It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku melihatnya sedang membasuh wajah seolah ia ingin mendinginkan keresahannya. Matanya berhasil memangkap kehadiran dan dengan cepat ia ingin menjauh dariku tapi semua tak akan mudah kali ini untuknya.
Aku menarik lengan kemejanya dan cepat pikiranku mendarat denga keras di wajahny. Kulihat dia hanya terdiam tanpa mau membalas atau mengabaikan. Dia hanya menatapku dengan tatapan tajamnya. Aku mebalas tatapannya.
Seolah mata itu mampu bicara leb8h banyak dari bibirnya dan aku tak mengerti.
Sebisa mungki Ku sunggingkan senyum terbaik yang aku miliki hanya demi kembali menjaga harga diri yang sudah tumpah ruah. Kulihat mata kelam itu masih menatap hampa kearahku, seperti ada sesuatu yang coba ia sembunyikan tapi aku sudah tidak peduli karena hatiku sudah hancur olehnya.
"Baiklah. Akan ku lakukan seperti yang kau katakan" Ya tuhan rasanya aku mulai membenci caraku yang tak bisa mengendalikan suaraku sendiri.
Aku berbalik berjalan meninggalkannya, meninggalkan sosok yang seolah mampu meremukkan segala hal yang ada di dalam diriku tentang dirinya.
"Zi," jangan menyakitiku lagi dengan memanggil namaku seolah hanya dia yang mampu merapal nama itu dengan merdunya. Aku terdiam hanya untuk mendengar kesakitan yang mungkin akan terlontar di bibirnya. "Semua akan baik-baik saja." Tentu semua akan selalu baik-baik saja untukmu tapi bagiku kehilanganmu mungkin adalah akhir dari dunia dan ku harap selamanya kamu tak akan pernah tahu kalau aku terlalu menggilaimu.
Aku berjalan pergi meninggalkannya tanpa mau susah payah untuk menjawab kata yang ia lontarkan.
"Kamu sungguh denger cerit aku kan Win?" Tanyaku sedikit ragu dengan pendengaran Erwin saat ini tapi yang kulihat dia mengangguk dengan mantap tanpa ada keraguan sedikitpun jadi apa maksud di balik pertanyaan tak bermutu itu yang memang sudah jelas jawabannya.
"Aku hanya tidak mau kamu menyesal nantinya karena kamu tidak peka pada masalah yang sedang kamu hadapi." Aku hanya memijat pelipisku tak terlalu ingin menanggapi kata Erwin dengan sejuta arti tersebut.