak lihat, kan?"jawabku diplomatis. Dia mengangguk.
"Aku malu banget! Pasti banyak yang melihatnya"katanya padaku. Kembali jawaban imajiner Ica dan Jimmy terngiang di kepalaku.
"Menurutku nggak malu - maluin banget, kok. Wajar aja, kan kalo pasangan kekasih saling pelukan? Tapi mungkin nggak di sekolah juga tempatnya"kataku getir. Dia pelukan sama cewek itu saja malu - malu begitu?
Gimana kalo seandainya keadaannya dibalik?
Aku jadi cewek itu, yang memeluk Arsha dan cewek itu jadi aku, yang melihat cowok pujaannya sedang berpelukan dengan orang lain.
Bukan seorang cewek.
Tapi cowok!
Gimana perasaannya?
Khayalan yang bagus, Alfa!
"Tapi cewek itu bukan cewekku"katanya.
"Serius? Tapi kenapa kalian pelukan kalo nggak ada hubungan apa - apa? Hal yang langka banget kalo cewek mau dipeluk cowok yang cuma temannya?"balasku sarkastik.
"Iya, aku juga tau. Tapi, beneran, kok aku nggak ada hubungan apa - apa sama dia"balasnya padaku.
Baiklah,.. bibirku nggak bisa menahan pertanyaan yang ingin sekali kutanyakan.
"Tapi kenapa dia bisa meluk kamu?"
"Aku juga nggak tahu. Dia meluk aku spontan gitu. Dia bilang dia main ToD, dan tantangannya dia harus meluk cowok yang lewat di depan kelas"katanya panjang lebar. Aku tahu permainan itu. Dulu waktu SMP permainan itu jadi permainan favorit kami. Terutama Ica. Dia paling sering mengajukan pertanyaan dan tantangan paling tolol, ekstrim dan malu - maluin. Terakhir yang ku ingat, aku hampir saja kena damprat karna mencoba masuk ke bilik toilet yang sama dengan pak Husein.
Astaga, aku malah jadi bernostalgia begini..
"Tapi kenapa kamu yang di peluk? Kan ada banyak cowok yang lewat di depan kelasnya?"tanyaku dengan nada yang lebih melunak. Tantangannya nggak separah tantanganku. Arsha tampak berpikir dan mengedikkan bahunya cepat.
"Nggak tahu. Mungkin mukaku ganteng dan nggak terlalu garang kali, ya?"tanyanya padaku lengkap dengan muka polos dan senyum tak berdosa. Aku terkekeh sambil mengangguk setuju.
Nggak ada cewek yang nolak pesona cowok ganteng.
Tipikal sekali.
"Jadi, kesimpulannya cewek itu bukan pacar kamu dan dia memeluk kamu karna ToD? Haha, lucu juga"kataku lega selega - leganya dan Arsha mengangguk setuju.
"Kayaknya seru juga permainannya"celetuk Arsha.
"Uuh.. seru banget! Dulu permainan itu jadi permainan favoritku waktu SMP. Kamu mau nyoba?"tanyaku menantangnya. Dia berpikir sebentar sebelum mengangguk setuju.
"Truth or Dare?"tanyaku to the point.
"Dare. Apa tantanganmu?"tanyanya cepat menantangku. Aku sedikit berpikir sejenak. Tantangan apa, ya?
Aha!
Akhirnya sebuah ide brilian muncul di kepalaku.
"Kamu yakin mau ngelakuinnya? Tantangannya menantang lho"kataku memanas - manasinya.
"Apa berbahaya? Aku nggak mau kalo tantangannya aku harus loncat dari lantai tiga sekolah"
"Haha, nggaklah. Tantangannya ini pokoknya aman,deh. Nggak akan ada yang terluka, kok"kataku dengan memasang seringai licik.
"Aku terima. Memang apa tantangannya?"sahut Arsha mantap. Aku tersenyum tipis. Awalnya agak sulit mengatakannya, tapi tantangan itu akhirnya keluar juga.
"Cium aku" kataku mantap tanpa berkedip sama sekali.
Reaksi Arsha nggak jauh berbeda dariku. Campuran dari kaget, aneh, speechless, gila dan tertantang. Lama dia nggak menjawab. Melihat reaksi Arsha yang membisu membuatku jadi gentar. Ngomong apa, sih aku ini?
Aku ingin membatalkan tantanganku. Aku nggak mau kedekatanku dan Arsha rusak karna masalah ini.
"Arsha,.."kataku terpotong. Nyaliku mendadak menguap saat melihat mata Arsha yang berbinar tajam.
Menatap penuh mataku.
Lalu kata - katanya yang bernada cuek melumpuhkanku.
"Aku nggak bisa menyerah sekarang"
Makasi sekali lagi sudah mau baca ceritaku