BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Friend Zone

1202123252634

Comments

  • Q gk dimention.. :(
  • Q gk dimention.. :(
  • O komo,,,dont break my heart, please! Jgn bilang lok Icha and Arsha kencan...
  • ada apa Icha sama Arsha ...? Alfa juga sama Jimmy lagi ...
  • edited January 2016
    @kikyo gawat binti darurat kalo beneran Arsha sama Icha beneran kencan :v

    @Sicilienne curiga kenapa sama mereka berdua?

    @melkikusuma1 silahkan ditebak Icha yang mana yang dimaksud :v *lol

    @josiii Alfa: nanti pasti dimention, kok sama TS. Mungkin TSnya lagi pikun *eh :v

    @Lovelyozan bukan maksud hati melukai *cieeh :v Entah mereka kencan atau nggak diliat aja kedepannya :v

    @lulu_75 ada apa denganmu... *nyanyi :v dipantau aja, ya gimana mereka kedepannya *kedipin :v

    @gaybekasi168 sip :v


    Update! Turut mengundang @lulu_75 @yadi212 @UiOOp @melkikusuma1 @didot_adidot @Aurora_69 @viji3_be5t @majesty @Otsutsuki97S @opatampan @gaybekasi168 @rioz @tianswift26 @ananda1 @Daser @Lovelyozan @raito04 @rezka15 @LostFaro @black_skies @fian_gundah @Toraa @Sicilienne @duatujuh @kikyo @Yirly @josiii @William_Earthlings12
  • edited January 2016
    #12 SATU PER SATU
    BAGIAN #3

    Suasana Scoop Cafe yang ramah menenangkanku. Sore ini aku ngumpul sama Icha dan Jimmy. Ditangan masing - masing ada secangkir mocachino, latte dan esspreso yang masih hangat dan harum. Roti manis menumpuk di piring.
    "Jadi, gimana?"kataku meminta pendapat setelah menceritakan ajakan jalan Randy. Icha merengut.

    "Nggak apa - apa, sih kayaknya. Lagian niatnya kan cuma jalan bareng doang"sahut Icha

    "Jadi aku udah ngambil keputusan yang bener, nih?"tanyaku balik.

    "Keputusan itu sebenarnya netral. Yang menentukan bener - salahnya itu perasaan kita nanggepinnya kayak gimana. Kalo kamu bisa enjoy dan fine - fine aja kenapa nggak?"kata Jimmy dan Icha mengangguk setuju. Aku mengangguk tanda mengerti. Kita lihat besok aja gimana jadinya.

    "Gimana, nih sama kencannya. Siapa nama cowoknya?"tanyaku pada Icha. Icha mencomot roti manis.

    "Rasha. Ya, gitu. Kencan standarnya anak sekolahan kayak gimana, sih? Pergi ke mall, nonton bareng, makan, muter - muter. Asyik, sih acaranya"sahutnya.

    "Kira - kira bakal lanjut nggak, Cha?"tanyaku.

    "Lanjut. Tapi seminggu kemudian putus"serbu Jimmy.

    "Sadis lu, Jim"kata Icha meninju bahunya. Jimmy mengangkat bahu.

    "Abis, style lu kan kenal sehari pacaran. Jalan seminggu putus"kata Jimmy. Icha kelihatan tersinggung. Aku melotot kearah Jimmy dan dia segera minta maaf ke Icha.
    "Ampun deh, tante. Nanti kalo tante 'gatel' adik bantu garukin, deh"kata Jimmy dan Icha sukses memukul kepala Jimmy dengan dompet. Aku tertawa.

    Aku nggak bisa membayangkan kalo nggak ada dua mahluk astral itu di dalam kehidupanku. Hidupku pasti sepi dan statis banget. Benar kata si tiang listrik. Aku memang tidak terlalu pandai bergaul makanya temanku sedikit. Apalagi teman yang bisa disebut 'teman dekat' wah, bisa dihitung dengan jari. Telpon Icha berdering dan aku bisa menebak tanpa melihat nama penelponnya.
    Yup, Rasha. Gebetannya Icha.

    Sepulang dari Scoop Cafe aku berleha - leha di kamarku sambil mendengarkan musik. Sementara si tiang listrik sedang asyik berkaca. Dilihat dari pakaiannya udah pasti dia mau jalan sama pacarnya. Sebelum pergi dia menasehatiku agar segera punya pacar. Katanya biar aku punya temen buat jalan bermesraan di malam minggu.
    Dasar kakak menyebalkan!
    Telponku berdering. Jantungku langsung merosot saat kulihat siapa yang menelpon. Aku blingsatan.
    "Iya, Sha? Ada apa gerangan dikau menelponku?"kataku melucu.

    "Mumpung dapet grarisan, nih. Kamu sibuk nggak?" Tunggu. Gratisan? Bukannya gratisan itu di dapat setelah nelpon, ya? Berarti sebelum menelponku Arsha sempet nelpon seseorang dong?

    "Nggak sama sekali"

    "Bagus deh kalo gitu. Hmm, lagi dimana, nih sekarang?"katanya.

    "Tebak aja sendiri. Petunjuknya di dalam ruangan"

    "Pasar?"jawabnya asal

    "Eh, om sejak kapan pasar ada di dalam ruangan? Dimana - mana pasar itu outdoor tau"kataku.

    "Siapa bilang? Swalayan, mini market ada di dalam ruangan kok. Lagian swalayan juga termasuk pasar, kan?"balasnya. "Makanya fokus dong kalo belajar ekonomi"sambungnya dan kami malah berdebat soal pasar(yang dikuasai Arsha), lalu biologi dan anatomi mahluk hidup(yang aku kuasai) bahkan sampai sistem politik dan demokrasi yang sama sekali tidak kami kuasai. Aku tak bisa untuk tidak tertawa.
    "Oya, sebelum kamu nelpon aku, siapa yang kamu telpon?"tanyaku disela tawaku.

    "Ada temen"

    "Oke. Cewek apa cowok?"tanyaku penuh selidik.

    "Kamu kepo deh, Fa"sindirnya. Aku jadi lebih penasaran.

    "Iya, aku kepo banget, nih. Emang siapa, sih, Sha? Cewek, ya?"tanyaku lagi dan dia tertawa.

    "Iya, cewek, kok, Fa"akunya. Aku tertegun.

    "Cewek? Wah, siapa tuh? Jangan bilang gebetanmu?"tanyaku agar terdengar antusias. Walaupun kenyataannya agak, yah.. menyesakkan. Dia tertawa.

    "Emang kenapa kalo dia gebetanku? Kamu cemburu, ya?"tantangnya bercanda. Aku tergelak.

    "Banget. Aku cemburu banget"kataku seolah bercanda. Padahal memang itu kenyataannya. Arsha tertawa karna dia pasti mengira itu bercandaan.
    Kasih tahu aku apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa perlu aku mempercepat langkahku untuk meyakinkan Arsha kalau aku adalah cowok yang tepat buat dia?
    Begitu juga Arsha adalah cowok yang tepat buatku?
    Aku belum tahu kapan aku bakal mempercepat langkahku itu. Oke, silahkan anggap aku pengecut sekarang. Kadang pengecut juga perlu timing yang tepat, kan?
    "Ada lah temen. Belum jadi gebetan, sih sebenarnya. Kita itu cuma teman doang"sahutnya.
    Tunggu dulu!
    Dia bilang belum, kan tadi? Berapa banyak orang yang tahu kalo kata belum itu bersifat ambigu? Apakah Arsha sadar maksud perkataannya dari kata belum itu?
    Aku harap Arsha cuma salah bicara!
    "Alah alasanmu doang, Sha"sindirku. Lagi - lagi Arsha menjawab dengan tawanya yang renyah. Dan lagi - lagi dia membuat pikiranku ambigu.

    "Siapa, sih cewek itu? Aku pengen tahu siapa dia?"tanyaku dan entah bagaimana Arsha memutuskan sambungan telpon begitu saja.
    Kenapa telponnya terputus?
    Apa Arsha berusaha berkelit sekarang? Memangnya apa yang harus dia sembunyikan dariku. Keinginan untuk menelponnya lagi terngiang di kepalaku. Tapi sebanyak itu jugalah misteri dan kegalauan memenuhiku.
  • Gimana? Sangat ditunggu komentar, like, saran dan kritik dari kalian semua
  • Huh dasar o komo suka php....
    Pendekkk sayyy...
  • waduh kasihan Alfa galau ...
  • Tuh kan itu icha yg sma ...ya kan..ya kan
  • dasar arsha mah cwk gretongan. Abis th plng gretongannya. Trt duka cta dh buat lo fa, sbr kan ada jimmy
  • dasar arsha mah cwk gretongan. Abis th plng gretongannya. Trt duka cta dh buat lo fa, sbr kan ada jimmy
  • @Lovelyozan php kenapa say? Sori, ya say, kalo ceritanya makin pendek aja :v

    @lulu_75 haha, yang sabar, Fa :v

    @melkikusuma1 hmmm.. aku no comment *ngeles kayak seleb :v

    @kikyo ember cuy :v berduka cita? Hahaha, kayak bakal ada yang meninggal aja :v

    @Hajji_Muhiddin makasi udah membaca, ya :v
Sign In or Register to comment.