It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@JimaeVian_Fujo Aamiin..., hahaha d tunggu y ...
@FaheemMosafer slmt n trma kasih udah membaca bang ..., smg suka.
@Lovelyozan haha emng Askar sllu mesum bang. siip d tunggu y
@JimaeVian_Fujo Aamiin..., hahaha d tunggu y ...
@FaheemMosafer slmt n trma kasih udah membaca bang ..., smg suka.
@Lovelyozan haha emng Askar sllu mesum bang. siip d tunggu y
@Daser @freeefujoushi @Sho_Lee @mustajab3 @JoonHee @lulu_75 @JimaeVian_Fujo @PCYXO15 @Tsunami @ricky_zega @Agova @jimmy_tosca @rama_andikaa @LostFaro @new92 @Otsutsuki97S @billyalatas18 @delvaro80 @ramadhani_rizky @Valle_Nia @diccyyyy @abong @boygiga @yuliantoku @ardi_yusman @fian_gundah @Lovelyozan @Rabbit_1397 @Tsunami @Adiie @sn_nickname @Gabriel_Valiant @happyday @Inyud @akhdj @DoojoonDoo @agran @rubi_wijaya @putrafebri25 @Diansah_yanto @Kim_Hae_Woo679 @Vanilla_IceCream @shandy76 @bram @black_skies @akina_kenji @abbyy @abyyriza @05nov1991 @1ar7ar @kaha @blasteran @BN @dian_des @Pyromaniac_pcy @melkikusuma1 @asik_asikJos @opatampan @The_jack19 @ori455 @lukisan_puisi @usernameku @dadanello @boncengek3 @earthymooned @gaybekasi168 @jimmy_tosca @handikautama @OkiMansoor @Ninia @ananda1 @kikirif @satriapekanbaru @o_komo @SyahbanNa @Denial_person @arya_s
Mohon vote n komentarnya serta bagi teman2 yang nggak mau diseret lagi, bilang ya ... Thanks.
Part 28
Gue menyenderkan kepala gue ke kaca samping kiri gue sambil mendengus kesal kepada anak-anak yang sudah ribut nggak karuan didepan gue. Mereka -yang lagi joget-joget nggak jelas- memutar lagu Goyang Dumang Cita Citata dengan volume keras tanpa mempedulikan tatapan sangar dari supir bus pariwisata dan kerneknya yang kami sewa selama 3 hari penuh yang memandang mereka dengan muka ketidaksukaan.
"Lo nggak ikut Rian?" Tanya Dwi yang menikmati acara goyang-goyang itu. Terlebih Kayla -yang persis di depannya itu- melompat-lompat tidak karuan sehingga menciptakan pemandangan yang luar biasa bagi sebagian para pria straight.
Gue menggelengkan kepala sambil tetap terus menatap pemandangan sawah hijau membentang di luar sana. Goyang Dumang tidak sanggup membuat galau jadi hilang dan membuat hati senang, lantaran fakta yang harus gue hadapi.
Kalian pasti senang -kecuali beberapa orang- kalau mengetahui Askar si bos mafia Yakuza Junior bakalan sekamar dengan gue. Entah bagaimana caranya dia bisa mengatur pembagian kamar sehingga kita bisa sekamar. Selain Askar, gue juga sekamar sama Aldi dan Dwi yang membuat gue sedikit bernafas lega, serta siswa kelas IPA 1 bernama Dikky.
"Lo kenapa?" Tanya Aldi yang sejak kapan ada disamping gue.
"Nggak apa-apa. Cuma sakit kepala aja." Gue sedikit memukul-mukulkan kepala gue yang tidak sakit dengan telapak tangan gue.
"Nih makan! Biar sakit kepala lo reda." Ujarnya menyodorkan sebuah pisang yang gue balas dengan tatapan aneh penuh arti.
Aldi gue menghembuskan nafas, lalu menggetok kepala gue dengan pisang yang lumayan besar itu. "Jangan porno, jangan berfikiran yang aneh-aneh. Pisang ini dalat meredakan sakit kepala lo, apalagi pas migrain, cepat tuh."
"Iya kah?" gue mengambil pisang tersebut dan menatap buah yang lucu itu sekilas sebelum memakannya dengan penuh sensual sambil menatap mata Aldi dengan tatapan 'menusuk' bergairah khas gue.
Anjir ..., Nampaknya aksi gue tadi tidak berpengaruh sama Aldi.
"Pisang itu mengandung potasium dan magnesium yang bisa meredakan migrain." Ujarnya sambil menyodorkan segelas air mineral kemasan. "Banyak minum, itu juga dapat meredakan sakit kepala lo."
Gue mendengus dengan senyuman menghiasi bibir. "Iya deh pak dokter."
"Doain aja gue teterima di Sekolah Farmasi ITB atau Fakultas Farmasi UGM."
"Yakin lo bakalan keterima disana?"
"Doain aja gue keterima disana. Emangnya lo, pinter-pinter tapi nggak punya tujuan masa depan." Ujarnya sarkas.
Gue terkekeh. "Thank's. Gue setelah lulus SMA, langsung nikah aja."
Aldi memutar bola matanya. "Sama siapa lo mau nikah? Sama Askar?" Aldi memelankan volume suaranya ketika menyebut nama Askar.
Gue mengangkat bahu sambil tersenyum lebar.
"Arch..., kesel deh gue sama lo." Ujarnya main-main. "Nah ngomong-ngomong gimana hubungan lo sama dia? Udah ngapain aja."
"Iih kepo deh."
"Ayolah, masa saudara sendiri nggak boleh tau. Dia nggak macem-macem sama lo kan?"
"Emang kenapa kalau dia sampai macam-macam sama gue?"
Dia menggepalkan tinjunya dan menatap gue, "nggak akan gue beri ampun tuh orang."
Gue terkekeh. "Aman kok, gue bisa jaga diri." Gue mengangkat tangan sambil membentuk huruf 'V' dengan jari gue. "Swear...."
"Terserah lo lah, tapi lo nggak boleh macam-macam sama itu orang." Dia mengancam gue dengan mata empatnya itu seraya meninggalkan gue yang (kembali) sendiri.
Aldi kembali dengan anak-anak cowok yang udah bergoyang ria dengan berbagai macam lagu yang diputar keras. Mulai dari lagu dangdut, lagu pop yang bisa dibuat goyang, lagu luar negeri sampai lagu India pun diputar. Dari lagu 'International Love'nya Pitbull sampai 'Bole Chudyan', ost dari film India 'Kabhi Khushi Kabhi Gham, mereka putar gila gilaan tanpa mempedulikan pandangan jengkel supir bus.
Dulu gue masih ingat saat dihari pertama kita di kelas XI IPA 3. Masing-masing kita masih sok-sok kalem antar satu sama lain. Apalagi para cowok yang berada di posisi minoritas, sok-sok cool di depan para cewek yang lebih banyak daripada kita para cowok. Seiring berjalannya waktu, maka selama itu sedikit demi sedikit perilaku yang mereka tutupi tersingkap juga. Image anak IPA kelas gue runtuh takala pasangan paling absurd di sekolahan, Dwi dan Kayla resmi berpacaran. Semenjak itukah kelas kami dikenal sebagai salah satu kelas biang rusuh sesekolahan, sehingga walas kami Ibu Silvi selalu memberikan kami wejangan sebelum memulai pelajaran Bahasa Indonesia.
Lagupun berganti, dan bus pariwisata yang tadinya hiruk pikuk laksana pasar berganti dengan kumpulan Afghanisme yang menyanyikan lagu yang tidak gue ketahui judulnya. Bahkan Dwi sampai bernyanyi di depan sambil memegang mic dengan kacamata Aldi -yang pasti dia rebut secara paksa-, menghayati setiap bait lagu yang dia nyanyikan. Huh Dwi yang asli telah kembali. Dia selalu bisa membuat semua mata tertuju kepadanya.
Berbeda dengan Kayla yang menggunakan handphonenya untuk merekam mantan pacarnya yang lagi bernyanyi, gue lebih suka menggunakan handphone gue untuk membuka akun medsos gue satu-satu.
Ada postingan Caca di Instagram dengan lokalnya yang nggak ada bedanya dengan lokal gue. Kemudian ada postingan dari adik sepupu gue -yang juga kebetulan sekolah di SMA gue- Fandi serta beberapa postingan anak SMA Tiga yang mayoritas aneh bin ajaib pangkat tiga.
Kecuali kelas XI IPS 4 yang adem ayem, nggak ada postingan dari mereka. Buset, gue kan penasaran apa yang dilakukan Cameroon Dallas gue disana. Ayolah! Anak IPS 4 posting dong... argh.... Nggak tau nih kalau ada seseorang yang kepo sama tambatan hatinya di sana.
Setelah bus melaju setengah perjalan, akhirnya buspun berhenti di sebuah pos bensin sekalian isi bensin (atau solar?). Gue serta beberapa anak kelas gue turun dari bus hendak buang hajat, gue juga sekalian mau cari Askar yang nggak pernah ketemu sendari kemarin.
"Oi! Cari gue?" Bisik seseorang tepat di telinga kiri gue yang bikin gue merinding kegelian.
"Cih..., siapa yang cari lo."
"Ah jujur aja lo, lo kangen kan sama gue." Ujarnya seraya merangkul gue. Jantung ini berdetak tidak karuan serta muka gue (mungkin) memerah menahan malu.
Iya gue kangen banget ama lo bodoh!
"Huh kepedean lo Kar." Cibir gue. "Siapa bilang kalo gue kangen ama lo."
Askar mengacak-acak rambut gue. "Gue yang bilang." Dia menaik-naikan alisnya dengan senyuman naugty yang bikin bawahan gue berdenyut.
"Sterah lo." Gue mempercepat langkah kaki gue dengan tangan yang masih tergandeng manis dengan tangan Askar. Kesannya sekarang, gue yang nyeret-nyeret Askar. Hohoho gue hebat kan, sampai bosnya Yakuza Junior yang ditakuti sesekolahan gue seret-seret gitu.
"Duh full tuh!" Bisiknya sambil menunjuki toilet cowok yang rada penuh, ditambah antrian membludak yang gue itung-itung bisa sampe seperenam jam. Gue nggak tahan lagi cuy. Si dedek mau segera menunaikan tugasnya.
Nggak tahan menahan sesak di selangkangan, guepun nekat mengendap-endap ke toilet cewek yang nggak ada orangnya. Kalo ketahuan, gue bisa kena bulan-bulanan warga SMA gue nih. Nama baik gue akan jatuh ketanah becel, terinjak-injak, diludahi lalu disiram dengan air comberan. Runtuh reputasi gue dan gue akan dikenal sebagai pria mesum selamanya.
Sambil celengak celenguk gaje, gue menggetok pintu toilet dan langsung masuk kedalam toilet. Gue harus bergerak cepat.
Dan ...
Shit! Sejak kapan Askar sudah sebilik toilet dengan gue. Dia nampak cengengesan nggak jelas sambil memandang selangkangan gue dengan tatapan mata mesum binti porno.
Gue membelalakan mata menyuruhnya keluar yang dia balas kembali dengan senyum-senyum mesum ambigu. Nggak mungkin gue berteriak atau ngomong keras-keras karena gue di toilet cewek.
Gue mempelototkan mata gue menyuruhnya keluar. Dia mendekatkan diri ke gue, "gue kebelet nih, lu pipis aja duluan." Bisiknya di telinga gue dengan intonasi aneh.
Gue mempelototinya lagi sebelum membelakanginya dan membuka resleting celana gue. Jantung gue berdetak nggak karuan, was was ntar Askar ngintip. Gue menoleh kearahnya sejenak menyuruhnya membelakangi gue, sebelum gue mengeluarkan jagoan gue yang udah menemani gue sejak dalam kandungan untuk menunaikan tugasnya.
What?! Kok nggak keluar-keluar juga sih. Sialan kenapa nih jagoan juga ikutan gugup ya? Terdengar ketukan sepatu Askar yang bikin gue tambah gugup. Gue mengejan ke depan sambil membasahi kepala Adrian Junior dengan air, berusaha semampu gue supaya dia bisa menuntaskan tugasnya sebagai alat ekskresi.
"Kenapa dedek lu? Ngambek?" Bisik Askar di belakang telinga gue yang bikin gue gelabakan memasukan kembali Adrian Junior kedalam sarangnya. Takut nih bocah gila ngintipin dia.
"Kelamaan lumah. Biar gue yang kencing duluan." Ujarnya sambil mengambil posisi disamping gue. Membuka gespernya, membuka kancing celananya, menurunkan resletingnya dan mempelorot celananya. Gue memperhatikan semua itu dengan nafas tertahan yang nampak slowmotion dimata gue. Dan dengan sekali hentak menurunkan boxernya sambil mengeluarkan pusaka ibu bapaknya yang sontak bikin gue menutup mata.
Askar terkekeh dan terdengar bunyi gemericik air. Hati gue merutuki semua kelebayan yang gue perbuat. Pikiran jahat gue mengumpati gue yang menutup mata, walaupun jantung ini bergemuruh penasaran seperti apa bentuk kepunyaan Askar itu. Dilain sisi, pikiran baik gue mengatakan bahwa menutup mata merupakan tindakan terpuji, karena dosa lihat punya orang. Dan sebagai anak yang baik, gue mengikuti fikiran baik gue untuk menutup mata hingga gemericik air terhenti.
Guepun membuka mata gue perlahan setelah gue memperkirakan interval waktu hingga Askar sudah kembali berpakaian.
Dan kalian tau, otak gue blank dan jantung gue tersirap, takala melihat sebuah benda besar yang sangat proposional itu menggantung seksi di depan mata gue. Otot badan gue lemas dan badan gue merasa meleleh tak berdaya. Baru sekali ini gue melihat senjata orang secara langsung selain kepunyaan gue. Muka gue memanas dan badan gue menggigil. Pasti lo semua bilang kalo gue aneh dan lebay. Tapi kenyataannya itulah yang terjadi.
Askar terkekeh memasang tampang 'mengundang' yang bikin yang dibawah gue berdenyut. Dia kembali memasukan perkakasnya itu kedalam tempatnya itu dengan sangat sensual. Argh... tahan Adrian.
Sesuatu dibawah sana meminta hendak di keluarkan.Guepun berbalik dan dan membuang hajat gue dalam kondisi setengah maksimal akibat ulah Askar.
"Wah dedek kita ada yang horni nih." Bisik Askar sambil memeluk gue dari belakang. Ah... dia sudah melihatnya. "Imut ya..."
What?! Imut? Hey ini pelecehan, punya gue nggak sekecil itu hingga pantas disebut imut. Dan si'besar' -menurut gue- ini belum juga selesai-selesai.
Gue menggeram sambil mempelototi dia.
"Tenang aja, lo akan merasakan junior gue di dalam tubuh lo ntar." Ujarnya menggigit telinga gue. Argh... Askar lo bikin gue nge'fly'. Tau nggak.
Diapun turun memegangi pinggang gue dan melakukan gerakan memaju mundurkan selangkangannya sambil mendesah-desah sambil menyebut-nyebut nama gue.
"Owh... Adrian..., owh Adrian.... Sempit banget yan..., owh... hangat bangen yan...."
Anjir, desahan Askar tadi bikin adik gue full maksimal siap tempur.
Dia menempelkan tubuhnya di punggung gue, mencengkram pinggang gue dan mengerang laksana seorang pria yang ada di tepian kenikmatan surga dunia.
Gue membeku seketika ketika siluet pikiran kotor menjalar di fikiran gue. Gue langsung memasukan junior gue dengan susah payah karena tegang hingga posisinya berada di posisi pw. Gue berbalik dan dan mendorong Askar ke dinding toilet sambil membuka pintu toilet sambil menahan nafsu yang harus ditahan.
Askar meraih tangan gue dan merengkuh gue dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggang gue dan meletakan kepalanya di tengkuk gue.
"Gue puas." Ujarnya setengah berbisik sehingga cewek yang telah ada tepat di depan kita berdua -Ibeth-, menganga dengan muka memerah laksana tomat.
Shit! Nampaknya reputasi gue akan jatuh.
--- tbc
R~
Si Askar parahhhh
Post hrus lbih pnjang lgi.. hehehhehe..thanks dah mention....love u askar.......
Itu si askar pasti cerminan dr yg punya lapak,,, @Aurora_69
Mesuum...
Itu si askar pasti cerminan dr yg punya lapak,,, @Aurora_69
Mesuum...