It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku mendapat pesan Line itu saat sedang sibuk dengan laporanku di tempat kerja. Aku kaget mendengar kabar tante Rowina dirawat. Dan aku langsung membalas pesan itu.
[sakit apa? Dirawat dmn?]
[medistra ping, km mau ksni?]
[iya!]
[makasih ya ping]
Istirahat siang aku langsung berangkat menuju rumah sakit Medistra yang jaraknya tak begitu jauh dari kantorku. Aku memutuskan menggunakan taksi karena selain lebih praktis, aku malas mengeluarkan mobilku dari parkiran karena nanti takut tak kebagian parkir ketika aku kembali. Sampai disana, aku langsung menuju ruang perawatan tante Rowina sesuai petunjuk yang diberikan rumah sakit. Kulihat Ronald sedang menunggui tante Rowina yang kini sedang tertidur pulas. Melihat kedatanganku, Ronald langsung beranjak dari sofanya dan segera memelukku.
"makasih ya ping udah mau dateng, mama lg tidur, mau aku bangunin?"
"eh nggak usah Al, biarin aja tidur, kasian klo dibangunin, anyway tante knp Al?
"tadi pagi mama ngeluh dadanya sakit trus katanya sesak nafas, yaudah lsg aku bawa kesini!"
"ya ampun, trus gmn skrg?"
"udh agak baikan sih ping, dokter jg udh kasih penanganan medis yg baik buat mama!"
Aku hanya mengangguk-angguk dan entah karena obrolan kita, tante Rowina terbangun dan aku segera menghampirinya.
"siang tante, gimana kondisinya udh enakan?" tante Rowina hanya mengangguk kemudian tersenyum.
"km apa kabar vin? Tante udh lama bgt gak ktmu km, km gak kangen ama tante?"
"kangen bgt tante, cuma belakangan ini sibuk bgt tante, kmrn aja baru balik dr Korea setahun ditugasin dsna!"
"km jgn terlalu sibuk sama kerjaan, ntr susah dapet jodoh!" aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan tante Rowina itu.
"iya tante,"
"kpn km mau main ke rumah, tante kangen masak bareng km lg!"
"iya tante, secepatnya ya, pokoknya tante cepet sembuh aja dlu, klo udh sehat psti aku mau masak bareng lg, aku jg kangen masak bareng tante!"
"janji yaa..?"
"iya pasti tante, makanya tante cepet sembuh biar bisa cepet masak bareng lg!" Tante Rowina hanya mengangguk lemah.
"oh iya tante, aku gak bisa lama2, soalnya nyuri2 jam istirahat kantor nih, tp abis pulang kerja nnti aku ksni lg!"
"km ksni naik apa vin?"
"naik taksi tante!"
"oh klo gt biar Ronald anterin km ke kantor ya!"
"eh, gausah tante, aku bisa naik taksi kok, lagian siapa yang mau jagain tante dsni nnti klo Ronald pergi!" ujarku tak enak.
"gpp, tante bisa panggil susternya buat jagain tante. Al km anterin Calvin ke kantornya ya!" akupun tak dapat membantah lagi setelah tante Rowina menyuruh Ronald mengantarku sampai kantor dan ia menyanggupi. Masalah buatku adalah mungkin ini kali pertama aku akan berada dalam kondisi hanya berdua dengan Ronald dalam waktu yang lumayan lama setelah semua hal yang pernah kita lalui dan coba aku kubur dalam-dalam dan seolah kuburan itu dibongkar kembali tanpa siapapun bertanggungjawab menutupnya kembali.
"km udh lunch, ping?"
"hmm.. Belum sih, td pas msk jam lunch lsg berangkat ke rumah sakit!" jawabku singkat tanpa menatapnya.
"mau lunch dlu? Kbtulan dkt sini ada resto Italy yg enak bgt, km msi suka italian food kan?" tanyanya pelan.
"Hmm.. Km masih inget ternyata haha.. Kayaknya aku makan di kantin aja deh Al, udh mepet bgt jam makan siang aku bentar lg abis, lagian km jg hrs balik lg ke RS kan jagain mama!" jawabku seraya memandang matanya untuk pertama kalinya sejak keluar parkiran RS dan ia hanya mengangguk pelan.
"iyadeh klo gt, tp kpn2 mau ya klo diajak lunch atau dinner bareng?" ajaknya lagi.
Tak berapa lama mobil Ronald sudah masuk ke daerah sekitar gedung tempat kerjaku dan aku lantas menjawab ajakannya.
"Duh jgn deh, ntr ada yg marah klo aku jln ama pacar orang, aku masuk ya Al, makasih udh anterin!"
Aku lantas buru-buru masuk gedungku tanpa mendengar kembali respon apa yang diberikannya atas penolakanku itu. Di ruang kerjaku, aku berusaha untuk konsenterasi menyelesaikan laporan pertemuan dan aku tak mau apapun menggangguku saat ini termasuk apa yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu.
Sampai disana hanya ada Ronald yang sedang menyuapi mamanya makan dan kita berdua segera mendekatinya.
"malam tante, sorry ganggu wktu makan malamnya, ini ada sedikit dr aku sama temenku!" sapaku seraya menyrahkan bungkusan kepada Ronald dan ia dengan sigap menerimanya.
"tante kenalin ini tmn aku, Melitha, dia kerja satu gedung sama aku tapi beda lantai!" Melitha menyalami tante Rowina yang dibalas dengan senyum lemahnya.
"km udh makan vin?"
"eh, blm tante, nnti aku makan bareng Melitha aja diluar!"
"km janji ya klo nnti tante udh sehat, km dtg kerumah trus masak bareng, Melitha jg ya!"
"iya tante, Melitha mah gak bisa masak, tp pacarnya yg jago masak!"
Akhirnya kita semua terlibat dalam obrolan seru dan sudah beberapa kali kutangkap dengan mataku, Ronald memandangku lekat-lekat sebelum ia mengalihkan pandangannya ketika aku memandangnya balik. Setelah beberapa lama, kita berdua pamit. Awalnya tante Rowina menyuruh Ronald mengantarku namun karena aku sudah bawa mobil sendiri dan sedang bersama Melitha maka niat itu dibatalkan.
Sampai didalam mobil, barulah Melitha menanyakan tentang janjiku dengan tante Rowina.
"lo serius ping mau kerumah Ronald lg? Yakin?" tanyanya tak percaya.
"ya mau gmn lg mel, gw udh kepalang janji, lagian mamanya Ronald jg minta gw trus buat kesana, masa iya gw tolak!"
"nah trus gmn? Apa perlu gw temenin lg?"
"keknya gausah deh mel, gw takut lo bosen dsna, pokoknya tenang aja, gw inget kok ama pesan lo buat gak jd keset kaki yg 'welcome' sama org yg udh nginjek2 gw!"
"bagus deh klo gt, jd gw gak was2, tp gw mau kasih tau satu hal penting nih ping!" ujarnya dengan mimik muka serius.
"GUE LAPEEEERR, CEPET CARI MAKANAN SBLM TANGAN LO GW CEMILIN!"
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat gilaku yang satu ini.
Tante Rowina menyuruh Ronald untuk menjemputku di rumah. Awalnya aku menolak namun karena ini adalah acaranya, ia tidak ingin merepotkanku dan akhirnya Ronald diperintahkan untuk menjemput dan mengantarku pulang nanti. Aku bingung, mengapa Ronald dengan senang hati menerima perintah itu. Apakah dia tidak takut jika pacarnya tau, ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan mantannya sendiri. Apakah pacarnya tak akan cemburu jika aku bertemu lagi dengannya. Entahlah.
Pagi ini, Ronald datang menjemputku. Setelah kupersilakan masuk, ia langsung dengan cepat akrab dengan Louise, anjingku yang memang pemberian darinya. Ronald juga sempat berbincang sebentar dengan kedua orangtuaku sementara aku bersiap dikamarku. Setelah aku selesai bersiap, aku berpamitan dengan papa dan mama dan langsung berangkat menuju rumah Ronald. Dia tampil sangat rapi pagi ini, seolah ia sedang ingin mengimpresiku dengan penampilannya. Aku seperti memutar kembali kenanganku dengannya dimana hampir setiap akhir pekan, hal seperti ini selalu kami lakukan. Ronald menjemputku dirumah dan kita pergi menghabiskan akhir pekan berdua. Tapi itu dulu, jauh sebelum apa yang sudah kita bangun selama beberapa tahun itu runtuh oleh pengkhianatan. Dan rasanya aku ingin menangis mengingat semuanya. Tak bisa kupungkiri apa yang sudah kita berdua lalu selama lebih dari tiga tahun memang masih meninggalkan kenangan yang tercetak jelas di memoriku.
"Hmm.. Km gak papa kan ping?"
"Eh, iya gpp kok, cuma masih agak ngantuk sedikit," jawabku berbohong.
"maaf ya karena permintaan mama, km jd hrs jauh2 ke rumah aku!"
"gpp kok, lagian aku udh janji ama mama km buat dtg, gaenak klo gak ditepatin!"
"yauda klo gt, km tiduran aja deh klo msi ngantuk!" aku hanya mengangguk pelan dan lantas merendahkan jok mobil agar aku bisa sedikit menyandar.
Aku memejamkan mataku dan berusaha menghilangkan perasaan emosional yang berkecamuk dihatiku. Aku hampir sedikit terlelap ketika sebuah tangan menyentuh pelan keningku dan kemudian mengelusnya dengan lembut. Ada perasaan lain yang berkecamuk dalam hatiku saat ini dan aku tak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah aku harus senang atau justru marah atas perlakuannya padaku saat ini. Entahlah.
Tak terasa sore menjelang. Setelah menyelesaikan acara memasak dan langsung kita santap bertiga. Aku akhirnya pamit pulang dan tante Rowina menyuruh Ronald mengantarku pulang sesuai kesepakatan sebelumnya. Setelah pamit dengan tante Rowina, akhirnya aku diantar pulang oleh Ronald. Baru keluar dari wilayah sekitar rumah Ronald, kita sudah dikepung oleh kemacetan dan mau tak mau kita harus menunggu hingga arus lalu lintas terurai.
"gmn capek ya?" tanyanya seraya tangan Ronald dengan refleks mengelus lembut rambutku namun ia langsung menyadari dan refleks menarik tangannya kembali. Hal yang selalu ia lakukan saat kita berdua di dalam mobil dan aku yakin ia tidak sengaja melakukannya. Aku hanya bisa bersikap kaku dan diam tanpa berkata apa-apa dan aku berusaha mengalihkan ke hal lain.
"gmn kabar usaha2 km dsni Al? Lancar2 aja kan?" tanyaku.
"lumayanlah ping, resto masih jln seperti biasanya, cuma barber udh nggak!"
"maksudnya? Kok bisa gt?"
"iya kmrn aku sempet mau tutup barber krn gak bgtu berkembang, tp akhirnya di take over sama tmn aku sendiri, sekalian diubah konsepnya, jd ada barber plus salon, jd dilebarin dan konsepnya dibikin menarik dan aku masih bantu sdikit2!"
Aku hanya mengangguk tanda mengerti.
"km mau mampir ke resto? Sekalian nunggu macetnya reda, kebetulan kan gak jauh dari sini jg, gmn?"
Aku berpikir tak ada salahnya untuk mampir sebentar sekedar melihat kembali tempat usaha kita berdua dulu. Mobilpun melaju menuju salah satu ruko yang memang banyak restoran dibangun disana. Sampai disana, Ronald langsung menuju ruangannya dan aku melangkah menuju dapur dan menyapa chef dan pelayan disana. Sudah ada sedikit perubahan di resto ini, area makan dibuat lebih lebar dan warna cat temboknya sudah berubah sejak terakhir kali aku kesini. Aku berbincang sebentar dengan beberapa juru masak dan tak lama Ronald ikut nimbrung dan memesan beberapa menu baru di resto ini untuk kucicipi.
"Rasanya kyk udh lama bgt ya Al, udh byk yg berubah sama resto ini," ujarku sambil menyeruput es jeruk yang disediakan.
"abis ini km mau kmna? Biar sekalian aku yg temenin!" tanyanya.
"hmm.. Kyknya lsg pulang aja deh Al, aku besok pagi kan kerja!"
"oh gt yaudah yuk, mumpung jalanan udh gak bgtu macet!"
Kita berdua akhirnya meninggalkan restoran dan bergerak pulang menuju rumahku.
Di sepanjang perjalanan, Ronald lebih banyak bercerita tentang apa yang sudah terjadi selama kita berpisah dan aku hanya sekedar menyimak. Ia tak menyinggung soal pacarnya sama sekali hingga akhirnya rasa penasaranku membuatku melontarkan pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan.
"hmm.. Anyway klo kita jalan gini apa pacar km gak masalah ya? Aku takutnya dia gak suka km jalan ama mantannya sendiri, ya tau sendiri lah, kita kan jg udh gak ada hubungan apa2 lg!"
"sbnrnya aku gak mau bahas ini sih, tp ya aku udh single hampir setahun belakangan!"
Aku tak ingin melanjutkan lagi ke pertanyaan selanjutnya karena aku juga tak ingin membahasnya.
"eh aku berenti di dpn aja deh kbtulan ada Hero tuh, aku mau beli roti buat sarapan papa mama besok! Ntr pulangnya aku bisa naik taksi!"
"loh gausah naik taksi lah, biar aku temenin!"
"gpp?" tanyaku. Ronald hanya mengangguk dan sejurus kemudian mobil sudah berada di parkiran. Kegiatan belanja merupakan salah satu aktivitas yang kusukai selain memasak. Dulu, sebelum aku bermasalah dengan Ronald, kita berdua sering sekali pergi belanja berdua, mencari bahan masakan dan aku yang membuatnya. Kenangan itu kembali terulang saat ini, namun dalam kondisi dan situasi yang sangat jauh berbeda dari sebelumnya.
tp menanti laamaa
tp menanti laamaa
Makasih seretanya bro
Seneng deh punya sahabat kek Melitha
Calvin beruntung punya sahabat kayak melitha...
Tapi apa ini nanti ujung2nya calvin balik lagi sama ronald..dan melepaskan fadly yang cinta sama dia karena alasan ldr ato dia masih mencintai ronald...??
Apa fadly berubah jadi jahat juga...penasaran aku...
*maap ya ts atas komenanku, reader baru udah marah sama ronald* karena aku teringat cerita2 yang pernah ku baca nih...jangan marah yo hee ^^
Oh ya mention aku juga ya...
Calvin beruntung punya sahabat kayak melitha...
Tapi apa ini nanti ujung2nya calvin balik lagi sama ronald..dan melepaskan fadly yang cinta sama dia karena alasan ldr ato dia masih mencintai ronald...??
Apa fadly berubah jadi jahat juga...penasaran aku...
*maap ya ts atas komenanku, reader baru udah marah sama ronald* karena aku teringat cerita2 yang pernah ku baca nih...jangan marah yo hee ^^
Oh ya mention aku juga ya...