BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

3600 DETIK [ TAMAT ]

13468944

Comments

  • @freeefujoushi suka sih tp sekarang lebih suka baca ketimbang nonton hehe ya udah di tunggu lanjutannya
  • perasaan gak enak dah klo berhubungan ama pasien yang dijaga ketat di RS th_110_.gif
  • Iya aq doain.
  • Next :((
  • yuuuup...Randy pasti punya cara jinakin Leon :)
    @akina_kenji

    yaaaa mirip, beda pemeran tapi endingnya aku tdk ikut novelnya, tp blm tahu sad/happy msh mikir dulu hehehe :)
    @abong

    makasih Bro, tdk ada sangkutan mamanya leon mama Randy :)...Oke sob nanti q mention
    @soratanz

    iyaaaa bro :)
    @rama_andikaa
  • iyaaa skarang udh jarang nonton korean skarang beralih ke anime....ini mau q ketik :)
    @JimaeVian_Fujo

    jangan gitu sob, q msh blm tahu endingnya sad/happy
    @3ll0
  • oke ini mau aku ketik..makasih doanya :)
    @syafiq
  • Lanjut kak
  • Iya sama2. Yg panjang ya. kn nti mau lebaran ya aq sbuk...
  • ini mau update :)
    @delvaro80

    Iya tenang kok aku rajin update :)
    @syafiq
  • Mksih ya aq tunggu hihihi
  • Sip aq sntiasa like n komen
  • Aaahhh randy gemesin bgt iiihhh
  • PART 4

    Suasana klub di malam hari tampak ramai. Alasan satu-satu nya dia berada di sini adalah karena dia tidak ingin pulang ke rumah dan berhadapan dengan Ayahnya.

    Dinyalakan sebatang rokok untuk melepas ketegangan.
    Leon mencoba segala jenis merek rokok yang ditemuinya, tetapi tidak ada satu pun yang bisa mengobati rasa sakitnya.

    Hati nya nyeri luar biasa. Dia tidak menyangka Ibunya akan setega itu meninggalkannya dengan Ayah. Mulai saat itu, Leon tidak pernah percaya pada siapa pun.

    Tiba-tiba pikirannya melayang pada kejadian siang tadi di toko musik. Ada sesuatu yang aneh pada diri Randy yang tidak dimengerti oleh Leon.

    Dilangkahkan kakinya menuju lantai dansa. Selama satu jam dia bergoyang tanpa henti.

    Setelah puas Leon kembali ke tempat duduknya.

    Seorang Wanita dengan pakaian seksi menghampirinya.

    “Hai!” katanya. “Goyanganmu boleh juga.” Kata Wanita itu sambil tersenyum manis.

    Si Wanita seksi duduk di sebelah Leon. “Mau ikut jalan-jalan denganku?”

    “Tidak!” jawab Leon ketus.

    Si Wanita itu tersenyum menggoda. “Ayolah!” kata nya.

    Tangan Wanita itu memegang paha Leon . “Kau pasti tidak akan menyesal!”

    Leon menatap Wanita itu dengan tatapan tajam. “Lepaskan tanganmu!”

    Wanita tersebut malah menggenggam Paha Leon semakit erat. “Oh! Kau mau sok jual mahal! Tidak apa-apa, aku suka kok cowok yang bersikap dingin kepadaku!”

    “Aku bilang jangan sentuh pahaku, PELACURRR!!!!” teriaknya pada Wanita itu. Wanita itu kaget mendengar teriakan Leon.

    Leon pun menarik tangan Wanita itu dari Pahanya itu lalu berdiri.

    Leon keluar dari klub itu. Ketika melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

    ***
    Ketika sampai di rumah, orang yang tidak ingin ia temui sedang menunggunya di ruang tamu.

    “Dari mana saja kau?” teriak Ayah Leon. Leon tidak menjawab.

    “Apa itu?” tanya Ayah. “Kau menindik hidungmu?!”

    “Ya!” kata Leon. “Keren, kan?”

    “Ayah mau kau melepaskan anting-anting itu sekarang juga!” Teriak Ayah Leon.

    Leon tertawa sinis. “Yeah! Aku juga mau Ibu berada di sini! Tapi kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan?”

    Leon berlari ke lantai atas ke kamarnya.

    “Leon!” teriak Ayah sambil menyusul Leon.

    Leon masuk ke kemar nya dan mengunci nya.

    “Leon! Buka pintu nya! Ayah belum selesai berbicara!”

    Ayahnya menggedor-gedor pintu kamar Leon.

    “Tapi aku sudah selesai bicara!” balas Leon.

    Ia melihat foto keluarga nya di depannya.Dibantingnya foto tersebut ke arah pintu sampai pecah berantakan. “Pergi!!” teriak nya. “Jangan ganggu aku lagi!”

    Seketika itu juga suara gedoran berhenti.

    Leon naik ke tempat tidur dan tertidur tak berapa lama kemudian.

    ***

    Leon membuka mata nya perlahan. Mentari sudah terang menyilaukan. Dilihatnya jam dinding. Jam sepuluh lebih lima belas menit.

    Sekolah sudah mulai beberapa jam yang lalu. Leon bangkit dari tempat tidur nya. Selesai mandi ia mengenakan baju seragamnya.

    Ketika Leon tiba di sekolahnya gerbang sekolah sudah ditutup. Dia memanjat gerbang sekolah tersebut.

    Setelah kaki Leon menyentuh lapangan sekolah, seorang satpam menghampirinya.

    “Selamat pagi!” kata si satpam. “Apakah kau tidak tahu jika gerbang sudah ditutup, para siswa dilarang memasuki sekolah tanpa seizin guru?”

    “Saya tahu kok!” kata Leon. “Pertama-tama Bapak akan menanyakan nama saya, lalu melaporkan saya pada guru piket hari ini, kemudian guru tersebut akan menentukan hukuman untuk saya.”

    Si bapak satpam mengerutkan kening mendengar jawaban Leon.

    “Tunggu dulu!” kata Pak Satpam mengenali. “Kau murid baru itu, bukan? Baru masuk kemarin?”

    Leon mengangguk. “Begini saja, Pak, bagaimana kalau Bapak pura-pura tidak tahu tentang pelanggaran saya ini? Sebetul nya saya tidak keberatan kalau saya dihukum. Malah itu lebih baik. Tapi perut saya sangat lapar saat ini, jadi saya tidak punya waktu untuk berbasa-basi lagi.”

    “Baiklah!” kata nya menyerah. “Karena kau masih murid baru di sekolah ini, Bapak akan mengabaikan pelanggaranmu kali ini. Tapi lain waktu kau tidak boleh melakukan nya lagi.”

    Leon pun tersenyum. “Saya yakin akan melakukan hal ini lagi kapan-kapan. Saat itu Bapak boleh melaporkan saya pada para guru. Saya tidak keberatan sama sekali!”

    Leon berlari meninggalkan pak satpam.

    Leon berlari ke arah kantin. Dia duduk di bangku kantin sambil menikmati makanannya. Setelah selesai dia berjalan-jalan mengelilingi sekolah. Langkahnya terhenti saat melihat cowok mungil yang bernama Randy yang duduk di bangku taman sekolah.

    Dilihat nya teman-teman sekelas cowok itu sedang berolahraga. Leon berjalan mendekati Randy lalu duduk di sebelah nya.

    “Wah! Rupa nya si anak teladan bisa bolos pelajaran juga!” Kata Leon sambil tersenyum sinis.

    Randy menoleh ke arah Leon.

    “Kau memang cowok aneh! Tidak mau bicara lagi?” tanya Leon. “Bagaimana kalau aku beritahu Pak Guru kau bolos pelajaran olahraga?”

    Kali ini Randy menatap mata Leon . “Bukankah kau juga bolos?”

    Leon tertawa. “Ya! Itu maksudku! Apakah sebaik nya kita memberitahu Pak Guru kalu kita berdua membolos? Aku jadi penasaran hukuman apa yang akan diberikan oleh mereka!”

    “Aku tidak tahu!” kata Randy . “Aku belum pernah dihukum!”

    Leon menggeleng-geleng. “Ya! Aku yakin begitu!

    "Kau tidak pernah melakukan kesalahan maka nya tidak pernah dihukum. Apakah kau tidak bosan menjadi anak teladan terus-menerus? Cobalah sekali-sekali menjadi anak nakal dan melihat betapa kreatif nya para guru membuat hukuman!”

    “Kreatif?” tanya Randy bingung.

    “Dari lari keliling lapangan, mengecat meja sekolah, menulis ‘aku tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi’ di atas seratus lembar kertas, membereskan buku perpustakaan, sampai membersihkan WC!” jawab Leon dengan nada semangat.

    Randy tertawa. “Dan kau merasakan semua nya?”

    Leon menggeleng. “Tidak! Aku bilang melihat, bukan merasakan! Aku sudah keburu drop out sebelum hukuman itu dilaksanakan!”

    “Kenapa aku tidak terkejut mendengar nya?” bisik Randy perlahan.

    Tangan Leon mengeluarkan sebatang rokok dan pemantik api. Leon menyelipkan rokok di bibirnya.

    Randy menatap nya. “Tolong jangan merokok!”

    Leon tertawa pendek. “Kenapa? Mau menasihatiku kalau merokok tidak bagus buat kesehatanku?”

    Randy menggeleng. “Tidak! Sebenar nya justru tidak bagus buat kesehatanku!”

    “Apa maksudmu?” tanya Leon bingung.

    “Aku sakit!” jelas Randy.

    “Sakit?” tanya Leon lagi.

    Randy mengangguk. “Aku tidak membolos pelajaran olahraga. Aku memang tidak bisa mengikutinya.”

    “Memang nya kau sakit apa?” tanya Leon. “Flu, sakit perut, demam, atau apa?”

    Randy menatap Leon dengan serius. “Aku punya kelainan jantung sejak lahir!”

    Untuk sesaat Leon tidak sanggup berkata-kata

    BERSAMBUNG

    JANGAN LUPA BERIKAN LIKE DAN KOMENTAR BANYAK YA :)

Sign In or Register to comment.