It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@JIimaVian_Fujo syukur udah ga baper, tapi kalo ketemu lagi pasti baper lagi deh
@lulu_75 nggak kok, justru dia anti sama 'free sex'... itu yg bikin aku respect banget dan ngerasa cocok, krn aku jg org nya menomor sekian kan hal itu. hihi
akhir.a dpet bacaan kereen lg di bf
keep writing yah
akhir.a dpet bacaan kereen lg di bf
keep writing yah
akhir.a dpet bacaan kereen lg di bf
keep writing yah
Wah, makasih yah..banyak kok tulisan keren lainnya di bf, but thanks anyway. ^^
Ditunggu update-an selanjutnya.
Ditunggu update-an selanjutnya.
@lulu_75 @Asu12345 @balaka @DoniPerdana @pokemon @MarioBros @cute_inuyasha @AgataDimas @3ll0 @Rika1006 @ularuskasurius @rama_andika @AbdulFoo @RenoF @rone @kyuuzero @Tsu_no_YanYan @muffle @VeneNara @4ndho @hendra_bastian @JimaeVian_Fujo @jimmy_tosca @Agova @Aurora_69 @Rayaftri
***
HEART PITCH
PART IV – CRUSH
Allan’s POV
What a night! Aku terbangun di pagi hari, sampai kelupaan sholat subuh. Hari minggu ini aku gak punya jadwal sama sekali. Rencananya aku mau malas-malasan seharian di kamar, atau ya sekedar cari referensi lagu buat nanti malem, toh besok juga nggak ada tugas seingatku.
Aku inget-inget lagi kejadian semalem, gimana bisa aku yang selama ini gak pernah terlalu menunjukkan ketertarikan sama cowok secara langsung, tapi sama Ryan aku merasa beda. Mungkin karena aku merasa Ryan juga memberi sikap yang lebih dari hanya sekedar dua orang cowok yang secara tidak sengaja bertemu dan kenalan. Entahlah tapi aku menangkap kesan ‘flirtatious’ dari Ryan. Bahkan aku yang boleh di bilang cuek dengan keberadaan gay di sekitarku, atau yang biasa orang sebut ‘gaydar’, kali ini aku merasa Ryan memberi sinyal dan seakan-akan radar itu hidup kemarin malam.
Aku mencari-cari handphone ku yang ternyata masih dalam keadaan dicolok charger, aku segera mengambil nya dan mencabut chager, batere handphone ku menunjukkan angka 100% - kalo bisa lebih dari 100% mungkin udah 170% an, karena ya gitu kebiasaan aku tiap malem, charge hape waktu tidur.
Aku lihat jam masih pukul 06.22, ah rasanya masih malas untuk bangun dari kasur.
Aku buka kembali kotak pesan masuk, dan melihat nama Ryan pada sender name, aku kembali membuka history percakapan semalam. Aku gak sadar kalo sekarang aku senyum ‘ear to ear’. Ahh, rasanya kemarin itu mimpi.
Gimana nggak coba? Tiba-tiba di malem minggu yang seharusnya rame, jadinya melompong karena hujan, tapi seketika hujan malem minggu kemarin membawa keberuntungan, karena aku jadi ketemu Ryan. Bukan sekedar ketemu, bahkan lebih dari itu, kita bahkan intens kayak orang yang udah lama saling kenal.
Handphone ku bergetar – memang tiap malem aku gak mau hape ku ganggu ritual tidurku karena ada yang nelpon, jadinya aku selalu bikin jadi mode silent, atau bergetar kalau ada hal yang aku tunggu dari hape ku di pagi hari. Seperti sekarang ini, hihi.
Aku berbunga-bunga dengan harapan intensitas semalem bisa berlanjut lagi hari ini.
“Allan, hari ini latian paduan suara. Di kampus jam 10, kita prepare buat pentas seni nanti – Imam” ternyata sms dari temen paduan suaraku yang biasa jadi tukang sebar info, maklum karena dia emang yang paling sosial dan lumayan tajir, jadi pulsa gak jadi masalah.
Sial, sirna harapanku buat males-malesan hari ini, dan ditambah bunga-bunga yang mekar tadi jadinya layu karena yang sms ternyata bukan yang diharepin. Argh! -_____-“ mungkin ini ekspresi aku waktu itu.
Drrrt.
“Morning, Ayib! - Ryan”
(^___^) ... (^o^) ... \ (^0^) / ... ~(^0^)~ inilah ekspresi aku waktu dapet sms ini!!!
“Pagi jugaa dodonnn!”
Hiyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, Ini bunganya dari yang layu jadi merekah membesar jadi rafflesia arnoldi seketika!
Drrrrt, hapeku bergetar dan di screen hape aku lihat Ryan memanggil.
“Halo, Ayib?”
“Iya, don. Kenapa? Hehe”
“Udah mandi? Udah makan belom? Hari ngapain?”
“Mandi belom. Makan belom. Hari ini mau ke kampus jam 10. Kamu hari ini gimana?”
“Ayib bauuu belom mandi, sana mandi. Terus makan. Rajin banget yah ke kampus, hehehe. Gak ada rencana mau kemana-mana ni hari ini, bingung. Ini juga masih di kosan temen”
“Emang kamu udah mandi? Pasti belom juga kan, ngatain orang aja. Iya nih, tadi dapet sms disuruh kumpul paduan suara persiapan buat pentas seni, tahu kan? Itu pentas seni yang bakal diadain seminggu lagi di kampus”
“Hah? Kamu anak Paduan Suara kampus juga?”
“Iya, kenapa gitu emangnya?”
“Temen aku juga anak Padus kampus, dan dia yang jadi ketua pelaksana buat acar pensi itu nanti”
“Kamu temenan sama Alif? Oh iya dia adik tingkat kamu, sama sama anak mesin kan”
“Dia temen deket aku malahan. Iya, kita sering kok kumpul bareng, sekarang udah jarang karena dia sibuk ngurusin acara pensi itu”
“Wah, gila emang dunia selebar daun kelor, ternyata kamu temennya Alif”
“Iya, heheeh”
“Udah lama kenal sama Alif”
“Kita sering kumpul buat nge band bareng kok, dan kita juga udah lama akrab nya”
“Wah, serius kamu anak band? Hmmm, aku tebak kamu gitaris?”
“Wah hebat nih tebakan kamu, hehe. Iya, nanti aku juga tampil kok pas pensi, sama Alif”
“Serius?? Ahhhh aku mau liat”
“Hehe, nanti aku ajak deh kapan-kapan kita latihan, kali aja nanti kamu bisa jadi vokalis tambahan di band kita, duet sama Alif”
“Hmmm, aku kurang akrab si sama Alif, abisnya anaknya cool banget. Suaranya juga bagus, jadi rada minderan kalo sama dia”
“Kamu juga bagus kok suaranya, hehe. Oh ya, kosan kamu deket kampus kan? Nanti aku jemput ke kampus mau?”
“Hah? Em..eh.. nggak usah, ngerepotin kamu lah. Kamunya aja sekarang di kosan temen”
“Tenang, aku pinjem motor temen aku aja gak apa kok”
“Emang kamu beneran gak ada agenda hari ini”
“Ehm, nggak kok. Kosong. Mau yah?”
“Emang kamu tau kosan aku dimana?”
“Nanti kamu sms in aja alamatnya, gimana?”
“Ehm... asal gak ngerepotin, ya gak apa. Malah aku yang terima kasih sama kamu”
“Hehehe, gak masalah, sekalian aku mau wifi an di kampus nyari bahan buat lanjutin TA”
“Okay deh, nanti kamu jam berapa mau kesini?”
“Kamu mau ke kampus jam berapa?”
“Ehm.. dari kosan jam 10 kurang 15 deh”
“Okay, kalo gitu aku jam 9 udah di kosan kamu deh”
“Apa? Kok cepet banget?”
“Hehehe, gak boleh? Biar sekalian makan di tempat kamu deh, terus mau lihat-lihat kosan kamu juga. Siapa tahu aku mau ngekos disana, hehehe”
“Ada-ada aja kamu. Yaudah, nanti aku sms in alamat kosanku. Aku mau siap-siap dulu yah, mau ngerapihin kosan juga sekalian”
“Gak usah dirapihin juga gak apa kok, asal kamunya yang rapih udah cukup, hehehe”
“Hahaha... yaudah kamu juga siap-siap sana”
“Okay”
“Makasih ya, Dodon”
“Sama-sama, Ayib. See you”
“See you!”
Tuuttt.
***
Dengan riang gembira, aku langsung ambil handuk mau mandi. Untungnya di kosan ku ini kamar mandinya ada di masing-masing kamar, jadi gak perlu antri. Satu lagi yang aku suka, kosan ku ini kamar mandinya pake shower, hehe. Thanks to paman aku yang baik hati, hehe.
Aku langsung nyalain shower, dan seketika sejuknya air langsung mengalir ditubuhku.
“I hung up the phone tonight, Something happened for the first time
Deep inside it was a rush, what a rush, Cause the possibility
That you would ever feel the same way, about me, is just too much, just too much
Why do I keep running from the truth? All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized, and I just got to know
Do you ever think when you’re all alone, all that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love? Is it really just another crush?
Do you catch a breath when I look at you? Are you holding back like the way I do?
Cause I’ve tried and tried to walk away, But I know this crush aint going away-ay-ay-ay
Going away-ay-ay-ay
Has it ever crossed your mind, when we’re hanging, spending time girl?
Are we just friends? Is there more? Is there more?
See it a chance we’ve gotta take, cause I believe that we can make this into
Something that will last, last forever, forever!
Do you ever think when you’re all alone, all that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love? Is it really just another crush?
Do you catch a breath when I look at you? Are you holding back like the way I do?
Cause I’ve tried and tried to walk away, But I know this crush aint going away-ay-ay-ay
Going away-ay-ay-ay
Why do I keep running from the truth? All I ever thing about is you
You got me hypnotized, so mesmerized, and I just got to know
Do you ever think when you’re all alone, all that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love? Is it really just another crush?
Do you catch a breath when I look at you? Are you holding back like the way I do?
Cause I’ve tried and tried to walk away, But I know this crush aint going away-ay-ay-ay
Going away-ay-ay-ay, going away-ay-ay-ay, going away-ay-ay-ay
Going away-ay-ay-ay, Going away-ay-ay-ay”
***
Ryan’s POV
Meskipun masih rada ngantuk, aku paksain bangun dan mandi air dingin demi nemuin Allan. Beberapa bulan terakhir semenjak menginjak predikat sebagai mahasiswa tingkat akhir, aku kebiasaan bangun siang dan mandi juga rada siangan pas mau ke kampus aja ketemu dosen pembimbing atau nyari bahan data. Minggu pagi ini aku harus rela meninggalkan kebiasaan aku itu buat nemenin Allan ke kampus.
Pas di telfon tadi, dia bilang kalau dia ternyata anak paduan suara juga sama seperti Alif, dan nanti dia bakal ke kampus buat latihan. Entah kenapa, aku punya insting buat nemenin dia ke kampus, bahkan kalo dia gak keberatan aku mau kok nemenin dia sampe selesai latihan. What happen with me? Ah, aku nggak tahulah, padahal aku baru kenal tapi kenapa malah sekarang jadinya posesif, gak mau kalau ada yang terlalu deket sama dia. Apalagi aku tahu kalau Alif satu grup padus sama dia.
Aku kenal banget Alif itu gimana anaknya. Dulu dia pernah suka sama orang, awalnya bilang kalau dia gak suka, gak ada perasaan sama orang yang kita kira lagi deket sama dia. Tapi ternyata tiba-tiba dia udah jadian. Intinya Alif ini gak konsisten sama omongannya, dan diam-diam menghanyutkan. Dia memang orangnya gak terlalu terbuka urusan asmara sama aku dan Rama. Entah kenapa, tapi kalau soal itu dia lebih ke memendam sendiri dan gak pengen dicampuri. Nah, aku takutnya kalau selama ini Alif udah duluan ngincer si Allan. Secara Allan ini adalah orang yang adorable, dengan sifatnya yang humble dan sopan terhadap orang baru, dia tentunya mudah disukai dilingkungannya. Tapi aku juga gak boleh su’udzan sama Alif, gimana pun dia temen deket aku.
Akhirnya aku mandi jam 7 kurang, dan minta anter balik ke rumah tante sama Rama.
“Ram, anterin gue balik dong!”
“Nah, tumben lo rajin banget jam segini udah bangun, terus udah mandi lagi”
“Iya gue mau ke kosan cowok yang gue bilangin kemarin malem itu”
“Apa? Ngapain lo?”
“Ehmmm.. ada deh Ram”
“Mau ngapain? Kan semalem elo yang bilang, di hati elo cuma Intan!”
“Gue cuma mau nganterin dia ke kampus doang kok”
“Gue hapal banget sama lo, lo tuh emang mudah banget ngomong. Pantesan lo sering dimarahin Intan, abis lo susah pegang omongan lo sendiri sih!”
“Bukan gitu Ram, Ehmmm... lo tau sendiri gue tuh cuma butuh break aja biar gue bisa netralin otak”
“Terus tu cowok lo jadiin pelampiasan aja?”
“Eitss... pelampiasan gimana? Kan gue gak bilang mau macarin atau deketin dia”
“Yan, karena gue temen lo, jadi gue kasih nasihat ke lo. Jangan suka ngasih harapan palsu ke orang. Kalo lo emang mau sama itu cowok, kelarin masalah lo sama Intan. Tapi kalo lo masih nganggep Intan ada, lo jangan main-main sama cowok itu”
“Lagian kan dia juga belom tentu mau sama gue”
“Bukannya semalem lo bilang dia kayaknya suka juga sama elo”
“Itu kan tebakan gue aja Ram. Tapi gue cuma niat baik kok, dia soalnya anak rantauan juga, gak ada kendaraan juga, terus aktifitasnya banyak”
“Itu perhatian namanya, bukan kasihan. Gue cuma ingetin aja yah, jangan sampe lo ketiban batunya sendiri gara-gara lo nya plin-plan dan terkesan PHP”
“...... thanks sarannya Ram”
“Oke, gue siap-sap dulu”
Berkat kata-kata Rama, aku sukses jadi kepikiran. Sebenernya aku masih 50:50 sama Intan, dia yang masih labil dan suka gak mikir logis, kadang bikin gue bingung, tapi disisi lain, aku juga gak tega buat mutusin Intan, karena aku tahu dia sayang banget sama aku. Aku pacar pertamanya Intan. Intan ini anaknya baik, pinter, dan low profile meskipun dia anak seorang pejabat pemerintahan. Itu yang bikin aku kagum sama Intan. Bahkan waktu dulu awal-awal jadian, dia sering ngebantuin aku ngerjain tugas-tugas dasar teknik, aku sempet bingung karena anak SMA ternyata lebih pinter daripada anak kuliahan. Karena itulah kemarin dia ngomong kenapa aku gak minta bantuin dia buat bikin TA. Tapi emang TA aku materinya adalah materi teknis dan praktik, bukan hanya sekedar teori, jadi untuk ukuran orang yang gak ada dasar permesinan pasti ada hal-hal yang diluar kemampuan.
Allan datang waktu aku emang lagi di puncak masalah, pas banget aku dan Intan lagi marahan, dan aku juga lagi kesel sama tugas akhir aku yang ngadat ditambah galau karena dosen pembimbing yang tiba-tiba ngilang. Bukan hanya sekedar datang, tapi Allan juga membawa kesan yang cukup dalam tentang sosok dan kepribadian dia. Cuma dalem waktu satu malem, aku udah bisa segini kepikiran sama Allan. Mungkin terlalu cepet aku buat nyimpulin perasaan aku sama Allan, jadi aku biarin ajalah kemana semua ini bakal berjalan.
Di perjalanan menuju rumah, aku lumayan larut dalam pikiran. Aku lihat hape ternyata ada satu miskol, dari Intan. Degg... aku langsung bingung harus ngapain. Gak lama kemudian di layar hape muncul pemberitahuan sms, dan nama Intan muncul.
“From : My Hon
Maaf, aku kemarin marah-marah. Emang aku salah gak ngertiin kamu, tapi kamu segitu lupanya kah sama janji yang kamu buat sendiri. Bahkan sampe sekarang kamu gak ada inisiatif untuk kasih kabar duluan ke aku. Jujur, entah kenapa aku jadi ragu sama kamu. Kita udah hampir setengah bulan gak pernah ketemu, dan waktu kita mau ketemu kemarin malem, kamu malah bisa-bisanya lupa. Aku nggak tahu, apa aku bisa ngomong sama kamu dulu untuk beberapa waktu ini.”
Ya, Tuhan. Bener kata Rama, seharusnya aku kelarin dulu masalah aku sama Intan, dan baru aku bisa ngambil langkah yang pasti. Tapi aku bener-bener gak tahu harus gimana, bukannya aku plin-plan, tapi semuanya berjalan karena itu memang di luar kesadaran aku. Kayak tiba-tiba dosen pembimbing ngamuk minta bimbingan, terus gara-gara itu aku sampe kelupaan sama janji, dan kemudian aku juga ketemu Allan, semuanya di luar keinginan aku. Entah sekarang aku mau gimana.
“To : My Hon
Yank, maafin aku. Aku bener-bener ngaku salah, aku minta maaf. Aku tahu aku salah, dan aku mau ngomong sama kamu langsung. Aku siang ini ke rumah kamu yah?”
Perasaanku jadi campur aduk, yang awalnya aku senang karena mau ketemu sama Allan lagi. Bener kata lagu, selingkuh itu indah. Apalagi kalau selingkuhnya disaat kamu lagi ada masalah kayak gini, iman bisa bener-bener jadi drop. Tapi aku belum termasuk kategori selingkuh kok, aku cuma kenalan aja sama Allan. Tapi kayak kata Rama tadi, entah kenapa aku malah jadinya perhatian ke Allan.
Hapeku bergetar, dan aku lihat sms balasan dari Intan.
“From : My Hon
Aku jam 10 pergi ke Bandara, aku mau ke Pontianak ke tempat saudara. Kalau memang kamu mau ketemu, aku tunggu sebelum jam 10. Tapi kalau nggak, kita mungkin break dulu sampe aku bisa ngomong lagi sama kamu”
Gawat! Gimana ini, aku udah janji sama Allan buat nganterin dia ke kampus. Tapi masalah sama Intan kalo gak diselesaiin sekarang bisa-bisa ke depannya bakalan tambah parah. Aduh!!
***
Dear, Silent Readers... ikut nimbrung yok di trit ane, kalo ada feedback dari penulis pemula ini dan readers yang ada imajinasi tersendiri hihi.
Regards,
RA
Duhh Allan udah kayak Rika yang lagi kasmaran