It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Daser
@freeefujoushi
@Sho_Lee
@mustajab3
@Joon Hee
@lulu_75
@JimaeVian_Fujo
@PCYXO15
@Tsunami
@ricky_zega
@Agova
@jimmy_tosca
@rama_andikaa
@LostFaro
@new92
@Akang_Cunihin
@billyalatas18
@delvaro80
@ramadhani_rizky
@Valle_Nia
@diccyyyy
@abong
@boygiga
@yuliantoku
Buat yang nggak mau diseret lagi, bilang ya.
Terima kasih udah membaca n mohon komentar membangunnya.
Selamat Membaca ...
"Adrian? Kamu nggak apa-apa kan nak?" tanya seorang wanita yang gue panggil Bunda setelah beliau mempersilahkan gue masuk kedalam rumah.
"Nggak apa-apa kok Bunda, Adrian baik aja kok." ujar gue berusaha tersenyum sambil mencium tangan Bunda. Guepun duduk di salah satu sova ruang tamu.
"Tadi malam, mamamu nelfon ke Bunda. Katanya kamu nggak pulang semalam, iya?" ujar Bunda sambil duduk di samping gue. "Aldi juga sempat nelfon handphone kamu, tapi nggak kamu angkat. Kemana kamu Yan?"
"Tadi malam Rian buat makalah di rumah teman Nda. Karena kecapekan kemarin, akhirnya Rian ketiduran Nda. Maaf.." ujar gue. "Aldi nelfon kemarin Nda?"
"Iya Rian, Aldi beberapa kali nelfon kamu tadi malam, tapi nggak ada yang ngangkat." ujar Bunda. "Nah besok jangan diulangi lagi ya. Jangan buat orang tua khawatir. Minimal kasih khabar kalo Rian ada acara di rumah teman." kata Bunda lagi sambil memegang kedua lenganku.
Ini pasti kerjaan Askar yang nggak ngangkat telfon dari Aldi. Pasti dia tahu kalo Aldi yang nelpon, secara ketika Mama nelfon dia angkat kok. Argh... kesal sama itu anak.
"Rian udah makan?"
"Udah Bunda, tadi dirumah temen." ujarku bohong, entah kenapa gue nggak nafsu makan sekarang. "Aldi dimana Bunda?"
"Aldi diatas lagi sama Dwi."
"Iya Bunda, Rian ke atas dulu ya Bunda." seraya gue beranjak dari sova empuk itu.
"Iya nak." ujar Bunda.
Guepun melangkahkan kaki gue ke lantai atas. Gue kok jadi nggak bersemangat gini ya? Apa gue masih dibingungkan dengan tawaran Aldo tadi. Entahlah.
Sesampainya di depan kamar Aldi, sayup-sayup gue mendengar suara desahan pria yang entah dari mana, ditambah lagi suara rintihan yang sensual banget. Gue menelan ludah sambil menepuk-nepuk muka gue. Ini halusinasi karena mimpi semalam ato emang itu suara desahan orang.
Gue menajamkan indra pendengaran gue, Oh My God, asalnya dari kamar Aldi. Apa yang Aldi sama Dwi lakukan sampai mendesah-desah gitu.? Gue merapatkan telinga gue ke pintu kamar dan sesekali mengintip dari lubang kunci. Ah gue nggak bisa melihat apa-apa, gila gue amat penasaran.
Gue tetap terus menguping desahan-desahan itu. 'Oh no oh yes. Fuck..!! Ooh.. god. Ooowh....' yang sukses membuat celana gue terasa sempit. 'Ooowh .. yeah...'. Anjing! Gue nggak tahan lagi atas tindakan apa yang mereka lakukan di dalam.
Mata gue terbelalak ketika kemungkinan terburuk berputar-putar di pikiran gue. Jangan-jangan?
Gue menghembuskan nafas dalam dan dengan penuh keberanian, gue langsung membuka pintu kamar Aldi dengan keras.
'Brak!!'
Dan sontak Dwi yang ada dibawah nampak terkejut dengan tindakan gue. Sedangkan Aldi, yang diatas nampak memucat mengetahui kedatangan gue.
"A..apa yang kalian berdua lakukan?" gue amat syok.
Gue memandang aneh ke mereka.
Aldi langsung nampak kelabakan menutup sesuatu dibawahnya dan Dwi tanpak membuang muka.
Gue cuman bisa melongo, sehingga kesadaran gue kembali seutuhnya.
Gue terkekeh.
"Kalian nonton bokep?" tanya gue. Gue senyum-senyum melihat ekspresi mereka yang tertangkap basah liat bokep.
Aldi mengangguk sambil membuang muka.
Dan semua itu sukses bikin gue tertawa terbahak-bahak.
"Jadi apa yang lo tutupin tadi Al?" tanya gue sambil berjalan ke balik ranjang Aldi. Aldi yang berada diatas ranjang terlihat kikuk. Sedangkan Dwi yang ada di karpet terlihat malu.
Guepun menemukan notebook Aldi yang nampak tertutup. Guepun ngakak abis. "Tumben nonton bokep Al?" tanya gue terdengar menggoda sambil menaik turunkan alis gue.
"Noh si Dwi yang ngajak." ujar Aldi seraya menjuk Dwi.
Guepun terkekeh.
"Dasar lo ya Dwi. Lo apain Aldi gue sampe nonton begituan. Kan udah gue bilangin sama elo. Tobaaat!" ujar gue sambil menepuk jidat Dwi.
"Hehe, Gue cuman penasaran aja Rian. Kemarin si Ridho cs merekomendasikan ke gue bokep baru bro, BDSM." ujarnya bersemangat. "Katanya juga ceweknya bohay, nah gue kan penasaran dan kebetulan juga gue kan nggak punya modem. Jadi pas Aldi ke bawah tadi kan gue punya kesempatan tuh, gue buka tuh situs, pengen gue download, nah pas si Aldi balik, dia ikut nimbrung deh. Akhirnya gue nonton bareng dah." katanya sambil cengengesan.
Gue menepuk jidat gue sambil memandang Aldi tajam. "Gue kan juga penasaran Rian." ujarnya cengengesan sambil menekurkan wajahnya.
"Ckckck.., kalian berdua ya." ujar gue sambil berkacak pinggang.
"Gue ke bawah dulu ya Rian, ambil snack dulu." ujar Aldi. Gue yakin dia ngehindar sama gue.
"Hmm..." ujar gue sambil duduk di tepi ranjang.
"Gue ke bawah dulu ya ambil snack." katanya lagi sebelum menutup pintu kamar.
Gue dan Dwipun ngakak seketika takala pintu telah tertutup.
"Gue yakin, Aldi malu sama lo tuh." ujar Dwi.
"Haha iya, setau gue dia belum pernah nonton kayak gituan."
"Aldi itu emang polos banget." ujar Dwi.
"Karena lo, kepolosan dia ternodai tau." ujar gue seraya kembali menoyor kepala Dwi.
"Bukan salah gue kali, itukan edukasi seks, salah satu contoh teori bro. Kalo udah nikah nanti, kan tinggal praktik." ujar Dwi seraya tertawa terbahak-bahak.
Dan gue cuman memandang Dwi aneh. "Yelah, dasar raja mesum. Bokep dibilang sex education." ujar gue seraya mencibir Dwi.
"Sterah lo lah Rian, gue nggak ngambil pusing. Eh bay the way, bagaimana makalah lo?" tanya Dwi yang sontak bikin gue kembali bete.
"Tauah.., gelap. Gue rencana mau minta change rekan sama ibu Silvi." ujar gue seraya merebahkan badan gue ke kasur Aldi.
Dwi yang tadinya duduk dilantai, juga ikutan rebahan di samping gue.
"Kenapa lo mau minta tukar?" tanya Dwi yang sukses membuat gue kembali berfikir tentang keputusan yang akan gue ambil.
"Gue juga nggak tau alasannya. Gue agak males aja berurusan sama si Askar. Lo taukan gue siapa dan dia siapa?"
"Jadi lo nggak sanggup lagi rekanan sama Askar? Dia jahatin lo? "
"Nggak! Nggak! Askar nggak pernah jahatin gue, bahkan dia baik kok sama gue, walaupun dia setali tiga uang sama lo, mesum bin porno." jawab gue. "Selain itu gue nyaman kok." ujar gue.
"Jadi lo yang nggak pulang semalam itu?"
"Gue ketiduran di rumah Askar. Lo taulah kalo udah sakit kepala udah kayak gimana. Dia bahkan minjamin gue baju ganti." kata gue sambil memegang baju yang gue pakai.
"Ooh jadi ini baju Askar? Pantesan aja kebesaran ya." ujarnya mangut-mangut gaje. "Nah jadi masalahnya apa? Sampe lo mau nuker rekan buat makalah segala. Lo bilang dia nggak ngejahatin lo?"
Gue kan nggak mungkin bilang kalo gue tadi dihasut Aldo buat tukeran.
Gue mengangkat kedua bahu gue tanda tidak tahu.
"Menurut gue, lo seharusnya malah bersyukur karena lo udah d dekatkan Tuhan sama dia."
"Bersyukur?" mata gue melotot terkejut.
"Iya, dengan lo dekat sama berarti lo nggak akan digangguin sama gengnya." ujar Dwi. "Lagian kalo lo rekanan sama Askar dalam buat makalah, lo kan bisa tambah dekat tuh. Lo kan pembicara ulung, kalo lo udah dekat sama Askar, lo kan bisa ngomong ke dia supaya nggak ganggu anak sekolahan lagi."
Gue mangut-mangut mencerna kata-kata Dwi tadi.
"Menurut gue gitu, dunia ini emang kejam. Lo harus bisa manfaatin si Askar buat ngereformasi Yakuza Junior." ujar Dwi sambil mengedipkan mata. "Istilahnya sambil menyelam minum air. Makalah lo siap, anak sekolahan nggak bakalan resah lagi."
Gue termenung sambil memandang loteng kamar Aldi. "Tapi..?"
"Kalo dia ada maunya sekarang, ya anggap aja resiko lo. Semua butuh pengorbanan." ujar Dwi lagi.
Guepun bangun dan menyenderkan badan gue ke dinding. Sambil bersedekap, gue kembali memikirkan kata-kata Dwi yang ada benarnya juga.
Jadi apa tujuan Aldo buat change tadi apa?
"Tadaa!!" pekik Aldi mengagetkan gue sampai gue terlompat dari kasurnya. "Nah Bunda lagi buat kentang goreng nih." ujar Aldi sambil menyerahkan semangkok kentang goreng beserta beberapa kaleng limun.
"Nah selama gue kebawah tadi, kalian ngomongin apa?" tanya Aldi yang unyu nampak di gue.
"Ngomongin siapa ya?" tanya gue sok mikir. "Kasih tau nggak ya?" ujar gue sambil mengusap-usap dagu gue.
"Kasih tau dong!" ujar Aldi seraya bergelayut di leher gue.
"Iih manja amet nih orang." ujar gue seraya mencubit pipinya gemes.
"Nggak akan gue kasih tahu!" ujar gue seraya merampas kacamata Aldi.
"Woi Adrian! Balikiin kacamata gue, teriaknya. Nggak kelihatan nih." teriaknya. Dia nampa cemberut dan bikin dia tambah unyu.
Entah kenapa perasaan kalut gue tadi menguap seketika takala menjahili Aldi. Mungkin pas musim bete, gue harus sering-sering dekat Aldi deh.
Dan handphone gue berbunyi, sontak gue menyerahkan kacamata si Aldi.
Nomor yang nggak dikenal? Siapa nih.
"Halo?"
"..."
"Askar? Lo dapet nomor gue darimana? "
"..."
"Gue dirumah Aldi sekarang."
"..."
"Untuk apa lo alamat rumah Aldi?"
Gue memandang Aldi minta persetujuan.
"Kasih aja." bisik Aldi ke gue.
"Oke, gue kasih. Tapi lo jangan macam-macam sama Aldi. Ingat! Kalo gue ya gue, jangan libatkan orang disekitar gue."
"..."
"Iya ntar gue kirimin lewat sms."
"..."
Guepun menutup handphone gue. Dwi dan Aldi memandang gue seperti meminta penjelasan.
"Askar mau kesini." ujar gue.
"Ngapain?" tanya Dwi
Gue mengangkat bahu gue. Namun apapun alasan Askar ke rumah Aldi, yang jelas bikin perasaan gue nggak nyaman.
Ach...
--- tbc
R~
Hay all, aku update lagi malam ini. Maaf mngkin pd part ini agak gaje krna moodku lagi down banget karena someone. But, aku harap temen2 menerima part ini, apalagi di part ini ad kmnculan sisi lain dari Dwi serta si Aldi yg imut-imut ky' Conan Edogawa muncul lgi. Hehehehe aku harap seseorang suka dg part ini.
Oh ya, aku mohon vote n komentar membangun dari teman-teman smua. Terima Kasih n selamat membaca.
R~
Mngkin dia mau ketemu sma Adrian, kn Adrian dirumah Aldi.
@freeefujoushi yups bang, sipo sipo. Aku akan berusaha tegar. Makasih
@Aurora_69
Eh ternyata cuma nonton doang... Hahaha
@Daser