BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

MY BELOVED ASKAR

16465676970139

Comments

  • udh pagi ni ayo donggggggggggg :D hehehe
  • hilaf bang :v


    abis si askar gemesin sih :)
  • Mengundang,
    @Daser @freeefujoushi @Sho_Lee @mustajab3
    @JoonHee @lulu_75 @JimaeVian_Fujo
    @PCYXO15 @Tsunami @ricky_zega @Agova
    @jimmy_tosca @rama_andikaa @LostFaro
    @new92 @Otsutsuki97S @billyalatas18
    @delvaro80 @ramadhani_rizky @Valle_Nia
    @diccyyyy @abong @boygiga @yuliantoku
    @ardi_yusman @fian_gundah @Lovelyozan
    @Rabbit_1397 @Tsunami @Adiie
    @sn_nickname @Gabriel_Valiant @happyday
    @Inyud @akhdj @DoojoonDoo @agran
    @rubi_wijaya @putrafebri25 @Diansah_yanto
    @Kim_Hae_Woo679 @Vanilla_IceCream
    @shandy76 @bram @black_skies @akina_kenji
    @abbyy @abyyriza @05nov1991 @1ar7ar
    @kaha @blasteran @BN @dian_des
    @Pyromaniac_pcy @melkikusuma1
    @asik_asikJos @opatampan @The_jack19
    @ori455 @lukisan_puisi @usernameku
    @dadanello @boncengek3 @earthymooned
    @gaybekasi168 @jimmy_tosca @handikautama
    @OkiMansoor @Ninia @ananda1 @kikirif
    @satriapekanbaru @o_komo @SyahbanNa
    @Denial_person @arya_s @imanniar @raito04
    Mohon vote n komentarnya serta bagi teman2 yang nggak mau diseret lagi, bilang ya ... Thanks.

    Part 29

    Gue menatap tajam Askar yang duduk di kursi disamping nakas sambil memandangi tubuh gue dengan pandangan mesum menjijikkan, setelah gue merebahkan badan gue di kasur penginapan yang sangat amat nyaman ini.

    Rasa kesal gue masih belum mereda atas perlakuannya di toilet cewek tadi siang, yang dapat dikategorikan sebagai tindakan asusila dan pelecehan anak dibawah umur yang termaktub dalam KUHP. Apalagi perlakuannya itu dapat berbuntut panjang, dengan jatuhnya harkat dan martabat gue sebagai panutan di sekolahan karena ketahuan kencing di toilet cewek, serta melakukan kegiatan tidak senonoh dan asusila dengan seorang cowok di toilet. Ckckck. Untung aja si saksi mata (Ibeth), berhasil diancam Askar agar tidak ember dengan imbalan foto mesra kami berdua(?). Dan kalian tau, semenjak kejadian itu hingga kita berpencar-pencar mencari kamar, Ibeth -teman sekelas gue yang aneh itu- nampak salah tingkah di depan gue dan menghindari kontak dengan gue. Apakah malu sama gue atau takut dengan ancaman Askar si ketua brandalan, gue juga nggak tau.

    "Tadi di pos bensin, kok lo lama banget dari toiletnya?" Aldi menoleh ke gue sejenak sebelum kembali menatap loteng yang ada di depan matanya. Aldi berbaring dengan posisi terlentang disamping kanan gue dan Dwi yang membatasi gue dengan Askar disamping kanan. Sedangkan Dikky udah keluar ntah kemana.

    Gue menoleh kearah Askar sejenak yang nampak acuh tak acuh dengan pertanyaan Aldi tadi, ntar gue salah ngomong dan dia marah lagi sama gue. Apalagi ekspresi Dwi yang menatap gue dengan penuh rasa penasaran dengan mata berbinar-binar laksana bintang di langit malam. Kalo nggak gue jawab kan bisa berabe, nih abak bisa kepo.

    "Ngg..., tadi toiletnya ngantri. And gue juga kebagian terakhir. Kenapa?"

    "Nggak ada kok. Gue hanya nanya aja. Gue kira lo diapa-apain lagi sama seseorang." Bisiknya sambil menoleh kearah Askar. "Lo nggak diapa-apain kan?"

    Gue tercekat, gue harus jawab jujur ato bohong ya ke Aldi. Secara si Askar kampret udah ngegrepe-grepein gue tadi di toilet yang telah sukses membuat gue horni stadium 4. Takutnya gue jawab jujur, nih Conan Edogawa gue bakalan ngamuk abis-abisan kayak sapi kurban yang mau di potong.

    "Ngg..., nggak kok. Tadi emang toilet ngantri and gue kebagian terakhir. Makanya lama." Jawab gue dusta.

    Aldi cuma ber ooo ria, sedangkan Dwi nampak kecewa. Mungkin nih anak udah berfikiran macam-macam -walau sebenarnya iya- kalau gue di grepe-grepe Askar. Cih isi otak lo mudah ketebak Wi.

    "Oh ya bay the way Rian, pas lo ke toilet tadi, ada seseorang yang mencari lo."

    "Siapa?"

    "Fandi." Jawab Aldi seraya bangkit dari tidurnya dan duduk sambil menatap gue. "Dia nyari-nyari lo, nampaknya penting banget, soalnya raut mukanya itu cemas gimana gitu. Buruan lo tanyain deh, takutnya tuh anak kenapa-kenapa lagi."

    Gue mengangguk-ngangguk sambil merogoh saku handphone gue, mencari kontak Fandi dan meng-sms-nya sebelum dia nanti mengadu ke Mama dan membuat gue dalam masalah besar nantinya.

    Adik sepupu gue itu kadang emang nyebelin. Anaknya itu manja banget sama gue kayak anak kucing. Pasti pengen deket-deket gue terus, banyak kehendaknya yang harus gue turutin. Mungkin karena anak sulung, dia butuh belaian kasih sayang seorang abang yang melindunginya kapanpun dan dimanapun, entahlah. Dan apabila gue ngelakuin apapun yang bikin dia bersedih, siap-siap aja gue kena adu dan dikhotbahi Mama panjang lebar dengan ancaman potong uang jajan dan semacamnya.

    "Guys! Gue keluar dulu ya. Sepupu gue mau ketemu nih." Ujar gue menggoyang-goyangkan handphone yang ada ditangan gue seraya bangun dari ranjang dan merapikan baju gue yang sedikit berantakan. Askar yang sendari tadi memandangi gue penuh nafsu birahi nampak kecewa karena gue udah bangun dari posisi menggoda iman tadi.

    "Ada yang mau ikut ama gue ke bawah?" Gue memandangi mereka bertiga satu persatu. Dwi nampak tidak bersemangat dan malah berbalik memunggungi gue sambil berdecak. Sedangkan Aldi kembali merebahkan badan dan mengkode gue buat duluan pergi. Dan untunglah si Askar mau menemani gue kebawah walaupun gue ogah pergi dengannya sekarang. Kelakuannya yang mesum dan tidak tahu tempat itu telah hampir menendang harga diri gue kedalam selokan. Dan dia punya potensi buat melakukan hal yang untuk kedua kalinya.

    "Ayo!" Dia mengajak gue dengan anggukan dan gerlingan matanya yang genit. Tak lupa meraih pinggang gue yang gue tepis.

    "Nng ..., guys. Kalian berdua yakin nggak bakalan ikut?" Tanya gue ke Aldi dan Dwi memastikan. Nyesal gue juga ngajak Askar tadi, gue fikir dia bakalan nolak dan mending tidur di ranjang. Gue sampai waswas gini kalo aja Askar berani macam-macam kayak tadi lagi. Kan bisa brabe.

    "Nggak!" Jawab mereka serempak, yang membuat gue kaget. Mana kesetiakawanan kalian gusy?!

    Gue memandang wajah mesum itu sejenak. Gue menghembuskan nafas dan mengkode Askar untuk jalan duluan keluar kamar. "Have fun ya Rian." Terdengar suara Dwi saat gue menutup pintu kamar. Apa maksudnya coba. Lo berdua aja tuh yang 'have fun'.

    "Ehem..." Askar mendehem yang nggak gue gubris sama sekali

    "Ehem!" Dehemnya tambah keras.

    Gue berhenti dan memandangnya sejenak, "lo sakit?".

    "Iya, gue sakit hati lo kacangin." Jawabnya dengan pipi digembungin sok-sok ngambek. Duh ntah kenapa dia manis banget keliatannya kayak gitu, pengen gue cubitin tuh pipi. Tahan yan, lo kan ngambek sekarang.

    "Oooh..."

    "Lo masih marah sama gue?"

    "Kenapa gue harus marah?"

    "Iya, atas perlakuan gue tadi siang ke elo."

    "Hmm...."

    "Lo marah?"
    Duh nih anak malah nanya, nggak peka banget jadi cowok. Iya, gue marah tau nggak.

    "Nggak! Gue cuma kesel aja."

    "Ah jadi nggak marah dong?" Ujarnya seraya meraih pinggang gue mendekat kearahnya yang langsung gue tepis dengan mempelototi mata gue ke Askar, supaya dia tahu kalau gue nggak mau digituin untuk saat ini.

    "Apaan sih lo Kar." Gue masih memasang muka mode jutek + plototan yang sukses bikin dia kaget. "Gue emang nggak marah, tapi gue kesal banget sama lo." Gue langsung setengah berlari menuju lift di ujung lorong, daripada emosi gue meluap-luap ntar tumpah, crot-crot lagi (Eh salah).

    Guepun masuk kedalam lift dan gue menekan tombol ke lantai dasar. Gue emang berencana ninggalin Askar, tapi tuh orang menahan pintu lift dan langsung masuk dengan cekatan kayak ninja kedalam lift. Gue menggeser posisi gue mendekati dinding besi itu ke arah kiri, jaga-jaga kalau dia macam-macam.

    Nampaknya tuh anak frustasi banget deh gue kacangin + gue tinggalin tadi. Sambil meremas rambut, dia tetap terus mengajak gue ngomong walau gue tetap pada mode off speaking gue; muka datar sedatar piring poresen dan tangan terlipat di dada. Mampus lo Kar, emang enak digituin. Hahaha.

    Dia kembali meremas rambutnya, menatap gue dengan garang dengan wajah sungut. Tiba-tiba gue didorong oleh Askar ke dinding lift dengan kasar dan dia langsung melumat bibir gue dengan bibirnya yang manis itu. Anjiir, seketika itu gue terbuai dengan lumatannya yang liar. Dia memegang kedua tangan gue dan menahan badan gue dengan badannya. Sedangkan tangannya yang lain begerilya dibalik kaos yang gue pake.

    Askarpun mempermainkan lidahnya di dalam mulut gue. Gue berusaha berontak, tapi lumatannya membuat gue untuk tidak dapat menahan gejolak yang ada di dada gue. Apalagi tangannya yang udah menjalar, menjelajahi setiap inchi tubuh gue yang membuat gue tidak bisa menolak.

    Gue hampir lepas kendali ketika gue sadar bahwa di dalam lift ada CCTVnya. Gue langsung berontak dan melepaskan lumatannya itu.

    "CCTV." Teriak gue dengan nafas terengah-engah.

    Dia kembali berusaha melumat gue yang gue balas dengan penolakan. Tangan dan badan gue berhasil dia tahan dengan tangan dan badannya. Apalagi postur badannya dan tingginya yang melebihi gue, sukses membuat perlawanan gue sia-sia.

    "Gue nggak bakalan berhenti sebelum lo maafin gue."

    Askar dengan ganas kembali melumat bibir gue dengan mata yang menatap tajam mata gue.

    Gue melepaskan ciumannya. "Okey! Gue maafin lo. Tapi gue harap ini dan kejadian tadi, itu adalah yang terakhir." Jawab gue mantap dengan nafas memburu. Dan Askar melepaskan semua kunciannya di tubuh gue sebelum mengecup kening gue lama sekali.

    "Maafin gue..." bisiknya lirih.

    ---

    Gue memperhatikan kembali cowok yang sedang duduk-duduk berjuntai di dekat kolam renang penginapan yang sangat ramai dengan cowok-cowok kelas X yang asik berenang.

    Yups itu Fandi. Gayanya yang stylish bikin gue tidak mengenalinya. Memakai kaos berwarna merah berkerah dengan hoodie tanpa lengan bewarna abu-abu. Jeans selutut dengan sneakers hitam. Rambut potongan spike, jam tangan biru di tangan kanan dan gelang kulit di tangan kiri. Ditambah headphone bewarna merah di telinganya.

    "Woi liatin apa tuh!" Teriak gue mengagetkannya, walau gue tahu dia lagi memandangi cowok-cowok yang lagi berenang di kolam renang. Apalagi ada Nathan -cowok paling ganteng di angkatan kelas X- yang bikin kecurigaan gue ke Fandi sejak dulu bertambah.

    Dia nampak kaget serta langsung melepas headphonenya dengan muka memerah. Dia seperti ketangkap basah lagi coli di kamar. "Ngg... nggak liatin apa-apa kok Kak. Fandi cuman denger musik aja." Jawabnya kikuk.

    "Dengerin lagu apa sih?" Guepun menyambar headphonenya dan memasangkannya di telinga gue. Mana tau dia lagi denger desahan cewek-cewek yang sedang di 'goyang' ato mungkin saja erangan puas dari cowok yang lagi coli. Kwkwkw. Tapi serius loh, pas gue dengar lagunya, asik.
    Dan gue kembali melepas headphonenya. "Judulnya apa dek?" Gue emang terbiasa memanggilnya dek, karena dia memanggil gue kakak -yang kedengerannya girly- dan dia juga emang adik gue.

    "Let's Just Fall in Love Again kak."

    "Fall in Love? Lo lagi jatuh cinta?"

    Mukanya memerah dan dia lalu menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya. "Nggak kok kak, aku lagi suka dengerin lagu itu aja."

    Gue cuma bisa berooo ria sambil duduk disampingnya memandangi brondong kelas X yang menggoda iman lagi berbasah-basahan didepan mata gue.

    Askarpun juga duduk disamping gue dan merangkul pundak gue yang langsung gue tepis. Nah, penyakitnya kambuh lagi, nggak tau tempat dan sitkon. Bisa brabe kalau adik sepupu gue ini tau. Bisa aja nih anak ngomong sama Mama dan Mama bakalan mencincang gue yang telah mencoreng arang di keningnya.

    Fandi begitu terkejut dengan kehadiran bos Yakuza Junior yang ditakuti sekolahan, sambil menggeser duduk dengan menatap Askar ketakutan. Sebegitu mengerikannya si Askar, sampai sebegitu banget ekspresi lo dek. Atau dia syok gara-gara gue dirangkul bos Yakuza Junior. "Biasa aja kali." Gue menepuk bahunya. "Nggak nggit kok."
    "Ada apa lo cari gue tadi dek?"

    "Aaa anu." Ujarnya sambil menggigit kukunya. "Aku boleh pindah ke kamar kakak nggak?" What pindah kekamar gue, What's wrong with you?

    "Emang kamar lo kenapa? Harus pindah segala."

    "Nggak...." dia memandang kearah kolam renang dengan muka merah dan ekspresi kekhawatiran yang bercampur jadi satu, matanya tertuju ke seseorang. Nathan? "Kalau boleh, Fandi mau tidur di kamar kakak saja." Ujarnya lalu menatap gue penuh pengharapan.

    Guepun menggeleng-gelengkan kepala. Gue bukanlah panitia pada acara ini, so gue nggak bisa mindahin-mindahin anak orang sembarangan. Ntar gue melanggar and bisa kena hukum.

    "Kita kan udah dibagi dek, udah ketentuannya dan nggak dapat diganggu lagi." Kata gue yang disambut wajah kekecewaannya. Kemungkinan besar gue bakalan di khotbahi mama sepulang study tour ini. "Tenang aja. Kalo ada yang macam-macam sama lo. Bilang ke Kakak ato bilang ke Bang Askar." Gue menepuk bahunya.

    Dia nampak ragu, walau dia tetap berusaha tersenyum, senyum yang dipaksakan. Pasti ada yang nggak beres dengan teman sekamarnya sehingga dia minta pindah dan mau tidur bareng gue. Bukannya malah asik tidur sama teman seangkatan daripada tidur dengan kakak kelas. Tapi sudahlah, gue nggak perlu ambil pusing soal itu. Asalkan nggak ada yang terjadi sama dia, gue aman dari amukan mama.

    "Lo nggak ikutan berenang dek. Biasanya kalo udah dekat air, pasti lo yang nomor satu deh."

    "Eh nggak kak." Mukanya tambah bersemu merah. "Fandi nggak mood berenang." Ujarnya yang gue balas dengan anggukan.

    Ada ya nggak mood berenang?

    "Okedeh, have fun ya. Kalo ada apa-apa bilang sama kakak ato Bang Askar siip. Bang Askar ini teman kakak kok." Ujar gue menoleh ke Askar sekilas sebelum menatap Fandi dan menepuk bahunya sambil berlalu pergi.

    Dia mengangguk sambil menoleh ke Askar sebentar. Lalu memasang headphone dan kembali menatap kolam renang yang penuh dengan cowok-cowok shirtless yang pada berenang.

    "Lo kenapa bilang ke adik lo kalo gue ini teman lo sih?" Si Askar nyolot tidak terima.

    "So gue harus bilang apa?"

    "Lo bilang gue pacar lo kek. Ato abang iparnya kek."

    Gue menaikan kedua alis tak lupa 'poker face' gue . "Pacar? Kapan lo nembak gue?" Ujar gue yang pasti menohoknya tepat di jantungnya. Buktinya dia terdiam membuang muka tak lagi memandangi gue.

    Gue cuman tersenyum. Makanya tembak gue dong, digantung nggak ada kejelasan gini. Lu kira gue jemuran apa.

    "Ntar malem lo gue tembak." Bisiknya di telinga gue yang sontak bikin adik gue bangun. Gue bukannya suka mikir porno, tapi kok perkataannya ini bikin gue horni gini ya. Ah..., emang sialan Askar.

    Gue langsung mempercepat langkah gue, meninggalkan Askar yang berkacak pinggang melihat ekpresi gue yang pasti dia sukai itu. Terdengar kekehan mesumnya sambil mengejar gue. "Tunggu woy!"

    Nggak bakalan Kar. Lo otak mesum nggak tau sitkon yang udah membuat gue jadi nggak karuan gini. Gue jadi nggak istiqamah sama perkataan gue karena lo. Gue nggak jadi fokus belajar karena elo. Saat gue baca buku bacaan, gue keinget muka lo. Saat lihat alat reproduksi -dimapel Biologi- entah kenapa gue kepikiran ama alat reproduksi lo yang akhirnya nggak sengaja gue lihat tadi. Pas gue lagi rajin-rajinnya shalat, ngebayangin lo jadi imam gue. Pas mau tidur, kebayang lo lagi disamping gue. Mau mandi begitu juga. Untung pas boker, gue keinget ide-ide isi makalah kita. Gue nggak nyangka kalo 'serotonin' sehebat ini reaksinya.

    "Jadi sekarang lo nggak mau gue tembak?" Dia berteriak dari belakang yang bikin gue tambah kesal. Gimana kalo kedengaran orang-orang dan bikin gosip yang nggak ilmiah seperti gosip gue dengan Tia kemarin.

    Bay the way tentang Tia, dia tadi kok nggak kelihatan ya?

    "Nggak!" Kepalang basah, mending gue juga bales teriak. Toh suara ombak yang keras akan terinterferensi dengan suara gue.

    "Tadi lo mintak ditembak, eh sekarang kagak mau. Gimana sih lo, plin-plan."

    "Terserah gue. Apa maulo? Lo mau marah. Gue males berurusan dengan orang macem lo yang isinya porno mulu."

    "Porno gini kan lo tetep sayang ke gue." Perkataannya udah keterlaluan. Gimana kalo ada yang mendengar apa. Kadang gue menyesali perkataan gue yang sering kepancing atas perkataannya yang selalu merugikan gue. Seperti saat ini, mending tadi gue diam dan nggak membalas omongannya tadi. Kesal gue jadinya.

    Gue langsung berbalik mendekatinya dan menyeretnya ke tepi pantai yang cukup semi terlindung pepohonan dan pohon-pohon bakau. Di pantai itu juga terdapat beberapa buah karang-karang yang menyembul dari laut. Jangan tanyakan ke gue, karena gue juga nggak ngerti kenapa bisa begitu, gue bukan ahli geologi yang menjelaskan kepada kalian semua. Masing-masing karang terlindungi pohon satu sama lain, jadi nggak begitu kelihatan deh. Guepun menyeret Askar menuju salah satu karang yang cukup strategis untuk melihat sunset karena letaknya yang paling tinggi dibanding yang lain, serta lebih terbuka dibanding karang yang lain. Jadi Askar macam-macam, gue bisa teriak dan mukulin Askar pake batu karang. Bonusnya lagi, kita bisa mengintipi orang yang lagi pacaran di karang-karang lainnya.


    Gue menajamkan pandangan gue ke karang sebelah kiri gue. Eh itukan si Dikky anak IPA 1 yang lagi cipokan di karang sebelah kiri gue sama cewek kelas X. Wow ciumannya panas banget, ntar bablas loh. Nggak tau apa, kalo gue lagi lihatin. Pantesan aja langsung menghilang tuh anak, mau bermain cinta rupanya. Iseng lagi, gue ngintip disebelah kanan gue, siswa kelas XII yang juga lagi ciuman panas. Gilanya lagi mereka berdua sesama cowok. Mereka berdua udah panas aja bro, tangan si cowok udah begerilya didalam baju cowok satunya, dan tangan si cowok satunya udah diselangkangan tuh cowok. Njir celana gue jadi sempit gini ya. Gue berkali-kali harus menelan ludah melihat pemandangan gratis gini. Nampaknya nih emang tempat menyalurkan nafsu birahi para penghuni penginapan.

    "Lo segitu amat lihatin mereka. Gue siap kok buat ngelakuin yang kayak begituan." Ujar Askar menggerling nakal sambil memainkan bungkusan aneh bewarna silver di tangannya. Pengen deh gue tabok nih anak sama batu karang biar otaknya nggak mesum lagi. Bay the way apaan yang dipegang Askar tuh?

    "Apaan nih?" Tanya gue sambil merebut bungkusan itu dari tangannya. Masih kayak tadi, dia masih senyum-senyum nggak jelas menatap gue nakal. Di tangannya yang lain, Askar memegang sebotol benda bewarna biru yang sontak bikin gue penasaran tingkat akut.

    "Yang lo pegang itu namanya kondom dan yang gue pegang ini namanya lumbricant."

    "Shit!" Gue langsung membuang bungkusan warna silver itu. "Darimana lo dapat ini? Lo udah merencanakan ini sejak awal!?"

    "Kepikiran udah ada, tapi merencanakannya belum." Ujarnya tanpa dosa sambil memungut bungkusan kondom dan memasukannya kedalam saku belakang celananya. "Jaga-jaga ntar malam." Ujarnya menggerling nakal.

    "Kalo nggak ada rencana sebelumnya, darimana lo dapat tuh kondom? Jangan boong lo." Suara gue terdengar serak.

    Askar terkekeh sambil menunjuki sela-sela batu karang yang langsung gue datangi. Buset, sekotak kondom coy. Bewarna merah dengan gambar pasutri yang lagi berpelukan bermerek Sutra. Lucu kenapa nggak Katun ato Wool aja. Kwkwkw. Gue memandang kearah Askar, nggak nyangka gue dia sampai tahu tempat ngumpetin kondom segala. Pasti tuh anak sering indehoyan disini deh, ckckck.

    "Kar! Lo sering kesini ya? Kok lo sampai tahu tempat sembunyiin kondom segala sih?"

    Dia menoleh sejenak ke gue. "Lo tau nggak, kalo karang ini tempat maksiat orang-orang yang nginap di penginapan kita itu." Dia nampak menghela nafas tertahan sebelum menunjuk kearah karang di sebelah kanan. "Kayak gitu tuh."

    Guepun menoleh kearah karang pasangan gay tadi. Dan sontak jantung gue memompa darah lebih kencang, dengan nafas tertahan dan mulut (pasti) menganga. Gue langsung tiarap supaya tidak terlihat oleh mereka.

    Pasangan gay kakak kelas gue itu lagi have fun terlentang diatas karang. Dengan jari tangan si cowok udah keluar masuk lubang anus si cowok satunya sambil melumat puting si cowok satunya dengan ganas. Sedangkan si cowok satunya udah mengelinjang-gelinjang kenikmatan sambil menggigit bibir dengan muka memerah dan tangan meremas-remas rambut si cowok yang bikin Adrian Junior full maksimal.

    Nafas gue memburu, dan jantung gue berdetak lebih kencang. Sesekali gue melirik Askar yang nampak fokus lihat bokep secara live. Dia menikmati banget sampai terpaku melihat pemandangan erotis itu.

    Si cowok satunya yang kalo nggak salah anak XII IPA 2 itu mulai mengemut kepunyaan si cowok yang udah tidur terlentang. Si cowok satunya itu nampak erotis menaik turunkan mulutnya mengemut senjata si cowok. Entah kenapa mata gue kembali melirik Askar yang sialnya juga melirik gue. Cepat-cepat gue mengalihkan pandangan gue kembali ke pasangan sejoli yang lagi dimabuk cinta itu. Si cowok yang lagi dioral nampak menggairahkan dengan ekspresinya yang meringis itu bikin dibawah gue berdenyut-denyut. Ah gimana ekspresi Askar jikalau lagi di posisi cowok itu ya, apakah semenggoda gitu. Ahhh... Adrian, tahan nafsu lo Yan. Gue menepuk-nepuk pipi gue mengusir nafsu gue yang mendidih.

    Dan si cowok satunya kembali terlentang dengan posisi mengangkang. Kedua kakinya dipegang oleh si cowok yang lagi menjilati kontok si cowok satunya. Kemudian si cowokpun sedikit demi sedikit, secara slowmotion, dengan nafas gue yang tertahan, perlahan-lahan memasukan sedikit demi sedikit jagoannya kelubang anus cowok satunya. Si cowok satunya nampak meringis kesakitan sambil menggigit bibir dan mencengkram batu karang. Sedangkan si cowok menengadahkan kepalanya menahan kenikmatan sehingga jagoan si cowok sedikit demi sedikit masuk sepenuhnya.

    Gue meremas tangan Askar. Gue nggak tahu sejak kapan Askar udah ada di samping gue. Persetan. Pemandangan di depan mata gue lebih menggairahkan daripada membahas Askar sekarang.

    Dan sicowok pun mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya, menyodok-nyodok si cowok satunya. Sedangkan si cowok satunya begitu menikmati goyangan si cowok dengan mata merem melek menahan nikmat. Kepala gue jadi panas dan adek gue berdenyut-denyut. Gue nggak tahan lagi, gue harus pergi sebelum gue ejakulasi gara-gara melihat pemandangan itu.

    Guepun menggeser tubuh gue hendak bangkit, ketika tangan Askar menahan badan gue dan malah membalikan badan gue terlentang. Askar melakukan agresi.

    Dia langsung menindih gue dan menjilati leher gue sehingga gue mengejang. Rasanya geli basah dengan aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuh gue. Dia terus menjilati dan menciumi area sensitif gue sehingga gue nggak tahan lagi untuk mendesah. Tangannya sudah begerilya memasuki kaos gue dan menjajah yang ada di dalamnya.

    Diapun merangkaki gue. Bibirnya yang memabukan melumat bibir gue. Dia menghisap bergantian bibir atas dan bawah gue bergantian sambil sesekali lidahnya menyeruak memasuki mulut gue. Lidahnya pun menggumuli lidah gue. Ah..., apalagi gesekan jagoannya ke jagoan gue yang menjalarkan kenikmatan keseluruh tubuh gue. Hanya desahan dan nama Askar yang keluar dari mulut gue sekarang.

    ---tbc
    R~


    Hayhay Aurora kembali. Maaf gue update pasti kelamaan n sering php-in antum semua, gue bukan bermaksud begitu kok.
    Mungkin k dpn msih ky' skrng, gue bkln update lama-lama krna btr lgi UAS n tugas buat makalah dri dosen menghadang gue. Ah sok rajin banget deh gue, tapi bgtulah gue hruz propesional baik sbgai mahasiwa maupun sbgai slah seorang author d bf. Gue harap maklumnya.

    Oh ya gue harap antum semua nggak bingung ttng si cowok dan si cowok satunya. Si cowok itu topnya n si cowok satunya itu bottomnya. Kn Adrian blum tahu tuh ttng top n bot serta nma seniornya d kls XII, mknya di crtain dg sebutan si cowok dan cowlk satunya. Siip (y)? Gue harap ngerti y.

    So gue tunggu komentar n votenya. Krna komentar n vote dri tmn2 gue itulah yang bikin gue smngt buat nulis. Seriuz.

    So slmt berhari minggu, buat adik2 gue slmt ujian, buat tmn2 n senior gue yg udah ujian slmt ujian, yg belum slmt bersiap2. Yg bsok kerja slmt kerja, yg sakit cpt smbuh, yg skrng ato bsok ultah hbd n yg libur slmt liburan.
    Slmt membaca n sunt. ;)

    R~ Aurora
  • @shandy76 udah gue mention bro..., slmt mnbca y... maaf klo Aldinya dikit d sana.

    @hafizpratama duuh maap nih, bru k update sekarang. soalnya gue lgi d Amrik, so paginya jm sgni. kwkw *cabut lari

    @akina_kenji klo dpt rejeki kot*l langsung terkam. *eh

    @Kim_Hae_Woo679 ntar gue kirim Askar k ranjang lo bro ... kwkw
  • Itulah yang disebut 'Batu Karang Cinta' :v Agak panas pas baca part ini. Askar udah siap tuh dengan kondomnya, Adrian siapkan 'juniormu' :v
  • Kentangggg
  • Gw puasss sama part ini.

    Good Job Bitch.
  • Hahaha.. Dah mau d mulai!! Ceritanya bikin horni aja?? Lanjutkan @Aurora_69
  • gua puas.. malah ikutaan tegang.. hahaha :3
  • gua puas.. malah ikutaan tegang.. hahaha :3
  • Tomatttt tanggung bangettt kakkkkkkk
  • enar ceritanya si adrian di gangbang ajja pas di kamar. bakal seru tuh wkwkkk
  • @Aurora_69..aah nyebelin part ini,.gue gk terima klo sampe adrian di perawanin siASKAR...kampreeett...,,, sabar'' moga datang tsunami.biar mampus tuh si Askar..
Sign In or Register to comment.