It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Daser
@daser. Se7
maaf aku jarang ol, apalagi dibf, yg semangat ya, nulisnya sampai tamat! jngn kyk aku, he he,,,
soal gk suka itumah hl biasa, readerkan punya pikiran beda2, aku tunggu lanjutannya,,,
maaf aku jarang ol, apalagi dibf, yg semangat ya, nulisnya sampai tamat! jngn kyk aku, he he,,,
soal gk suka itumah hl biasa, readerkan punya pikiran beda2, aku tunggu lanjutannya,,,
Thanks bang, emng aku khawatir jga klo bnyk reader yg nggk suka. Tpi yg jls, thanks udah mau nunggu updatenya... @mustajab3
@Daser
@freeefujoushi
@Sho_Lee
@mustajab3
@Joon Hee
@lulu_75
@JimaeVian_Fujo
@PCYXO15
@Tsunami
@ricky_zega
@Agova
@jimmy_tosca
@rama_andikaa
@LostFaro
@new92
@Otsutsuki97S
@billyalatas18
@delvaro80
@ramadhani_rizky
@Valle_Nia
@diccyyyy
@abong
@boygiga
@yuliantoku
@ardi_yusman
@fian_gundah
Buat yang nggak mau diseret lagi, bilang ya.
Terima kasih udah membaca n mohon komentar membangunnya.
Selamat Membaca ...
"Mau lo apa sih Askar? Lo gaje banget deh." ujar gue seraya tetap terus memandangnya yang sedang menikmati makanan yang kita berdua pesan.
"Gue mau ngajak lo aja, kan kita ada penelitian makalah." ujarnya acuh.
"Apakah makan di KFC termasuk dalam penelitian makalah kita?" teriak gue terbawa suasana.
Beberapa orang memandang aneh ke arah gue. Gue udah kaya' topeng monyet yang salah lokasi sekarang.
"Ya.., makan di KFC termasuk proses penelitian dalam pembuatan makalah." ujarnya asal, yang bikin gue kesal banget.
Gue memutar mata gue. Oh Tuhan, dasar sofis, paha dan dada tidak ada dalam makalah kita Askar. Dan ini adalah kali ketiga dia memerintahi gue seenak jidatnya.
Pertama, pas dia menjemput paksa gue di rumah Aldi. Dia jemput gue dengan alasan ke Bunda kalo kita udah ada janji ngerjain tugas makalah. Nah bukannya buat makalah, dia malah bawa gue ngalor ngidul pake motornya keliling kota. Untung aja si Aldo nggak ikutan pergi. Lalu nganter gue pulang ke rumah hampir tengah malam, sampai mama hampir marah sama gue, untung aja Askar nyuap papa sama mama pake martabak.
Yang kedua, pas gue ada acara sama MPS di luar. Nah pas mau pulang, eh dia malah ngumpetin tas gue didalam laci mejanya, sehingga gue ngebatalin acara gue karena sibuk mencari tas gue. Akhirnya dengan muka cengengesan tanpa dosa dia ngebalikin tas gue dan menyeret-nyeret gue kaya' kambing ke Timezone.
Dan tadi sepulang sekolah, gue ada janji sama Aldi buat beli CD terbaru (Compack Disc ya bukan kolor) di Retro. Ngak ada gempa, nggak ada tsunami Askar ngehadang kita berdua yang turun tangga dan langsung nyeret gue ke parkiran dengan alasan ke Aldi kalo kita mau ada penelitian buat makalah. Dan faktanya sekarang, bukan ngadain penelitian, tapi gue malah nemenin dia makan di KFC.
"Tuh ayam nggak lo makan?" ujarnya seraya mengamati makanan gue yang belum gue sentuh.
"Iyalah.., emang cuman lo aja yang mau makan." jawab gue dengan ketus.
Gue masih kesal di permainkan Askar kaya' begindang. Dia suka ngatur-ngatur gue sekarang.
"Lo ngambek mulu, lo pms?" ujarnya seraya memperhatikan gue makan.
"Terserah lo, gue pms ato apaan."
"Oooh.." dia mangut-mangut. "Ntar gue beliin lo kiranti deh."
Pernyataan Askar tadi sukses buat gue menyemburkan isi mulut gue. Gue terbatuk-batuk sambil memegang dada terkejut, dengan tangan gue meraba-raba. "Air, mana air?"
Askar menyerahkan sekaleng pepsi ke gue dengan wajah khawatir dan tangan kita saling bersentuhan, mengirimkan aliran listrik yang sukses bikin gue merona. Dan entah kenapa gue lupa kalo tadi gue keselek.
Awkward
"Eh thanks ya Askar." ucap gue setelah menandaskan minuman yang rupanya punya Askar itu.
"No problemo beb." jawabnya seraya mengedipkan mata genit yang sukses bikin gue bersemu merah. "Lo lanjutin makanan lo."
"Hmm..."
Jujur udah dua minggu gue bersama Askar dalam membuat tugas Bahasa Indonesia, dan udah selama itupula gue merasakan perubahan absurd yang terjadi pada diri gue.
Demi toket J*p3, gue rasa Askar udah menjadi candu dalam diri gue.
"Lepas ini kita kemana?" tanya gue. "Gue harap emang buat ngerjain tugas makalah kita Askar. Gue udah nyiapin angketnya." ujar gue seraya mengubrak-abrik tas gue dan menyerahkan angket itu ke Askar.
"Iya nyinyir. Nih sisanya simpan lagi!" ujarnya seraya mengambil beberapa angket dan pergi menemui beberapa orang yang ada di gerai makanan cepat saji itu.
Entah kenapa satu hal yang gue lihat dari Askar sekarang. Dia nampak sebagai pria yang bertanggung jawab.
"Bengong lo! Ntar kesambet." kata Askar mengagetkan gue.
"Eh.., udah selesai ya? Cepet amat."
"Iyalah Askar gitu. Emang gue kayak lo? Lamban." ujarnya seraya mengacak-acak rambut gue. Gue merona.
"Apaan sih." ujar gue menepis tangan Askar.
"Yuk!" ujarnya seraya menarik gue keluar dari gerai makanan cepat saji itu. Gue seperti kerbau yang dicucuk idungnya, cuman menurut aja ditarik-tarik Askar.
"Yuk naik!" ujarnya seraya menyerahkan helm ke gue.
"Kita kemana nih?" tanya gue. "Udah setengah enam nih, bentar lagi maghrib." cerocos gue.
"Lo kaya' perawan aja, khawatir pulang malam. Gue nggak bakalan apa-apain lo kok."
"Gue mau beli komik dulu." ujarnya sambil menstarter motor Kawasakinya.
Gue yang ngebonceng hanya bisa menghembuskan nafas.
Ah kalo gini, mending gue pergi sama Aldi deh ke Retro, sekalian beli CD terbaru kan. Daripada ngikutin Askar yang gila manga kayak gini.
Gue turun dari motornya sesampai kita di parkiran Gramedia. Askar cuman mandangin gue genit. Eh kok gue jadi senyum-senyum sendiri ya. Omegat.
"Gue mau kesana dulu. Lo jangan pergi jauh-jauh!" perintahnya ke gue. Hello, jadi gue bengong-bengong kagak jelas cuman nungguin tuh orang. Gue memandangnya tanda tidak suka. Dan Askar yang kurang sensitif, berlalu begitu saja tanpa mempedulikan ketidaksukaan gue.
Sempurna.
Selagi Askar sibuk melihat-lihat komik, guepun menjauh dari cowok brandal itu sambil jelalatan liat kesana kemari. Dari pada suntuk nungguin Askar yang kayak bocang, mending gue jjs aja di dalam nih toko buku. Mana tau aja ada cewek bohay yang bisa gue minta nomor ponselnya. Hahaha
Selagi gue mengintai cewek bahenol yang mungkin saja nyasar ke toko buku, gue melihat penampakan seorang yang nggak asing lagi bagi gue. Gue menelan ludah. Sapa nggak ya?
"Aldi?!" teriak gue ke anak berkacamata minus 1,5 itu.
Dia menoleh ke arah gue, dia awalnya bingung. Tapi akhirnya dia tersenyum dengan senyum mautnya yang gue yakin para cewek dan maho langsung kalap.
"Adrian, ngapain lo disini? Eee..., bukannya lo ada kerjaan sama Askar ya?" tanyanya seraya celengak-celenguk gaje.
"Eh.., iya, ada tapi udah selesai." jawab gue bohong. "Lo nyari dia? Dia ada di rak komik tuh. Gue disuruh jadi kacungnya buat ngekorin dia kemanapun yang dia mau." ujar gue seraya menunjuk ke arah bagian penjualan komik.
Aldi memandang kearah yang gue tunjuk. "Eh.., bukannya lo ke Retro beli kaset?" tanya gue yang sukses kembali memandang gue lagi.
"Iya, gue tadi beli banyak kaset. Ada kaset film, ada kaset lagu, kaset ps juga ada." ujarnya seraya mengedipkan mata.
"Besok gue pinjem ya!" ujar gue seraya mengacak-acak barang belanjaannya.
"Boleh." jawab Aldi mantap. "Lo rugi nggak pergi tadi, gue nemuin kaset DVD seluruh movie One Peace."
Mata gue terbelalak. Gue emang pencita One Peace sejati.
"Serius? Lo beli kan?" Gue yakin mata gue berbinar-binar laksana Sirius di langit malam.
"Hmm..." ujarnya dengan senyuman penuh arti.
"Gue pinjam dung Al...!! Serius, pinjamin gue." seraya memeluk erat Aldi. Gue yakin dia nahan sesak nafas sekarang.
"Iya, iya gue pinjamin. Tapi lepasin gue, malu dilihat orang nih." seraya berusaha melepaskan pelukan gue.
"Nggak.! Terserah apa kata orang. Yang jelas gue seneng banget deh. Gue pengen meluk lo." teriak gue ke Aldi sambil ngencangin pelukan gue yang bikin dia sesak nafas.
"Ehm...!" terdengar deheman seseorang yang sukses membuat gue melepaskan pagutan gue yang udah laksana pagutan Anakonda.
"Urat malu lo udah putus apa? Peluk-peluk cowok segitu nafsunya." ujar cowok tengik itu dengan pandangan menghina.
"Terserah gue, mau ngapain. Mau meluk cowok, meluk cewek, bencong sekalian, bukan urusan lo." ujar gue mencibir cowok labil itu. "Lagian lo nggak disana ya?" tanya gue sambil nunjuk bagian komik.
Gue jadi kesel, seremonial yang gue lakukan untuk mengucapkan terima kasih batal seketika. Entah kenapa dia selalu ngeganggu gue kalo pengen berduaan sama Aldi.
Dia memutar matanya.
"Yuk Al! Kita kesana." ujar gue seraya menarik tangan Aldi. Entah kenapa gue seperti Askar sekarang. Guepun menyeret Aldi sampai bagian rak-rak yang isinya novel smua.
Askar nampak membuntuti gue dan memperhatikan gue dari jauh, sambil soksok lihat novel.
"Novelnya bagus deh Rian!?" ujar Aldi sambil memperlihatkan sebuah novel ke gue.
Gue membaca sinopsis novel yang diberikan Aldi tadi ke gue, walau sudut mata gue memdang Askar mulu. Gue kesal dianggurin dan lihat sekarang lo yang gue anggurin.
Gue tertawa dan gue yakin ada tanduk imajiner di kepala gue.
"Lo nggak apa-apa kan Rian?" tanya Aldi ke gue sambil memegang dahi gue. "Lo nggak demam kan?"
"Nggak lah Al." gue menepis tangan Aldi. Entah kenapa tangan gue yang nakal merangkul si Aldi sambil melihat-lihat beberapa novel yang keren-keren abiz.
Si tengik Askar menggeram.
"Yuk kesana!" ujar gue seraya menunjuk ke bagian buku pelajaran. Gue kembali menyeret Aldi.
"Eh bay the way, nggak biasanya lo ke toko buku?" tanya gue ke Aldi.
"Iya, Bunda tadi nyuruh gue beli buku resep masakan." ujarnya seraya memperlihatkan buku resep masakan.
"Oooo..." mulut gue membulat.
Kita kebagian buku pelajaran IPA dan si Askar masih ngikutin gue. Aldi masih memilih-milih buku. Sedangkan gue memilih nyamperin Askar. "Hey, bagian buku IPS bukannya di bagian sana?" tanya gue ke Askar.
"Gue cuman mau mastiin penjahat kelamin nggak ngelancarin aksi berbahayanya."
Apa? Penjahat kelamin? Nggak kebalik tuh. Yang cocok jadi penjahat kelamin itu elo Askar.
Gue tersenyum licik dan berjalan menuju Aldi sambil tetap terus memerhatikan Askar dengan sudut mata gue. Liat bagaimana penjahat kelamin yang lo bilang beraksi Askar.
Gue langsung berdiri di belakang Aldi dan metelakan dagu gue di pundak sebelah kanannya, sedangkan tangan gue sibuk bantuin Aldi milih buku. Kita laksana pasangan gay sekarang, tapi persetan dengan pasangan gay. Yang jelas hati gue puas manas-manasin Askar. Liat tuh Askar udah memerah seperti kepiting rebus dengan sorot mata setajam silet.
Eh tunggu? Ngapai juga gue manas-manasin Askar, diakan bukan siapa-siapa gue. Nah loh, kenapa Askar juga ikutan panas.
"Woi apaan sih lo!" ujar Aldi seraya melirik kearah Askar. "Malu ah diliat sama Askar."
"Ah biarin aja deh tuh orang." ujar gue.
"Iih lo manja banget dah sekarang." Aldi kembali fokus memilih buku.
Gue terkikik.
Dan tiba-tiba Askar udah ada di samping gue, yang sukses buat gue kaget. Diapun mencengkram tangan gue dan langsung menyereret gue hingga sukses hampir membuat kehilangan keseimbangan.
Aldi nampak terkejut, dan dia malah melongo tanpa menolong gue.
Semua orang yang ada di Gramedia memandang heran ke gue yang ditarik-tarik Askar. Termasuk si kasir Gramedia yang nggak nolongin gue pas si penjahat kelamin membayar komik yang dibelinya. Mungkin takut kali ya, lihat muka Askar yang nggak ada manis-manisnya.
"Apaan sih lo! Sakit Askar." teriak gue. Sedangkan Askar tak gentar narik-narik gue walaupun 'semua mata tertuju padamu'.
"Askar! Sakit." teriak gue menepis tangannya, setiba di parkiran. Dia melepas cengramannya. Pergelangan tangan kanan gue terasa sakit oleh ulahnya.
Dia nggak mau memandang gue. Nampak dia lagi menahan marah. Nafasnya juga terengah-engah.
"Kenapa lo bersikap kayak bocah sekarang hah?!" teriak gue. Persetan dengan semua orang yang ada di parkiran gramedia. Toh parkiran juga lagi sepi sekarang.
"Lo aneh! Cowok terabsurd yang gue kenal. Lo pasti suka kayak gini kalau gue dekat sama teman cowok gue, lo sering maksa-maksa gue, lo sering ngatur- ngatur gue. Achhh..!"
Gue ngacak-ngacak rambut gue. Entah kenapa gue jadi nyesal manas-manasi Askar tadi. Tapi gue kembali menatap mata Askar tajam.
"Dan sekarang! Kenapa lo marah ketika gue deket sama Aldi. Mau lo apa sih Ask.."
Mata gue melotot dan nafas gue terhenti.
Askar membekap gue dengan bibirnya.
--- tbc
R~
Hay all!! Gue update lgi. Gue minta maaf banget karena nampaknya gue udah nelantarin nih cerita. Gue nggak bermaksud gtu kok, suer. Entah kenapa gue lagi asik2ny bca cerita d Wattpad, sekaligus suka liat anime2 lama karena ketularan virus seseorang. Kalo ada yang kesal sama Aurora ini, maka salahkanlah si Wattpad yg telah mengalihkan dunia gue.
Sedikit bocoran, mulai part 11 udah ad konflik diantara mereka. Jadi tunggu aja ya... Karena gue jamin endingnya nggak bakalan seaneh ceritanya kok.
Kaya' biasanya gue mohon vote n komentar temen2 smua. Selamat membaca guys n selamat bermalam minggu.
Sunt..
R~
aku mention donh
aku mention donh
mention aku mas
sorry itu komentar yg d atas lelet tadi loadingnya