It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
~ author pov ~
Mega masih menangis dipelukan Hanhan. Tubuhnya masih terbalut taplak meja. Jemmy hanya bersandar di pintu masuk sambil memperhatikan keduanya.
"Nggak apa-apa. Udah jangan nangis lagi," bujuk Hanhan.
"Aku malu banget Han. Tiba-tiba aja bajuku copot di atas panggung. Aku malu banget."
"Udah nggak apa-apa namanya juga kecelakaan kan."
Mega melepas pelukannya. Dia menatap Hanhan dengan mata yang sembab.
"Ini...ini bukan kecelakaan Han. Mereka sengaja. Mereka...mereka sengaja. Mereka nggak suka aku pacaran sama kamu. Mereka iri sama aku."
Hanhan tersenyum sebelum kembali memeluk Mega.
"Jangan menuduh sembarangan. Nggak baik lo."
Mega kembali melepaskan pelukannya. Kini Mega berjalan mendekati Jemmy lalu mengambil pakaiannya yang daritadi dibawa Jemmy.
"Ini buktinya Han. Aku nggak sembarangan nuduh" kata Mega putus asa, "bajuku digunting disini jadi dibagian dadaku agak longgar. Aku cuma memakai satu peniti kecil untuk menahannya Han. Nggak ada waktu buat menjahitnya."
Hanhan terdiam melihat pakaian Mega.
"Mereka sudah lama ngerjain aku. Sejak aku pacaran sama kamu, mereka mulai ngerjain aku. Mereka membicarakanku di depanku. Mengataiku jelek, nggak punya malu, nggak ngaca, nggak tau diri. Mereka juga bilang kalau aku pasti ngobral tubuhku ke kamu biar kamu mau pacaran sama aku."
"Apaan tuh," dengus Hanhan kesal.
Mega kembali menangis.
"Kenapa kamu nggak bilang dari dulu sih Ga? Siapa mereka? Biar..."
Mega kembali menatap Hanhan.
"Nggak perlu. Kalau kamu ikut campur, mereka pasti lebih kasar sama aku. Toh kata-kata mereka ada benernya juga. Kamu memang nggak pernah sayang sama aku. Kita pacaran juga karena kamu lagi jomblo kan. Aku sadar diri kok Han."
Hanhan menggenggam tangan Mega lalu mengecup punggung tangan itu.
"Aku ini pacarmu. Tentu saja aku sayang sama kamu."
"Aku mau beli minum dulu buat Mega."
"AH....Jem!!"
Jemmy tersenyum hambar sebelum beranjak pergi. Jemmy berjalan dan terus berjalan. Langkah kakinya tidak membawanya ke kantin. Dia berjalan menuju perpustakaan yang terlihat kosong.
BUUUUUGG...
Cowok itu tiba-tiba saja memukul dinding yang dia lewati.
Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu
T'lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T'lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
Bila saja kau di sisiku
'Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu
Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu....
T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
~ Jemmy Pov ~
Sudah seminggu sejak pensi sekolahku, aku kembali membisu. Begitu juga dengan Hanhan. Entah bagaimana kami menyetujui sesuatu tanpa mengatakan apapun. Aku punya asalan tersendiri menjauh darinya, mungkin dia juga sama. Mega, mungkin cewek itulah yang menjadi alasan Hanhan untuk menjauhiku. Bagaimanapun juga keputusan Hanhan itu sudah tepat.
Aku merogoh bantalku untuk mencari hp. Menekan sederet nomor untuk aku telfon.
'Hallo Jemmy,' suara sapaan yang khas.
Aku terkekeh biarpun tidak ada yang lucu.
'Jem??'
"Leeeooooo..." Aku menutup kedua mataku dengan lenganku.
Mataku panas. Wajahku juga.
'Kenapa Jem?? Ada masalah??'
"Nggak...Nggak ada apa-apa. Aku cuma ngerasa kesepian aja."
'Kamu lagi galau ya haha... Kamu dimana sekarang? Apa aku perlu kesana?'
"Nggak. Nggak usah. Temenin aku aja. Atau kamu lagi sibuk??"
'Nggak sibuk kok. Sekarang aku lagi makan nih.'
"Emm..."
"..."
"..."
"..."
Akhirnya kami cuma terdiam. Aku nggak ngomong begitu juga dengan Leo. Dia tau kalau aku nggak mau sendirian, dia juga pasti tau kalau aku lagi nggak pengen ngomong apa-apa. Aku bisa mendengar suara kendaraan dan orang yang berbicara di ujung telfon.
"Kamu makan dimana sih??" tanyaku penasaran, "rame banget."
Aku bisa mendengar Leo tertawa.
'Lagi makan sate di pusat kota.'
Ah itu sate langgananku.
"Yo.."
'Hmm...?'
"Sorry."
'Buat??'
"Aku sudah tau semuanya."
'Maksudnya?? Kamu itu ngomong apa sih?? Aku kok ngerti.'
Aku menghela nafas.
"Sorry. Aku sudah tau kalau kamu nggak pecaran sama Yossi."
'...'
"Yossi udah cerita semuanya. Kalian nggak pernah pacaran. Dan kejadian itu bukan salahmu."
'...'
"Kenapa sih kamu diem aja? Kenapa kamu nggak njelasin apapun?"
'Buat apa? Nggak penting juga kan buat kamu?!'
Kali ini aku yang terdiam. Memoriku dipaksa mundur kebelakang. Kedua tahun yang lalu. Aku mengenal Hanhan saat MOS. Saat itu dia disuruh maju kedepan dan dihukum dengan alasan konyol. Karena dia terlalu cakep. Dia dikerjain habis-habisan. Dia disuruh ngerayu salah satu kakak kelas. Dia juga di suruh menyanyi bintang kecil tapi dengan huruf yang diganti a semua. Tapi saat itu aku belum suka sama dia. Aku suka sama Hanhan saat dia main basket.
tut..tut..tut..
Lhoh...
Aku melihat layar hp ku. Telfon ku terputus. Tapi sedetik kemudian Leo balik menelfonku.
"Kok putus??"
Leo terkekeh.
'Kepencet hahaha...'
"..."
'...'
"..."
'Aku minta maaf karena aku nggak pernah jujur sama kamu. Saat itu...'
"Nggak kok. Kamu nggak salah. Aku yang salah. Aku sebenernya udah tau kalau kamu nggak mungkin selingkuh."
'...'
"Waktu itu aku nggak punya alasan buat mutusin kamu karena kamu memang pacar yang baik dan...saat aku melihat Yossi akhirnya aku punya alasan buat mutusin kamu."
Leo terkekeh.
'Jahatnyaaaa...'
Aku tersenyum.
"Tapi yang aku nggak tau kenapa kamu diem aja dulu? Kenapa kamu nggak membela diri atau..."
'Karena aku tau kamu suka sama orang lain. Aku nggak mungkin mutusin kamu karena memang aku nggak mau. Aku cuma bisa nerima kalau kamu yang mutusin aku.'
"..."
'Sampai saat ini perasaanku masih sama. Nggak pernah berubah. Yang ada aku makin sayang sama kamu.'
Aku menelan ludah.
Rasa bersalah kembali menelanku hidup-hidup.
"Sorry."
~ Cerita tambahan =kegalauan Ronni= ~
Aku berdiri lebih lama di salah satu rak buku yang berisi buku-buku komputer. Ini salah satu toko buku langgananku. Memangnya ada berapa lagi toko buku di kota ini?? Ini kota kecil, jadi aku sedikit ah...aku benar-benar kesulitan mencari toko buku setiap membeli komik. Mungkin novel dan komik yang mau aku beli masih bisa di terima, tapi....
Aku melihat lagi rak buku yang ada di sebelahku. Sepi. Aku langsung berjalan kesana. Mengambil salah satu novel yang sudah lama aku incar daritadi, bukan aku yang menginginkannya sih. Tapi aku sudah mengincar novel ini dari setengah jam yang lalu. Menunggu tempat ini sepi dulu.
"Ck," decakku kesal saat melihat siapa yang menjaga kasir.
Cewek itu langsung terus memperhatikanku. Aku nggak tau kenapa mereka, cewek-cewek itu suka melihatku seperti itu. Kata Hanhan karena aku macho, tapi lihat saja kalau aku kembali gendut, apa mereka masih melihatku dengan tatapan seperti itu? Aku sih nggak yakin.
Aku menyodorkan novel-novel dan komik-komik itu. Nggak butuh waktu lama raut wajahnya berubah. Oh jelas...
Aku langsung melempar pandanganku kearah lain saat cewek itu menatapku. Aku tahu apa yang dipikirkannya. Dan aku tidak mau melihat sesuatu yang jelas terpancar di wajahnya. Aku bersumpah, kalau aku nggak punya hutang sama Ita, aku sudah menolak untuk membeli semua ini. Lain kali aku suruh dia beli online saja.
"To...totalnya enam ratus empat puluh lima ribu."
Aku langsung menyodorkan uang ke arahnya.
"Ini kembaliannya, terima kasih."
Belum sampai aku menerima belanjaanku, dari belakang ada yang memeluk leherku. Sebuah seringaian muncul dari pemilik tangan ramping ini.
Ini semakin membuat posisiku sulit.
"Udah? Pulang sekarang? Mau makan apa?? Aku coba masakin kesukaanmu deh," Hanhan memamerkan buku resep ditangannya, "tambah ini ya mbak."
Anak itu tersenyum pada cewek penjaga kasir. Aku menghela nafas panjang saat melihat cewek itu menahan senyumnya. Sudah jelas kalau dia berpikiran macam-macam. Komik dan novel berbau gay, ditemani Hanhan yang.... yah...manis?? Cakep?? Sudah berapa kali kami dikira pasangan homo??? ha....ha....ha.................
Ya ampun.
horrrreee
Ckk.. penasaran...
Jangan lpa mention ya next update